Gelap dan sunyi, bahkan suara jangkrik tak juga kunjung terdengar membuat hati Fei Ning semakin muram.
“ Nona, istirahatlah sebentar ”
“ Tuan muda biar nenek Su yang jaga ”, ucapnya membujuk.
Namun lagi – lagi gelengan kepala yang wanita tua itu dapatkan dari anak majikannya itu yang kini kembali membalik handuk basah untuk menyeka keringat yang muncul didahi sang kakak yang masih belum sadarkan diri setelah pingsan akibat melakukan telepati dengan sang ayah.
“ Kemana ayah ? ”
“ Kenapa dia masih belum datang ? ”
“ Apa ayah gagal menemukan ibu ? ”, banyak pertanyaan hinggap dibenak Fei Ning membuat hatinya semakin kacau tak karuan.
Sementara itu raja Shao Mingyu yang sedikit merasakan aura Ru Mayleen berhenti tepat didepan hutan Asoka dan tampak bimbang untuk melangkah masuk kedalam.
“ Apakah dia ada didalam ? ”
“ Untuk apa dia masuk kesana ? ”, batinnya bermonolog.
Setelah menimbang beberapa saat, raja Shao Mingyu yang merasakan aura Ru Mayleen semakin kuat dari dalam hutan Asoka pun berniat menyusulnya.
Tapi, belum juga kakinya melangkah masuk tiba – tiba ada tubuh yang menabraknya dengan keras hingga keduanya jatuh ketanah dengan tubuh Ru Mayleen menindih tubuh raja Shao Mingyu.
Cup...
Tak sengaja kedua bibir mereka saling menempel sesaat sebelum Ru Mayleen bangkit dan menatap raja Shao Mingyu dengan penuh permusuhan.
“ Apa yang kamu lakukan padaku...”, teriak Ru Mayleen nyalang.
“ Hey, kamu yang menciumku kamu juga yang marah kepadaku ”, ucap raja Shao Mingyu santai.
“ Jika kamu tak berdiri didepanku maka aku tak mungkin menabrakmu dan ciuman itu tak akan terjadi ”, ucap Ru Mayleen dengan wajah kesal.
Raja Shao Mingyu hanya bisa menghembuskan nafas berat beberapa kali melihat kemarahan dan kekesalan Ru Mayleen.
Inilah yang tidak dia sukai dari wanita, dia yang salah tapi dia juga yang marah – marah dan seakan menjadi korban.
Maka dari itu raja Shao Mingyu tak terlalu dekat dengan wanita dan hanya kepada Ru Mayleenlah hatinya berlabuh.
Selain cantik dan cerdas wanita itu juga telah memberikan dua keturunan untuknya jadi tak ada alasan lagi bagi raja Shao Mingyu untuk menolak keberadaan wanita tersebut dalam hati dan hidupnya.
“ Sudahlah, jangan marah – marah lagi ”
“ Apa kamu tidak cemas dengan anak – anakmu ”
“ Seharian ini mereka mencarimu kemana – mana ”
“ Bahkan Fei Yun tadi menghubungiku untuk membantu mencarimu, maka dari itu aku ada disini sekarang ”, ucap raja Shao Mingyu menjelaskan.
Mendengar nama anaknya disebut wajah Ru Mayleen pun berubah menjadi panik seketika karena dia pergi tanpa pamit dan tak ada yang tahu mengenai kepergiannya karena dia melakukan teleportasi langsung dari kamarnya.
Ru Mayleen mengira dia tak akan lama berada dihutan Asoka sehingga langsung pergi tanpa meninggalkan pesan kepada siapapun.
Melihat Ru Mayleen pergi menggunakan teleportasi, raja Shao Mingyu pun langsung menyusulnya karena dia sudah bernjanji untuk membawa ibu kedua anaknya pulang malam ini.
Begitu tiba dikediaman, Ru Mayleen pun langsung menuju kamar sang anak ketika salah satu prajurit dikediamanannya mengatakan jika Fei Yun mengalami demam tinggi hingga sampai tak sadarkan diri sejak tadi siang.
Brakkk....
Semua orang langsung terbelalak begitu pintu kamar Fei Yun dibuka dengan kasar dari luar oleh Ru Mayleen yang langsung menghambur masuk dan mendekati ranjang anak sulungnya.
“ Ibu....”
“ Ibu sudah kembali ”
“ Aku sangat takut bu....”
“ Kakak tak sadarkan diri sejak melakukan telepati dengan ayah dan sekarang tubuhnya juga demam ”, ucap Fei Ning sambil menangis sesenggukan didalam dekapan Ru Mayleen.
“ Maaf ibu ya sayang...”
“ Ibu telah membuat kalian khawatir sehingga kakakmu memaksakan kekuatannya untuk menghubungi ayahmu ”, ucap Ru Mayleen penuh penyesalan.
Raja Shao Mingyu yang mendengar jika Fei Yun pingsan setelah bertelepati dengannya pun mulai melangkah mendekati ranjang dimana anak sulungnya itu terbaring dengan wajah pucat.
Dengan satu tangan didada Fei Yun, raja Shao Mingyu pun mulai menyalurkan kekuatan yang ada dalam tubuhnya kedalam tubuh anak sulungnya itu.
Tak berapa lama, wajah Fei Yun yang semula pucat pasi kini sudah mulai merona dan suhu tubuhnya pun sudah mulai turun.
Melihat jika kedua anak kembarnya tampaknya harus segera dibawa kepada gurunya untuk dilatih agar kekuatan besar yang ada tak menghancurkannya membuat raja Shao Mingyu pun mengajak Ru Mayleen berbicara empat mata.
Ru Mayleen yang mengerti jika apa yang ingin raja Shao Mingyu berkaitan dengan kedua anaknya pun mulai mengajaknya keruang kerja miliknya untuk berbicara.
“ Aku harus segera membawa sikembar ke pegunungan Sopka untuk melatih kekuatan yang ada dalam tubuhnya ”
“ Jika tidak segera dilakukan aku takutnya kekuatan besar itu akan menghancurkan mereka nantinya ”, ucap raja Shao Mingyu menjelaskan.
“ Kapan kedua anakku harus kesana ”, tanya Ru Mayleen penuh selidik.
“ Secepatnya, kalau bisa lusa mereka sudah harus berangkat kesana ”
“ Tolong, jangan bilang itu anakmu saja karena mereka juga anakku jadi Fei Yu dan Fei Ning adalah anak kita berdua ”, ucap raja Shao Mingyu menegaskan.
“ Hanya masalah sepele begitu kamu permasalahkan ”, ucap Ru Mayleen mencebik kesal.
“ Aku tahu kamu bertaruh nyawa melahirkan mereka berdua dan membesarkannya ”
“ Bagaimanapun kamu menyangkal, aku tetap ayahnya dan mulai sekarang aku akan memenuhi peran yang sempat aku tinggalkan beberapa saat karena ketidaktahuanku dimasa lalu ”, ucap raja Shao Mingyu penuh ketegasan.
Ru Mayleen hanya bisa menghela nafas berat karena dia juga tak ingin memisahkan sikembar dari ayahnya karena mereka membutuhkan sosok tersebut dalam tumbuh kembangnya.
Hanya saja, Ru Mayleen masih belum bisa kalau dia harus menerima raja Shao Mingyu sebagai suaminya.
Tiba – tiba menjadi seorang ibu saja bagi Ru Mayleen sudah cukup mengejutkan ditambah lagi jika dia harus memiliki suami.
Meski disini dia sudah berusia dua puluh dua tahun dan sudah siap menjadi ibu rumah tangga tapi jiwa aslinya adalah remaja yang baru saja menginjak usia tujuh belas tahun sehingga Ru Mayleen pun masih ingin menikmati masa – masa remajanya yang indah meski harus dia lewati dinegara asing ini.
Setelah menimbang semuanya maka Ru Mayleen pun menyetujui usulan raja Shao Mingyu dengan syarat dia yang akan mengantarnya ke pegunungan Sopka dan menyuruh lelaki itu menunggu ketiganya disana.
Meski berat, namun raja Shao Mingyu juga tak bisa melarang Ru Mayleen untuk mengantar kedua anaknya karena dia tahu wanita itu pasti berat melepaskan dua buah hatinya untuk jauh darinya.
“ Jika melalui perjalanan darat, berapa hari bisa ditempuh ”, tanya Ru Mayleen penasaran.
“ Sekitar lima hingga tujuh hari tergantung seberapa sering kamu beristirahat dijalan ”, ucap raja Shao Mingyu menjelaskan.
“ Kenapa kamu tak menggunakan teleportasi saja, bukankah itu akan lebih mudah dan cepat ”, raja Shao Mingyu terlihat penasaran akan alasan yang digunakan oleh Ru Mayleen yang memilih untuk melakukan perjalanan biasa dibandingkan dengan menggunakan teleportasi.
“Aku ingin membuat mereka nyaman dan memberi pengertian serta kenangan yang indah selama perjalanan ”
“ Meski cerdas dan bijak, keduanya masih anak kecil yang selama ini selalu dekat denganku ”
“ Langsung berpisah jauh seperti ini pastilah tak akan mudah bagi keduanya ”, ucap Ru Mayleen menjelaskan.
Raja Shao Mingyu yang mendengar penjelasan Ru Mayleen mencoba mengerti akan keputusan yang diambil wanita itu.
“ Baiklah, kabari aku jika kamu sudah berada didesa Pyompan ”, ucapnya penuh pengertian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Shai'er
setuju👍👍👍
2024-02-22
1
Shai'er
mantap👍👍👍
2024-02-22
0
Shai'er
setuju👍👍👍
2024-02-22
0