Bab 5 - Kebodohan Vicky

"Nggghhhh..." Mauren tersadar dari pingsannya. Salah satu tangannya memegang kepala yang terasa sakit akibat benturan keras di terimanya.

Dia juga membenarkan letak duduknya menjadi lebih tegak tidak seperti tadi yang sedikit terbaring. Vicky melihat pergerakan Mauren menengok ke samping dan tangannya terulur mengusap pipi Mauren.

"Kamu tidak apa-apa, sayang? Apa kepalamu masih sakit? Kita periksa ke rumah sakit ya untuk memastikan takut terjadi sesuatu pada kepalamu." Nampak Vicky lebih mengkhawatirkan Mauren di bandingkan istrinya sendiri.

Rasa cinta sesaat untuk Mauren mengalihkan cinta tulus Eliza. Padahal, bisa saja kehadiran Mauren merupakan ujian rumah tangga mereka di saat keduanya akan memiliki momongan. Karena setiap rumah tangga memiliki ujiannya masing-masing. Tergantung bagaimana cara kita bisa menyikapinya. Jika kita mampu melewati setiap ujian itu maka derajat rumah tangga kita kan semakin tinggi dan semakin naik tingkat.

Ada yang bilang lima tahun awal pernikahan itu masa paling tersulit bagi si pengantin baru. Masa dimana setiap ujian datang silih berganti dari mulai ekonomi, kesalahpahaman, orang ketiga, mertua, hingga orang di sekitar.

Namun, semuanya kembali kepada diri mereka sendiri. Apakah mereka mampu mengatasi semuanya atau gagal dalam ujian tersebut sampai membuat rumah tangga bercerai berai? Semua tergantung dari cara keduanya menanggapi permasalahan setiap rumah tangga.

"Kepalaku masih terasa sakit, sayang. Jambakkan Eliza sangat kuat sampai membuat rambutku sebagian rontok. Apalagi benturan keras yang ku terima membuat kepalaku terasa ingin pecah, sakit sayang." Mauren mengelukan rasa sakitnya untuk mencari perhatian Vicky. Dia juga memasang wajah cemberut bercampur sedih agar membuat Vicky merasa iba dan kasihan atas derita yang di rasakan Mauren.

"Maafkan aku Mauren, aku tidak bisa menjaga kamu dari serangan Eliza. Aku juga tidak tahu kalau dia sebar-bar dan sejahat itu sama kamu." Wajah Vicky menunjukan rasa bersalah atas tindakan Eliza pada kekasih nya.

Tangannya juga mengusap-usap kepala Mauren secara lembut penuh perhatian.

"Ini juga salah kita, Vicky. Seharusnya kita tidak memiliki hubungan di belakang dia apalagi sampai bermain di atas ranjang. Ini sungguh membuatku merasa bersalah pada Eliza karena sudah membuatmu berpaling darinya."

"Hei sayang, ini bukan salah kamu apalagi salah kita. Cinta ini datang di saat semuanya begini, aku yang sedari dulu memang mencintaimu justru merasa senang kalau kamu mau kembali padaku. Justru aku bahagia bisa mendapatkan wanita sebaik dan selembut kamu. Di saat kamu tersakiti pun kamu masih saja membela Eliza dan merasa kasihan padanya. Tapi dia, dengan tega dan secara kasar menyiksa kamu."

Entah terbuat dari apa hati Vicky dan entah tertutup apa mata Vicky sampai tidak bisa membedakan mana wanita baik dan bukan. Kalau Mauren baik tidak akan mengganggu hubungan orang yang sudah menjadi suami istri.

"Vicky kamu itu bodoh, kamu buta akan cinta, justru aku mendekatimu karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. kalau bukan karena menumpang hidup padamu aku tidak mau lagi kepada pria miskin pas-pasan seperti kamu," batin Mauren. Ia merasa muak jika haru terus menerus bersandiwara menunjukan kebaikan pura-puranya di hadapan Vicky.

"Tetap saja akulah yang menyebabkan Eliza seperti itu. Aku lebih baik mengalah saja membuat kamu kembali bersama Eliza," balas Mauren menunduk murung.

"Hei jangan bilang begitu sayang, aku tidak akan melepaskanmu lagi. Kita akan bersama sampai tua nanti, aku memilihmu dari pada Eliza. Untuk anak yang di kandungnya kan saya bisa bertanggungjawab tanpa harus menjadi suaminya."

"Sayang, tapi apa kamu yakin memilih aku? Kasihan istrimu, dia kan sedang hamil anak kamu. Aku tidak apa-apa di tinggalkan asalkan istrimu dan anakmu tetap bersama kalian, aku berasa jahat banget memisahkan kalian." Mauren kembali menunjukan sisi sedih dan merasa bersalah. Namun dalam hati ia girang sebab Vicky memilihnya. Dan itu artinya dia bisa leluasa menguasai Vicky dalam segala hal.

Vicky memberhentikan mobilnya di salah satu depan rumah. Rumah siapa lagi kalau bukan milik Mauren. Bukan rumah sih, tapi kontrakan yang di tinggali Mauren setelah bercerai dengan suami pertamanya.

Vicky menggeser duduknya menjadi menyamping. Tangannya menangkup kedua pipi Mauren menatap dalam mata wanita itu.

"Aku yakin memilihmu karena hanya kamu yang saya cintai. Sekalipun Eliza lebih cantik ataupun kaya, aku tidak akan memilih Eliza karena cinta saya milik kamu seorang," ucap Vicky meyakinkan Mauren mengenai setiap perkataannya.

Mauren tersenyum mendengar pengakuan Vicky yang memilihnya. "Kalau begitu, kita segera menikah sayang. Aku ingin menjadi istri kamu dan menjadi nyonya di rumah kamu, tapi kamu harus mengusir Eliza dari rumah kamu, aku tidak mau ya tinggal bareng dia dan tidak mau kalau harta kamu di ambil olehnya." Mauren melepaskan tangan Vicky dari wajahnya pura-pura cemberut sambil melipatkan tangan di dada.

Vicky terdiam sejenak memikirkan perkataan Mauren. "Kalau aku mengusirnya dia akan tinggal di mana? Tapi kalau aku membiarkan Eliza dekat dengan Mauren bisa-bisa Eliza menyakiti Mauren lagi. Ah, Eliza kan masih punya orangtua, dia pasti pulang ke rumah orangtuanya."

"Sayang, kok kamu malah diam sih? Jadi kamu tidak mau? Baiklah, kalau gitu kita tidak usah..."

"Jangan-jangan. Baik, aku akan mengeluarkan Eliza dari rumah asalkan kamu jadi istri saja."

"Aku mau, sayang." Mauren langsung saja memeluk Vicky.

Vicky melepaskan pelukannya kemudian mencium mesra bibir Mauren secara rakus penuh hasrat.

"Lelaki bodoh, tapi tidak apa, untuk sesaat aku akan memanfaatkannya dulu. Maaf Eliza, Vicky terlalu mencintaiku."

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

nikmati lah dulu hidup mu vicky dgn jalang matre mu smoga setrlah kau nikahi hidup dan usaha mu BANGKRUT..amin..

2024-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kejutan Mengejutkan
2 Bab 2 - Diceraikan
3 Bab 3 - Mengejar
4 Bab 4 - Kepanikan
5 Bab 5 - Kebodohan Vicky
6 Bab 6 - Sadar
7 Bab 7 - Pulang
8 Bab 8 - Keributan
9 Bab 9 - Menyalahkan
10 Bab 10 - Pertengkaran
11 Bab 11 - Pengakuan
12 Bab 12 - Memulai kembali
13 Bab 13 - Usaha Eliza
14 Bab 14 - Dia?
15 Bab 15 - Eliza & alex
16 Bab 16 - Permintaan maaf
17 Bab 17 - Kepergian Vicky
18 Bab 18 - Keterkejutan
19 Bab 19 - Penolakan
20 Bab 20 - Rencana
21 Bab 21 - Rencana part 2
22 Bab 22 - Persiapan melamar pekerjaan
23 Bab 23 - Diterima
24 Bab 24
25 Bab 25 - Apartemen 1
26 Bab 26 - Apartemen part 2
27 Bab 27 - Terjerat Sekretaris
28 Bab 28 - Pembicaraan dengan sahabat
29 Bab 29 - Persiapan menyusul alex
30 Bab 30 - Menyusul
31 Bab 31 - Aku akan menikahimu
32 Bab 32 - Saya Mencintaimu, Mauren.
33 Bab 33 - Perkara Ac
34 Bab 34 - Saya Bukan Waria!
35 Bab 35 - Pembicaraan di pagi hari
36 Bab 36 - Berdandan untuk siapa
37 Bab 37 - Cemburu
38 Bab 38 - Kekesalan Alex
39 Bab 39
40 Bab 40 - Kedatangan Mauren
41 Bab 41 - Adik?
42 Bab 42 - Perhatian
43 Bab 43 - Penjelasan Sarah pada Leo
44 Bab 44 - Kehangatan
45 Bab 45 - Pertanyaan
46 Bab 46 - Penolakan
47 Bab 47 - Mengadu
48 Bab 48 - Alasan sebenarnya
49 Bab 49
50 Bab 50 - Tentang Celine
51 Bab 51
52 Bab 52 - Ketahuan
53 Bab 53 - Mengapa Bisa?
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Bercerailah!
56 Bab 56 - Ikhlas
57 Bab 57 - Menjenguk
58 Bab 58 - Pelakor teriak Pelakor
59 Bab 59 - Talak
60 Bab 60 - Merasa Kecewa
61 Bab 61 - Cemburu Buta
62 Bab 62 - Rencana
63 Bab 63 - Berita
64 Bab 64 - Komentar Netizen
65 Bab 65 - Kamu suka lelaki?
66 Bab 66 - Dia bukan Pelakor!
67 Bab 67 - Makin memanas
68 Bab 68 - Tidak Terkendali
69 Bab 69
70 Bab 70 - Kesalahpahaman
71 Bab 71 - Hampir saja
72 Bab 72 - Khawatir
73 Bab 73 - Rumah Sakit
74 Bab 74 - Gempa Dadakan
75 Bab 75 - Bercerita
76 Bab 76 - Keinginan
77 Bab 77 - Keputusan
78 Bab 78 - Pendonor
79 Bab 79 - Kesal
80 Bab 80 - Keterkejutan
81 Bab 81 - Penjelasan Dokter
82 Bab 82 - Penasaran
83 Bab 83 - Positif
84 Bab 84 - Adik
85 Bab 85 - Membuat ulah
86 Bab 86 - Rindu
87 Bab 87 - Pergi
88 Bab 88 - Kemarahan
89 Bab 89 - Hukuman
90 Bab 90 - Sikap berbeda Alex
91 Bab 91 - Ngidam yang menyusahkan
92 Bab 92 - Cepat berlalu
93 Bab 93 - Kekesalan
94 Bab 94 - Emak-emak ngamuk
95 Bab 95 - Keinginan
96 Bab 96 - Tunggu kedatanganku
97 Bab 97 - Kejutan
98 Bab 98 - Perjuangan
99 Bab 99 - Restu
100 Bab 100 - Kesedihan
101 Bab 101 - siapa mereka?
102 Bab 102 - Talak untuk Sarah
103 Bab 103 - Nasehat
104 Bab 104 - Misi penyelamatan
105 Bab 105 - Melahirkan
106 Bab 106 - kebahagiaan dan kesedihan
107 Bab 107 - Kesedihan Sarah
108 Bab 108 - Pernikahan ke dua
109 Bab 109 - Bahagia dan air mata
110 Bab 110 - Tidak semudah itu
111 Bab 111 - Menikmati peran sebagai ayah
112 Bab 112 - Khawatirkan kenan
113 Bab 113 - Telat datang bulan
114 Bab 114 - kebahagiaan keluarga Eliza
115 Bab 115 - Rasa yg masih ada
116 Bab 116 - Kegigihan Kenan
117 Bab 117 - Berusaha Mendekati
118 Bab 118 - Perjodohan
119 Bab 119 - Tidak nyaman
120 Bab 120 - Rencana
121 Bab 121 - Kekesalan sarah
122 Bab 122 - Ngeyel
123 Bab 123 - Calon jodoh
124 Bab 124 - Ungkapan Hati
125 Bab 125 - Menerima
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130 - Perbincangan dipagi hari
131 Bab 131 - waktu semakin berlalu
132 Bab 132 - Terima kasih ( End )
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1 - Kejutan Mengejutkan
2
Bab 2 - Diceraikan
3
Bab 3 - Mengejar
4
Bab 4 - Kepanikan
5
Bab 5 - Kebodohan Vicky
6
Bab 6 - Sadar
7
Bab 7 - Pulang
8
Bab 8 - Keributan
9
Bab 9 - Menyalahkan
10
Bab 10 - Pertengkaran
11
Bab 11 - Pengakuan
12
Bab 12 - Memulai kembali
13
Bab 13 - Usaha Eliza
14
Bab 14 - Dia?
15
Bab 15 - Eliza & alex
16
Bab 16 - Permintaan maaf
17
Bab 17 - Kepergian Vicky
18
Bab 18 - Keterkejutan
19
Bab 19 - Penolakan
20
Bab 20 - Rencana
21
Bab 21 - Rencana part 2
22
Bab 22 - Persiapan melamar pekerjaan
23
Bab 23 - Diterima
24
Bab 24
25
Bab 25 - Apartemen 1
26
Bab 26 - Apartemen part 2
27
Bab 27 - Terjerat Sekretaris
28
Bab 28 - Pembicaraan dengan sahabat
29
Bab 29 - Persiapan menyusul alex
30
Bab 30 - Menyusul
31
Bab 31 - Aku akan menikahimu
32
Bab 32 - Saya Mencintaimu, Mauren.
33
Bab 33 - Perkara Ac
34
Bab 34 - Saya Bukan Waria!
35
Bab 35 - Pembicaraan di pagi hari
36
Bab 36 - Berdandan untuk siapa
37
Bab 37 - Cemburu
38
Bab 38 - Kekesalan Alex
39
Bab 39
40
Bab 40 - Kedatangan Mauren
41
Bab 41 - Adik?
42
Bab 42 - Perhatian
43
Bab 43 - Penjelasan Sarah pada Leo
44
Bab 44 - Kehangatan
45
Bab 45 - Pertanyaan
46
Bab 46 - Penolakan
47
Bab 47 - Mengadu
48
Bab 48 - Alasan sebenarnya
49
Bab 49
50
Bab 50 - Tentang Celine
51
Bab 51
52
Bab 52 - Ketahuan
53
Bab 53 - Mengapa Bisa?
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Bercerailah!
56
Bab 56 - Ikhlas
57
Bab 57 - Menjenguk
58
Bab 58 - Pelakor teriak Pelakor
59
Bab 59 - Talak
60
Bab 60 - Merasa Kecewa
61
Bab 61 - Cemburu Buta
62
Bab 62 - Rencana
63
Bab 63 - Berita
64
Bab 64 - Komentar Netizen
65
Bab 65 - Kamu suka lelaki?
66
Bab 66 - Dia bukan Pelakor!
67
Bab 67 - Makin memanas
68
Bab 68 - Tidak Terkendali
69
Bab 69
70
Bab 70 - Kesalahpahaman
71
Bab 71 - Hampir saja
72
Bab 72 - Khawatir
73
Bab 73 - Rumah Sakit
74
Bab 74 - Gempa Dadakan
75
Bab 75 - Bercerita
76
Bab 76 - Keinginan
77
Bab 77 - Keputusan
78
Bab 78 - Pendonor
79
Bab 79 - Kesal
80
Bab 80 - Keterkejutan
81
Bab 81 - Penjelasan Dokter
82
Bab 82 - Penasaran
83
Bab 83 - Positif
84
Bab 84 - Adik
85
Bab 85 - Membuat ulah
86
Bab 86 - Rindu
87
Bab 87 - Pergi
88
Bab 88 - Kemarahan
89
Bab 89 - Hukuman
90
Bab 90 - Sikap berbeda Alex
91
Bab 91 - Ngidam yang menyusahkan
92
Bab 92 - Cepat berlalu
93
Bab 93 - Kekesalan
94
Bab 94 - Emak-emak ngamuk
95
Bab 95 - Keinginan
96
Bab 96 - Tunggu kedatanganku
97
Bab 97 - Kejutan
98
Bab 98 - Perjuangan
99
Bab 99 - Restu
100
Bab 100 - Kesedihan
101
Bab 101 - siapa mereka?
102
Bab 102 - Talak untuk Sarah
103
Bab 103 - Nasehat
104
Bab 104 - Misi penyelamatan
105
Bab 105 - Melahirkan
106
Bab 106 - kebahagiaan dan kesedihan
107
Bab 107 - Kesedihan Sarah
108
Bab 108 - Pernikahan ke dua
109
Bab 109 - Bahagia dan air mata
110
Bab 110 - Tidak semudah itu
111
Bab 111 - Menikmati peran sebagai ayah
112
Bab 112 - Khawatirkan kenan
113
Bab 113 - Telat datang bulan
114
Bab 114 - kebahagiaan keluarga Eliza
115
Bab 115 - Rasa yg masih ada
116
Bab 116 - Kegigihan Kenan
117
Bab 117 - Berusaha Mendekati
118
Bab 118 - Perjodohan
119
Bab 119 - Tidak nyaman
120
Bab 120 - Rencana
121
Bab 121 - Kekesalan sarah
122
Bab 122 - Ngeyel
123
Bab 123 - Calon jodoh
124
Bab 124 - Ungkapan Hati
125
Bab 125 - Menerima
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130 - Perbincangan dipagi hari
131
Bab 131 - waktu semakin berlalu
132
Bab 132 - Terima kasih ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!