Setelah 10 jam kemudian pesawat yang membawa rombongan umroh dari desa mang Amat di bandara king Abdul Aziz di jeddah, karna lelah mang amat pun jalan terhuyung huyung,sehingga ketika menuruni tangga tanpa sengaja kakinya terpeleset, karna tidak bisa menjaga keseimbangannya mang amat pun terjatuh hingga menimbulkan luka pada lututnya.dan menyebabkan mang amat berjalan pincang, Hal itu masih di anggap biasa oleh mang amat ,dia berfikir karna kurang hati hati.
Setelah rombongan di antar ke hotel,
mereka memasuki kamar nya masing masing,
rombongan di berikan waktu istirahat sebelum magrib tiba,setelah mang amat sampai kamar hotelnya,mang amat baru merasakan sakit yang luar biasa pada kakinya, tiba tiba panas menjalar di kaki kanannya, dan darah terus mengalir, mang amat pun mengerang terus "aduhh mah ie' meni nyeri " (aduh mah ini sakit banget) "iya pah bentar mamah carikan obat dulu" kata bi Arni sambil keluar kamar dan mencari ketua rombongan untuk meminta obat "puten pak Haji Arif na Aya?" (Permisi pak haji Arif nya ada" tanya bi'Arni pada bapak bapak yang baru keluar dari kamar haji arif, "aya bu,sakedap nya, antosan heula" "ada bu, sebentar ya ,tunggu dulu) kata orang tersebut sambil. kembali ke dalam kamar ,sesaat kemudian pak Haji Arif keluar " aya Naon bu Arni?" Kata pak haji Arif " ini pak saya mau minta obat, suami saya kakinya kesakitan,dan dia menggigil" "apa gak sebaiknya di periksakan saja bu" kata pak Haji Arif, "saya rasa tidak usah dulu pak, saya minta obat anti biotik,dan anti nyeri serta paracetamol saja pak" "ohh baiklan kalau begitu, sebentar saya ambilkan dulu bu" kemudian pak haji Arif pun masuk kembali ke dalam kamarnya, mengambilkan obat yang di perlukan,lalu kembali keluar menyerahkan kepada bi' Arni, bi'Arni pun gegas kembali kekamarnya ,begitu pintu terbuka bi'Arni mencium bau anyir yang berasal dari dalam kamarnya,lalu bi Arni masuk, melihat mang Amat sedang mengerang kesakitan dan dari lukanya mengalir terus darah bercampur dengan nanah "aduhh..aduhh...aduhh sakit" erang mang amat, bi'Arni Heran melihat luka mang amat yang tidak terlalu besar, tapi kenapa bisa sampai mengalirkan darah dan nanah sebanyak itu,sampai sprei yang di tiduri oleh mang amatenjadi berwarna merah kecoklatan karna terkena darah dan nanah.segera bi"arni mengambil anduk dan membersihkan luka itu, namun darahnya tetap tak berhenti."Ya Allah pah kenapa seperti ini?" "Gak tau mah...papah juga heran"
Tak berapa lama tiba tiba bel kamar mereka berbunyi,pertanda ada seseorang yang datang,dibukalah pintu kamar oleh bi'Arni, ternyata mengantarkan jatah makan malam mereka.mereka juga merasa sudah sangat lapar, padahal mereka tidak ikut sholat berjama'ah ke masjid Nabawi,sejak datang mereka berada di kamar terus, karan kondisi mang amat yang tak memungkinkan. Setelah menerima kotak nasi,bi'Arni pun geges masuk ke kembali, dia berniat makan bareng dengan suaminya,namun ketika mereka membuka kotak itu, yang dilihat adalah makanan yang sudah basi, bahkan bilatung banyak sekali di atas daging nya,"aaahhh" teriak bi'Arni ,sambil membuang kotak yang di pegangnya, namun ketika isi kotak itu sudah tumpah berserakan bilatung bilatung itu hilang. Entahlah mereka sendiri tak tahu apa yang terjadi pada diri mereka.akhirnya mereka mengganjal perut mereka dengan roti yang mereka dapat dari panitia saat tiba di hotel tadi.
Mang amat masih merasakan nyeri pada lukanya,dan sekarang di tambah merasa badannya sangat lah panas, sehingga mang amat melepas bajunya,keringat mengalir deras dari badannya, "nyi tolong ambil kan air ya,meni panas udarana" bi'Arni melongo melihat suaminya,padahal dia saja kedinginan karna AC nya di setel paling dingin,sekarang sang suami malah minta badannya di kompres memakai air dingin,tapi meskipun begitu tetap bi'Arni mengompres tubuh kurus sang suami.
Keesokan harinya bi'Arni bangun kesiangan, dia sepanjang malam tak bisa tidur karana mang amat mengeluh luka nya sakit dan badannya sangat panas, hingga bi'Arni harus bolak balik ke kamar mandi untuk membasahi handuk, namun aneh nya handuk itu sudah benar benar basah namun kering kerontang cuma dalam beberapa menit,seakan akan tubuh mang amat sangat lah panas.saat akan memebersihkan lukanya mang amat,bi Arni terbelalak melihat kaki mang amat mulai terlihat membiru mulai lutut sampai jari jari kaki.tak kuat melihat penderitaan sang suami bi'Arni segera mengabarkan pada koordinator rombongan pak haji Arif, dan pak haji arif pun segera bertindan beliau meminta tim medis untuk memeriksa kesehatan mang amat.
Tak Lama kemudian dokter dan 2 orang perawat pun mendatangi kamar tempat mang amat tinggal, namun mereka merasa prihatin dengan kondisi mang amat, luka nya kecil namun sangat lah parah, darah dan nanah tak berhenti mengalir,dan mengeluarkan aroma yang sangat menyengat.Mang amat pun di minta ikut ke UGD supaya mendapat perawatan lebih insentif, akhirnya mang amat dengan terpaksa mengikuti saran dokter itu, dengan menggunakan kursi roda yang di bawa oleh petugas medis itu,mang amat pun di bawa ke rumah sakit, dan bi'Arni dengan setia mendampingi sang suami.
Sesampai nya di UGD luka mang amat pun di bersihkan, rupanya luka kecil itu sudah infeksi, sebetulnya di sarankan untuk di amputasi,namun mang amat dan Bi'Arni menolak nya.semakin hari luka di kaki mang amat semakin menganga,dan muncul bilatung dari lukanya,bahkan aroma nya pun sudah sangat menyengat,seperti daging yang busuk.
Hari ke tujuh mang amat dan bi'Arni berada di mekah,namun sekali pun merka belum pernah menjalankan ibadah ke masjid nabawi kecuali hanya sholat di kamar hotel itupun jika mereka ingat, apalagi menyentuh ka'bah melihat pun mereka belum pernah.
"Huh ngapain kita kesini kalau cuma tidur di hotel saja" kata bi'Arni mengeluh "ngabis ngabisin duit juga" kata bi'Arni lagi,mang amat cuma diam mendengar keluh kesah istrinya.
Bi'Arni sore ini berniat keluar untuk mencari oleh oleh buat para tetangganya dan saudara saudaranya, setelah berpamitan pada mang amat,bi'Arni pun keluar dari hotel, menuju pusat perbelanjaan, dalam benaknya dia harus membawa oleh oleh yang banyak, karan dia gak mau pamornya turun karna tidak bisa membagikan oleh oleh pada tetangga dan saudara.setelah puas memilih milih barang oleh oleh, bi arni segera membayar nya,dan hendak pulang.Namun di saat mau pulang ,jalan nya terasa sangat jauh, padahal dia masih sangat mengingat jika letak hotel dan pusat perbelanjaan ini sangat dekat,bahkan tadi saat berangkat dari hotel terlihat letak pusat perbelanjaan ini "lah hotelnya kemana?" Monolog bi Arni dalam hati.setelah berputar putar 7 jam lamanya dia merasa lelah kakinya mulai terasa sakit,hingga dia pun menangis di pinggir jalan.dia merasa sangat heran kenapa hotel nya gak ketemu ketemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Sol Ronconi
Pembaca setiamu melihatmu dan menantikan cerita selanjutnya, thor!
2023-12-20
2