“ Hmmm....harum sekali baunya ”, ucap Ru Mayleen untuk kesekian kalianya.
Dengan kedua mata berbinar Ru Mayleen membeli daging bakar beberapa tusuk sambil menawarkan kepada kedua anaknya dan pelayannya.
Tapi lagi – lagi semua orang hanya menggeleng pelan, menolak tawarannya.
Ru Mayleen yang untuk kesekian kalinya menerima penolakan mulai menikmati daging bakar tersebut sendirian sambil melangkah menuju stand makanan lainnya yang dianggap menarik untuknya.
“ Apa tak apa – apa membiarkan ibu memakan semuanya ? ”, tanya Fei Ning setengah berbisik.
“ Nanti kalau sudah kenyang ibu pasti akan berhenti sendiri ”, ucap Fei Yun santai sambil meninmati tanghulu yang tadi dibelinya.
Fei Ning hanya bisa mendesah pelan mendengar jawaban dari kakak kembarnya itu dan kembali melangkah mengikuti kemana Ru Mayleen pergi.
Mereka tak akan menyangka jika dibalik tubuh rampingnya, Ru Mayleen dijaman modern memiliki nafsu makan yang cukup besar.
Untungnya tubuh yang dimasukinya juga demikian sehingga dia masih belum merasa kenyang meski sudah menghabiskan banyak makanan yang dia beli disepanjang perjalanan.
Bukan hanya mereka saja yang merasa aneh akan tingkah laku Ru Mayleen, raja Shao Mingyu yang mengikuti mereka dari belakang juga merasa demikian.
Raja Shao Mingyu merasa Ru Mayleen seperti seorang anak kecil yang baru saja diperbolehkan keluar oleh orang tuanya sehingga dia membeli apa saja yang terlihat dimatanya.
Meski terlihat rakus namun tingkah laku Ru Mayleen terlihat mengemaskan dimata raja Shao Mingyu yang baru pertama kali melihat ada wanita bangsawan bertingkah seperti itu.
Fei Ning yang merasa jika matahari sudah berada tepat diatas kepala segera mengingatkan ibunya akan tujuan mereka datang kepusat kota hari ini.
“ Astaga !!! ”
“ Aku sampai lupa karena terlalu asyik dengan aneka kuliner yang ada disini ”
“ Maafkan ibu ya anak – anak ”, ucap Ru Mayleen dengan puppy eyesnya.
Fei Ning dan Fei Yun langsung mengangguk cepat sebelum Ru Mayleen kembali merajuk dan menunjukkan ekpresi menggemaskan seperti bisanya jika sang ibu sedang merajuk seperti sekarang.
Jika hanya mereka berdua yang melihat mungkin itu tak menjadi masalah, tapi sekarang banyak orang berhenti dan menatap sang ibu dengan wajah penuh kekaguman termasuk raja Shao Mingyu yang ada dibelakang mereka membuat hati kedua anak kembar tersebut tak senang.
Semua orang pasti akan terkejut jika tahu bahwa dua bocah kembar tersebut adalah anak Ru Mayleen, bukan adik seperti yang ada dalam pikiran mereka saat ini.
Melihat kedua anaknya sudah tak lagi kesal terhadapnya, Ru Mayleen pun segera menuntun keduanya dan membawa pergi ke bagian tepi jalan masuk pusat kota.
“ Kenapa kita mencari tempat disini bu ”
“ Bukannya tadi di dekat alun – alun ada beberapa tempat yang terlihat kosong ”, ucap Fei Yun melayangkan protes.
“ Tidak sayang, disana terlalu ramai jadi tak akan efektif ”
“ Kita bisa mencarinya disini ”
“ Selain harganya pasti lebih murah dari pada yang dekat alun – alun setiap orang yang hendak masuk dan keluar dari pusat kota pasti akan lewat sini ”
“ Jadi, jika pada saat mereka datang dan melihat toko kita tapi terlalu buru – buru untuk menyelesaikan urusan mereka dan tak sempat membeli mereka bisa melakukannya ketika akan pulang dimana saat itu semua urusan mereka telah beres ”, ucap Ru Mayleen menjelaskan dengan sabar.
Fei Yun mengangguk paham dan tak mengira jika sang ibu akan memikirkan semuanya dengan matang seperti itu.
Rasa kagum dalam hati Fei Yun pun semakin besar terhadap wanita yang telah melahirkannya itu.
Begitu juga yang terjadi pada raja Shao Mingyu yang merasa jika Ru Mayleen sangat tepat untuk menjadi ratunya karena wanita itu mampu memikirkan suatu hal dalam segala macam sisi dan aspek yang ada.
Ru Mayleen yang memang telah mengincar beberapa tempat ketika kereta kudanya tadi melintas masuk kedalam pusat kota segera menuju tempat tersebut.
Fei Yun kembali menautkan kedua alisnya heran kenapa sang ibu memilih lokasi di ujung dengan kondisi banggunan kotor tak terawat dibandingkan dengan banggunan yang berada diposisi sedikit ketengah dan lebih bersih.
Tapi mengingat jika sang ibu memiliki pikiran yang tak biasa, Fei Yun pun memutuskan untuk mempercayai keputusan yang diambil sang ibu karena yakin jika Ru Mayleen sudah mempertimbangkan semuanya.
Begitu masuk dan bernegoisasi Ru Mayleen keluar dengan wajah bahagia karena dia mendapatkan tempat usaha dengan harga murah ditempat strategis.
“ Baiklah, ayo kita makan siang dulu sebelum pulang ”, ucapnya penuh semangat.
“ Ibu, apa ibu masih lapar setelah makan begitu banyak tadi ”, tanya Fei Ning dengan kedua mata melotot tak percaya.
“ Fei Ning, yang ibu makan tadi hanyalah kudapan sehingga tak membuat kenyang ”, ucap Ru Mayleen tersenyum lebar.
Melihat perdebatan ibu dan anak tersebut, raja Shao Mingyu pun maju sebagai penengah setelah bungkam sejak tadi.
“ Aku sudah menyiapkan makan siang untuk semua orang di Impereal restoran ”
“ Masakannya disana sangat lezat dan setara dengan masakan yang dibuat oleh koki didalam istana ”, ucap raja Shao Mingyu membujuk.
Meski Ru Mayleen masih enggan berbicara dengan lelaki yang merupakan ayah kandung kedua anaknya tapi begitu mendengar Impereal Restoran dia menjadi bersemangat karena tadi dia sempat mendengar nama restoran tersebut ketika membeli daging bakar di pinggir jalan.
Melihat banyak yang memuji masakan yang ada direstoran tersebut serta betapa sulitnya untuk mendapatkan tempat disana karena selalu penuh membuat Ru Mayleen semakin penasaran dengan rasa masakan yang disajikan disana.
Meski begitu Ru Mayleen tak akan mudah luluh oleh bujuk rayu lelaki yang telah membuat hidup Ru Mayleen yang asli hancur dan berakhir meninggal ditempat pengasingan ini hingga jiwanya datang menggantikannya.
Raja Shao Mingyu yang melihat Ru Mayleen dan kedua anaknya menatapnya penuh kecurigaan segera bersuara agar tak ada kesalah pahaman lagi.
“ Saya tidak berharap lebih akan kebaikan yang saya berikan hari ini ”
“ Anggap saja kebaikan saya hari ini sebagai permintaan maaf saya karena telah membuat kalian bertiga kesal akibat hadiah yang terus saja berikan tanpa ijin ”, ucapnya penuh ketulusan.
Melihat ketulusan dalam setiap kata yang raja Shao Mingyu ucapkan membuat Ru Mayleen dan kedua anaknya pun pada akhirnya memutuskan untuk ikut makan bersama lelaki tersebut.
“ Karena kamu sudah susah payah memesan tempat untuk kami maka dengan berat hati kami akan menerimanya ”
“ Tapi ini bukan berarti aku menerimamu sebagai ayah dari anak – anakku ”, ucap Ru Mayleen tegas.
Raja Shao Mingyu yang sudah mengetahui jika niat baiknya ini tak bisa meluluhkan hati Ru Mayleen dengan mudah hanya bisa tersenyum getir.
Meski begitu raja Shao Mingyu merasa senang karena pada akhirnya dia bisa makan bersama dengan Ru Mayleen dan kedua anaknya seperti keluarga kecil pada umumnya.
Begitu Ru Mayleen masuk, parasnya yang rupawan tentu saja mengundang banyak atensi dari pihak lain terutama dua orang lelaki yang berada disebuah bilik pribadi yang ada dilantai tiga rumah makan tersebut.
“ Apakah itu Ru Mayleen ? ”, tanyanya penasaran.
" Benar itu dia karena aku hafal betul pelayan yang ada disampingnya itu ", jawab lelaki yang mengenakan jubah unggu dengan wajah serius.
“ Untuk apa dia berada disini ? ”, ucapnya berbarengan dengan kedua mata saling bertatapan dengan wajah binggung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Shai'er
ngapa? masalah buat lo 😏😏😏
2024-02-18
2
Shai'er
💪💪💪💪💪💪
2024-02-18
0
Shai'er
dengan berat hati dong🤣🤣🤣
2024-02-18
0