Bab 13 - Usaha Eliza

Saat ini, Eliza tengah meracik kopi teh susu, resep baru yang ia keluarkan dan mampu menarik perhatian banyak orang atas ciri khas wanginya. Kopinya ada, rasa susunya ada, dan juga rasa wangi tehnya ada.

Dia tengah berdiri diantara barisan para barista dengan celemek hitam yang tersemat di tubuhnya. Memakai baju khusus pegawai dengan rambut ia kuncir kuda memperlihatkan leher jenjangnya. Kecantikan Eliza yang bak Dewi Yunani itu menarik sebagian pelanggan pria. Ada yang hanya sekedar menyapa, ada yang menggoda, dan ada pula yang hanya membeli saja. Semuanya berbeda-beda.

"Mbak, saya mau kopi susunya satu," ujar salah satu pembeli yang ada di sana.

"Tunggu sebentar, ya. Harap antri dan harap patuhi aturan di sini," balas Eliza secara sopan dan tentunya membalasnya dengan senyuman ramah. Namun senyuman itu mampu membuat para pria terpesona.

Aura yang di miliki Eliza begitu kuat dan mampu menarik kumbang yang datang, pesonanya tidak di ragukan lagi. Meski dia seorang janda, tapi tidak terlihat janda karena kecantikannya, bentuk tubuhnya, dan tutur katanya membuat mereka tertarik. Eliza terlihat begitu sempurna di mata pria yang menyukainya. Namun, tak ada satupun dari pria yang mendekati membuat Eliza tertarik meski banyak yang terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya. Rasa sakit hati yang di alaminya membuat Eliza enggan menjalin hubungan dulu. Rasa kecewa dan sakit hati yang di torehkan oleh Vicky membuatnya sulit membuka hati lagi.

"Mbak, daripada kamu bekerja menjadi barista mending jadi istriku saja, bagaimana? Mau kan?"

Eliza melirik lalu tersenyum, "maaf, saya tidak sedang ingin menjalin hubungan. Saya sedang serius dalam bekerja."

"Mending jadi kekasihku saja, deh," sahut yang lainnya. Lagi-lagi Eliza di buat geleng kepala atas tindakan mereka yang begitu terang-terangan menggombal di depan umum.

******

Lain tempat, seorang pria berperawakan tinggi memiliki rahang kokoh, bibir tebal dengan hidung bangirnya begitu mancung, serta sorot matanya yang tajam dan alis yang tebal berjalan tegak di ikuti oleh asisten pribadinya.

"Kenan, hari ini saya tidak ingin di ganggu dan saya ingin mencari tempat buat ngopi. Jika ada yang menghubungi saya atau berniat ingin menemui saya cancel mereka!" Suara tegasnya memerintahkan pria bernama kelam yang menjadi asisten pribadi sekaligus menjadi orang kepercayaannya.

"Baik, bos."

"Pastikan mereka tidak mengusik ketenangan saya! Saya cukup pusing menghadapi tingkah mami saya dan saya tidak ingin masalah kantor juga mengganggu saya. Kamu paham, Kenan?" Pria itu memberhentikan langkahnya dan menoleh ke belakang memastikan Kenan mengerti apa yang ia inginkan.

"Paham, Bos. Semua akan aman terkendali jika sudah bersama saya." Kenan sedikit menundukkan kepalanya tanda menghormati dan siap menjalankan tugas dari atasannya ini.

"Bagus, kamu memang bisa di andalkan. Sekarang kamu cari kedai kopi yang enak! Buruan!" Pria tampan penuh karismatik itu kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil yang terparkir di salah satu parkiran khusus para petinggi.

"Siap laksanakan, Bos." Kenan menuruti atasannya dan sedikit berlari membuka pintu mobil. Namun, mereka terhenti ketika suara seorang wanita memanggil pria yang sering di sapa bos itu.

"Alex sayang, tunggu!" Wanita itu sedikit berlari mendekati Alex dan langsung merangkul lengan calon suaminya. Pria itu memperhatikan wajah wanita yang akan ia nikahi. Muka ber- makeup cukup tebal membuat wajah wanita itu terlihat cantik, rambut ikal ujung berwarna sedikit pirang terlihat indah, bibir merah tebalnya begitu terlihat sexy.

"Kamu mau kemana? Mami menyuruh kita untuk fitting baju pengantin dan menyuruhku datang menemui mu di sini." Wanita itu menyenderkan kepalanya di lengan kekar Alex.

Alex menatap Kenan dan memberikan sebuah isyarat jika dia tidak nyaman dengan wanita di sampingnya.

"Sorry, Mauren. Kami harus pergi ada pekerjaan penting yang ingin kami kerjakan." Kenan menarik paksa tangan Mauren agar terlepas dari tangan bosnya.

Saat itu juga, Alex melepaskan jasnya lalu menyemprotkan cairan higenis pada tubuhnya yang di pegang oleh Mauren. Tubuhnya bereaksi gatal-gatal.

"Hei, kacung! Kamu siapa beraninya menyuruh saya? Kamu tahu saya ini calon istri dari ALEXANDER ABRAHAM. Saya akan memecatmu jika sudah menjadi nyonya mu." Mauren terlihat marah tidak terima Kenan selalu berlaku kasar padanya.

Alex enggan mendengarkan ocehan Mauren dan langsung saja masuk kedalam mobil di saat wanita itu berdebat dengan Kenan.

"Saya hanya menjalankan tugas dari atasan saya. Jika bis saya tidak nyaman atas keberadaan Anda di sisinya maka saya wajib menjauhkan diri Anda. Sorry, kami banyak pekerjaan." Kenan pun melengos pergi dan masuk ke tempat mengemudi lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Alex kamu jangan meninggalkanku begitu saja. Ini perintah mami mu, Alex." Mauren menggedor pintu kaca mobil Alex tapi pria itu tidak peduli dan mobil mereka pun meluncur bebas meninggalkan tempat itu.

"Akkhh sialan, kenapa sulit sekali mendapatkan hati pria es batu itu. Kalau bukan karena berhasil mendekati ibunya pasti saya kesulitan mendapatkannya."

Mauren, wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya Eliza kini tengah gencar mendekati pria kaya pewaris tunggal. Pria satu-satunya yang paling kaya yang ia kenal dari sekian banyak pria.

******

Tempat lain

Meskipun banyak kerjaan, Eliza tidak sampai melupakan meeting yang dijanjikan dengan salah satu pemasok kopi terbaik. Dia di temani Celine sedang membahas tentang pemasukan bahan baku untuk kedainya.

"Kalau begitu, saya pamit undur diri, Pak." Setelah semuanya selesai, barulah Eliza berpamitan kepada klien nya.

"Kenapa buru-buru sekali? Padahal saya senang bisa mengobrol dengan Anda." Dari nada suara pria itu terdengar seperti kecewa. Dan Eliza menyadari akan sesuatu, yaitu tatapan dari pria itu begitu berbeda seperti pria pada umumnya yang mengagumi dirinya.

"Saya banyak kerjaan, Pak. Jadi mohon maaf saya tidak bisa menemani Anda. Kalau ada apa-apa, Anda bisa menghubungi asisten saya, Celine." Eliza melirik Celine sebentar lalu melirik klien nya lagi.

"Ah tentu, kalau begitu silahkan." Pria itu pun mempersilahkan Eliza pergi dari sana karena tidak ingin membuat ketidaknyamanan diantara mereka.

Eliza tersenyum lalu sedikit menundukkan kepalanya dan di ikuti oleh Celine.

"Sepertinya dia menyukaimu, El." ujar Celine saat mereka sudah keluar restoran.

"Tidak mungkin. Meskipun iya, aku tidak akan membalas perasaanya," balas Eliza bersiap membuka taksi yang ingin ia pesan. Namun, Eliza terhenti ketika melihat pengemis paruh baya di sebrang jalan.

"Celine, aku mau kesana dulu. Kamu tunggu saja di sini."

Celine mengangguk, sedangkan Eliza mulai menyebrang tanpa melihat kiri kanan dulu. Namun tiba-tiba dari sebrang jalan ada sebuah mobil yang melaju kencang kearah Eliza. Sepertinya mobil itu terlihat oleng tak terkendali.

Celine yang melihat gelagat aneh mobil itu langsung teriak, "Eliza awaasss!!!"

Eliza yang mendengan teriakan Celine segera menghindar, tapi sayang, laju mobil itu begitu sangat cepat sehingga menyenggol tubuh Eliza.

"Eliza!!!!" Teriak Celine lalu berlari menghampiri Eliza yang terduduk di aspal.

Dan kejadian itu di perhatikan oleh orang-orang yang ada di sana termasuk Alex dan Kenan yang kebetulan baru memberhentikan mobilnya di depan restoran yang Eliza kunjungi tadi.

"Ada kecelakaan, Bos." Kenan memperhatikan dua orang wanita di kerumunan banyak orang.

"Biarkan saja. Paling juga seseorang yang ceroboh menyebrang jalan tidak lihat-lihat dulu." Alex menunduk tak menghiraukannya. Matanya teralihkan pada benda pipih yang sedang ia genggam membaca sederet pesan dari maminya.

Pria itu mendengus kesal lalu memasukkan ponselnya dan barulah dia menoleh kebelakang melihat dimana banyak orang di sana. Namun matanya memperhatikan wanita yang tengah terduduk meringis kesakitan itu. Di saat wanita itu mendongak barulah wajahnya terlihat dan hal itu membuat mata Alex terbelalak.

"Dia!"

Episodes
1 Bab 1 - Kejutan Mengejutkan
2 Bab 2 - Diceraikan
3 Bab 3 - Mengejar
4 Bab 4 - Kepanikan
5 Bab 5 - Kebodohan Vicky
6 Bab 6 - Sadar
7 Bab 7 - Pulang
8 Bab 8 - Keributan
9 Bab 9 - Menyalahkan
10 Bab 10 - Pertengkaran
11 Bab 11 - Pengakuan
12 Bab 12 - Memulai kembali
13 Bab 13 - Usaha Eliza
14 Bab 14 - Dia?
15 Bab 15 - Eliza & alex
16 Bab 16 - Permintaan maaf
17 Bab 17 - Kepergian Vicky
18 Bab 18 - Keterkejutan
19 Bab 19 - Penolakan
20 Bab 20 - Rencana
21 Bab 21 - Rencana part 2
22 Bab 22 - Persiapan melamar pekerjaan
23 Bab 23 - Diterima
24 Bab 24
25 Bab 25 - Apartemen 1
26 Bab 26 - Apartemen part 2
27 Bab 27 - Terjerat Sekretaris
28 Bab 28 - Pembicaraan dengan sahabat
29 Bab 29 - Persiapan menyusul alex
30 Bab 30 - Menyusul
31 Bab 31 - Aku akan menikahimu
32 Bab 32 - Saya Mencintaimu, Mauren.
33 Bab 33 - Perkara Ac
34 Bab 34 - Saya Bukan Waria!
35 Bab 35 - Pembicaraan di pagi hari
36 Bab 36 - Berdandan untuk siapa
37 Bab 37 - Cemburu
38 Bab 38 - Kekesalan Alex
39 Bab 39
40 Bab 40 - Kedatangan Mauren
41 Bab 41 - Adik?
42 Bab 42 - Perhatian
43 Bab 43 - Penjelasan Sarah pada Leo
44 Bab 44 - Kehangatan
45 Bab 45 - Pertanyaan
46 Bab 46 - Penolakan
47 Bab 47 - Mengadu
48 Bab 48 - Alasan sebenarnya
49 Bab 49
50 Bab 50 - Tentang Celine
51 Bab 51
52 Bab 52 - Ketahuan
53 Bab 53 - Mengapa Bisa?
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Bercerailah!
56 Bab 56 - Ikhlas
57 Bab 57 - Menjenguk
58 Bab 58 - Pelakor teriak Pelakor
59 Bab 59 - Talak
60 Bab 60 - Merasa Kecewa
61 Bab 61 - Cemburu Buta
62 Bab 62 - Rencana
63 Bab 63 - Berita
64 Bab 64 - Komentar Netizen
65 Bab 65 - Kamu suka lelaki?
66 Bab 66 - Dia bukan Pelakor!
67 Bab 67 - Makin memanas
68 Bab 68 - Tidak Terkendali
69 Bab 69
70 Bab 70 - Kesalahpahaman
71 Bab 71 - Hampir saja
72 Bab 72 - Khawatir
73 Bab 73 - Rumah Sakit
74 Bab 74 - Gempa Dadakan
75 Bab 75 - Bercerita
76 Bab 76 - Keinginan
77 Bab 77 - Keputusan
78 Bab 78 - Pendonor
79 Bab 79 - Kesal
80 Bab 80 - Keterkejutan
81 Bab 81 - Penjelasan Dokter
82 Bab 82 - Penasaran
83 Bab 83 - Positif
84 Bab 84 - Adik
85 Bab 85 - Membuat ulah
86 Bab 86 - Rindu
87 Bab 87 - Pergi
88 Bab 88 - Kemarahan
89 Bab 89 - Hukuman
90 Bab 90 - Sikap berbeda Alex
91 Bab 91 - Ngidam yang menyusahkan
92 Bab 92 - Cepat berlalu
93 Bab 93 - Kekesalan
94 Bab 94 - Emak-emak ngamuk
95 Bab 95 - Keinginan
96 Bab 96 - Tunggu kedatanganku
97 Bab 97 - Kejutan
98 Bab 98 - Perjuangan
99 Bab 99 - Restu
100 Bab 100 - Kesedihan
101 Bab 101 - siapa mereka?
102 Bab 102 - Talak untuk Sarah
103 Bab 103 - Nasehat
104 Bab 104 - Misi penyelamatan
105 Bab 105 - Melahirkan
106 Bab 106 - kebahagiaan dan kesedihan
107 Bab 107 - Kesedihan Sarah
108 Bab 108 - Pernikahan ke dua
109 Bab 109 - Bahagia dan air mata
110 Bab 110 - Tidak semudah itu
111 Bab 111 - Menikmati peran sebagai ayah
112 Bab 112 - Khawatirkan kenan
113 Bab 113 - Telat datang bulan
114 Bab 114 - kebahagiaan keluarga Eliza
115 Bab 115 - Rasa yg masih ada
116 Bab 116 - Kegigihan Kenan
117 Bab 117 - Berusaha Mendekati
118 Bab 118 - Perjodohan
119 Bab 119 - Tidak nyaman
120 Bab 120 - Rencana
121 Bab 121 - Kekesalan sarah
122 Bab 122 - Ngeyel
123 Bab 123 - Calon jodoh
124 Bab 124 - Ungkapan Hati
125 Bab 125 - Menerima
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130 - Perbincangan dipagi hari
131 Bab 131 - waktu semakin berlalu
132 Bab 132 - Terima kasih ( End )
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1 - Kejutan Mengejutkan
2
Bab 2 - Diceraikan
3
Bab 3 - Mengejar
4
Bab 4 - Kepanikan
5
Bab 5 - Kebodohan Vicky
6
Bab 6 - Sadar
7
Bab 7 - Pulang
8
Bab 8 - Keributan
9
Bab 9 - Menyalahkan
10
Bab 10 - Pertengkaran
11
Bab 11 - Pengakuan
12
Bab 12 - Memulai kembali
13
Bab 13 - Usaha Eliza
14
Bab 14 - Dia?
15
Bab 15 - Eliza & alex
16
Bab 16 - Permintaan maaf
17
Bab 17 - Kepergian Vicky
18
Bab 18 - Keterkejutan
19
Bab 19 - Penolakan
20
Bab 20 - Rencana
21
Bab 21 - Rencana part 2
22
Bab 22 - Persiapan melamar pekerjaan
23
Bab 23 - Diterima
24
Bab 24
25
Bab 25 - Apartemen 1
26
Bab 26 - Apartemen part 2
27
Bab 27 - Terjerat Sekretaris
28
Bab 28 - Pembicaraan dengan sahabat
29
Bab 29 - Persiapan menyusul alex
30
Bab 30 - Menyusul
31
Bab 31 - Aku akan menikahimu
32
Bab 32 - Saya Mencintaimu, Mauren.
33
Bab 33 - Perkara Ac
34
Bab 34 - Saya Bukan Waria!
35
Bab 35 - Pembicaraan di pagi hari
36
Bab 36 - Berdandan untuk siapa
37
Bab 37 - Cemburu
38
Bab 38 - Kekesalan Alex
39
Bab 39
40
Bab 40 - Kedatangan Mauren
41
Bab 41 - Adik?
42
Bab 42 - Perhatian
43
Bab 43 - Penjelasan Sarah pada Leo
44
Bab 44 - Kehangatan
45
Bab 45 - Pertanyaan
46
Bab 46 - Penolakan
47
Bab 47 - Mengadu
48
Bab 48 - Alasan sebenarnya
49
Bab 49
50
Bab 50 - Tentang Celine
51
Bab 51
52
Bab 52 - Ketahuan
53
Bab 53 - Mengapa Bisa?
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Bercerailah!
56
Bab 56 - Ikhlas
57
Bab 57 - Menjenguk
58
Bab 58 - Pelakor teriak Pelakor
59
Bab 59 - Talak
60
Bab 60 - Merasa Kecewa
61
Bab 61 - Cemburu Buta
62
Bab 62 - Rencana
63
Bab 63 - Berita
64
Bab 64 - Komentar Netizen
65
Bab 65 - Kamu suka lelaki?
66
Bab 66 - Dia bukan Pelakor!
67
Bab 67 - Makin memanas
68
Bab 68 - Tidak Terkendali
69
Bab 69
70
Bab 70 - Kesalahpahaman
71
Bab 71 - Hampir saja
72
Bab 72 - Khawatir
73
Bab 73 - Rumah Sakit
74
Bab 74 - Gempa Dadakan
75
Bab 75 - Bercerita
76
Bab 76 - Keinginan
77
Bab 77 - Keputusan
78
Bab 78 - Pendonor
79
Bab 79 - Kesal
80
Bab 80 - Keterkejutan
81
Bab 81 - Penjelasan Dokter
82
Bab 82 - Penasaran
83
Bab 83 - Positif
84
Bab 84 - Adik
85
Bab 85 - Membuat ulah
86
Bab 86 - Rindu
87
Bab 87 - Pergi
88
Bab 88 - Kemarahan
89
Bab 89 - Hukuman
90
Bab 90 - Sikap berbeda Alex
91
Bab 91 - Ngidam yang menyusahkan
92
Bab 92 - Cepat berlalu
93
Bab 93 - Kekesalan
94
Bab 94 - Emak-emak ngamuk
95
Bab 95 - Keinginan
96
Bab 96 - Tunggu kedatanganku
97
Bab 97 - Kejutan
98
Bab 98 - Perjuangan
99
Bab 99 - Restu
100
Bab 100 - Kesedihan
101
Bab 101 - siapa mereka?
102
Bab 102 - Talak untuk Sarah
103
Bab 103 - Nasehat
104
Bab 104 - Misi penyelamatan
105
Bab 105 - Melahirkan
106
Bab 106 - kebahagiaan dan kesedihan
107
Bab 107 - Kesedihan Sarah
108
Bab 108 - Pernikahan ke dua
109
Bab 109 - Bahagia dan air mata
110
Bab 110 - Tidak semudah itu
111
Bab 111 - Menikmati peran sebagai ayah
112
Bab 112 - Khawatirkan kenan
113
Bab 113 - Telat datang bulan
114
Bab 114 - kebahagiaan keluarga Eliza
115
Bab 115 - Rasa yg masih ada
116
Bab 116 - Kegigihan Kenan
117
Bab 117 - Berusaha Mendekati
118
Bab 118 - Perjodohan
119
Bab 119 - Tidak nyaman
120
Bab 120 - Rencana
121
Bab 121 - Kekesalan sarah
122
Bab 122 - Ngeyel
123
Bab 123 - Calon jodoh
124
Bab 124 - Ungkapan Hati
125
Bab 125 - Menerima
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130 - Perbincangan dipagi hari
131
Bab 131 - waktu semakin berlalu
132
Bab 132 - Terima kasih ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!