Lampu sign kamar operasi menyala,pertanda operasi bapak Robert segera dilaksanakan.
Zaheera duduk didepan ruang operasi. sedangkan Kapten Teddy hanya berdiri bersandar ke dinding, sesekali melirik Zaheera.
"Makan lah sedikit" ucap Kapten Teddy seraya mengulurkan sebungkus roti dengan selai kacang
"Alergi kacang?!" tanya nya lagi pada Zaheera
Zaheera hanya menggeleng pelan seraya meraih roti itu dan menggigitnya, memang perutnya sangat lapar,terakhir dia makan saat pagi tadi, dan ini sudah menjelang sore.
Kapten Teddy membuka sebotol minuman dan mengulurkan kembali kepada Zaheera.
Zaheera tertegun sejenak
"Minum" ucap Kapten Teddy pelan
Zaheera segera tersadar dan meraih botol itu, meminumnya buru-buru hingga terbatuk
"Pelan-pelan Zah..." ucap Kapten Teddy seraya menepuk punggung Zaheera lembut
"Its oke,sudah enakan" ucap Zaheera gugup
"Duh... kenapa harus gugup sih" batin Zaheera
"Tak perlu gugup Zah,anggap aku abangmu seperti kau menganggap Lettu Rizky sebagai abangmu" ucap Kapten Teddy lagi
"Oh... eh... iya, tak masalah, semua anggota TNI di pos sudah ku anggap seperti abang seperti kak Rizky" ucap Zaheera terbata
"Hhhmmm" Kapten Teddy hanya bergumam
Satu jam berlalu,operasi belum selesai. Zaheera nampak tertidur, kepalanya oleng kanan kiri, akhirnya Kapten Teddy duduk dengan perlahan disamping Zaheera dan meraih kepala gadis itu menyenderkan dibahunya. tanpa sadar Zaheera menikmati momen itu. Kapten Teddy hanya tersenyum tipis
Tiga puluh menit kemudian,lampu sign kamar operasi pun padam
Kapten Teddy sengaja terbatuk kecil untuk membangunkan Zaheera. gadis itu sedikit terkejut dengan posisi kepalanya bersandar dibahu sang Kapten
"Apa yang terjadi" ucapnya kaget
Kapten Teddy ingin menjelaskan, tiba-tiba pintu kamar operasi terbuka dan dokter keluar
Zaheera segera menghampiri dokter dan lupa akan kejadian romantis tipis tadi.
"Bagaimana operasi bapak Robert dokter?!" tanya Zaheera
"Tidak perlu khawatir operasinya berjalan lancar, APP dengan ferporasi,jadi kami sedikit melakukan bilas usus. selebihnya tidak ada masalah" ucap dokter itu lagi
"Terimakasih dokter" ucap Zaheera
Dokter itu pun berlalu
Zaheera tetap berdiri menunggu bapak Robert keluar. Kapten Teddy tetap diam dikursi hanya sesekali memperhatikan tingkah Zaheera.
"Manis" gumam Kapten Teddy tanpa sadar
Dia menghela nafas panjang.
Akhirnya bapak Robert pun dipindahkan keruang rawat inap untuk pemulihan. sementara Zaheera pun tinggal untuk menemani,besok siang istri dan anak bapak Robert akan menyusul.
Jam menunjukkan pukul delapan malam, Zaheera baru saja menunaikan shalat isya. syukurlah Winda ingat dengan keperluan ku jadi tidak perlu repot untuk membeli lagi.
Bapak Robert sudah tertidur kembali setelah bangun sebentar mencari istrinya.
Zaheera mulai memberi kabar lewat ponselnya kepada Winda dan mamanya. alis Zaheera bertaut
"Tumben ponsel Winda mati,tak terhubung" gumam Zaheera
Tiga puluh menit kemudian, Kapten Teddy muncul dengan wajah yang sangat tegang, Zaheera pun berdiri karena merasa khawatir dengan ekspresi Kapten Teddy
"Ada apa dengan wajah mu Kapten?!" tanya Zaheera bingung
Kapten Teddy hanya menarik nafas berat
"Untuk sementara tinggallah di pos TNI" ucap Kapten Teddy
"Haaaa.... Tinggal di pos TNI?! kenapa?! apa yang terjadi,lagi pula aku tak sendiri, ada Winda dan..." Zaheera tersadar akan ekspresi wajah Kapten Teddy yang nampak serius
"Kapten, Winda dimana?! apa yang terjadi pada Winda?!" Zaheera mulai gusar
Kapten Teddy kembali menarik nafas berat
"Ikut aku" ucap Kapten Teddy
Setelah mereka berada di taman belakang rumah sakit itu
"Terjadi penyergapan dan penyerangan di rumah Pustu kalian, oknum tak dikenal membakar Pustu tapi tidak semua sempat terbakar,hanya bagian depan Pustu beberapa barang dan alat masih bisa diselamatkan,hanya saja Winda..." Kapten Teddy merasa berat melanjutkan
"Ada apa dengan Winda?!" tanya Zaheera dengan panik
"Winda terluka,karena pingsan di dalam Pustu jadi sempat menghirup asap, kakinya tertimpa kayu saat kebakaran terjadi,saat ini Winda dalam perjalanan ke rumah sakit ini untuk di operasi segera" ucap Kapten Teddy hati-hati
"Allahuakbar Winda, maafkan aku Win, aku tidak bersamamu disaat genting Win" ucap Zaheera air matanya pun mengalir
Kapten Teddy bingung,bagaimana cara menenangkan nya.
"Hhhmmm... kau tak perlu khawatir,ada Lettu Rizky dan Brigpol Wisnu yang menjaganya" ucap Kapten Teddy
Tangannya sangat ingin merangkul gadis yang menangis didepan nya ini,namun dia ragu.
"Aku akan disini menemani mu,tenang saja tidak akan terjadi apapun selama kau ada bersamaku"
ucap Kapten Teddy lagi
Mereka kembali ke ruang rawat inap bapak Robert
Zaheera tidur disamping tempat tidur bapak Robert sedangkan Kapten Teddy disofa.
Mata Kapten Teddy tak lepas dari wajah Zaheera.
meskipun tertidur gadis itu tetap menangis.
"Apakah dia bermimpi" gumam Kapten Teddy
Zaheera nampak menggeliat lalu membuka matanya.
"Ada apa?! apa kau bermimpi?!" ucap Kapten Teddy seraya mendekati gadis itu
"Aku ingin melihat Winda..." lirih Zaheera
"Sekarang pukul satu dinihari,seharusnya mereka sudah tiba disini,aku akan mencoba menelpon Lettu Rizky,tunggu" ucap Kapten Teddy seraya berdiri,tapi tangannya refleks mengusap lembut kepala Zaheera
Zaheera hanya mematung,hatinya gelisah memikirkan sahabatnya Winda,dia pun bangkit menuju kamar mandi membersihkan diri dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajjud. dilihatnya bapak Robert sejenak
"Hmmm... Alhamdulillah bapak sudah bisa tidur" gumamnya
Dia pun mulai melaksanakan shalat tahajjud.
Sejurus kemudian terdengar pintu terbuka, Kapten Teddy melangkah masuk,namun terhenti ketika melihat Zaheera sedang menunaikan shalat tahajjud. Kapten Teddy pun duduk disofa menunggu gadis itu,matanya tidak pernah lepas memandang Zaheera.
Terdengar suara isak tangis Zaheera ditengah gadis itu berdoa. hati Kapten Teddy semakin tersentuh. selesai berdoa Zaheera pun beranjak
"Sudah selesai?" tanya Kapten Teddy
"Astaghfirullah... Kapten kau membuatku kaget" ucap Zaheera
"Ohhh maaf... aku melihat mu sedang shalat, jadi pelan-pelan masuk tadi" ucap Kapten Teddy
"Apakah sudah ada kabar dari Kak Rizky?!" tanya Zaheera khawatir
"Sudah,mereka sudah disini, Winda siap-siap menjalani operasi,kau ingin melihatnya?!" tanya Kapten Teddy
"Iya,aku ingin melihatnya sekarang" seru Zaheera
"Baiklah... kita titipkan bapak Robert dulu pada perawat jaga" ucap Kapten Teddy seraya berdiri dan melangkah ke pintu
Zaheera membuka mukenanya dan meraih jaket panjang segera menyusul Kapten Teddy. mereka masuk kedalam lift.
"Tadi pas doa minta apa sampai menangis?!" tanya Kapten Teddy
"Hhhmmm... setiap aku merasa sedih dan gelisah aku tidak tahu apa yang terjadi, aku akan meminta kepada Allah untuk membantuku merasa tenang" ucap Zaheera
"Jadi sekarang sudah tenang?!" tanya Kapten Teddy lagi seraya menatap wajah gadis itu
Zaheera tertunduk malu
"In Shaa Allah" jawabnya pelan
Pintu lift terbuka mereka melangkah menuju ruang operasi. nampak Lettu Rizky dan Brigpol Wisnu masih menggunakan seragam lengkap dengan senjata mereka.
"Hormat Kapten" sapa Lettu Rizky
"Kapten Teddy" sapa Brigpol Wisnu pula
"Santai lah,bagaimana kondisi kalian?!" tanya Kapten Teddy
"Kami baik-baik saja Kapten, bersyukur kami tiba tepat waktu,mereka berencana menyandera Winda
tapi gagal,akhirnya membakar Pustu saat Winda masih terjebak didalam" ucap Lettu Rizky
"Allahuakbar... Astaghfirullah..." seru Zaheera mendengar itu. tubuhnya lunglai dan terduduk dikursi. dia kembali menangis,tangannya bergetar.
"Tenang Zah,semua akan baik-baik saja" ucap Lettu Rizky seraya menepuk pelan pundak Zaheera
"Ada korban warga lokal?!" tanya Kapten Teddy
"Sementara penelusuran kami,negatif Kapten" jawab Brigpol Wisnu
"Kondisinya sudah tidak kondusif, aku akan melaporkan situasi ini terlebih dahulu kepada pos kota Kabupaten Jayawijaya" ucap Kapten Teddy
"Ba... bagaimana kondisi Winda sekarang?!" tanya Zaheera
"Luka serius dikakinya perlu penanganan operasi kata dokternya,tapi tenang saja Winda akan baik-baik saja" ucap Brigpol Wisnu
"Allahuakbar Winda" gumam Zaheera
"Zah,untuk sementara tinggallah di pos kami, kami khawatir mereka akan kembali lagi" ucap Lettu Rizky
Zaheera hanya mengaguk pelan.
Kapten Teddy kembali dengan membawa bungkusan makanan
"Makanlah kalian" ucapnya seraya menyerahkan bungkusan makanan itu kepada Lettu Rizky dan Brigpol Wisnu
"Ini minumlah biar kau tenang" ucap Kapten Teddy seraya mengulurkan air putih dingin kepada Zaheera
"Terimakasih" jawab Zaheera pelan
Setelah tiga jam berlalu pintu kamar operasi pun terbuka,nampak dokter keluar. Kapten Teddy langsung menghampiri sang dokter diikuti Lettu Rizky dan Brigpol Wisnu,sedangkan Zaheera hanya terduduk,kakinya sudah terlalu lemas untuk sekedar berdiri.
"Bagaimana kondisi Winda,dokter?!" tanya Kapten Teddy
"Operasi berjalan lancar,amputasi batal,kaki pasien masih bisa diselamatkan,hanya saja masih butuh pemulihan yang agak lama" ucap dokter itu lagi
"Baik dokter,terimakasih" ucap Kapten Teddy
Akhirnya Winda keluar,dia terlihat terbaring lemah tak sadarkan diri. wajahnya terluka. Zaheera semakin menangis melihat kondisi sahabatnya itu
"Allahuakbar Winda,maafkan aku" lirih Zaheera
Mereka pun ikut masuk keruang rawat inap Winda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Emak Kam
sungguh berat ternyata ya perjuangan seorang tenaga medis dan anggota militer yang menjaga di daerah rawan .
2024-04-23
1
snow white
Silahkan mampir di novel baru ku juga ya kak judulnya *Wahai Akselia Hanum, Cinta ku se Surga Untukmu* terimakasih 🫰
2024-04-21
0
Jana
heem ciee🤭
2024-04-20
1