Menuju Bukit Ivi: Antusias, Pertemuan dengan Teman, dan Kenangan Romantis

Setelah bersiap untuk pergi ke Bukit Ivi, Nacht tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia memandang Violet dengan antusias dan berkata, "Ayoo cepat, Violet, aku sudah tidak sabar lagi."

Violet tersenyum melihat semangat Nacht, lalu mengikuti langkahnya ke pintu keluar rumah. Cahaya matahari pagi mulai menyinari halaman rumah mereka, memancarkan kehangatan dan keceriaan yang mempesona. Angin sepoi-sepoi pagi membawa aroma bunga-bunga segar, membuat udara terasa menyegarkan dan membangkitkan semangat petualangan.

***

Nacht membuka pintu dengan hati-hati, dan sinar matahari langsung menyambut mereka, menghadirkan panorama alam yang indah. Langit biru cerah memancarkan sinarnya, sementara pepohonan di sekitar rumah mereka bergoyang pelan oleh angin pagi. Di kejauhan, Bukit Ivi terlihat megah dengan hijaunya hamparan pepohonan dan bunga-bunga yang bermekaran.

"Hari yang cerah, ya," kata Violet sambil menghirup udara segar, matanya terpesona oleh keindahan alam di depan mereka. Dia mengenakan pakaian berwarna cerah, seperti dress berwarna kuning cerah yang mencerminkan sinar matahari pagi, cocok untuk menikmati cuaca yang cerah di luar ruangan. Sementara Nacht mengenakan pakaian yang lebih santai dengan celana pendek biru dan kaos putih, memberinya tampilan yang segar dan rileks.

"Mari kita berangkat," seru Nacht, matanya berbinar penuh semangat petualangan. "Ayo kita jelajahi keindahan Bukit Ivi bersama-sama." Violet tersenyum setuju, merasa beruntung bisa menjelajahi alam dengan teman seperti Nacht. Mereka berdua melangkah keluar rumah dengan semangat yang membara, siap untuk petualangan yang menanti mereka.

***

Langkah pertama mereka menuju Bukit Ivi penuh semangat, dan saat mereka berjalan, Violet tiba-tiba mengingat sesuatu. "Oh ya, kita harus menjemput temanku," ucapnya dengan antusias.

Nacht mengangguk setuju. "Tentu saja, tidak masalah. Ayo kita jemput temanmu itu sebelum melanjutkan perjalanan ke Bukit Ivi."

Mereka berdua melanjutkan langkah mereka dengan penuh semangat, menuju rumah teman Violet untuk menjemputnya sebelum melanjutkan petualangan mereka ke Bukit Ivi.

Di perjalanan menuju rumah temannya, Violet membagikan cerita tentang Bukit Ivi kepada Nacht. "Nenekku sering bercerita tentang Bukit Ivi," ujarnya dengan penuh semangat. "Dia selalu menggambarkan keindahan alamnya yang menakjubkan, dengan pepohonan hijau yang menjulang tinggi dan air terjun yang mempesona."

Nacht mendengarkan dengan penuh perhatian, menyerap setiap kata yang diucapkan Violet. "Terdengar menarik," katanya dengan senyum. "Aku tidak sabar untuk melihat semua keajaiban yang ada di Bukit Ivi."

Violet tersenyum puas, senang bisa berbagi cerita tentang tempat yang sangat dia cintai dengan Nacht. Mereka berdua terus melangkah dengan semangat, menantikan petualangan yang akan mereka alami bersama di Bukit Ivi.

***

Setelah sampai di rumah temannya, Violet memandang ke depan dengan serius sebelum sedikit menundukkan kepalanya. "Kau harus bersikap sopan, Nacht," bisiknya pelan kepada Nacht. Kemudian, dia mengetuk pintu dengan lembut. Saat pintu terbuka, temannya, Shina, muncul di baliknya.

Shina, seorang wanita muda berambut panjang berwarna hitam gelap, mengenakan blus putih dengan rok panjang berwarna biru tua. Wajahnya berseri-seri saat dia menyambut Violet dan Nacht dengan ramah.

Di belakang Shina, seorang anak kecil seumuran dengan Nacht berdiri dengan malu-malu. Anak itu, Yuki, mengenakan dress berwarna merah muda dengan hiasan pita putih di pinggangnya. Dia memeluk kaki Shina dengan erat, tampak agak malu ketika Violet bertanya tentang identitasnya.

"Siapa gadis lucu ini?" tanya Violet, tersenyum lembut. Yuki mengangkat kepalanya dan menjawab dengan suara kecil, "Namaku Yuki."

"Yuki? Nama yang indah," puji Violet. "Aku Violet."

Setelah Yuki memperkenalkan dirinya, Violet menyadari raut wajahnya yang gugup dan malu. Dia bertanya kepada Shina, "Yuki kelihatan gugup dan malu."

Shina tersenyum lembut, "Sudah biasa dia malu terhadap orang baru."

Violet kemudian bertanya kepada Shina, "Keponakanmu, Shina?" Shina hanya tersenyum kecil. "Bukan, dia anakku."

Violet terkejut mendengar itu. "Wah, kau? Kau sudah menikah? Haa?" Shina hanya tertawa kecil, menggelengkan kepala.

Kemudian, setelah bertanya tentang pernikahannya, Violet menyatakan dengan nada cemberut, "Kapan kau menikah, Shina? Kenapa kau tidak mengundangku!"

Shina menjawab dengan tenang, "Itu... sudah 6 tahun aku menikah."

Violet sedikit terkejut mendengar jawaban itu. Dia cepat berubah menjadi ceria lagi, "Wah, sungguh lama! Aku tidak sabar untuk mengenal keluargamu lebih baik, Shina."

Lalu, Violet memperkenalkan Nacht. "Hallo, aku Nacht. Senang bertemu kalian," ucapnya ramah.

Shina dan Yuki terpukau sejenak melihat kecantikan mata biru Nacht. Shina akhirnya bertanya kepada Violet, "Itu anakmu, Violet?" Violet dengan cepat menyangkal, "Bukan, Itu anak Fiona."

Nacht merasa semakin tidak sabar saat melihat Shina dan Violet terlibat dalam percakapan yang seru. Dia mulai menggumamkan "hmmm" dan "ehmmm" secara bergantian, menunjukkan kegelisahannya.

"Tunggu sebentar, Nacht," kata Violet, tersenyum pada Shina. "Kita harus segera berangkat nanti kita akan kehabisan waktu."

Shina setuju, "Ya, baiklah. Mari kita berangkat sekarang juga."

Nacht mengangguk cepat, senang bahwa mereka akhirnya akan melanjutkan perjalanan. Mereka bersiap-siap untuk meninggalkan rumah Shina dan menuju petualangan yang menunggu mereka di Bukit Ivi.

***

Saat mereka melangkah di bawah sinar matahari yang cerah, angin berhembus lembut menyapu wajah mereka. Perjalanan mereka menuju Bukit Ivi penuh dengan pemandangan indah, dan kini mereka melewati ladang bunga tulip yang berwarna-warni.

Violet menatap Shina dengan penuh minat, "Kau tahu, Shina, aku selalu penasaran dengan kisah cinta yang romantis. Ceritakan padaku bagaimana kalian berdua bertemu."

Shina tersenyum lembut, mengingat kembali kenangan indah. "Kami bertemu di sekolah magis. Saat itu, kami berdua menjadi bagian dari tim yang sama dalam sebuah misi untuk menyelamatkan desa kecil dari serangan monster. Nolan selalu menjadi sosok yang berani dan penuh semangat, dan dia selalu ada di sampingku dalam setiap langkah perjalanan kami. Kami saling melengkapi satu sama lain, dan seiring waktu, rasa persahabatan kami berkembang menjadi sesuatu yang lebih."

Violet tersenyum, terpesona oleh kisah Shina. "Itu sangat romantis," ucapnya dengan penuh kagum. "Aku bisa membayangkan bagaimana momen-momen indah itu membentuk hubungan kalian."

Shina mengangguk, "Ya, setiap momen bersamanya adalah kenangan yang tak terlupakan. Setelah kami menyelesaikan misi itu, Nolan mengungkapkan perasaannya padaku di bawah bintang-bintang malam yang bersinar terang. Itu adalah momen yang penuh dengan keajaiban dan kebahagiaan."

Violet tersenyum hangat, "Aku bisa membayangkan betapa romantisnya momen itu. Dan sekarang, kalian berdua memiliki kehidupan yang bahagia bersama."

Shina menggenggam tangan Violet dengan penuh kasih, "Terima kasih, Violet. Kami berdua bersyukur atas setiap momen yang kami miliki bersama. Dan kami berharap untuk terus melangkah bersama dalam kebahagiaan dan cinta."

Violet tersenyum, merasa terinspirasi oleh kisah cinta Shina dan Nolan. "Aku sangat bahagia untukmu, Shina. Semoga kalian berdua selalu diberkati dengan cinta dan kebahagiaan."

Mereka berdua saling memandang dengan penuh kasih, merasakan kehangatan dari pertemanan mereka yang erat. Di bawah langit yang cerah dan sinar matahari yang hangat, mereka merasakan kebahagiaan yang tulus dan persahabatan yang tak ternilai harganya.

Sementara mereka berdua terlibat dalam percakapan yang penuh kasih, Yuki yang masih bersembunyi di belakang kaki Shina, diam-diam mengintip ke arah Nacht yang berjalan sendiri di depan. Matanya memancarkan kekaguman saat dia memperhatikan Nacht dengan seksama.

"Dia sangat keren," gumam Yuki dalam hatinya dengan nada terpukau, tak menyadari bahwa kata-katanya terlontar secara tidak sengaja. Dia kemudian kembali bersembunyi di balik kaki Shina, membiarkan percakapan antara Violet dan Shina terus berlanjut.

Di samping mereka, Nacht melangkah dengan mantap, tidak menyadari pandangan penuh kagum dari Yuki. Dia terus berjalan dengan semangat, siap untuk menjelajahi keindahan Bukit Ivi bersama teman-temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!