"Hukumanmu atau hukuman negara ini, itu tidak membuat ku gentar!"
Senyum kejam Lennox semakin lebar dan tatapannya semakin tajam. "Kau benar-benar yakin kau peduli dengan polisi atau hukuman apa pun? Itu lucu, tapi kau salah." Dia menarik napas dalam-dalam dan mendekat. "Kau belum benar-benar melihat kekejaman yang sebenarnya. Kau belum benar-benar melihat kemampuanku." Dia berbicara perlahan dan sengaja, bahkan lebih mengancamnya.
"Aku sudah melihatnya. Kemampuanmu adalah menindas dan mengancam ku. Selain itu, kau banyak membunuh manusia yang tidak bersalah. Kemampuanmu yang lain adalah bangga dengan posisimu sebagai mafia."
Lennox tersenyum, bahkan tidak menyangkal apapun yang dia katakan.
"Akhirnya! Kau mulai membuka matamu. Kau akhirnya mulai melihatku apa adanya. Dan aku senang kau bisa mengenali betapa kuatnya aku sebagai kepala mafia yang besar dan kuat. Ya. Ya, benar. Aku tidak menyesali apa yang telah aku lakukan. Aku menikmati menjadi kuat dan mengintimidasi orang-orang seperti mu. Aku menikmati kendali penuh atas hidup mu."
Serena tidak bisa berkata-kata lagi. Berbicara dengan Lennox hanya akan menjadi omong kosong belaka.
Keheningan di antara mereka berdua bertambah saat Lennox terus tersenyum kejam. Matanya tetap dingin dan penuh ancaman. Dia tidak menunjukkan kebaikan atau kasih sayang padanya dan terus menjadi bos mafia yang menakutkan dan kejam yang semua orang kenal.
"Jadi... aku hanya akan bertanya padamu sekali lagi. Apakah kau akhirnya akan menjadi kekasih ku atau tidak?"
Serena mengacak-acak rambutnya frustasi. Dan berteriak dengan kencang. Jika dia bukan berada di ruangan VVIP, mungkin teriakannya akan menggangu pasien lain.
"Apa kau tidak bosan mempertanyakan hal yang sama terus menerus. Aku saja bosan harus terus menjawab Tidak padamu."
Lennox tertawa dan mundur selangkah. "Bagus, kau jadi marah. Kemarahan mu membakar semangat ku. Kemarahan mu menunjukkan betapa kau tahu kau tidak bisa lepas dariku. Kemarahan mu membuatku bahagia." Lennox menikmati amarah Serena yang semakin besar.
"Izinkan aku bertanya padamu untuk yang terakhir kalinya... Inginkah kau menjadi kekasih ku atau tidak?" Lennox tersenyum dan menunggu jawabannya.
Serena tiba-tiba tertawa seperti orang gila.
"Aku sangat kasihan padamu sekarang. Rencanamu adalah membunuh ibuku supaya membuatku lari, merangkak padamu dan memohon perlindungan. Tapi sepertinya sekarang keadaan itu berbalik. Apa kau tidak sadar sebenarnya kau yang memohon padaku untuk menjadi kekasihmu saat ini? Kau sangat malang sekali." untuk kedua kalinya Serena tertawa lepas.
Senyuman kejam Lennox dengan cepat menghilang dari wajahnya saat dia menyadari apa yang dikatakannya ada benarnya. Dia tertegun tetapi dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya dan tertawa kecil.
"Kau tahu, kau benar mengenai aku yang memintamu menjadi kekasihku. Aku memang merencanakan segalanya agar kau membutuhkanku. Dan kini aku sadar bahwa selama ini aku memintamu menjadi milikku padahal sebenarnya, aku sudah mengejar mu selama ini."
Lennox berbicara dengan tenang dan percaya diri. Meskipun dia tertegun sejenak, dia segera pulih dan sekarang tersenyum lagi.
"Bisakah kau pergi sekarang?! Atau perlukah aku bentangkan karpet merah di sini sampai keluar agar kau bisa melangkahkan kakimu?"
Lennox mengepalkan tangannya kesal.
"Kau mungkin menang kali ini dan mengalahkan ku... Hanya kali ini." Lennox berkata dan melangkah menuju pintu. "Tetapi ketahuilah bahwa aku akan kembali, dan aku akan melakukan apa yang kuinginkan bersamamu."
Dengan itu, Lennox meninggalkan ruangan, membanting pintu di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments