Bab 4

Anggi mencak-mencak tak karuan saat melihat Morgan pergi dengan terus menertawainya. Ia yang kesal langsung mengambil tas-nya dan melangkah pergi. Namun baru beberapa langkah hendak pergi, ia menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Uang satu juta aku sia-sia 'kan? Oh tidak bisa!"

Anggi berdiri di pinggir jalan di depan club untuk menunggu taksi. Namun bukannya taksi yang lewat, justru mata Anggi menangkap sebuah mobil yang cukup ia kenali memasuki parkiran club. Tidak lama, seorang laki-laki keluar dari mobil tersebut, membuat Anggi mencari tempat persembunyian yang aman.

"Mas Sean?" monolog Anggi saat melihat kakak iparnya 'lah yang datang. "Apa Mas Sean memang suka ke tempat seperti ini? Huh, untung saja aku sudah keluar, jadi tidak ketahuan." Anggi kembali menatap jalanan, beruntung ada taksi yang lewat, membuatnya bisa dengan segera meninggalkan tempat terkutuk itu.

*

"Hahaha jadi kau gagal?" tanya Bela, saat ini ia juga ikut menginap di rumah Kia, sebab ia penasaran dengan misi yang Anggi jalankan. Hingga akhirnya, sekarang ia dan Kia tertawa keras saat mendengar cerita kegagalan Anggi.

"Aku belum gagal, itu baru permulaan saja. Lihat saja, aku pasti bisa menjerat laki-laki itu." ucap Anggi yakin.

"Memang kau yakin akan kembali bertemu dengannya? Memang kau tahu apa tentangnya. Kartu nama? Atm? Ktp? Atau apa?" tanya Kia.

"Tidak ada."

"Hahaha!"

Bug!

Anggi melempar bantal kearah kedua sahabatnya yang terus saja menertawainya tanpa henti. Ia tidak terima ditertawakan, oleh karena itulah ia bertekad untuk mendapatkan laki-laki bernama Morgan itu.

"Aku akan pastikan laki-laki itu tidak akan bisa lepas dariku," tekad Anggi.

"Dengan cara?" tanya Kia setelah berhasil menghentikan tawanya.

"Mendatangi club itu lagi," usul Bela.

"No way! Aku tidak akan pernah ke tempat terkutuk itu lagi, menjijikkan. Aku yakin aku akan memiliki kesempatan bertemu dengannya lagi lain waktu. Dan kalian berdua harus menyiapkan hadiah spesial untukku jika aku berhasil menjeratnya." Anggi mengulurkan tangannya pada kedua sahabatnya.

"Deal!" baik Kia maupun Bela tidak keberatan dengan taruhan yang Anggi janjikan.

*

Anggi menatap rumah keluarganya sebentar, sebelum akhirnya memutuskan untuk turun dari mobil. Ia melangkah anggun memasuki rumah dengan menyeret kopernya, hingga kehadiran seorang laki-laki paruh baya di depannya membuat senyumnya mengembang.

"Ayah," Anggi berhambur memeluk ayahnya.

"Bagaimana perjalananmu, Nak. Lancar?" tanya Ayah Ardan.

"Lancar Ayah."

"Syukurlah."

Terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekat, hingga akhirnya pekikan keras itu berhasil membuat Anggi melepas pelukannya dari sang ayah. "Anggi! Kenapa tidak mengucap salam sebelum masuk? Anak kurang ajar."

Anggi mengitari tubuh sang ayah, menghindari bundanya yang siap melemparnya dengan sandal jepit. "Yah, tolong Anggi, aaa!" Anggi berlari ke kamarnya dengan gerakan cepat.

"Anggi!" pekik bunda Gita keras. Anak bungsunya itu benar-benar membuatnya mengelus dada sepanjang waktu.

"Putrimu baru tiba Bun, jangan seperti itu." nasehat Ayah Ardan.

"Iya, tapi anak itu tidak mengucap salam sebelum masuk. Apa dia sudah ikut-ikutan budaya barat sekarang? Ayah juga kenapa malah membela gadis nakal itu?" tanya Bunda Gita dengan menatap tajam suaminya.

"Bukan membela, hanya sedikit mendukung." Ayah Ardan menyengir di akhir kalimatnya.

"Maafkan anak dan suamiku ya Allah." Bunda Gita mengadahkan tangan sebentar, lalu mengusapkan kedua tangannya ke wajah seakan mengamini do'a yang baru saja ia panjatkan.

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

hahhaha Anggi pantang menyerah

2024-04-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!