Bab XV

Setelah subuh dari masjid di desa kami mengumumkan kabar duka cita, syahwa putri satu satunya mamg karya telah berpulang ke pangkuan yang maha Kuasa."Innalillahi wa innailaihi roji'un"ucap Lisa,gadis cilik yang lincah ,cantik dan imut itu secepat ini di panggil oleh Allah, "syahwa..." Panggil Lisa sore itu, saat Lisa sedang menyapu teras dan melihat syahwa lewat depan rumahnya dengan memakai kerudung putih dan gamis putih,cantik sekali, dia berjalan santai,"Punten teh" (permisi teh) kata syahwa sambil menundukkan kepalanya dengan tersenyum "mau kemana neng"tanya Lisa pada syahwa "Mau ngaji dulu teh,mangga" jawab syahwa "iya hati hati ya wa" "iya teh makasih" kata syahwa,masih Lisa ingat betul pertemuan mereka beberapa hari yang lalu itu, pertemuan yang begitu mengesankan, gadis yang ramah dan murah senyum "neng kamu anak baik neng,teteh yakin Allah lebih sayang sama kamu" ucap Lisa dengan pelan. Lisa bergegas mandi dan sebelum berangkat kerja Lisa berniat takziah dulu ke rumah syahwa.

Lisa melirik jam menunjukkan pukul 7,Lisa sudah siap untuk berangkat, sekalian ke rumah syahwa "tumben neng baru jam 7 meni udah rapi" sindir bi'Arni "iya mah mau takziah ke rumah syahwa dulu mah trus sekalian berangkat" "ngapain kamu takziah kesana? Orang miskin mah gak ada pengaruhnya buat kita""yang Ada malah ngabisin duit kita" kata bi'Arni ,"Astagfirullah" kata Lisa sambil mengelus dada ,tanpa menjawab lisa segera mengeluarkan sepeda motornya, lalu melajukan motornya melewati pematang sawah, menuju rumah syahwa,sesampai nya di rumah syahwa kulihat para pentakziyah sudah banyak berdatangan, disana juga ku lihat teh hilda, yang sudah mulai terlihat perut nya yang buncit. "Loh eh Lisa" kata Teh Hilda terkejut melihat ku yang duduk di sampinnya, aku pun tersenyum."gak kerja Lis" tanya hilda pelan" kerja teh habis ini langsung berangkat" hilda mengangguk.tak lama kemudian keluarlah teh Euis ibu dari Almarhumah syahwa,duka yang teramat sangat terlihat dari raut wajahnya yang muram,dengan mata yang sembab,tampaknya dia menagis tak henti hentinya, dia menyalami kami satu persatu,namun saat tiba menyalamiku dia memicingkan matanya,mungkin dia tak mengenaliku karna aku masih memakai masker, kemudian dia duduk, dan menceritakan kronologi meninggalnya syahwa, menurut teh euis Syahwa sudah sakit sekitar 3 harian, dan sore itu mereka berniat membawa syahwa ke dokter, namun naas paginya uang yang tersisa habis di gunakan untuk mengurus KTP, akhirnya syahwa tidak jadi di bawa berobat karna sudah tidak memiliki uang lagi, dan malam harinya syahwa kejang hingga menghembuskan nafas terakhirnya.aku terhenyak ingin rasanya aku bilang jika pengurusan ktp itu gratis tis..namun tak mungkin aku utarakan,itu sama dengan aku membuka aib papahku sendiri.tak henti hentinya aku mengucap istigfar, "pah papah kok tega sama raykyat papah" kataku dalam hati,hatiku ikut tergores mendengar jika perbuatan papah ku sudah menyebabkan meninggalnya seorang gadis kecil.

Setelah itu aku berpamitan, tanpa melepas masker sama sekali,aku benar benar malu dengan keluarga syahwa, aku menyalami teh euis, dengan memberikan sedikit uang duka yang sudah kupersiapkan buat keluarga mereka,lalu aku berpamitan pada teh hilda,dan segera mengambil motorku,lalu melajukan menuju kantor.sesampai nya di kantor segera aku cek clock,lalu menuju ruanganku. Sesampai nya di sana kulihat Alisia dan kawan kawan nya berkumpul di meja Alisia, "hmm...pagi pagi udah menghibah,kali ini siapa lagi yang di gosipin" kataku dalam hati ,Alisia,Rini dan rohmah melirik ke arah ku. "Lis kamu udah dengar belum kalau anak nya bi Onen yang SMA di keluarkan dari sekolah,karna gak mampun bayar" kata Alisia "hah masa iya" tanya ku "katanya sih gara gara bapakmu, yang menahan nahan pembayaran tanah milik Almarhum suami bi' Onen"kata Lisa lagi,aku menggeleng "masya Allah ucapku" "bilang tuh sama bapakmu nyalonin diri jadi kepala desa bisa,bikin pesta bisa,tapi giliran hak orang lain di tahan tahan, awas kena azab baru nyaho" kata Alisia tajam, Rini dan Rohmah melirik ku dengan sinis "ya Allah...apalagi ini"keluhku dalam hati,Alisia adalah anak dari kakak bi'Onen, namun alisia ini gaya hidupnya hedon tidak sesuai dengan keadaan keluarganya yang pas pasan,dan mulutnya suka julid. Sehingga banyak teman teman yang tak suka dengan nya, hanya Rini dan rohmah aja yang selalu nempel karna pada dasarnya mereka se frekuensi,sama sama bermulut tajam dan suka julid ngurusin hidup orang lain."Hai Lis.."Tiba tiba Raka datang menghampiri Lisa, Lisa yang sedang mengerjakan tugas di mejanya pun mendongak "ohh hai" kata Lisa membalas sapaannya,lalu kembali mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda, kulihat Alisia menghampiri Raka, dan dengan percaya dirinya nya Alisia menggandeng Raka, "hai Raka" sapa alisia,namun raka tak menghiraukannya "Lis nanti aku mau ajak kamu makan siang bareng ya" kata Raka sambil melepas pegangan Alisia, "boleh" jawab Lisa "oke nanti aku tunggu di depan ya"lisapun mengangguk,sementara Alisian yang merasa di abaikan pun wajahnya menjadi merah padam karna marah, dia melihat raka dan Lisa dengan tajam.Raka adalah salah satu putra pengusaha dari jakarta yang sedang membangun tempat wisata di desaku.wisata pantai yang terletak di ujung desa.

      Tiba saat nya istirahat, aku bergegas ke depan kulihat Raka menungguku di dalam mobil, ketika aku mendekat tiba tiba dari arah belakang Alisia berlari kecil dan mendahuluiku duduk di samping raka di dalam mobil,aku pun menghentikan langkahku,kulihat Raka menatap tajam Alisia, lalu entah mengapa tiba tiba raka keluar dari mobilnya dan berjalan kearahku "kita naik taksi saja" kata Raka sambil menggandeng ku dan menarik tanganku, sesaat kemudian Alisia keluar dari mobil Raka dengan mengehentak hentakkan kakinya, "Rakaaa" panggilnya manja, namun yang di panggil sama sekali tak menghiraukan nya."Raka kamu dipanggil Alisia" kata Lisa "biarin aja sebel aku liat nya, gak jauh beda kayak uler keket" kata Raka datar, aku pun diam tak menanggapinya.tak lama kemudian taksi yang di pesan Raka pun tiba,Lalu kami naik, dan taksi pun berjalan menuju sebuah depot.setelah sepuluh menit kami pun tiba,"kamu mau pesan apa?" Tanya Raka "Samaain aja sama kamu" kata Lisa,Raka pun mengangguk, tak lama kemudian datang lah pesanan kami 2 nasi putih hangat, 2 ekor gurame goreng,tempe tahu dan lalapan, serta sambal terasi,dan sambel leuca plus dua gelas es jeruk menu yang sangat menggugah selera,kami pun segera menyantapnya dengan nikmat, setelah selesai Raka membayar pesanan kami, lalu kami kembali kekantor.sesampai nya di kantor ku lihat Alisia sedang menunggu kami di lobi kantor ,dia mencekal lengan raka ketika kami melewatinya akan menuju ruangan "Raka apa kamu gak sadar kalau orang yang ada di sebelah kamu ini bapaknya orang yang paling dzolim dan serakah" kata Alisia sambil melirik Lisa sinis, Raka mendengar aduan alisia tak menghiraukan sama sekali dan dia tetap berlalu sambil menggandeng tangan Lisa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!