Bab 3

"Minumlah." laki-laki itu menyodorkan segelas minuman pada Anggi.

"Aku tidak minum," tolak Anggi.

"Tidak minum?" laki-laki itu memicingkan mata menatap Anggi, hingga akhirnya ia menyemburkan tawanya. "Kau bercanda? Lalu bagaimana kau akan melayaniku jika kau saja tidak minum. Oh, atau jangan-jangan kau ini seorang pemain handal ya, jadi kau tidak perlu berada di bawah pengaruh alkohol untuk bisa melakukannya. Oh, aku tidak menyangka kalau aku akan mendapat keberuntungan malam ini."

Anggi meneguk ludahnya kasar. Ahh, sungguh ia ingin menjerit sekarang. Ia ingin memaki atau tidak menghajar laki-laki ini sekarang. Namun mengingat misinya untuk menjerat laki-laki ini, ia berusaha untuk tetap tenang.

"Ayo," laki-laki itu mencekal pergelangan tangan Anggi hendak mengajaknya menuju kamar.

"Jangan macam-macam!" Anggi menghempas tangan laki-laki itu kasar. Sedetik kemudian ia tersandar akan perbuatannya. "Ahh maaf, maksudku kita jangan langsung ke intinya. Bukankah kita juga perlu saling mengenal?"

"Saling mengenal?" laki-laki itu tersenyum sinis mendengar ucapan Anggi. "Mengenal untuk apa? Bukankah kita hanya akan melakukannya malam ini saja, lalu untuk apa saling mengenal. Kau hanya perlu mengenalkan jurus-jurus pelayanan terbaikmu padaku, itu saja. Ayo!"

"Tunggu dulu!" tahan Anggi lagi. Ia mengulurkan tangannya pada laki-laki di hadapannya. "Namaku Anggi."

"Apakah ini penting?" laki-laki itu benar-benar tidak habis pikir dengan keanehan partner-nya kali ini.

"Tentu, perkenalan itu sangat penting untuk menjalin chemistry. Jadi, siapa namamu?"

Meski bingung, laki-laki itu tetap menerima uluran tangan wanita yang ia tahu bernama Anggi tersebut. "Morgan," ucapnya.

"Morgan? Nama yang bagus, aku suka." Anggi mulai meluncurkan rayuannya. "Jadi, apa kau memang sering ke tempat ini?"

"Apakah hal ini benar-benar penting? Kita hanya akan menjadi partner ranjang, aku rasa hal konyol seperti ini sangat tidak perlu untuk kita lakukan."

"Chemistry itu penting untuk menjalin kedekatan, dan nantinya kita bisa mendapat kenikmatannya bersama-sama."

Semakin ngawur. Ahhh ya tuhan, batin Anggi benar-benar menjerit sekarang. Apalagi ketika merasakan tangan laki-laki di sampingnya ini mulai mengelus pinggangnya, membuat bulu kuduk Anggi serasa berdiri semuanya. Tidak lama, wajah Morgan semakin dekat dan mengikis jarak diantara mereka. Bahkan mata laki-laki itu mulai terpejam, siap menikmati santapan pembukanya.

"Stop!"

Morgan menghela napas kasar dengan tubuh yang melemah. Entahlah, Morgan merasa dipermainkan oleh wanita di depannya ini. Ia menjauhkan tubuhnya dari Anggi dan memilih bersandar pada sofa yang ia duduki.

"Pergilah, kali ini aku memaafkanmu." ucap Morgan. Sungguh kekesalannya sudah mencapai ubun-ubun karena ulah Anggi.

"Tidak, mm kau jangan kesal dulu padaku, aku hanya ingin mengenalmu lebih dulu karena itulah kebiasaanku setiap akan berhubungan," elak Anggi.

"Pergilah, aku bisa mencari partner lain malam ini."

"Kau memintaku pergi? Hei dengar, aku menghabiskan waktuku untuk bisa menemanimu dan kau mengusirku begitu saja? Dasar tidak sopan!"

"Lalu apa maumu? Aku tidak bisa menahan lebih lama, dan aku tidak bisa melakukan pendekatan konyol denganmu. Sudah pergilah, aku akan mencari partner lain yang bisa menuntaskan hasratku malam ini." Morgan bangkit dari duduknya dengan tubuh lemah. Bagaimana tidak, hasratnya sudah menggebu tapi Anggi terus-menerus mengulur waktu.

"Tunggu!" seru Anggi.

"Apalagi?"

"Kau tidak bisa meninggalkanku begitu saja, kau harus bertanggung jawab karena aku sudah menemanimu. Kau tahu, waktuku jauh lebih berharga dari apapun!"

Morgan sudah lemah dan lelah, ia tidak lagi ingin mendengar ocehan wanita gila di hadapannya ini. Ia lantas merogoh saku-nya dan mengeluarkan uang dari sana. "Tarifmu karena sudah mengacaukan mood-ku." Morgan melempar uang satu juta ke meja

"Aku tidak butuh ini."

Morgan menatap Anggi dengan tatapan tajam, Anggi adalah spesies wanita menyebalkan yang pernah ia temui. "Katakan apa maumu," Morgan masih berusaha bersabar menghadapi wanita gila di depannya ini, maka dari itu ia memberi kesempatan Anggi untuk memilih bayaran atas waktunya.

"Antarkan aku pulang."

"What? Hahahaha wanita konyol."

Morgan pergi dari sana dengan tertawa. Sungguh, wanita gila itu cukup membuatnya kesal dan terhibur dalam waktu bersamaan. Apa katanya tadi, mengantar pulang? Bahkan Morgan tidak mendapatkan apa-apa darinya, tapi wanita itu dengan berani meminta diantar pulang.

"Dasar wanita aneh!"

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

hahahha Morgan jatuh cinta baru tau rasa

2024-04-08

1

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

haiii morgann aku sumpahin kamunntar bucinnnnn akuutt

2024-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!