chapter 2 : Sakamaki Shu

Anak sulung dari keluarga Sakamaki berjalan didepan Mika, benar-benar mengantarkan kekamar.

Shu berhenti lalu membuka salah satu pintu memperhatikan kamar yang akan diisi dengan gadis dibelakangnya. Dia berbaring di kasur tidak peduli dengan pemilik kamar yang menatap aneh.

Koper, Mika membongkar isinya langsung membereskan pakaian dan ada juga beberapa novel dengan volume berbeda.

Dia membuka salah satu novel dan membacanya, berjalan menuju kasur dan duduk dipinggir.

Hening sesaat sebelum Shu yang tiba-tiba menghirup aroma dari lehernya, ia bersandar pada pinggir ranjang. Melihat Mika yang tidak terganggu ia memutuskan untuk menahan posisi ini.

"Harum darahmu berbeda dengannya."

"Yui?"

"Hm."

\*Lick\*, Shu menjilat lehernya.

"Bangsat!" Mika menutup novel, beranjak dari atas kasur. Mendapati tawa kecil dibelakangnya membuat mika meringis.

Vampir, genre dalam hidupnya berubah drastis saat hidup di dunia ini. Tidak ada komentar karena hidupnya dulu memiliki genre trailer, dan vampir tidak jauh berbeda kan?

\*Bruk\*

Tapi Shu menarik tangannya.

Mika berkedip melihat langit-langit kamar yang terhalang wajah Shu, untuk beberapa saat mereka sama-sama diam.

"Shu, ini-?"

"Aku penasaran kenapa darahmu memiliki harum seperti mawar?" Menghirup aroma Mika.

Mawar? Parfum yang mika pakai memang memiliki harus seperti itu. Dia mendorong wajah Shu menjauh dari ceruk lehernya.

"Parfum ku berbau mawar. Jadi menyingkir sekarang."

Shu kesal dan langsung menahan tangan kecilnya. Ada apa dengan tenggorokannya sekarang, Shu merasakan haus yang mengerikan setelah menghirup aromanya.

\*Jleb.\*

"Ugh-."

Mika meringis saat Shu yang menancapkan taring dilehernya tiba-tiba. Suara tegukan saat Shu meminum darahnya terdengar dengan jelas.

Kalian tau itu sakit, serangan tiba-tiba dimana tubuhnya tidak siap dan terkejut. Ini buruk sejak kejadian itu mika harus bertahan setiap waktu melalui proses menyakitkan ini.

"Ng. Shu…"

Saat ini yang dirasakan Shu hanya rasa haus, bau darahnya tidak seperti gadis itu (Yui), darahnya memiliki harum ringan. Tanpa sadar Shu memperdalam gigitannya membuat gadis dibawah merintih.

"Shu c-cukup. Argh-"

\+\+

Kanato yang sedang duduk bersama Teddy berhenti saat mencium aroma baru, ini jauh lebih lembut dibanding dengan pengantin mereka.

Ayato yang sedang meminum darah Yui juga berhenti. "Harum ini-"

Laito menjilat bibir bawahnya, merasakan harum baru.

"Dasar anak manja itu." Reiji meletakkan cangkir tehnya, sudah tau siapa pelakunya.

Subaru yang sedang duduk ditaman menatap salah satu jendela, asal bau harum ini muncul dari sana.

Mereka berlima berteleportasi menuju satu tempat untuk memastikan. Tapi saat sampai disana mereka hanya bisa cengo, melihat dua orang yang sedang saling menjambak rambut.

Yang satu ada Shu.

Dan yang lainnya adalah Mika dengan wajah datarnya.

"Ter\_lalu banyak. Ugh-" Mika kesal karena Shu yang semakin memperdalam taringnya.

"Nghh."

Shu menggenggam rambut hitamnya membuat gadis itu mendanga, memberi akses yang lebih besar untuk dibenahi. Sejak membenamkan taringnya yang Shu ingin adalah terus minum dan tidak ingin berhenti.

"Wa bit\*h-san kau begitu seksi ~"

Laito melepaskan tangan yang menjambak rambut Shu, mencium lembut pergelangan tangannya. Mika tersentak. Tidak begitu sulit karna tangannya sudah gemetar dan pucat.

"Shu Laito hentikan! Kalian tidak bisa membuatnya mati karena kehabisan darah."

"Aku bahkan belum merasakan darahnya."

Subaru hanya menatap.

Kanato tertawa kecil melihat semuanya. Shu menjilat bekas gigitannya membersihkan sisa darah. Dia bisa melihat sang gadis yang berkedip sayup, 'sepertinya aku berlebihan.'

"Tidurlah." Shu berbisik lembut membuat Mika yang lemah langsung tertidur.

Setelah memastikan si gadis tertidur, Shu membenahi posisinya untuk duduk. Melihat saudaranya yang sedang menatapnya penuh minat. Seperti sedang bertanya 'bagaimana rasanya?' atau 'apakah darahnya manis?'.

"Jadi bagaimana dengan rasa darahnya? Meskipun sepertinya tidak sebaik eve." Ucap Reiji.

Semua orang penasaran, sampai Shu membuka suara.

"Tidak ada yang istimewa, hanya baunya saja yang berbeda." Jelas Shu. 'aku tidak bisa katakan darahnya bisa menjadi candu, seperti hangat dan lembut kue yang baru matang.'

"Eh, padahal aku mengharapkan hal istimewa." Kanato memainkan boneka Teddy nya.

Tapi hanya ada satu orang yang sadar dengan kelakuan aneh Shu meskipun tidak terlalu terlihat tapi dia menyembunyikan sesuatu.

\+\+

Dua jam kemudian Mika terbangun dan mendapati kamarnya yang sepi. Shu sepertinya pergi setelah puas, eh? Bukankah tadi Sakamaki berkumpul disini?

"Grrr, Shu aku berjanji akan memberimu pukulan nanti."

Erangan kecil saat merasakan sakit pada lehernya, sepertinya yang lain tidak meminum darahnya.

Perlahan Mika bangun menatap keluar jendela yang diterangi cahaya bulan. Dan sepertinya insomnia nya kambuh. Dia mengambil novel yang sebelumnya tertunda karena Shu dan membacanya.

03.00 \*p.m\*, masih terlalu dini untuk bangun.

Kakinya gemetar karena lapar dan kurang darah, dia menuruni tangga menuju dapur. Setelah itu Mika membuka lemari pendingin menatap beberapa buah dan memakan nya.

\*Tuk\*

"Apa yang kau lakukan disini? Ini masih malam. Manusia seharusnya beristirahat." Seseorang menyentuh bahunya dengan suara yang dalam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!