Anggi berjalan begitu anggun dengan menggandeng lengan Morgan, membuat beberapa orang yang berada di meja perjamuan yang dipesan orang tua Morgan menatap ke arah mereka. Tanpa mempedulikan tatapan sinis Mika, Morgan menarik kursi untuk diduduki Anggi.
"Silahkan, Sayang."
"Terima kasih."
Morgan mengelus tangan Anggi yang masih menggandeng lengannya. Setelah itu ia menarik kursi di samping Anggi dan ikut duduk bersama yang lain. Tidak lupa, ia juga tersenyum hangat kepada orang tuanya sekaligus memperkenalkan Anggi sebagai kekasihnya.
"Morgan."
"Ya, Pa?"
"Jadi benar yang kemarin Mika katakan bahwa kau sudah memiliki kekasih?"
Mendengar pertanyaan sang papa, Morgan melirik Anggi sejenak, lalu kembali melihat papanya. "Iya Pa, dan Anggi adalah kekasihku." ucapnya lantang.
Pandangan Tuan Bastian menatap intens pada Anggi. Jika biasanya para wanita akan salah tingkah saat diperhatikan begitu oleh calon mertuanya, maka tidak dengan Anggi. Ia masih bersikap santai seolah benar-benar tidak merasa gugup sama sekali. Mungkin faktor yang membuat Anggi tidak merasa gugup karena hubungannya dan Morgan yang sebenarnya hanya pura-pura.
"Jadi bagaimana ini Bas, putramu sudah punya kekasih. Lalu bagaimana dengan putriku, kau yang memintaku menjodohkan putriku pada putramu, tapi sekarang justru putramu 'lah yang membuat perjodohan ini terancam gagal." ucap Papa Mika.
"Maafkan Aku Den, kemarin aku berpikir putraku masih sendiri, maka dari itu aku berniat menjodohkannya dengan putrimu, Mika. Tapi sekarang, kau dengar sendiri apa yang putraku katakan. Jadi, dengan ini aku ingin mengucapkan maaf padamu dan keluargamu, terutama Mika. Aku tidak bisa melanjutkan perjodohan ini."
Tidak ada drama perebutan kekuasaan atas perjodohan yang batal itu, karena cinta memang tidak bisa dipaksa, setidknya itulah yang Papa Mika percaya. Ia tidak mau memaksakan kehendaknya untuk tetap menjodohkan sang putri dengan putra dari sahabatnya, karena bagaimanapun ia tidak mau jika putrinya menderita dengan pernikahan tanpa cinta bersama Morgan. Maka dari itulah ia memilih berlemah hati dan menerima dengan lapang dada.
"Semoga ini jalan yang terbaik untuk anak-anak kita." ucap papa Mika akhirnya. "Kalau begitu aku dan keluargaku pamit pulang."
"Tapi Papa—" protes Mika.
"Kau dan Morgan tidak berjodoh. Sudahlah, ayo kita pulang."
Akhirnya, kepergian Mika dan keluarganya menyisakan keheningan di ruangan private itu. Di tengah keheningan ini, Anggi mulai merasa was-was, sebab kini kedua orang tua Morgan menatapnya secara bersamaan.
"Jadi, dari keluarga mana kau berasal?" tanya papa Bastian.
"Saya Anggi Putri Nugroho, anak bungsu dari Ayah Ardan Nugroho dan Bunda Gita Anindya." jawab Anggi.
"Keluarga dokter?"
"Iya, Ayah dan Bunda saya berprofesi sebagai dokter."
"Dan kau?"
"Saya juga baru menyelesaikan pendidikan kedokteran beberapa minggu yang lalu dan sekarang mulai bekerja di rumah sakit keluarga Nugroho."
Papa Bastian mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasan Anggi. Mengetahui latar belakang Anggi, bukan karena ingin mencari celah keuntungan, tapi ia ingin mengetahui dari mana kekasih putranya ini berasal. Dan dari apa yang Anggi katakan, ia cukup puas mendengar latar belakang keluarganya.
Sedangkan Morgan, ia sama sekali tidak menyangka jika wanita yang ia temui di club malam itu adalah seorang dokter. Terlebih lagi, ia baru mengetahui sebuah fakta mengejutkan bahwa Anggi adalah adik ipar dari sahabatnya, Sean. Sungguh, dunia ternyata begitu sempit.
Malam itu, Morgan dan Anggi ditanya banyak hal oleh kedua orang tua Morgan. Beruntung, baik Anggi maupun Morgan terlihat santai memainkan peran mereka, hingga kedua orang tua Morgan tampaknya cukup percaya jika keduanya benar-benar sepasang kekasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
andi hastutty
heem baru tau Morgan
2024-04-08
2