10. UNAVOIDABLY

Sepulang sekolah Devan segera keluar dari kelasnya.

" Abang Devan mau ke mana?” teriak Farrel ketika melihat teman sebangkunya langsung bergegas Pulang.

" Gue duluan " teriak Devan dari jauh.

Dia bergegas menuju kelas Alana. Tadi Pagi dia memang sudah mengajak Alana Pulang bersama.

Setiba di depan kelas Alana Devan melihat Para siswa dan siswi sudah menghambur keluar. Dia menghampiri salah satu siswa.

" Alana di kelas enggak, cuy?” tanya Devan

Siswa itu mengerutkan dahinya.

" Kenapa lo nanyain bebeb gue?” tanya Aldi balik.

" Gue serius Alana di kelas enggak?” ulang Devan

" Enggak, udah Pulang kayaknya. Kelas gu—” jawab Aldi terpotong.

" Oke " Devan berlari meninggalkan koridor kelas Alana

Dia menghubungi gadis itu tapi tidak diangkat dan tidak ada balasan sama sekali. Dia mengecek seluruh koridor sekolah, dari Perkumpulan semua divisi OSIS kantin, ruang guru, TU, lapangan, lorong sekolah, rooftop, bahkan toilet Perempuan. Namun, gadis itu tidak ada di manapun

Napas Devan terengah-engah. Rasanya lelah juga mengelilingi satu sekolah. Di tengah jalan dia berpapasan dengan Farrel, yang ternyata belum Pulang.

" Lo kenapa, sih, ngos-ngosan gitu ? Katanya, tadi lo mau balik duluan?” Tanya Farrel bingung.

" Lo lihat Alana, enggak?”

" Alana ? Dedek gemes gue?” tanya Farrel.

" Hm "

" Adek Cantik gue?”

" iya, lo lihat enggak?” tanya Devan Panik Farrel mengetuk dagunya sendiri.

" Lo mau ngajakin adek gue Pulang bareng, ya ? Lo suka sama dia, ya?” tanya Farrel menebak-nebak.

" Rel, serius ini Penting,” ujar Devan dengan menatap Farrel tajam.

" Santai kali, ngegas amat.”

Di sisi lain Darren bergegas keluar dari kelasnya menuju kelas Alana. Kelasnya selesai sekitar 30 menit lebih lama, karena Pelajaran terakhirnya Pelajaran Bu Lidya.

Darren menyipitkan matanya. Kelas Alana sudah sangat sepi Namun masih ada seorang siswa di sana Darren menghampiri lelaki yang tak Pernah dia kenal itu.

" Alana udah Pulang?” tanya Darren

Siswa itu menatap Darren malas.

" Kan, tadi udah gue bilang, gue mau ngomong lo udah Pergi duluan,” umpatnya kesal. Tapi tak lama dia membulatkan matanya, menegaskan siapa yang benar-benar ada di hadapannya sekarang.

Wajah mereka memang sangat mirip, tapi tetap masih bisa dibedakan. Penampilan Darren jauh lebih urakan dibanding Devan

" Eh, beda orang, ya?” Siswa itu menggaruk belakang kepalanya sendiri.

" Alana udah Pulang belum?” tanya Darren seraya menarik kerah bajunya.

" Santai, Mas Alana udah balik dari satu jam yang lalu,” jawab siswa itu lalu bergegas Pergi.

Darren berdecak kesal.

" Argh Lo enggak bakal bisa ngejauhin gue Alana Enggak akan," Darren mengepalkan tangannya.

Gue enggak akan biarin lo jadi milik orang lain Lo Cuma Punya gue, Alana. Lo ngajak gue main-main hari ini, let's see your game !

...•••••...

Alana menyusuri jalan dengan air mata yang menetes diwajahnya. Dia masih saja bertanya-tanya mengapa Darren kembali begitu saja ke dalam kehidupannya setelah benar-benar membuangnya ?

" Kalo misalnya aku bisa ngulang waktu, aku enggak bakal mau nyakitin kamu waktu itu Alana Kalo aku tahu aku bakal kehilangan kamu, aku bakal jauh dari kamu kayak gini.”

Alana tidak tega melihat air mata Darren tapi dirinya tak sebodoh itu juga untuk menerima Darren lagi.

" Cantik, jangan nangis, dong Sayang Mendingan kamu sama kita. Iya, enggak," Tiba-tiba empat orang Pria menghampiri Alana Alea menatap mereka sinis.

" Permisi " Dia mencoba berjalan tapi salah seorang lelaki itu menghadangnya sehingga Alana menabraknya.

" Aku anter, ya?”

Alana menghela napas kesal.

" Mau lo apa ? Jangan macem-macem!” bentak Alana

Lelaki itu terkekeh kecil. " Maunya ? Kamu.”

" Permisi, gue mau Pulang!” Alana mendorong tubuh lelaki itu, tapi orang di depannya malah tersenyum nakal.

" iya, Sayang, aku anterin, ya. Gemes, deh.” Dia menyentuh Pipi Alana. Membuat Alana sangat risi. Dia menepis tangan lelaki itu.

" Enggak usah kurang ajar, berengsek!” bentak Alana.

Lelaki itu semakin tertawa.

" Lo mau ngapain ? Hah?” tanya Alana sok berani Padahal sebenarnya dia merasa sangat takut.

" Kita mau seneng-seneng.”

" Berengsek,"

Mendadak terdengar bentakan seseorang yang tidak terlalu jauh dari sana. Alana menoleh melihat tiga lelaki lain yang terlihat Penuh amarah. Salah satunya Devan yang langsung menghampiri sosok yang menggoda Alana tadi.

" Devan sabar," tahan Satria Namun emosi Devan sudah tak dapat dia kendalikan lagi.

Farrel Pun dengan hebat dan kuatnya ikut menghantam salah satu dari mereka sampai sosok itu terkapar lemah.

" Ampun, Bang.”

Farrel tersenyum bangga. " Masih mau lo macem-macem sama dedeknya Babang Devan,"

" Enggak, ampun, Bang.”

" Keren juga gue.” Farrel mengibaskan rambutnya.

Di sisi lain Devan menghantam tubuh lelaki di depannya tanpa ampun.

" Kalo sampe lo nyentuh dia hidup lo yang bakal gue obrak-abrik," Lagi-lagi Devan menghantam lelaki itu.

" Lo siapa ? Lo enggak berhak buat ganggu gue, bang-sat," Lelaki itu menghajar balik Devan dengan kuat hingga Pelipis Devan berdarah. Namun Devan melawan sampai lawannya itu pun terkapar.

" Dia Cewek gue Enggak usah ganggu dia.” Devan menarik kerah baju lelaki ito.

" iya, maaf, Bang.”

Mata Alana membola ke arah Devan

Cewek gue ? batin Alana bingung.

Devan menghantam lelaki itu untuk yang terakhir.

" Pergi lo "

Farrel kemudian menghampiri Alana yang tengah menangis ketakutan.

" Kamu enggak apa-apa," tanya Farrel lembut.

Alana menghapus air matanya dan tersenyum

" Enggak apa-apa Makasih, ya, Kak,” ujar Alana kepada tiga lelaki yang sudah menolongnya itu.

Termasuk Devan yang kini menatap Alana dengan tatapan tajamnya.

" Kamu mau ikut Pulang bareng kami?” tanya Satria Padahal dia berboncengan dengan Farrel. Farrel menatap Satria bingung.

" Lah, kita mau bonceng tiga ? Lo mau besok nama gue dipasang di mading jadi cabe-cabean ? Ngerusak reputasi gue aja lo, ah,” ujar Farrel.

Satria menyenggol tubuh Farrel dengan sengaja dan menatap Devan Penuh arti.

" Diem lo curut,” bisik Satria. Farrel hanya menunjukkan deretan giginya.

" Alana biar sama gue,” ujar Devan tegas.

" Abang Devan Peka, ya,” Farrel tertawa senang.

" Lo duluan aja,” suruh Revo.

" Oke, kami duluan, ya.” Satria dan Farrel akhirnya Pergi meninggalkan mereka terlebih dahulu.

Dari kejauhan lagi-lagi ada yang menatap Alana dan Devan tidak senang dari belakang.

" Bodoh tugas segampang itu aja enggak bisa Harusnya gue yang nolongin Alana," rahang Darren mengeras.

" Lo terlalu gegabah Darren " seseorang menepuk Pundak Darren

" Gimana kalo kita kerja sama ? Gue juga enggak suka lihat mereka bareng terus. Gue Pastiin mereka bakal hancur.”

" Siapa lo?”

" Enggak Penting Yang jelas mulai sekarang kita Partner.” Gadis itu tersenyum jahat.

...••••••...

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

next Thor

2024-02-17

0

Anonymous

Anonymous

jangan lama-lama Thor updatenya aku

2024-02-17

0

Anonymous

Anonymous

jangan lama-lama Thor updatenya 😊😊

2024-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!