Matahari sudah hampir tinggi namun Ru Mayleen masih belum juga menampakkan batang hidunganya diluar membuat Yu Nian berinisiatif untuk membawakan sarapan majikanya tersebut kedalam kamar.
“ Nyonya, saya bawakan sarapan untuk anda ”, ucap Yu Nian dari balik pintu.
Tak ada respon membuat Yu Nian pun berinisiatif untuk masuk kedalam takut terjadi hal buruk pada nyonya mudanya.
“ Nyonya....”
“ Nyonya....”, panggilnya beberapa kali sambil mengedarfkan pandangannya menyapu seluruh ruangan yang tampak kosong.
Setelah meletakkan sarapan yang dibawahnya keatas meja, Yu Nian segera mencari keberadaan Ru Mayleen dikamar mandi namun hasilnya nihil.
“ Kemana nyonya ”
“ Apa nyonya pergi ke kebun lagi ”, guman Yu Nian menebak.
Yu Nian pun segera keluar untuk mencari keberadaan Ru Mayleen dikebun, namun dia tak melihat majikannya itu ada disana.
Tak patah semangat, Yu Nian pun segera pergi mencari ke beberapa tempat yang biasanya Ru Mayleen kunjungi setiap hari, namun disana juga tak ditemukan sosok yang sedang dicarinya itu.
Yu Nian yang fokus mengedarkan pandangannya keseluruh tempat tak sengaja menabrak tubuh nenek Su hingga wanita tua itu hampir terjatuh ke lantai.
“ Dimana fokusmu Yu Nian....”
“ Kenapa kamu tak bisa melihatku yang sebesar ini ”, ucap nenek Su menggerutu.
Yu Nian yang ditegur oleh nenek Su hanya bisa meminta maaf sambil menjelaskan kenapa dia bisa terburu – buru seperti itu.
“ Apa kamu sudah mencari keseluruh tempat ? ”, tanya nenek Su dengan wajah penuh selidik.
“ Sudah nek, tapi nyonya belum juga kutemukan ”, jawab Yu Nian dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
“ Kita tanya anak – anak dulu, siapa tahu mereka tahu dimana nyonya berada ”, ucap nenek Su mengusulkan.
Keduanya pun bergegas menuju ruang tengah dimana sikembar sedang membaca buku perang dengan sangat seriusnya.
“ Ada apa nek...”
“ Kenapa wajah nenek lesu seperti itu ”, tanya Fei Ning penasaran.
“ Nona muda, apa anda sudah bertemu dengan nyonya pagi ini ”, tanya nenek Su lembut.
Fei Ning hanya menggeleng pelan karena dia memang belum melihat ibunya hari ini karena dia pikir Ru Mayleen kecapean sehingga tak sempat sarapan dengan mereka.
“ Memang, ibu kemana nek ? ”, tanya Fei Yun dengan tatapan curiga.
Bukan nenek Su yang menjawab pertanyaan Fei Yun melainkan Yu Nian yang langsung menceritakan semuanya dengan wajah penuh kekhawatiran.
Tentu saja penjelasan Yu Nian membuat seluruh orang terkejut dan mereka pun mulai melakukan pencarian kesegala penjuru termasuk keseluruh wilayah desa.
Kepergian Ru Mayleen tanpa pamit membuat kediaman gempar karena mereka tak menemukan keberadaan wanita tersebut dimanapun, baik itu disekitar rumah dan semua penjuru desa.
Bahkan aura kekuatan sang ibu juga tak bisa dilacak membuat si kembar merasa frustasi karena baru kali mereka berpisah dengan sang ibu.
Semua orang kembali berkumpul didalam ruang tengah setelah setengah hari melakukan pencarian namun tak kunjung membuahkan hasil.
“ Apa ibu diculik ? ”
“ Siapa yang menculiknya ? ”
“ Kenapa kita sama sekali tak merasakan aura orang asing berada dikediaman kita ? ”
“ Bagaimana jika ibu berada ditangan orang jahat yang ingin melukainya ”, racau Fei Ning sambil berjalan mondar – mandir seperti setrikaan sambil menggigiti kuku tangannya dengan wajah cemas.
“ Li Tian, apa kamu benar – benar tak mengetahui kemana ibu pergi ? ”, tanya Fei Yun dengan sorot mata tajam.
“ Lapor tuan muda, saya sama sekali tak melihat pergerakan nyonya sejak semalam ”, lapornya tegas.
“ Hmmm....”, Fei Yun hanya berdehem dan kembali terdiam memikirkan kira – kira kemana sang ibu pergi.
Isi dalam kamar sang ibu sangat rapi dan sama sekali tak ada bekas perkelahian atau apapun yang mengarah jika Ru Mayleen dibawa pergi dengan paksa.
Opsi yang paling masuk akal dalam benak Fei Yun adalah sang ibu pergi atas kemauannya sendiri.
Tapi kemana dan dengan siapa ?
Itulah yang saat ini terus berada dalam benak putra sulung Ru Mayleen dan berusaha untuk mendapatkan jawabannya.
“ Maaf tuan muda, apa mungkin nyonya pergi dengan tuan muda yang tempo hari bertamu kekediaman ”
“ Bukankah tuan muda tersebut kemarin juga terus mengikuti kita selama berada dipusat kota ”, ucap Yu Nian mengutarakan pemikirannya.
Mendengar ucapan pelayan pribadi ibunya, kedua mata Fei Ning berbinar cerah karena pada akhirnya dia mendapatkan jawaban yang masuk akal
“ Benar yang dikatakan Yu Nian kak ”
“ Apa mungkin ayah yang mengajak ibu keluar ”
“ Tapi kenapa ibu tak memberitahu kita ”, ucap Fei Ning dengan nada kecewa.
“ Kurasa bukan dia ”
“ Ibu tak akan mungkin mau pergi dengan lelaki itu tanpa kita ”, ucap Fei Yun datar.
“ Kenapa tidak ”
“ Lelaki itu bahkan bisa menaruh hadiah didepan kamar kita tanpa ada yang tahu jadi mudah baginya untuk datang dan membawa ibu pergi tanpa jejak seperti ini ”, ucap Fei Ning yang kekeh dengan pemikirannya.
“ Benar tuan muda, saya rasa hanya lelaki itu yang mampu melakukannya mengingat dia memiliki kekuatan yang sangat hebat ”, ucap Li Tian mengutarakan pendapatnya.
Fei Ning tersenyum melihat Li Tian mendukung pemikirannya, namun hal itu tak bisa membuat Fei Yun yakin jika raja Shao Mingyu lah yang membawa ibunya pergi.
Meski tak yakin tapi Fei Yun pun pada akhirnya akan mencoba untuk berkomunikasi dengan ayah kandungnya itu untuk mengetahui keberadaan sang ibu.
“ Baiklah, aku akan coba berkomunikasi dengannya ”
“ Adik, kamu ikut aku sekarang karena aku membutuhkan kekuatanmu ”
“ Dan untuk kalian, berjagalah diluar karena kekuatan yang aku keluarkan akan sangat besar jadi buat perisai pelindung agar tak sampai bocor keluar ”, perintah Fei Yun tegas.
Li Tian, Yu Nian dan nenek Su pun segera melapisi perisai pelindung dengan kekuatan cahaya dan api yang mereka miliki agar bertambah kuat sehingga kekuatana yang akan si kembar keluarkan tak sampai bocor keluar.
Dikerajaan langit, raja Shao Mingyu segera menghentikan rapatnya dengan beberapa menteri waktu dia mendengar telepati anak sulungnya memanggilnya.
Raja Shao Mingyu pun segera menuju ruang meditasi miliknya agar pembicaraan melalui telepati dengan sang anak bisa berjalan dengan lancar.
Karena kekuatan si kembar belum sempurna, Fei Yun pun langsung to the point pada tujuannya berkomunikasi dengan sang ayah.
Meski sedikit terkejut dengan kabar berita yang dibawa oleh putra sulungnya namun raja Shao Mingyu sebisa mungkin membuat kedua anak kembarnya merasa tenang dengan berusaha mengatasi permasalahan yang ada.
“ Kalian jangan cemas, aku yang akan mencari ibumu dan kupastikan hari ini juga ibumu sudah berada dikediaman ” , ucap raja Shao Mingyu penuh ketegasan.
“ Baiklah, aku pegang janjimu ”, jawab Fei Yun sebelum memutuskan telepati dan memuntahkan seteguk darah segar dari mulutnya.
“ Kakak....”, teriak Fei Ning cemas.
“ Aku tidak apa – apa ”
“ Lelaki itu berjanji akan membantu ibu dan membawanya kembali hari ini ”, ucap Fei Yun sebelum jatuh pingsan karena kehabisan tenaga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Daniela Whu
kan ada penjaga bayangannya masak gk tau juga kemna majikannya pergi
2024-11-01
0
Shai'er
lanjut Thor💪💪💪
2024-02-21
1
Shai'er
masih kekaki itu🤧🤧🤧
2024-02-21
0