Menerima pengakuan Lennox yang sudah membunuh ibunya adalah rasa sakit yang tidak akan pernah bisa diubah. Serena sangat, sangat, sangat terkejut. Dia sangat marah padanya.
"Bagaimana kau bisa membunuh ibuku yang tidak berdosa?" berteriak Serena marah sampai jarum infus yang terpasang di lengannya terlepas.
"Aku melakukannya karena aku membutuhkanmu, hanya kau, dan tidak ada yang bisa menghalangiku jika menyangkut dirimu. Tidak ada seorang pun yang akan memisahkan kita, bahkan ibumu pun tidak." Lennox masih tidak bergerak. Dia berdiri di sana dan menunggu kata-katanya meresap. Dia menunggu Serena menyadari sepenuhnya apa yang baru saja dia katakan padanya.
"Ibumu tidak ada lagi di sini untuk menghentikan mu agar tidak bersamaku. Ibumu yang sudah tiada sekarang, tidak akan kau jadikan sebagai alasan untuk tetap hidup miskin dengannya. Dia tidak akan memiliki kesempatan untuk ikut campur. Sekarang hanya ada kau dan aku. Tidak ada orang lain. Hanya ada satu jalan ke depan untukmu, yaitu bersamaku. Ini hanya tentang aku atau bukan siapa-siapa." Lennox berkata, menatap jauh ke dalam matanya dan menunggu Serena menerima dan memohon seperti rencananya.
Serena menarik nafas dalam-dalam.
"Kau pikir rencanamu membuat ibuku meninggal akan berefek besar padaku? Kau berpikir aku akan memohon sambil berlutut di kakimu, dan itu membuatku sangat takut? TIDAK. Kau sangat salah mengira. Aku tidak akan pernah sadar untuk menerima tawaran menjadi kekasih mu itu. Malah, dengan kelicikan ini, kau semakin membuatku membenci dirimu dan semakin menambah rasa yakin ku untuk tidak berhubungan denganmu, baik menjadi kekasih ataupun seorang istri! Itu tidak akan pernah terjadi. Aku bukan wanita yang mengikuti langkah kaki pria brengsek seperti mu!!"
"Benarkah?" Lennox bertanya, seringai muncul di wajahnya beberapa detik kemudian. Bukannya takut, dia malah terhibur dengan betapa percaya dirinya Serena.
"Begitukah? Apakah kau benar-benar berpikir kau bisa menolak ku? Apakah kau benar-benar berpikir kau bisa menolak ku dan masih bisa sukses dalam hidup sendirian?" Lennox tertawa dan berkata dengan nada mengancam.
"Ibumu sudah tiada. Orang-orang yang merawat mu sudah tiada. Kau sendirian sekarang. Jadi, aku akan bertanya sekali lagi padamu. Inginkah kau menjadi kekasihku atau tidak? Dan memohon ampun lah padaku!!"
"Jawaban ku tidak berubah untuk terus mengatakan TIDAK!!!"
Alis Lennox menyempit dan seringainya berubah menjadi masam yang menakutkan di wajahnya.
"Apa kau yakin?" Lennox bertanya, berbicara perlahan dan merendahkan suaranya. Dia sekarang langsung menatapnya, tatapan menakutkan di matanya.
"Aku tidak pernah mengkhianati perkataan ku!!"
Lennox terus menatapnya, mencoba mengintimidasinya.
"Baiklah... baiklah... Jika begitu aku memiliki cara lain untuk meyakinkanmu," lanjut Lennox, masih bersikap tidak menyenangkan dan menakutkan.
“Apa yang akan kau lakukan?”
Kerutan Lennox berubah menjadi senyuman sinis saat dia mendekatinya sekali lagi. Dia mendekat dan membungkuk sehingga mereka sejajar satu sama lain.
"Apakah kau yakin tidak ingin menjadi kekasih ku? Apakah kau benar-benar yakin? Aku ingin memastikan kau benar-benar yakin karena..." Lennox berbicara dengan suara rendah yang mengancam sambil mencondongkan tubuh ke depan dengan suara yang hampir tidak terdengar dengan tatapan predator di matanya.
“Karena jika kau mengatakan tidak lagi, aku akan menghukum mu karenanya. Aku sudah membiarkan semuanya berlalu ketika kau mengatakan tidak padaku sebelumnya, tapi aku tidak bisa membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Jika kau menolak ku lagi, akan ada konsekuensinya. Kau sudah menolak ku berkali-kali dan itu sudah cukup. Kau sudah mencapai batas penolakanmu."
Lennox berkata, suaranya meninggi di setiap kata-katanya dan wajahnya menunjukkan seringai kejam saat dia mengancamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
Lennox menggila /Facepalm/
2024-03-07
0