Malam ini, acara syukuran atas kelulusan Anggi 'pun digelar. Anggi sudah memakai pakaian sopan sekarang, sebuah tunik sebatas lutut yang dipadukan dengan celana kulot, membuat Anggi terlihat adem se-adem ubin masjid. Ia keluar dari kamar, dan ternyata banyak dari keluarganya yang sudah hadir.
"Anggi," Bela dan Kia melambai kearah Anggi. Tidak jauh berbeda, kedua wanita itu juga mengenakan pakaian yang sopan seperti Anggi, berbanding terbalik dengan pakaian sexy yang biasa mereka kenakan.
Rangkaian acara 'pun dimulai, mulai dari pembacaan do'a agar ilmu yang Anggi dapatkan bermanfaat, pembacaan shalawat bersama dan masih banyak lagi rangkaian acara lainnya. Hingga akhirnya acara 'pun selesai digelar.
"Bela dan Kia menginap dengan Anggi 'kan?" tanya Bunda Gita pada kedua sahabat putrinya.
"Tidak Tan, kita harus pulang." jawab Kia.
"Oh begitu? Ya sudah hati-hati di jalan."
"Iya, permisi Tan, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum Salam."
Setelah para kerabat dan keluarga pulang, Anggi lekas kembali ke kamar. Ia melepas pakaian longgar yang menyimpan tubuh sexy-nya, berganti dengan piyama tanpa lengan dan celana pendek. Ia keluar menuju balkon dan menikmati udara malam ini dengan memandang langit malam yang ditaburi bintang.
Dring! Dring!
Anggi meraih ponselnya dan menjawab panggilan yang ternyata berasal dari Bela. "Kenapa?"
"Laki-laki yang kau incar ada di club lagi. Cepat ke sini!"
"Aku capek malam ini, besok saja. Bye."
Anggi mematikan panggilan sepihak, tidak ia pedulikan jika ternyata kedua sahabatnya mengumpat dirinya karena tidak sopan. Yang pasti, malam ini ia ingin mengistirahatkan tubuh sejenak, sebelum kembali menghadapi hari esok.
*
Suara alarm dari ponsel Anggi terdengar begitu keras, membuat gadis itu mau tak mau membuka matanya. Ia melihat jam yang ternyata sudah pukul enam pagi. Sebagai seorang dokter, ia tentu akan selalu menjaga kebugaran tubuhnya, dan olahraga adalah salah satu kunci utamanya. Anggi bangkit menuju kamar mandi dan sedikit membersihkan diri. Begitu selesai, ia segera menuju ruang olahraga dan melakukan olahraga sebentar di sana.
Tiga puluh menit adalah waktu yang cukup baik untuk melakukan olahraga. Begitu selesai, Anggi langsung turun ke dapur untuk sarapan. Di sana, sudah ada ayah dan bunda yang menunggunya.
"Sarapan apa pagi ini Bun?" tanya Anggi.
"Oatmeal biji chia," Bunda Gita menggeser mangkuk sarapan milik Anggi. "Nah, makanlah!"
"Kau akan ke mana pagi ini, Nggi?" tanya Bunda Gita.
"Mmm aku ingin jalan-jalan bersama Bela dan Kia, Bun."
"Belum ingin mencoba ke rumah sakit?"
"Nanti ya Bun, aku ingin refreshing dulu sebentar. Beban skripsi kemarin masih menumpuk, harus segera aku hempaskan."
"Refreshing, refreshing. Ya sudah, kalau sudah siap, langsung persiapkan diri untuk bekerja di rumah sakit. Untuk sementara, biar Ayah dan Bunda yang meng-handle rumah sakit. Kakakmu juga masih belum bisa beraktivitas karena Naina masih kecil, masih belum bisa ditinggal. Dengar tidak?" tanya Bunda Gita saat melihat Anggi begitu fokus pada makanannya.
"Iya Bun, iya."
"Ya sudah, kalau begitu Ayah dan Bunda berangkat dulu. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum Salam," Anggi mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian. Begitu kedua orang tuanya pergi, ia kembali melanjutkan makannya.
"Anggi ingat kalau mau keluar jangan pulang terlalu larut." pekik Bunda Gita dari teras.
"Iya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments