Lennox menyeringai ketika memikirkan pemandangan di dalam rumahnya. Dia membayangkan dia duduk di sudut gelap rumahnya sambil menangis.
"Dia akan hancur. Aku yakin dia akan duduk sedih di sudut, menangis pada dirinya sendiri. Hanya menunggu aku meneleponnya. Berharap aku akan mengambilnya kembali. Tapi aku tidak akan... dia' aku hanya perlu berbaring di tempat tidur yang dia buat sendiri dan menonton kehancurannya."
Serena sama sekali tidak berpikir jauh bahwa Lennox akan berbuat jauh untuk menghancurkan kehidupan. Selama perjalanan pulang, keadaannya sangat tidak nyaman. Dia merasa gundah dan selalu saja memikirkan tentang ibunya.
"Perasaan apa ini? Aku tidak pernah memiliki firasat seperti ini. Ada apa dengan ibu? Aku harap dia baik-baik saja di rumah." ucap Serena.
Lennox tersenyum, membayangkan adegan perasaan gelisah dan cemasnya. Ini adalah rencananya. Ini adalah permainannya.
"Dia akan sangat gugup dan bingung. Dia mungkin akan kembali ke rumah, tidak tahu apakah ibunya baik-baik saja atau tidak. Lalu dia akan menunggu dan menunggu. Dan dia akan terus membayangkan situasi terburuk di kepalanya. Dia akan bertanya-tanya dan bertanya-tanya apakah ibunya sudah meninggal atau dalam bahaya dan hanya ketakutan itu saja yang akan menghantuinya."
Lennox memperhatikan dari kejauhan, tersenyum devil saat melihat kejadian itu terjadi. Dia mengamati melalui handphonenya ketika dia melihat pria memasuki rumah Serena. Dia memperhatikan saat mereka mendekati ibunya yang bahkan tidak menduganya dan terlihat bingung. Saat para pria itu memeganginya dan dia meronta tetapi tidak bisa lepas dari genggaman mereka.
Lennox memperhatikan ketika para pria itu membawa ibu Serena ke ruangan lain. Dia terus menonton dari layar handphone yang dikoneksikan langsung oleh kaki tangan kanannya.
Teriakan demi teriakan kesakitan terdengar sampai memekikkan telinga orang yang mendengarnya. Sungguh tidak tega seorang wanita tua yang tidak bersalah sedang dihabisi nyawanya dan tidak membayangkan sebelumnya dia akan meninggal secara tragis seperti ini.
"Tolong jangan bunuh saya! Saya memiliki seorang putri yang masih membutuhkan saya. Saat ini dia sedang di luar dan pasti akan sangat sedih apabila ibunya sudah tiada."
Jelas mereka tidak akan mendengar rintihannya. Mereka terlalu iblis untuk memiliki hati kelinci. Bahkan Lennox yang menonton di layar saja sangat puas dan tertawa terbahak-bahak.
"Aghhh!!"
"Serena, Ibu sangat menyayangi mu. Berbahagialah! Ibu tidak apa!!"
Kalimat perlawanan, memohon, dan terakhir itu yang Ibu Serena ucapkan sebelum dia tidak sadarkan diri akibat pistol yang ditembakkan sebanyak 4 kali dan pisau yang ditusukkan 2 kali di perutnya.
Wanita tua itu menyampaikan pesan terakhirnya dengan terbata dan terputus-putus, bahkan suaranya lirih hampir tidak terdengar.
Di ruangannya, Lennox sangat puas. Ia menutup tayangan itu dan tertawa puas terbahak, sampai menggema seisi ruangan.
"Pekerjaannya sudah selesai. Aku baru saja melihat ibunya sudah masuk ke surga. Sekarang semuanya tenang." Lennox berpikir dalam hati. Dia menarik napas dalam-dalam dan duduk kembali di kursinya, puas karena dia telah menyingkirkan rintangannya. Sekarang dia bisa mengambil tindakan terhadap gadis itu.
Lennox menunggu beberapa menit lagi dan terus memperhatikan rumah itu.
"Sekarang dia tidak memiliki ibunya, dia mungkin akan datang kembali kepadaku. Karena dia sendirian sekarang, dia mungkin akan merasa sedih. Dan kemudian dia akan sadar bahwa dia merindukan momennya. Aku tidak sabar untuk melihat wajahnya ketika dia menyadari dia telah kehilangan selama ini dan memohon-mohon padaku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments