Kehidupan masa muda yang biasa Anggi gunakan untuk berleha-leha dan bersenang-senang kini berakhir. Tidak lebih tepatnya bukan berakhir, tapi sedikit berubah. Bagaimana tidak, jika biasanya Anggi akan keluar untuk shopping, nge-date, atau bersenang-senang, maka kali ini ia menghabiskan waktunya dengan bekerja di rumah sakit.
Begitu pulang dari rumah sakit, Anggi segera menuju kamar mandi dan merendam tubuh lelahnya di bathtub dengan air hangat. Rasa lelahnya berangsur menghilang seiring dengan air hangat yang kini terasa merasuk ke seluruh bagian tubuhnya hingga membuatnya menjadi rilex. Setelah merasa cukup, Anggi menyudahi acara mandinya dan langsung berganti dengan piyama. Ya, rencananya ia akan langsung tidur setelah makan malam nanti. Namun tampaknya rencananya tidak akan berjalan mulus karena kini panggilan masuk dari Morgan membuatnya sedikit was-was.
Ehem!
Anggi sedikit berdehem sebelum mengangkat panggilan. "Halo?" sapanya.
"Aku membutuhkan bantuanmu malam ini," ucap Morgan.
"Bantuanku? Hei dengar, aku sedang tidak ingin bermain-main atau menggodamu, apalagi menemanimu berbuat hal gila. Sudahlah, aku ingin tidur."
"Tunggu dulu. Dengar, kau berhutang pertanggung jawaban padaku dan malam ini aku menagihnya. Berdandanlah yang cantik dan share loc, aku akan menjemputmu." ucap Morgan.
"Hei, apa-apaan ini."
"Ingat, jangan lupa share lokasimu agar aku menjemput, bye."
"Tunggu dulu, kita bertemu di cafe kemarin saja, kau tidak perlu menjemputku."
"Kau yakin?"
"Hm."
"Baiklah."
Begitu panggilan terputus, Anggi menghela napas kasar. Sungguh, ia ingin mengumpat kasar sekarang. Ia benar-benar ingin marah pada Morgan karena laki-laki itu menghubunginya di saat yang tidak tepat. Pada akhirnya, Anggi berjalan menuju meja rias dan berdandan cukup lama di sana. Begitu selesai, ia langsung keluar kamar dengan tampilan yang sudah benar-benar oke.
"Yah, Bun." panggil Anggi pada kedua orang tuanya yang tengah duduk di ruang keluarga.
"Mau ke mana, Nggi?" tanya Bunda Gita.
"Aku mau keluar sebentar, izin ya Bun. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum Salam."
Anggi lekas keluar dan melajukan kendaraannya menuju cafe tempatnya bertemu dengan Morgan beberapa hari yang lalu. Tiba di sana, ia keluar dari mobil dan duduk di kap mobil bagian depan sembari bermain ponsel dan menunggu Morgan datang. Lima belas menit setelahnya, laki-laki itu baru datang.
"Dasar tidak sopan, membuat janji tapi telat sendiri." cibir Anggi.
"Jalanan macet."
"Alasan biasa. Sudahlah, jadi kau ingin meminta bantuan apa dariku?" Anggi memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Kau ikut aku." Morgan menarik Anggi menuju mobilnya.
"Ehh, jangan macam-macam ya."
"Sudah, ikut saja." Morgan membuka pintu mobil untuk Anggi. Namun Anggi lagi-lagi menghentikan langkahnya. "Ada apa lagi? Kita tidak punya banyak waktu, jadi tolong jangan bercanda di saat seperti ini." ucap Morgan hampir frustasi.
"Mobilmu bagus, berapa kau menyewanya?"
Morgan melotot tak percaya mendengar pertanyaan Anggi. Apa tadi, wanita ini mempertanyakan perihal harga sewa? Dasar konyol. Morgan bahkan mampu membeli tiga mobil dengan tipe yang sama detik ini juga jika ia mau. Tidak ingin membuang waktu, Morgan kembali mendorong Anggi untuk duduk di kursi bagian depan, setelah itu ia juga ikut duduk di bangku kemudi, lalu mobil 'pun berjalan meninggalkan pelataran cafe.
"Hei, kita akan ke mana?" tanya Anggi.
"Cukup diam atau aku akan menciummu!"
Ancaman mematikan 'pun keluar. Anggi hanya duduk diam tanpa berkata apapun lagi walaupun sebenarnya mulutnya gatal ingin memaki Morgan saat ini. Namun mengingat ancaman yang baru saja Morgan lontarkan, membuat Anggi menjadi takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Wah morgan di kira kere nih🤣🤣
2025-02-06
0
andi hastutty
hahahha Morgan dikira kere yah
2024-04-08
1