chapter 12

Seorang pria berjas putih memeriksa beberapa tumpukan kertas didepannya, wajah lelah berbekal kebosanan terpampang jelas.

Membuang karbondioksida dengan gusar sekali mengusap wajah, "kenapa anak itu tidak menghubungiku?"

Sebagai dokter pribadi, tugasnya begitu penting memastikan bahwa orang yang memperkerjakan dirinya selalu sehat.

Terashima Yoichiro, selalu merasa ada yang aneh dengan majikannya biasanya akan ada jadwal setiap seminggu sekali dimana dia mengirim pesan. Menyampaikan kondisinya yang tidak stabil.

"Lagipula kenapa kertas ini menumpuk? Siapapun tolong aku!"

Salahnya sendiri malas memeriksa pekerjaan sehingga tugasnya menumpuk. Ketika sudut bibirnya terangkat dia tersenyum.

Dalam laci meja kerjanya terdapat sebuah pemantik, dengan senyum lega dia mengambil pemantik berniat membakar kertas tugasnya. Sumber uang nya.

"Hahaha, akhirnya aku akan terbebas dari tugas tidak berguna ini!"

Seakan terguncang tangan kirinya meraih kertas sementara tangan kanan menggunakan pemantik, saat kertas akan menyentuh api dia berhenti.

Sumber uang, sumber uang, ponselnya berdering dengan nada yang aneh. Melihat siapa pemanggil dia langsung mengangkat dengan lugas, seperti mendapatkan bahan penelitian.

"Halo nona bagaimana kabar anda? Saya merindukan nona." Pria itu tersenyum manis membayangkan jika klien ada didepannya.

"…"

"Anda yakin itu terjadi?" Senyum main menghilang setelah mendengar penuturan di sebrang sana, "jika begitu saya akan lakukan pemeriksaan langsung, apa nona bisa menemui saya? Jika tidak keberatan saya yang akan menemui anda."

"…" Karena ketidakpercayaan orang menelfon sepertinya menolak, pria itu tersenyum kecil.

"Baik, nona bisa menemui saya ditempat biasa."

Seperti seorang anak yang mendapatkan mainan baru pria itu berbinar terang, senyumnya tidak luntur sedikitpun. Saat mendengar suara sarkas dia dengan cepat tertawa.

"Jika begitu selamat malam nona Takanashi," ujarnya lembut.

"Mati saja kau bajingan sialan," setelah itu panggilan diputus sepihak dari sebrang, menyebabkan tawa pria itu meledak.

"Lucu sekali, kelinci percobaan milikku. Nah aku tidak sabar bertemu denganmu nomor 59, aduh sumber uangku hampir saja aku membakar kalian."

Sikap gilanya dan perasaan penuh obsesi dengan penelitiannya, Yoichiro merasakan kebahagian saat tangannya menepuk kertas tugas yang gagal dibakar.

\+\+

Seperti malam-malam sebelumnya, Mika mengetuk kaca melihat langit malam. Kenapa coba ada sekolah yang beroperasi pada malam hari? Meskipun dia tau alasannya, ada banyak selebritis dan artis disekolah ini.

Karena biasanya mereka memiliki jadwal pada pada saat matahari di langit, jadi hanya ada sedikit waktu untuk sekolah.

- kenapa mika hobi sekali mengeluh?

Tidak ada gunanya menanggapi suara tak kasat mata. Memilih berkeliling sekolah Mika menaikkan kakinya menuju tangga.

Menghitung setiap anak tangga yang ditapaki, Mika bersenandung. Reiji yang terlihat pendiam beberapa hari terakhir menyebabkan kebingungan dan Shu yang \_\_ mungkin hanya tidur seharian.

Clek

Tempat tujuannya adalah Rooftop, mencari angin malam yang dingin.

"Eh?"

Kelopak matanya naik turun berulang kali, melihat keadaan rooftop yang tidak normal (tidak seperti biasa). "Siapa yang bertani di atap sekolah?"

Yang ada adalah sebuah kebun tomat dan sayuran, apa sekolah ini memiliki kelas pertanian? Seingatnya tidak ada kelas dengan nama aneh. Aspek terpenting adalah siapa yang dengan repot mau menanam diatas apalagi ini sekolah.

Hobi yang tidak normal.

Tap.

Sesuatu menyentuh pundaknya, tubuhnya kaku. Dengan patah-patah dia menggerakkan kepalanya kebelakang, saat ingin menjerit tangan itu menahan suaranya.

"… Bau tanah."

"Ha?" Orang itu mencium tangannya yang menutupi mulut mika, memastikan. Dia berbalik dengan jelas melihat tiang … tubuhnya tinggi.

"Eh?" Perasaan akrab memenuhi relung hati, mika mengenalnya tapi ketidakpercayaan membuatnya merasa pasti.

Pria itu tersenyum hangat, tangannya terbuka memeluk dengan erat tubuh Mika. Yuma, senang akhir dari rindunya tercapai. Ruki tidak berbohong bahwa mika ditemukan.

"Aku merindukanmu, nee-san …" suaranya lirih.

Saat kepalanya sengaja ditenggelamkan dalam ceruk leher gadis dipeluknya, perasaan yang tenggelam perlahan mulai mengapung dipermukaan. Saat dia merasakan tepukan lembut dipungkiri air matanya tidak lagi terbendung.

"Yuma masih saja cengeng ternyata," Mika tersenyum kecil, kala tangis menenggelamkannya.

\+\+

Akhirnya waktu yang paling ditunggu tunggu oleh Yoichiro.

Kali ini dia sengaja meninggalkan jas putih kebanggaan, menjemput kesayangannya yang sedang melakukan perjalanan kemari.

Dengan setelan kemeja polos dan jas dia duduk dikursi taman menunggu.

"Hm, haruskah aku belikan hadiah untuknya? Apa yang disukai 59 ya?"

Perasaan bahagia, dia berjalan menuju tempat perbelanjaan. Waktu janji pun masi sekitar satu jam lagi. Dengan membeli banyak camilan dan pakaian gadis remaja, dia menghabiskan lebih dari setengah jam untuk memilah.

Saat menunggu, Yoichiro membayangkan banyak hal.

Reaksi seperti apa yang akan timbul nantinya?

Atau.

Perubahan seperti apa yang terjadi pada 59 saat dia tidak mengawasinya setiap hari?

Mau dilihat dari sisi manapun dia terlihat seperti pedofil dengan senyum aneh yang terkesan gila dimata beberapa orang dewasa.

Beberapa orang yang ingin menikmati waktu luang urung melihat seorang pria dengan banyak tas belanja sedang terkekeh dan senyum seorang diri.

"Benar-benar orang gila."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!