Setelah kepergian Sean dan Zoe, kini Morgan dan Anggi duduk bersisian di hadapan Ayah Ardan. Sedangkan Bunda Gita menggendong cucunya, Naina. Setelah cukup lama terdiam, deheman Ayah Ardan membuat Anggi kian merasa berdebar.
"Pakai ini," Ayah Ardan menyodorkan kain pada putrinya agar menutupi paha putrinya itu. "Sudah?" tanya Ayah Ardan memastikan.
"Sudah Ayah."
"Baiklah, jadi boleh Ayah tanya sesuatu pada kalian?" tanya Ayah Ardan yang dijawab anggukan oleh Morgan dan Anggi. "Apa benar kalian pacaran?"
Anggi dan Morgan saling lirik, kemudian memalingkan muka bersamaan. Anggi tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan ayahnya. Hingga akhirnya ia memilih diam.
"Ayah ganti saja pertanyaannya. Berapa lama kalian saling mengenal?" tanya Ayah Ardan saat melihat Anggi dan Morgan tidak ada yang akan menjawab pertanyaannya.
"Kami saling mengenal sekitar tiga minggu yang lalu, Ayah."
"Tiga minggu yang lalu? Itu artinya kalian mengenal setelah kau pulang ke Indonesia?" tanya Ayah Ardan yang dijawab anggukan oleh Anggi. "Lalu dalam waktu tiga minggu, kalian sudah berpacaran?"
"Ti—"
"Iya Om."
Anggi menatap Morgan bingung, ia pikir Morgan pasti akan menjawab tidak, tapi ternyata laki-laki itu justru mengiyakan. Sedangkan Morgan, ada banyak pertimbangan yang membuatnya akhirnya mengiyakan pertanyaan dari ayah Ardan. Salah satunya adalah karena yang kedua orang tuanya tahu Anggi adalah kekasihnya, dan ia takut jika suatu saat nanti waktu mempertemukan orang tuanya dan orang tua Anggi, maka akan timbul kesalah pahaman lain nantinya.
Ayah Ardan memijat pangkal hidungnya. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa putrinya berpacaran dengan laki-laki yang bahkan baru ia kenal selama tiga minggu. Ayah Ardan tentu pernah muda, dan ia tahu bahwa pengenalan sesingkat itu bukanlah perkenalan yang baik.
"Lalu akan dibawa ke mana hubungan kalian?"
Anggi dan Morgan kembali saling lirik saat mendengar pertanyaan Ayah Ardan. Morgan menghela napas kasar, ia sungguh tidak mampu untuk menjawab pertanyaan se-serius ini.
"Wajar kalau Om bertanya 'kan?" tanya Ayah Ardan.
"Saya belum tahu, Om."
Ayah Ardan menghela napas kasar begitu mendengar jawaban yang dilontarkan Morgan. Dari jawaban itu, ayah Ardan seakan bisa menyimpulkan hubungan seperti apa yang putrinya jalani sebenarnya. Sebagai laki-laki yang pernah merasakan masa muda, ayah Ardan tentu sangat tahu bahwa jawaban itu adalah sebuah kalimat halus yang menyatakan belum adanya kecocokan lebih diantara mereka. Ya, ayah Ardan yakin itu.
"Sudah Yah, biarkan mereka berdua sendiri dulu. Kita bermain bersama Naina saja ya, ayo." ajak Bunda Gita saat melihat keadaan semakin tegang.
"Baiklah." Ayah Ardan sempatkan menepuk bahu Morgan sebelum akhirnya mengikuti langkah istrinya untuk masuk.
Morgan masih diam dengan perasaan yang entah mengapa menjadi galau. Jika saat datang tadi ia merasa jengkel karena Sean memaksanya, maka kini ia galau karena merasa mempermainkan perasaan seluruh keluarga Nugroho. Ya, kalau hanya sekedar mengecewakan Anggi, mungkin Morgan masih bisa bersikap biasa saja, sebab ia juga sering mengecewakan beberapa wanita. Namun jika seluruh keluarga yang kecewa, maka rasa bersalah di hati Morgan seakan menganga.
"Sorry kalau pertanyaan Ayah membuatmu tidak nyaman."
Morgan melirik Anggi. Untuk kali ini, ia melihat seorang Anggi yang berbeda. Jika selama tiga minggu ini ia mengenal sosok Anggi yang periang dan memiliki seribu satu cara untuk menggodanya, kini Anggi justru terlihat patuh seperti anak ayam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
andi hastutty
cie Morgan mulai perhatian dan merasa bersalah
2024-04-20
0