Sarapan Pagi Yang Hangat Dan Rencana Petualangan

Nacht, setelah menemukan handuknya di bawah tumpukan pakaian yang berserakan, melangkah menuju kamar mandi dengan langkah pasti.

Kamar mandi terletak di sisi lain rumah, dihiasi dengan ubin putih bersih dan aksen logam yang berkilau. Cermin besar di atas wastafel memantulkan cahaya alami dari jendela, menciptakan efek yang cerah dan memperluas ruangan. Terdapat pancuran mandi modern di satu sisi, dilengkapi dengan pintu kaca transparan yang memisahkan area mandi dari bagian lain kamar mandi. Handuk lembut tersusun rapi di rak di dekat pintu, siap digunakan setelah mandi.

Dia dengan cepat menyalakan air, merasa segera untuk membersihkan diri setelah tidur yang cukup lama. Dengan gerakan lincah, dia menggosok kulitnya dengan sabun, menyikat giginya dengan teliti, dan merasa segar setelah selesai.

Setelah selesai mandi, Nacht keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya, masih terlihat segar dan semangat untuk memulai hari. Namun, ketika Violet melihatnya bergegas keluar dari kamar mandi, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memberikan peringatan.

"Hati-hati, Nacht," ucap Violet dengan nada cemas saat Nacht berlari menuju kamarnya. Namun, Nacht hanya mengangguk singkat sebagai tanggapan dan langsung masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar, Nacht memilih pakaian dengan cermat, mempertimbangkan setiap pilihan dengan teliti. Setelah memakai pakaian yang dipilihnya, dia melangkah keluar dari kamar dengan percaya diri, siap untuk menghadapi apa pun yang menantang di luar sana.

***

Suasana pagi yang hangat dan menyenangkan menyelimuti rumah, dengan cahaya matahari yang memancar melalui jendela dan menciptakan bayangan-bayangan yang menarik di seluruh ruangan. Suara burung-burung yang bernyanyi riang di luar jendela menambah kesan damai dan menggugah semangat untuk memulai hari dengan penuh semangat. Aroma harum kopi yang menyengat dari dapur menggoda indra penciuman, menjanjikan awal yang menyenangkan untuk hari yang akan datang. Semuanya menciptakan suasana yang menenangkan dan membangkitkan semangat di pagi yang cerah itu.

Nacht berjalan menuju meja makan dengan langkah mantap.

Meja makan terletak di tengah ruang makan yang luas dan terang, dikelilingi oleh dinding putih bersih yang dipenuhi oleh lukisan-lukisan indah. Pintu geser kaca di satu sisi ruangan memberikan akses ke teras belakang yang memancarkan cahaya matahari pagi. Meja itu sendiri terbuat dari kayu solid dengan lapisan warna cokelat tua yang hangat, menyatu sempurna dengan interior ruangan yang elegan. Beberapa kursi empuk mengelilingi meja dengan lekukannya yang halus, menambah kesan nyaman dan ramah di ruangan tersebut.

diikuti oleh Violet yang sibuk membawa piring berisi omelet yang baru saja disiapkan. Ketika Nacht mencapai meja, dia berpaling kepada Violet dengan wajah penuh antusiasme.

"Kita akan sarapan apa, Violet?" tanyanya dengan ramah.

Violet, sambil meletakkan piring omelet di hadapan Nacht, tersenyum lembut. "Omelet," jawabnya singkat, tetapi dengan senyum yang sama ceria.

Nacht melihat omelet yang harum dan menggugah selera yang baru saja disajikan, dan tanpa ragu langsung mengucapkan terima kasih. "Selamat makan," katanya sambil langsung mulai menyantap omelet dengan lahapnya.

Melihat Nacht begitu antusias makan, Violet tertawa kecil sambil menyuruhnya dengan lembut, "Pelan-pelan saja, Nacht." Senyumnya yang hangat menyertai ucapan itu, menunjukkan perhatiannya kepada Nacht.

Setelah mengucapkan permintaan untuk makan pelan-pelan, Violet duduk di seberang Nacht, sorot matanya penuh kasih sayang saat dia menyaksikan Nacht menikmati sarapannya. Dia bisa merasakan kehangatan hubungan mereka yang tumbuh, tidak hanya sebagai pembantu dan majikan, tetapi sebagai teman sejati.

Nacht, sambil menyantap omeletnya dengan penuh selera, melirik Violet dengan senyuman lembut. "Ini sangat enak, Violet. Terima kasih sudah membuat sarapan yang lezat ini."

Violet tersenyum balas, merasa bangga atas apresiasi Nacht terhadap masakannya. "Aku senang kau menyukainya, Nacht. Aku selalu berusaha untuk membuat makanan yang dapat membuatmu senang."

Saat mereka melanjutkan makan mereka, ruang makan dipenuhi dengan canda dan tawa, menciptakan suasana hangat yang membuat mereka merasa seperti keluarga. Ini bukan hanya sarapan pagi biasa, tetapi momen berharga yang mereka bagikan bersama, mempererat ikatan persahabatan mereka lebih dari sebelumnya.

"Nacht," panggilnya setelah beberapa saat, "kau ingin masuk sekolah magis di mana?"

Nacht mengangkat kepalanya dari piringnya, matanya bertemu dengan mata Violet. Terlihat keraguan di matanya sebelum dia menjawab, "Aku masih bingung, Violet. Tapi aku ingin selalu bersamamu."

Violet tersenyum lembut mendengar jawaban itu. "Aku juga ingin selalu bersamamu, Nacht," katanya sambil meletakkan tangannya di atas tangan Nacht yang ada di atas meja. "Kita akan mencari sekolah yang tepat bersama-sama, tidak perlu khawatir."

Nacht tersenyum lega mendengar kata-kata itu, merasa lebih percaya diri dengan keputusannya ketika dia tahu Violet akan selalu mendukungnya. Mereka melanjutkan sarapan mereka dengan rasa nyaman dan hangat, menikmati kehadiran satu sama lain di pagi yang cerah itu.

"kita akan pergi ke bukit mana, Violet?" tanya Nacht, menatap Violet dengan rasa ingin tahu.

Violet tersenyum cerah, matanya berbinar saat dia menjawab, "Kita akan pergi ke Bukit Ivi. Di sana kita bisa melihat pemandangan indah, menikmati makanan khas Ivi, dan bahkan membawa pulang beberapa oleh-oleh."

Nacht mengangguk setuju, senyumnya melebar mendengar rencana itu. "Itu terdengar menyenangkan. Aku tidak sabar untuk melihat keindahan Bukit Ivi bersamamu, Violet."

"aku juga tidak sabar untuk menghabiskan waktu bersamamu di sana, Nacht," balas Violet dengan senyuman hangat. "Ayo selesaikan sarapan kita dan bersiap-siap untuk petualangan hari ini." Mereka berdua melanjutkan makan mereka dengan semangat, tak sabar untuk memulai petualangan mereka di Bukit Ivi.

Dengan keputusan sudah dibuat, suasana di meja makan semakin hangat dan penuh semangat. Mereka berdua saling berpandangan, dan terdapat keceriaan yang tak tersembunyi di dalam mata mereka. Keindahan petualangan yang akan mereka hadapi bersama telah menggema di pikiran mereka.

Nacht, dengan wajah yang penuh semangat, merenungkan tentang petualangan di Bukit Ivi. Ia membayangkan bagaimana rasanya berdiri di puncak bukit, menatap langit biru yang luas, dan melihat indahnya panorama alam yang memukau. Selain itu, aroma makanan khas Ivi yang menggoda juga menjadi daya tarik yang tak bisa ditolak.

Sementara itu, Violet, yang sedang asyik menyantap makanannya, juga tak kalah bersemangat. Pikirannya terbang ke momen-momen yang akan mereka lewati di Bukit Ivi. Mereka akan menemukan keajaiban alam, mencicipi makanan lezat, dan membuat kenangan indah yang akan mereka simpan selamanya.

Ketika sarapan mereka hampir selesai, ruang makan dipenuhi dengan aroma harum omelet yang menggugah selera. Violet dan Nacht duduk berhadapan di meja makan, wajah mereka berseri-seri sambil menikmati hidangan pagi mereka.

"Dulu, nenekku sering menceritakan tentang Bukit Ivi," kata Violet sambil tersenyum. "Dia mengatakan bahwa pemandangan di sana begitu indah, sehingga membuat hatimu terasa damai."

Nacht tersenyum mendengar cerita Violet, matanya berbinar dengan antusiasme. "Aku selalu ingin melihat keindahan alam yang luar biasa. Terima kasih telah mengajakku, Violet."

Violet tersenyum penuh kebahagiaan. "Kau tahu, aku yakin kita akan membuat kenangan yang tak terlupakan di sana. Petualangan ini akan menjadi salah satu yang terbaik dalam hidup kita."

Mereka melanjutkan sarapan mereka dengan rasa syukur dan semangat yang membara, siap untuk menjelajahi dunia luar dan menciptakan kenangan indah bersama.

Setelah menyelesaikan makanan terakhir mereka, Violet dan Nacht berdiri dari meja makan dengan penuh semangat. "Ayo kita bersiap-siap," kata Violet, wajahnya berseri-seri.

Nacht mengangguk, menyambut ajakan itu dengan senyuman lebar. Mereka berdua bergegas membersihkan meja dan membersihkan diri sebelum bersiap untuk petualangan mereka. Dengan hati yang penuh harapan dan semangat yang membara, mereka siap untuk memulai perjalanan mereka ke Bukit Ivi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!