8. BAHAGIA SEDERHANA

Di toko elektronik ternama di tempat itu Devan Alana mencari speaker yang kira-kira cocok untuk kegiatan Penyiaran radio di sekolah Setelah hampir 1 jam akhirnya mereka mendapatkan speaker yang sesuai.

Devan masih menatap Alana bingung. Wajah gadis itu masih tampak cemberut dan tak bersemangat. Devan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu melihat sebuah arena Permainan yang tidak terlalu ramai.

" Mau ke sana, enggak," tanya Devan

Alana menatap Devan dengan datar.

" Enggak, ah, males.”

" Ayo, cemen lo!”

" Enggak mau,” tolak Alana lagi.

" Yang menang, ditraktir es krim, deh.”

Mendengar kata es krim, wajah Alana tampak kembali ceria. " Es krim ? Serius?”

Devan mengangguk. " iya.”

" Awas lo kalo boong.” Alana masih menatap Devan dengan tatapan tak Percaya.

" iya, sekali lagi lo ngomong—gue getok lo, ya.”

Alana tertawa lalu berjalan menuju arena Permainan itu.

" Ayo "

Devan mengikuti langkah Alana sambil tertawa meledek.

" Tapi emangnya lo berani ngelawan gue?”

" Siapa takut "

" Masa ? Kalo kalah jangan nangis, ya?” ledek Devan

Alana menatap wajah Devan menantang.

" Apapun bakal gue lakuin demi es krim tercinta.” Setelah itu, Alea bergegas memasuki tempat tersebut. Devan Pun mengikuti langkah Alana dan akhirnya mereka bermain Permainan balap mobil. Alana bermain dengan sangat serius sehingga membuat wajahnya terlihat sangat lucu.

" Ayo, dong, balap,"

" Ah, nabrak,"

" Woi, awas mana klakson,"

Devan menatap kagum Alana sepertinya gadis ini memang memiliki masalah tetapi dia masih bisa terlihat sebahagia ini. Devan tak fokus sehingga dia tertinggal jauh.

" Devan cemen banget, sih, lo," ledek Alana

" Sok sokan nantangin gue!”

" Dih, curang lo!” ujar Devan seraya mendorong Pelan tubuh Alana sehingga gadis itu tidak berkonsentrasi.

" Lo yang curang. Geseran, di situ masih lega!”

" Ah, curang," Alana mendorong tubuh Devan dengan lengan kanannya sehingga lelaki itu terdorong dan Alana akhirnya memenangkan Pertandingan.

" Yeay, es krim!” Pekik Alana senang seraya melompat.

Sementara Devan lelaki itu mengembangkan senyuman tipis seraya menggelengkan kepalanya Senyuman itu sangat tipis mungkin tak akan ada yang menyadarinya.

Alana menatap Devan " Lo kenapa malah ngelihatin gue gitu, sih ? Ayo traktir es krim.”

" Jangan seneng dulu deh Tanding basket gimana," tanya Devan

" Ayo " Devan tersenyum licik. Dirinya yang lebih tinggi dari Alana Pasti akan lebih mudah untuk mengalahkannya.

Alana terlebih dahulu berlari ke sana. Namun mata Devan terbelalak melihat tingkah Alana Dia menaiki bangku yang biasanya digunakan anak-anak untuk bermain basket. Sehingga dia lebih banyak memasukkan bola ke ring.

" Yes, masuk,"

" Ah, cemen lo Pendek, sih.” ledek Alana

Devan Pasrah ketika waktu bermain sudah berakhir dan skor Alana jauh lebih banyak darinya.

" Dua-kosong.” Alana menjulurkan lidahnya.

" Curang "

" Lo duluan yang curang Es krim ya tetep es krim.” Alana menarik tangan Devan menuju kedai es krim. Sebenarnya Devan memang sengaja ingin kalah dia tahu gadis ini akan sangat bahagia jika bertemu es krim.

" Mas, es krim yang two in one satu, ya,” Pesan Alana.

" Mau rasa apa, Kak?”

" Rasanya Complete,” jawab Alana dengan semangat. Tak lama Alana menerima es krim itu dengan wajah semringah.

Devan membulatkan matanya ke arah gadis itu.

" Namanya sama aja lo meres orang.”

" Gue enggak maksa Lo yang nantangin gue duluan,” ujar Alana seraya memakan es krimnya dengan bahagia.

Sesederhana itu dia bahagia ? batin Devan

" Mau " Ledek Alana

" Mau " Devan mendekatkan wajahnya ke es krim Alana.

" Enggak boleh, ini es krim gue Siapa suruh kalah ? Wlek.” Alana memeletkan lidahnya.

Devan ingin mengelap mulut Alana dengan tissue tetapi Alana segera merebut tissue itu Ketika Alana tengah mengelap mulutnya Devan mengambil es krim itu.

" Devan es krim gue!”

" Es krim gue!” Devan tetap meledek Alana dan tak mau memberikan es krim itu kembali.

" Devan balikin enggak?” Devan tertawa.

" Enggak mau orang Punya gue.”

" itu Punya gue. Siapa suruh lo kalah?” Alana tetap tak mau kalah.

Devan mengacak-acak rambut gadis itu, lalu memberikan es krim itu. Alana kembali memakan es krim kesukaannya. Dalam diam Devan mengembangkan senyum tipisnya.

Alana menatap Devan yang ternyata sudah menatapnya terlebih dahulu. " Jangan lama-lama ngelihatinnya, entar lo naksir lagi sama gue.”

Devan tertawa. " Ngapain gue suka sama Cewek kayak lo ? Paling nanti lo yang suka sama gue.”

" Kak Devan yang terhormat bisa enggak jangan kepedean sehari aja," Devan lagi-lagi tertawa

" Lihat aja nanti Pokoknya kalo lo sampe suka sama gue, lo harus traktir es krim, ya?”

Alana masih tetap memakan es krimnya. " Siapa takut,"

Di seberang sana, ada sepasang mata yang tak senang melihat gadis itu tertawa bahagia.

" Sial, lo harusnya lagi nangis-nangis sekarang Enggak ada yang boleh milikin lo selain gue Lihat aja tanggal mainnya Alana Annastasya. Lo bakal balik lagi ke gue.”

...•••••...

Terpopuler

Comments

Niken

Niken

next Thor

2024-02-17

0

Anonymous

Anonymous

jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin aja

2024-02-17

0

Anonymous

Anonymous

next Thor

2024-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!