Bab 2

Bela dan Kia kembali duduk bersama Anggi, ketiganya kembali terlibat obrolan sekarang. "Oh iya Nggi, kau akan pulang ke mana malam ini?" tanya Bela.

Ahh ya, Anggi melupakan satu hal penting itu ternyata. Ya, ia tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Tidak mungkin ia pulang ke rumah orang tuanya 'kan, sebab setahu kedua orang tuanya ia masih berada di luar negeri sekarang dan baru akan pulang besok.

"Siapa diantara kalian berdua yang mau menampungku malam ini?" tanya Anggi akhirnya.

"Kami siap-siap saja, kau pilih saja ingin pulang dengan siapa. Iya 'kan Bel?" Kia menanyakan persetujuan Bela yang langsung mendapat anggukan pasti dari sahabatnya tersebut.

"Baiklah, aku pulang ke rumahmu saja kalau begitu," ucap Anggi pada Kia. "Sudah ayo kita pulang, aku sudah mengantuk."

Anggi dan teman-temannya langsung berjalan keluar. Namun saat akan keluar, tiba-tiba seorang laki-laki menabrak tubuh Bela hingga Bela terhuyung dan hampir jatuh, beruntung Kia dengan sigap menahan tubuhnya.

"Mabuk bukan berarti menjadi buta 'kan?" laki-laki itu menatap sinis dan langsung melanjutkan langkahnya.

"Ish dasar laki-laki sombong!" ucap Bela geram. Bagaimana tidak geram, laki-laki itu menabraknya hingga hampir jatuh dan langsung pergi begitu saja tanpa meminta maaf.

"Sudahlah, mungkin laki-laki itu baru putus cinta. Abaikan saja, ayo!" Anggi kembali mengajak teman-temannya untuk pergi.

"Tunggu!" Kia merentangkan sebelah tangannya untuk menghadang langkah kedua sahabatnya. Tatapan Kia bertemu dengan tatapan Bela, membuat kedua wanita itu saling pandang, kemudian tersenyum bersamaan.

"Kenapa kalian tersenyum seperti itu?" Anggi sudah tampak waspada, sebab yang sudah-sudah senyuman kedua sahabatnya itu mengandung arti berbahaya.

"Ehem!" Kia berdehem pelan, sembari menaik turunkan alisnya.

"Kenapa? Kalian jangan macam-macam ya!" ancam Anggi.

"Kenapa? Takut pesonamu tidak lagi menarik?" pancing Bela.

"Siapa bilang?" Anggi tentu tidak suka saat kemampuannya di remehkan.

"Berarti kau siap menerima tantangan kami 'kan?"

Pikiran Anggi sudah mampu menebak jalan pikiran kedua sahabatnya. Ya, kedua sahabatnya ini pasti memintanya untuk menggoda laki-laki tadi. Anggi menengok dan menatap punggung tegap laki-laki yang tadi menabrak Bela, setelah itu ia kembali menatap kedua sahabatnya.

"Kalian yakin?" tanya Anggi, mempertanyakan keseriusan kedua sahabatnya akan tantangan mereka.

"Hm, aku tahu kau sangat menyukai tantangan, maka dari itu aku menantangmu untuk mendapatkan laki-laki itu." ucap Kia, diangguki oleh Bela.

"Jadi kalian menantangku? Baiklah, akan aku buktikan bahwa tidak ada satu laki-laki 'pun yang sanggup menolak pesona seorang Anggi." Anggi mengibas rambut panjangnya dan membalik badan kembali. "Kalian pulanglah, malam ini aku akan diantar pulang olehnya." ucap Anggi yakin.

Anggi kembali melangkah memasuki club, meninggalkan kedua sahabatnya yang masih berdiri di ambang pintu masuk. Anggi mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut club demi menemukan laki-laki yang tadi menabrak Bela. Hingga tatapannya berhenti di sofa yang berada di sudut ruangan, dimana laki-laki yang ia cari berada.

Dengan langkah pasti, Anggi mendekati laki-laki tersebut yang kini duduk bersama tiga wanita berpakaian minim. Anggi berdehem pelan, membuat tiga wanita tadi menatap sinis ke arahnya. Beberapa saat saling tatap, ke-tiga wanita itu kembali fokus melayani klien mereka.

"Biar aku yang melayaninya." ucap Anggi.

"Heh, cari saja mangsa yang lain, kau tidak lihat dia sudah bersama kami?" salah satu dari ke-tiga wanita itu menghardik.

"Yang aku inginkan adalah dia!" ucap Anggi tanpa mengalihkan tatapannya dari laki-laki di depannya.

"Hei!—"

"Pergilah!" laki-laki itu menggerakan tangannya, memberi intruksi pada ke-tiga wanita itu untuk pergi. Akhirnya, ke-tiga wanita itu pergi dengan menghentak kaki mereka kesal.

Melihat kepergian tiga wanita tadi, Anggi menjadi sedikit gentar. Bagaimana tidak, laki-laki di depannya ini menatapnya dengan tatapan lapar, seakan ia adalah santapan lezat yang tidak akan laki-laki itu abaikan begitu saja.

"Kemarilah!" laki-laki itu melambaikan tangannya pada Anggi, membuat dada Anggi semakin berdebar tak karuan.

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

ayo Anggi hahahha

2024-04-08

1

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

ayoo nggiii pepettt terus bng morgannnnn

2024-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!