Part 5

Mobil yang ditumpangi Kapten Teddy dan Serda Yusuf tiba di pos utama Kabupaten Jayawijaya.

Kapten Teddy nampak turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam bangunan pos itu disusul Serda Yusuf.

"Hormat Kapten" sambut para staff TNI di pos itu

Kapten Teddy membalas hormat mereka

"Hormat Kapten" sambut Lettu Rizky

Kapten Teddy membalas hormat Lettu Rizky dan mendekati meja Letkol atasannya

"Hormat Let" sapa Kapten Teddy

Letkol pun memberi anggukan

"Maaf saya terlambat,bisa kita mulai rapatnya" ucap Kapten Teddy

"Baik,mari kita bahas strategi yang akan dipaparkan Lettu Rizky" ucap Letkol mereka memberi instruksi

Setelah rapat yang berlangsung cukup lama, Kapten Teddy,Lettu Rizky dan Serda Yusuf nampak istirahat di teras mushalla sambil menunggu adzan dhuhur tiba

"Mengapa telat datang Kapten?!" tanya Lettu Rizky

"Maaf ada sedikit interupsi tadi" jawab Kapten Teddy

"Ada drama penyelamatan ibu suster" celutuk Serda Yusuf

Seketika mata Kapten Teddy melotot menatap Serda Yusuf

"Penyelamatan?! ibu suster?! siapa?! Zaheera?! Winda?! apa yang terjadi?!" jawab Lettu Rizky sedikit panik

""Hahahaha... tenang Lettu, tidak terjadi hal yang serius, suster Zaheera baik-baik saja,Kapten datang diwaktu yang tepat menyelamatkan suster Zaheera" jelas Serda Yusuf

"Zaheera kenapa?! ada apa dengan nya?!" tanya Lettu Rizky lagi

"Dia terpeleset di tebing,sepertinya terlalu licin, tubuhnya sempat bergelantungan dipinggir tebing, lalu Amande bocah kecil itu datang mencari mu untuk meminta bantuan, kebetulan aku ada di halaman pos bersiap untuk olahraga juga,jadi aku yang segera meluncur ke sana, tenang saja dia baik-baik saja,hanya tangannya luka akibat gesekan batu" ucap Kapten Teddy panjang lebar

Lettu Rizky menarik nafas lega.

"Syukurlah" gumamnya

Suara adzan terdengar, mereka pun beranjak mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat dhuhur berjamaah

Di rumah yang merangkap Pustu (Puskesmas Pembantu) itu, Zaheera dan Winda baru saja selesai melaksanakan imunisasi. bayi dan anak di Desa Lembah Baliem ini tidak lah banyak, Desa yang berpenghuni ada tiga dengan tiga puluh kepala keluarga juga.

Mereka pun pamit kepada petugas Pustu Desa.

Mereka berjalan santai ke arah Pustu mereka sendiri. sambil bercanda ria.

Tampak sebuah mobil berhenti tepat dibelakang mereka. Lettu Rizky menurunkan kaca jendela mobil

"Suster,kalian baru selesai imunisasi?!" sapa nya

Zaheera dan Winda kompak menoleh ke arah suara

"Iya,eeehhh... kak Rizky" sapa Zaheera

"Iya pak Lettu,kami baru selesai membantu Pustu Desa sebelah melaksanakan imunisasi" jawab Winda

"Naiklah ke mobil" ucap Lettu Rizky

"Terimakasih kak Rizky,tapi rumah kan sudah dekat,jalan kaki tidak masalah sepertinya" jawab Zaheera

Lettu Rizky pun turun dari mobil

"Naiklah,baru tadi pagi kamu hampir jatuh dari tebing Zah,pasti masih sakit kan" ucap Lettu Rizky seraya meraih tas yang mereka bawa

Zaheera dan Winda pun mengalah. Zaheera membuka pintu mobil tengah, ternyata diatas mobil ada Kapten Teddy yang nampak menyenderkan kepalanya,karena menggunakan kacamata hitam jadi agak tidak jelas apakah Kapten sedang tidur atau tidak.

Zaheera nampak ragu-ragu untuk naik,tapi Winda mendorong nya untuk segera naik ke mobil. Zaheera pun berakhir dengan duduk disamping Kapten Teddy.

"Ampun ya Allah,canggung banget deh" batin Zaheera

Matanya melotot ke arah Winda, sahabatnya itu hanya tertawa kecil meledek Zaheera yang terlihat gugup.

"Hallo bu Suster" sapa Serda Yusuf

"Hallo Pak Serda" balas Winda

Zaheera hanya tersenyum tipis.

"Bisa diam gak sih kamu Win,jangan ribut, nanti yang disebelah aku ini bisa terbangun" sungut Zaheera pelan

Lagi-lagi Winda hanya tertawa kecil.

Mobil yang mereka kendarai berjalan lambat karena beberapa ekor sapi ternak ada ditengah jalan.

"Ini mobil kok lambat betul sih" gumam Zaheera

"Bapak,kenapa sapinya berhenti jalan?!" seru Lettu Rizky kepada pemilik sapi itu.

"Ohhh maaf bapak Tentara, sapinya sedang makan rumput,sebentar ku pindahkan mereka yaaa" seru bapak Martin pemilik sapi itu

Jalanan berbatu membuat mobil sedikit oleng, Zaheera pun terdorong ke arah Kapten Teddy

"Maaf..." ucap Zaheera pelan

"Its oke,santai saja tak perlu terlalu gugup suster Zah" jawab Kapten Teddy pelan

"Haaa... rupanya dia tidak tidur dari tadi" batin Zaheera

Lagi-lagi Winda tertawa kecil melihat tingkah gugup sahabatnya itu.

Setelah dua puluh menit mereka pun tiba didepan Pustu.

Zaheera dan Winda pun turun dari mobil.

"Terimakasih Kak Rizky,terimakasih Serda Yusuf dan terimakasih Kapten" ucap Zaheera

Lettu Rizky dan Serda Yusuf tersenyum lebar seraya menganggukkan kepala,beda dengan Kapten Teddy,yang hanya diam dengan kacamata hitamnya itu.

"Ihhh.... padahal tadi belum tidur" gumam Zaheera

Zaheera dan Winda pun masuk ke dalam rumah

Selepas maghrib di pos TNI Kapten Teddy mulai mengatur rencana pengamanan daerah Puncak Jayawijaya ini,terutama di Lembah Baliem ini yang dihuni lebih banyak kepala keluarga.

"Kita menerima perintah dari pimpinan langsung untuk lebih meningkatkan penjagaan di daerah Puncak Jayawijaya terutama Lembah Baliem ini, setelah pemilu berlangsung,kondisi agak bergejolak,khawatir kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggungjawab kita harus lebih dahulu waspada" ucap Kapten Teddy dengan wajah serius

"Siap Kapten" sambut para anggota TNI ini

"Ijin bertanya Kapten, apakah perlu peningkatan patroli malam,kita melakukan koordinasi dengan pos kepolisan agar lebih optimal lagi?!" tanya Lettu Rizky

"Siap Lettu,akan lebih bagus lagi jika seperti itu" jawab Kapten Teddy tegas

"Siap Kapten akan segera laksanakan koordinasi nya dan pengamanan gabungan akan kami laksanakan" jawab Lettu Rizky lagi.

"Satu lagi,untuk berjaga-jaga kondisi yang mendadak,saya instruksikan kepada seluruh anggota yang berjaga di pos Lembah Baliem ini, untuk selalu membawa senjata kemana saja, kalian harus selalu dalam keadaan siaga dan siap mengatasi kondisi kritis seperti apa pun" ucap Kapten Teddy lagi dengan serius dan tegas

"Siap Kapten" dijawab serempak oleh anggota TNI pos Lembah Baliem

Dirumah Pustu, Zaheera dan Winda baru saja selesai makan malam. tiba-tiba pintu mereka diketuk dengan keras.

"Ibu suster,ibu suster... tolong buka pintu nya" seru suara diluar

Zaheera dan Winda terkaget dan bergegas ke arah pintu. Zaheera mengintip dibalik gorden jendela. terlihat warga lokal yang memanggil mereka.

"Bapak Yosef" ucap Zaheera seraya membuka pintu

"Ada apa bapak Yosef?!" tanya Zaheera

"Ibu suster,anak saya Lily perutnya sudah sakit-sakit heee,sepertinya dia punya bayi akan segera lahir" ucap bapak Yosef dengan nafas tersengal

"Ohhh oke bapak Yosef,tenang kami akan segera ke sana menolong Lily" ucap Zaheera

Tanpa aba-aba Winda pun segera meraih peralatan set lengkap. Zaheera segera mengenakan jaket disusul Winda. setelah siap mereka pun beranjak mengikuti bapak Yosef.

Dari kejauhan,Serda Yusuf melihat cahaya senter berkilauan, Serda Yusuf pun mendekat

"Ehhh suster Zah,suster Winda,kalian mau kemana malam-malam begini?!" tanya Serda Yusuf

"Hei Serda Yusuf, kami akan ke rumah bapak Yosef untuk menolong putri nya Lily yang akan segera melahirkan" jawab Zaheera

"Bukannya rumah bapak Yosef agak jauh dibawah Lembah Baliem,tebingnya cukup curam, bisakah kalian tunggu sebentar,aku akan ke pos untuk melaporkan kepada Kapten dan menyiapkan beberapa alat yang mungkin dibutuhkan" ucap Serda Yusuf

"Kami akan menunggu sambil berjalan yaaa bapak Yosef sudah gelisah dari tadi" jawab Winda

"Oke,aku akan segera menyusul kalian" ucap Serda Yusuf langsung bergegas kembali ke pos

Zaheera,Winda dan bapak Yosef pun segera berlalu. sejurus kemudian terdengar suara langkah kaki yang sangat cepat di belakang mereka.

"Suster Zah,suster Winda" panggil suara itu

Zaheera mengarahkan senter nya ke arah suara

Nampak Serda Yusuf dan Kapten Teddy dengan langkah cepat menghampiri mereka.

"Ohhh Serda Yusuf dan Kapten Teddy" sapa Zaheera kembali gugup

"Ayo bergegas" ucap Kapten Teddy

Mereka pun menyusuri pinggir tebing yang curam dan licin itu dengan hati-hati. Serda Yusuf membawa tas dan peralatan ibu suster, sedangkan Kapten Teddy membawa peralatan anggota TNI beserta senjata.

Jalanan licin dan curam ini mengharuskan Zaheera memegangi lengan Kapten Teddy karena Winda sudah lebih dulu bergelayut di lengan Serda Yusuf.

"Ampun ya Allah,harus banget gitu memegang lengan pak Kapten begini" batin Zaheera

"Pegang saja tak perlu ragu, masih ingat rasanya tergelincir di tebing yang curam dan bergelantungan lama kan" ucap Kapten Teddy pelan tapi masih bisa terdengar oleh Zaheera, seolah mengetahui isi hati Zaheera

"He,ha... Gak kok,gak gugup,gak enak aja" ucap Zaheera terbata

Tanpa bicara lagi,Kapten Teddy meraih tangan Zaheera dan memegang nya erat. sampe mereka tiba dibawah Lembah Baliem. melihat itu Serda Yusuf dan Winda hanya tertawa kecil.

"Allahuakbar... syukur nih gelap,bisa tambah malu kalau mereka melihat wajahku yang bisa kurasakan memerah ini,apa-apaan sih Kapten ini" batin Zaheera seraya berusaha menarik tangannya kembali namun genggaman Sang Kapten sangat erat hingga tangan Zaheera tak bisa lepas.

Mereka pun tiba dirumah bapak Yosef. Zaheera dan Winda segera melakukan pertolongan kepada Lily putri bapak Yosef. hingga pukul satu dinihari mereka baru bisa kembali ke rumah dan pos TNI masing-masing.

Terpopuler

Comments

we

we

pengalaman baru nich baca novel suasana Papua .🤗

2024-04-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!