14

" Sorry lama tadi gue telat ba- Sa? lo kenapa?"

Keenan yang baru saja masuk ke dalam mobil sedikit khawatir menemukan Mahesa yang hanya menekurkan kepalanya pada stir mobil. Keenan pun bisa melihat nafas Mahesa yang berat.

" Lo kemaren ujan ujan ya?! Gue bilang juga bawa aja mobilnya pulang, lo malah nolak..." Ucap Keenan karena kemarin malam hujan deras dan sepertinya saat pulang Mahesa diguyur oleh hujan.

" Maaf... aku hanya tidak enak badan..." Ucap Mahesa menegakkan tubuhnya sambil memijit pelan keningnya.

" Badan lo panas sa... udah istirahat aja di rumah... "

Mahesa menggelengkan kepalanya, tapi Keenan sudah keluar dari mobil dan menarik paksa pria itu keluar dari mobil.

" Bentukan begini mau bawa mobil? udah istirahat aja dulu... nanti gue bilang ayah..." Ucap Keenan memapah Mahesa untuk masuk ke dalam rumah dan mendudukannya di ruang tamu.

" Istirahat aja di kamar gue..."

" Ngga papa... aku hanya perlu istirahat sebentar, ini sudah cukup" Ucap Mahesa memicingkan matanya sambil menyandarkan tubuhnya. Kepalanya benar benar terasa berat dan matanya sulit untuk dibuka.

" Yaudah... gue berangkat ya... " Ucap Keenan khawatir dan Mahesa hanya menganggukkan kepalanya pelan.

.

.

.

.

.

Haikal menatap heran temannya yang tampak gelisah. Sedari Keenan memainkan ponselnya dan sepertinya berusaha menghubungi seseorang.

" Kenapa sih Nan... dari tadi sibuk mulu... ni soal kaga ke isi isi dari tadi" Sindir Haikal.

" Itu loh... si Mahesa... tadi pagi badannya panas banget trus gue suruh istirahat, harusnya ini udah jam makan siang, gue telfonin dari tadi dia ngga ngangkat" Jelas Keenan khawatir masih berusaha menghubungi Mahesa.

Haikal yang mendengar itu tersenyum kecut. Ia cukup mengerti Keenan yang khawatir karena asistennya itu tengah sakit. Tapi kekhawatiran ini, serta tatapan dan dirinya yang sedari tadi tidak tenang, bagi Haikal sedikit tidak wajar, seorang majikan begitu mengkhawatirkan sopirnya.

" Yaudah sih Nan.... paling dia juga masih tidur..." Ucap Haikal mencoba menenangkan dan sedikit risih karna kenapa Keenan terlalu mengkhawatirkan Mahesa sebegitunya.

" Tapi dia sendiri di rumah Kal...kalau dia kenapa napa ngga ada yang tau, ngga ada juga orang yang nyariin dia kalau dia ilang atau ngga bisa dihubungin...."

Haikal menjadi kesal selalu saja Mahesa yang dibicarakan setiap harinya, tapi Keenan ada benarnya, kakaknya itu tidak memiliki teman, satu satunya keluarga yang tersisa adalah dirinya dan rara, mereka pun tidak terlalu dekat dengan tetangga sekitar, sehingga jika terjadi hal buruk pada kakaknya itu, Haikal yakin tidak akan ada yang sadar.

" Yaudah mau bolos? Gue temenin" Ucap Haikal dan mendapatkan tatapan terkejut dari Keenan.

" Ya daripada lo ngga fokus dari tadi ngabisin waktu gue... mending lo check sendiri" Ucap Haikal karna sejujurnya ia juga sedikit khawatir dengan kondisi kakaknya itu.

.

.

.

.

.

Haikal menyandarkan tubuhnya, memangku tangannya menatap sendu Keenan yang tampak begitu khawatir saat Mahesa yang kini tengah ditangani oleh dokter.

Haikal masih bisa melihat, bekas air mata di ujung mata gadis itu, tadi ia menangis panik saat mereka menemukan Mahesa yang terbaring lemah di ruang tamu rumahnya. Haikal paham, siapapun pasti kaget ketika menemukan seseorang yang pingsan di tengah rumah seperti itu. Tapi Haikal tau tangisan tadi, begitu tulus dan itu sedikit menyesakkan dada Haikal.

Haikal memilih untuk keluar dari ruangan UGD itu. Sejak kecil ia benci dengan rumah sakit karena membawa trauma masa lalunya saat melihat tubuh ibunya yang berlumuran darah dan sudah tidak bernyawa. Dan melihat Mahesa yang terbaring lemah di ranjang putih itu sempat membuatnya ketakutan dan panik. Tapi yang membuatnya tidak tahan melihat itu semua karena Keenan.

" Nan... Keenan... udah sore... " Panggil Haikal lembut membangunkan Keenan yang tertidur di samping ranjang Mahesa.

" Huh?" Ucapnya terbangun dengan nyawa yang belum terkumpul dan sukses membuat Haikal tersipu malu karna Keenan terlihat benar benar menggemaskan.

" Udah sore... nanti bokap lo nyari..."

" Tapi Mahesa... dia belum bangun... ngga ada yang jagain..." Ucap Keenan khawatir

Haikal menghela nafasnya panjang, menatap sendu gadis yang selama ini ia cintai dalam diam.

" Gue yang jaga ngga papa... lagian lo cewe ngga baik di liat orang..."

" Beneran? Maaf banget ngerepotin lo... tapi lo ngga dimarahin kalau ngga pulang?"

Haikal tersenyum kecut, selama ini ia memang merahasiakan identitas aslinya di sekolah. Ia terlalu malu mengakui bahwa ia yatim piatu.

" Ortu gue lagi diluar kota... udah sana pulang... nanti gue kabarin kalau dia udah sadar" Ucap Haikal berasalan.

Hati Haikal sedikit ngilu saat tatapan tidak rela dari gadis itu. Berapa kali Haikal meyakinkan hatinya, semua reaksi itu hadir karna rasa kasihannya. Wajar Keenan mengkhawatirkan Mahesa karna yang gadis itu tau Mahesa hidup seorang diri. Namun Haikal juga bisa melihat sedikit cinta yang terpancar dari tatannya itu. Keenan mungkin tidak menyadarinya, tapi siapapun yang melihatnya pasti tau, kekhawatiran Keenan saat ini bukan karna ia kasihan kepada Mahesa, melainkan karna cinta.

.

.

.

.

Mahesa membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat dan badannya tidak bertenaga sedikitpun. ingatan terakhirnya dirinya yang tertidur di ruang tamu Keenan dan setelah itu, ia tidak bisa mengingat apa apa lagi. Mahes meradar pandangannya, ia yakin ini tidak di ruang tamu Keenan dan juga di kamarnya.

" Udah bangun lo?" Suara Haikal membawanya penuh pada kesadarannya, perlahan ia mendudukkan tubuhnya dan ia baru menyadari dirinya tengah di rumah sakit.

" Tadi lo pingsan... Keenan yang bawa lo kesini" Jelas Haikal menyadari tatapan Mahesa yang penuh dengan pertanyaan dan memberikan kakaknya itu segelas air putih.

" Maaf...." Ucap Mahesa dan Haikal hanya diam, kembali mendudukkan dirinya di kursi dan menutup matanya.

" Kakak ngga ada hubungan apa apa sama Keenan...." Ucap Mahesa hati hati.

Mahesa tau adiknya itu menyukai Keenan sejak lama. Walaupun jauh di dalam hatinya, Mahesa tidak rela jika ia harus mengorbakan cintanya. Mahesa sudah berkorban terlalu banyak untuk adiknya itu, masa depannya, pendidikannya, semua itu ia korbankan karena tanggung jawabanya sebagai kepala keluarga. Namun bagaimana pun Mahesa menolak hati kecilnya itu, fakta menamparnya bawah ia tidak layar berdiri disamping Keenan. Ia tidak pantas mencintai Keenan, karena itu untuk kali ini Mahesa harus mengalah untuk adiknya.

" Hmm... tapi gue juga ngga bisa ngatur perasaan orang..." Ucap Haikal menatap kakaknya itu sendu sedangkan yang ditatap hanya menundukkan kepalanya.

" Maaf... tapi kakak bakal jaga jarak... lagi pula kakak cuma supirnya Keenan itupun cuma sampai dia selesai sekolah... setelah itu kakak ngga akan ketemu dia lagi"

Haikal yang mendengarnya tersenyum miring, apakah Mahesa mengalah? memberikan Keenan untuknya? Jika memang benar, Haikal terlihat dipermalukan saat ini. Entah Mahesa sadar atau tidak bahwa di hati gadis yang sedang mereka perjuangkan itu sudah ada pemenangnya, tapi tetap saja, Haikal merasa sedikit tersinggung.

" Terserah lo Sa... tapi gue juga ngga semudah itu ngelepas Keenan buat lo.... walaupun gue tau usaha gue sia sia"

Ucap Haikal yang membuat Mahesa terdiam. Ia cukup mengerti dengan maksud adiknya itu, tapi ia mencoba menolak, karena perasaan ini salah.

" Tapi kakak ngga mau perjuangin apa yang bukan hak kakak"

Haikal kembali membuka matanya, tertawa miring melihat kakaknya yang terlihat menyedihkan dan pesimis, tapi seolah dirinya tengah menertawakan Haikal karena ia sudah tau apapun yang terjadi, Keenan akan tetap memilihnya.

" Terserah lo Sa... mau lo pantas mau lo ngga... Gue bakal tetap perjuangin Keenan.... karna yang mutusin Keenan bukan gue... gimanapun lo sujud sama Gue buat ngasih Keenan ke Gue, percuma kalau di hati dia bukan Gue..."

Ucap Haikal final dan menutup matanya.

Terpopuler

Comments

Rianti

Rianti

ini cerita ngenak banget loh dihati.

2024-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!