Bab 4 - Kepanikan

Tubuh Eliza terpental cukup jauh dari posisi sebelumnya. Dunianya terasa hancur di kala suaminya memilih pelakor itu daripada dirinya. Matanya terus memperhatikan mobil yang semakin jauh dari pandangannya.

Tangannya perlahan terangkat ingin menggapai mobil yang semakin melaju jauh dengan pandangan yang mulai gelap gulita dan mata kian perlahan tertutup rapat sampai Eliza tidak sadarkan diri terkulai lemah di atas aspal di guyur air hujan yang menjadi saksi bisu kisah pernikahannya hancur dalam sekejap mata.

Seseorang segera turun dari mobil yang di kendarainya menghampiri tubuh Eliza. Orang tersebut terlihat panik menyangsikan wanita terbaring tak sadarkan diri dalam keadaan luka dan darah mengalir dari kulitnya.

"Ya Tuhan! Apa yang sudah saya lakukan? Saya sudah menabrak wanita ini." Orang itu berdiri dengan tangan kiri bertolak pinggang dan tangan kanan mengusap kasar wajahnya yang basah akibat tetesan air hujan.

Saking panik dan khawatirnya pada Eliza, orang tersebut mengangkat tubuh ideal berlumuran darah tersebut membawanya ke rumah sakit. Walau bagaimanapun dia harus bertanggungjawab atas tindakan yang di lakukannya.

*****

Orang yang menabrak Eliza begitu tergesa berlarian menyusuri koridor Rumah sakit sembari menggendong tubuh Eliza yang sudah memucat dan berlumur darah.

"Dokter, suster, cepat tolong ada pasien gawat darurat! Dokter!!" orang itu berteriak memanggil para perawat dan dokter membuat kericuhan di rumah sakit tersebut.

Waktu pun kian semakin dini hari dan suasana di rumah sakit cukup sepi di saat jam tertentu. Bagaimana tidak, jam sudah menunjukan pukul dua dini hari dan pria itu datang saat semuanya sedang istirahat dan terlelap.

Suster yang melihat orang itu dilanda kepanikan, dia segera mengambil brangkar pasien secara tergesa. Untungnya masih ada bagian ship malam sehingga membuat sebagian pekerja rumah sakit standby di tempat untuk menjadi penolong di kala keadaan darurat seperti ini.

"Tuan, Anda bisa membaringkan wanita itu di sini." Susternya menghampiri pria itu memintanya untuk menurunkan tubuh Eliza ke atas Brangkar.

Dan pria itu pun mengikuti arahan suster. "Tolong segera beri tindakan buat dia. Dia tertabrak, suster."

Rasa panik kian ia rasakan di saat melihat darah keluar dari bagian belakang tubuh wanita itu. Apalagi wanita itu pingsan tak sadarkan diri membuatnya semakin dilanda kepanikan dan tidak mengingat jika dirinya sedang di tunggu orangtuanya.

"Baik, Tuan." Suster dan pria itu pun mendorong brangkarnya sambil sedikit berlari menuju ruangan UGD.

"Maaf Tuan, Anda tidak bisa masuk ke dalam. Anda bisa tunggu di sana dan sekalian bisa mengajukan administrasi nya di bagian sebelah sana." Suster itu sekalian menunjuk arah tepat pembayaran rumah sakit untuk mengurus Eliza.

"Hah, iya. Saya akan kesana suster," balas pria itu harus bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukannya.

Pria itu pun ingin melakukan administrasi tapi, dia kebingungan sebab tidak tahu nama wanita yang ditabraknya.

"Sus, saya .. saya tidak tahu nama pasien yang sedang berada di ruangan UGD yang baru saja saya bawa. Tapi saya ingin membayar seluruh biaya pengobatan dan penginapannya sampai dia benar-benar sembuh. Ini kartu nya." Pria itu memberikan kartu sakti yang hanya di miliki orang-orang kaya saja.

"Tunggu sebentar, Tuan." Suster yang bertugas menjadi resepsionis itu mengambil kartunya kemudian menggesekkan kartu tersebut.

"Tapi Tuan, Anda harus memberikan alamat dan nama pasiennya," setelah menyelesaikan administrasi barulah suster itu bilang mengenai nama.

"Nama?" dia berpikir mengenai siapa namanya. Hingga terbesit nama yang ia sukai di benaknya. "Eliza, namanya Eliza dan alamatnya..." Pria itu pun kembali menyebutkan alamat yang ia tinggali karena tidak tahu dimana alamat rumahnya Eliza.

"Baik, Tuan. Semuanya sudah selesai." tutur susternya dan pria itupun kembali menuju ruang UGD menunggu hasil pemeriksaan dari dokter.

Dirinya merasa bersalah dan bertanggungjawab atas kejadian ini sehingga membuatnya harus menunggu setidaknya sampai dokter yang ada di dalam keluar.

Tanpa memperdulikan baju yang di kenakannya basah dan berlumuran darah, pria itu setia menunggu di ruang tunggu. Hingga beberapa jam berlalu dokter yang menangani Eliza keluar. Pria itupun menoleh ke arah pintu dan segera berdiri menghampiri.

"Dokter, bagaimana keadaan pasien yang tertabrak itu?"

Dokter itu terlihat menghelakan nafas berat lalu membuka masker yang di kenakannya. "Apa Anda suaminya? atau Anda saudaranya?"

"Saya... saya saudaranya."

"Begini, kami sudah melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan keduanya. Tapi Tuhan berkehendak lain. Kami tidak bisa menyelamatkan janin yang ada dalam kandungannya. Saudara Anda keguguran dan kami terpaksa harus melakukan kuret." papa dokter itu menjelaskan apa yang terjadi kepada pasiennya tanpa di tutup-tutupi.

Deg...

Pria itu tertegun sejenak saat mendengar keguguran. Dia terduduk lesu mengetahui jika dirinya telah membunuh anak tak berdosa.

"Keguguran, Dok? Lalu ibunya?" berusaha keras dia menyembunyikan rasa tidak percaya penuh kekhawatiran dan penyesalan atas tindakan yang di lakukannya di saat berkendaraan dalam kecepatan tinggi.

"Ibunya selamat dan saat ini masih menunggu sadar dari pingsannya." Dan anehnya meski mendapatkan benturan keras, Eliza di nyatakan selamat tapi calon bayinya tidak tertolong.

"Kami akan memindahkannya ke ruang rawat. Kalau begitu saya permisi dulu." Dokter itu pun pergi dari hadapan pria yang sudah menabrak Eliza.

"Keguguran, saya sudah membunuh anak wanita itu." Dengan gusar seraya mengusap wajahnya secara kasar, pria itu berdiri menonjok tembok sekeras-kerasnya marah pada diri sendiri tidak bisa mengendalikan emosi di saat berkendara.

Hingga pasien keluar dari ruangan UGD di dorong oleh beberapa suster, pria itu pun menatap dalam wajah Eliza. "Maafkan saya nona," lirihnya menyesali perbuatannya.

Episodes
1 Bab 1 - Kejutan Mengejutkan
2 Bab 2 - Diceraikan
3 Bab 3 - Mengejar
4 Bab 4 - Kepanikan
5 Bab 5 - Kebodohan Vicky
6 Bab 6 - Sadar
7 Bab 7 - Pulang
8 Bab 8 - Keributan
9 Bab 9 - Menyalahkan
10 Bab 10 - Pertengkaran
11 Bab 11 - Pengakuan
12 Bab 12 - Memulai kembali
13 Bab 13 - Usaha Eliza
14 Bab 14 - Dia?
15 Bab 15 - Eliza & alex
16 Bab 16 - Permintaan maaf
17 Bab 17 - Kepergian Vicky
18 Bab 18 - Keterkejutan
19 Bab 19 - Penolakan
20 Bab 20 - Rencana
21 Bab 21 - Rencana part 2
22 Bab 22 - Persiapan melamar pekerjaan
23 Bab 23 - Diterima
24 Bab 24
25 Bab 25 - Apartemen 1
26 Bab 26 - Apartemen part 2
27 Bab 27 - Terjerat Sekretaris
28 Bab 28 - Pembicaraan dengan sahabat
29 Bab 29 - Persiapan menyusul alex
30 Bab 30 - Menyusul
31 Bab 31 - Aku akan menikahimu
32 Bab 32 - Saya Mencintaimu, Mauren.
33 Bab 33 - Perkara Ac
34 Bab 34 - Saya Bukan Waria!
35 Bab 35 - Pembicaraan di pagi hari
36 Bab 36 - Berdandan untuk siapa
37 Bab 37 - Cemburu
38 Bab 38 - Kekesalan Alex
39 Bab 39
40 Bab 40 - Kedatangan Mauren
41 Bab 41 - Adik?
42 Bab 42 - Perhatian
43 Bab 43 - Penjelasan Sarah pada Leo
44 Bab 44 - Kehangatan
45 Bab 45 - Pertanyaan
46 Bab 46 - Penolakan
47 Bab 47 - Mengadu
48 Bab 48 - Alasan sebenarnya
49 Bab 49
50 Bab 50 - Tentang Celine
51 Bab 51
52 Bab 52 - Ketahuan
53 Bab 53 - Mengapa Bisa?
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Bercerailah!
56 Bab 56 - Ikhlas
57 Bab 57 - Menjenguk
58 Bab 58 - Pelakor teriak Pelakor
59 Bab 59 - Talak
60 Bab 60 - Merasa Kecewa
61 Bab 61 - Cemburu Buta
62 Bab 62 - Rencana
63 Bab 63 - Berita
64 Bab 64 - Komentar Netizen
65 Bab 65 - Kamu suka lelaki?
66 Bab 66 - Dia bukan Pelakor!
67 Bab 67 - Makin memanas
68 Bab 68 - Tidak Terkendali
69 Bab 69
70 Bab 70 - Kesalahpahaman
71 Bab 71 - Hampir saja
72 Bab 72 - Khawatir
73 Bab 73 - Rumah Sakit
74 Bab 74 - Gempa Dadakan
75 Bab 75 - Bercerita
76 Bab 76 - Keinginan
77 Bab 77 - Keputusan
78 Bab 78 - Pendonor
79 Bab 79 - Kesal
80 Bab 80 - Keterkejutan
81 Bab 81 - Penjelasan Dokter
82 Bab 82 - Penasaran
83 Bab 83 - Positif
84 Bab 84 - Adik
85 Bab 85 - Membuat ulah
86 Bab 86 - Rindu
87 Bab 87 - Pergi
88 Bab 88 - Kemarahan
89 Bab 89 - Hukuman
90 Bab 90 - Sikap berbeda Alex
91 Bab 91 - Ngidam yang menyusahkan
92 Bab 92 - Cepat berlalu
93 Bab 93 - Kekesalan
94 Bab 94 - Emak-emak ngamuk
95 Bab 95 - Keinginan
96 Bab 96 - Tunggu kedatanganku
97 Bab 97 - Kejutan
98 Bab 98 - Perjuangan
99 Bab 99 - Restu
100 Bab 100 - Kesedihan
101 Bab 101 - siapa mereka?
102 Bab 102 - Talak untuk Sarah
103 Bab 103 - Nasehat
104 Bab 104 - Misi penyelamatan
105 Bab 105 - Melahirkan
106 Bab 106 - kebahagiaan dan kesedihan
107 Bab 107 - Kesedihan Sarah
108 Bab 108 - Pernikahan ke dua
109 Bab 109 - Bahagia dan air mata
110 Bab 110 - Tidak semudah itu
111 Bab 111 - Menikmati peran sebagai ayah
112 Bab 112 - Khawatirkan kenan
113 Bab 113 - Telat datang bulan
114 Bab 114 - kebahagiaan keluarga Eliza
115 Bab 115 - Rasa yg masih ada
116 Bab 116 - Kegigihan Kenan
117 Bab 117 - Berusaha Mendekati
118 Bab 118 - Perjodohan
119 Bab 119 - Tidak nyaman
120 Bab 120 - Rencana
121 Bab 121 - Kekesalan sarah
122 Bab 122 - Ngeyel
123 Bab 123 - Calon jodoh
124 Bab 124 - Ungkapan Hati
125 Bab 125 - Menerima
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130 - Perbincangan dipagi hari
131 Bab 131 - waktu semakin berlalu
132 Bab 132 - Terima kasih ( End )
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1 - Kejutan Mengejutkan
2
Bab 2 - Diceraikan
3
Bab 3 - Mengejar
4
Bab 4 - Kepanikan
5
Bab 5 - Kebodohan Vicky
6
Bab 6 - Sadar
7
Bab 7 - Pulang
8
Bab 8 - Keributan
9
Bab 9 - Menyalahkan
10
Bab 10 - Pertengkaran
11
Bab 11 - Pengakuan
12
Bab 12 - Memulai kembali
13
Bab 13 - Usaha Eliza
14
Bab 14 - Dia?
15
Bab 15 - Eliza & alex
16
Bab 16 - Permintaan maaf
17
Bab 17 - Kepergian Vicky
18
Bab 18 - Keterkejutan
19
Bab 19 - Penolakan
20
Bab 20 - Rencana
21
Bab 21 - Rencana part 2
22
Bab 22 - Persiapan melamar pekerjaan
23
Bab 23 - Diterima
24
Bab 24
25
Bab 25 - Apartemen 1
26
Bab 26 - Apartemen part 2
27
Bab 27 - Terjerat Sekretaris
28
Bab 28 - Pembicaraan dengan sahabat
29
Bab 29 - Persiapan menyusul alex
30
Bab 30 - Menyusul
31
Bab 31 - Aku akan menikahimu
32
Bab 32 - Saya Mencintaimu, Mauren.
33
Bab 33 - Perkara Ac
34
Bab 34 - Saya Bukan Waria!
35
Bab 35 - Pembicaraan di pagi hari
36
Bab 36 - Berdandan untuk siapa
37
Bab 37 - Cemburu
38
Bab 38 - Kekesalan Alex
39
Bab 39
40
Bab 40 - Kedatangan Mauren
41
Bab 41 - Adik?
42
Bab 42 - Perhatian
43
Bab 43 - Penjelasan Sarah pada Leo
44
Bab 44 - Kehangatan
45
Bab 45 - Pertanyaan
46
Bab 46 - Penolakan
47
Bab 47 - Mengadu
48
Bab 48 - Alasan sebenarnya
49
Bab 49
50
Bab 50 - Tentang Celine
51
Bab 51
52
Bab 52 - Ketahuan
53
Bab 53 - Mengapa Bisa?
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Bercerailah!
56
Bab 56 - Ikhlas
57
Bab 57 - Menjenguk
58
Bab 58 - Pelakor teriak Pelakor
59
Bab 59 - Talak
60
Bab 60 - Merasa Kecewa
61
Bab 61 - Cemburu Buta
62
Bab 62 - Rencana
63
Bab 63 - Berita
64
Bab 64 - Komentar Netizen
65
Bab 65 - Kamu suka lelaki?
66
Bab 66 - Dia bukan Pelakor!
67
Bab 67 - Makin memanas
68
Bab 68 - Tidak Terkendali
69
Bab 69
70
Bab 70 - Kesalahpahaman
71
Bab 71 - Hampir saja
72
Bab 72 - Khawatir
73
Bab 73 - Rumah Sakit
74
Bab 74 - Gempa Dadakan
75
Bab 75 - Bercerita
76
Bab 76 - Keinginan
77
Bab 77 - Keputusan
78
Bab 78 - Pendonor
79
Bab 79 - Kesal
80
Bab 80 - Keterkejutan
81
Bab 81 - Penjelasan Dokter
82
Bab 82 - Penasaran
83
Bab 83 - Positif
84
Bab 84 - Adik
85
Bab 85 - Membuat ulah
86
Bab 86 - Rindu
87
Bab 87 - Pergi
88
Bab 88 - Kemarahan
89
Bab 89 - Hukuman
90
Bab 90 - Sikap berbeda Alex
91
Bab 91 - Ngidam yang menyusahkan
92
Bab 92 - Cepat berlalu
93
Bab 93 - Kekesalan
94
Bab 94 - Emak-emak ngamuk
95
Bab 95 - Keinginan
96
Bab 96 - Tunggu kedatanganku
97
Bab 97 - Kejutan
98
Bab 98 - Perjuangan
99
Bab 99 - Restu
100
Bab 100 - Kesedihan
101
Bab 101 - siapa mereka?
102
Bab 102 - Talak untuk Sarah
103
Bab 103 - Nasehat
104
Bab 104 - Misi penyelamatan
105
Bab 105 - Melahirkan
106
Bab 106 - kebahagiaan dan kesedihan
107
Bab 107 - Kesedihan Sarah
108
Bab 108 - Pernikahan ke dua
109
Bab 109 - Bahagia dan air mata
110
Bab 110 - Tidak semudah itu
111
Bab 111 - Menikmati peran sebagai ayah
112
Bab 112 - Khawatirkan kenan
113
Bab 113 - Telat datang bulan
114
Bab 114 - kebahagiaan keluarga Eliza
115
Bab 115 - Rasa yg masih ada
116
Bab 116 - Kegigihan Kenan
117
Bab 117 - Berusaha Mendekati
118
Bab 118 - Perjodohan
119
Bab 119 - Tidak nyaman
120
Bab 120 - Rencana
121
Bab 121 - Kekesalan sarah
122
Bab 122 - Ngeyel
123
Bab 123 - Calon jodoh
124
Bab 124 - Ungkapan Hati
125
Bab 125 - Menerima
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130 - Perbincangan dipagi hari
131
Bab 131 - waktu semakin berlalu
132
Bab 132 - Terima kasih ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!