Meski tertawa namun Altair tampak kesal dengan pernyataan dari seseorang yang baru saja ia temui, bahkan baginya wajah dari orang tersebut terlihat begitu menyebalkan seperti melihat musuh bebuyutan abadi.
"Kalau marah terus gak bakal dapet jodoh, loh." ejek Dominic seraya menepuk pundak dari Altair.
"Jangan sentuh aku menggunakan tangan kotormu itu." dengan kasar Altair menepis tangannya. "kau adalah orang yang paling aku benci bahkan ketika pertama kali aku melihat tampang sok hebat dan sok keren itu."
"Waduh kau kasar sekali ya?" Dominic mengelus tangannya. "jika sifatmu seperti itu ntar tunanganmu itu bakal cari pasangan baru, loh."
"Jangan sok tahu deh lu." ucap Altair dengan wajah percaya diri. "apa kau tahu selama ini gw selalu menjadi primadona di kerajaanku ini, lu mah lewat."
"Ternyata begitu, keren sih." ucap Dominic sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. "nanti ajarin ya."
"Gak sulit kok." jawab Louise dengan wajah penuh senyuman. "kalau kau berlatih setiap hari pasti—"
"Apa kalian baru saja mengabaikan aku?" Altair menghentakkan kakinya dengan kesal. "jangan bilang bahwa sebenarnya—"
Sebelum menyelesaikan perkataannya di depan mereka muncul seperti sebuah hologram dan ternyata itu adalah Hailey yang bersiap untuk memberikan beberapa penjelasan.
"Karena kalian telah menyelesaikan ujian bergabung, maka aku akan memberikan hadiah jika kalian bisa tiba ke sini dalam waktu 48 jam, jadi semoga beruntung ya." setelah menyampaikan pesan tersebut, hologram itu pun menghilang.
"Jadi kita harus bekerja sama? Gak sudi, cuaks." gerutu Altair setelah mendengarkan pesan dari Hailey.
"Karena kita harus bisa sampai ke serikat dalam waktu yang di tentukan." ucap Louise agar kedua orang tersebut bisa berteman. "jadi—"
"Kenapa tidak pakai portal saja? Bukankah lebih mudah?" dnegan percaya diri Dominic menjentikkan jarinya seraya memanggil kekuatan sihir miliknya.
Seketika semua tempat tersebut di kelilingi oleh bayangan berwarna hitam serta kabut tebal, namun ketika kabutnya menghilang muncul sebuah cahaya terang dan sepertinya adalah portal menuju ke serikat 'Sky Destiny'.
"Ayo puji aku." Dominic memejamkan matanya seraya mengusap hidungnya.
Namun karena tidak mendengar suara apa-apa lagi, Dominic melihat sekeliling dan ternyata di sana sudah tidak ada siapapun, ia pun berjalan melewati portal yang telah ia panggil sebelumnya, serta mendapati Louise juga Altair sedang bersantai sambil meminum kopi hangat.
"Kalian baru saja meninggalkanku, kenapa?" Dominic menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal. "padahal aku yang telah membantu kalian menyelesaikan misi ini loh."
"Jadi gelang ini bukan hanya untuk hiasan tapi juga alat komunikasi?" Louise berkata seraya memasang sebuah gelang di tangannya. "dan kau juga akan memberikan misi lewat gawai?"
"Kurang lebih seperti itu." jawab Hailey. "jadi meski kita berada dalam jarak super jauh, masih bisa mengobrol entah tentang misi ataupun kehidupan."
"Kalian baru saja mengabaikan diriku ya?" karena masih saja di kacangin Dominic memukul meja untuk menarik perhatian. "aku adalah orang— maksudku salah satu penyihir terhebat loh."
"Apakah ini pertama kalinya di kacangin? Dasar lemah." Altair menggelengkan kepala karena reaksi berlebihan dari Dominic. "selama ini aku selalu di abaikan, oleh para gadis ini."
"Begitu kah?" Dominic tampak sedikit lebih tenang setelah mendengar bahwa ada seseorang yang ternyata bernasib sama dengannya. "itu mah biasa aja."
"Ho'oh kayaknya kau senang ketika tahu aku di kacangin mulu ya?" Altair tampak sedikit risih karena ada yang berbahagia di saat dirinya tengah bersedih. "itu menyakitkan loh, kok malah senyum gak jelas sih?"
"Maaf, aku hanya bercanda soal itu." Dominic menutup mulutnya agar tidak ketahuan jika ia sedang tertawa.
Namun ternyata bagi Altair, Louise juga Hailey, itu seperti sebuah tangisan, jadi mereka bergantian untuk memberikan sebuah hiburan agar ia tidak bersedih. Tak lama kemudian Louise teringat bahwa dirinya harus segera kembali ke kerajaan Aldiora.
"Tolong berikan misinya ya." Louise memberikan pose hormat kepada Hailey selaku master dari serikat 'Sky Destiny'. "kalau begitu—"
"Tunggu sebentar, sebelum pergi apakah kalian tidak mau mengambil sebuah misi dahulu?" tanya Hailey seraya membelakangi poster misi di belakangnya. "karena biasanya aku memberikan misi setiap dua minggu sekali."
"Apa harus ya?" Louise menatap kebosanan. "gak bisa nanti besok kah? Karena aku sedang tidak mood untuk melakukan misi apapun."
"Itu juga agar kalian bisa tetap menjadi bagian dari anggota serikat." jelas Hailey seraya berpose ala profesor yang baru saja mendapatkan ide terbaru. "tapi sebaiknya kalian segera kembali ke istana atau bakal repot."
Mereka pun memberikan lambaian tangan, hingga tak terasa udah sampai tiba di depan pintu gerbang, tapi entah kenapa pintunya tidak mau terbula mesku telah lewat beberapa jam kemudian.
"Ini sekeras batu, njir." Louise menggerutu seraya menggigit ujung kukunya. "tapi tidak ada yang mustahil untuk aku lakukan, jangan panggil aku calon Ratu kalau gini aja gak bisa."
Dengan memfokuskan kekuatannya Louise berhasil memanggil sihir rantai surgawi meski belum tingkat ultimate, tapi setidaknya ia bisa sedikit menggeser pintu gerbang, hingga akhirnya pintu itu pun terbuka.
Karena penasaran akhirnya pintu gerbang tersebut telah terbuka dengan sempurna dan ternyata di depannya berdiri Raja Aaron juga Kyle.
"Aku dengan kalian akan kembali ke kerajaan Aldiora, tapi ada yang ingin aku katakan." ucap Kyle seraya menatap kebingungan. "kembali ke sana sama saja dengan aksi bunuh diri, karena dari informasi terbaru, sepertinya—"
"APA???!!!" seketika Louise menjadi lemah setelah mendengar perkataan sebelumnya. "ini tidak mungkin, tapi kenapa?"
"Kalau begitu apa kau mau pergi ke kampung halaman sekejap?" tanya Kyle.
"Tapi bukankah kampung kita adalah Aldiora ya?" Louise menggaruk kepanya karena ia tidak mengerti. "apa ini semacam lelucon?"
"Ceritanya panjang, namun aku yakin suatu hari nanti kau pasti akan mengerti." ucap Kyle seraya mengusap kepala dari anaknya. "lebih baik tidak tahu sama sekali, agar tidak di tanyakan pertanyaan aneh."
"Jadi kenapa kita malah tinggal di Aldiora?" tanya Louise.
"Karena kerajaan kita adalah Aetheria, berada tepat di samping kerajaan Aldiora, dan membuatnya menjadi tempat berlangsung perang." jelas Kyle. "cukup masuk akal kan?"
"Iyain aja deh." ucap Louise
Karena sedang sibuk dengan kegiatan mereka saat itu bahkan tidak sadar kalau selama ini Dominic sudah pergi serta tak bersama dengan mereka, di sisi lain Louise hanya mengangguk agar terlihat mengerti pada penjelasan dari Kyle juga Raja Aaron.
"Jika kalian memang bersikeras untuk kembali ke kerajaan Aldiora, maka aku tidak punya alasan menahan kalian." Kyle berkata dengan pose kerennya, namun ternyata orang yang sedang ia fikir tengah berbicara dengannya malah ngobrol dengan orang lain.
Di sisi lain tampaknya Louise tengah berbincang bincang dengan Altair, sesuatu yang jarang ia lakukan ketika sedang malas atau tidak mood, bahkan mereka membicarakan hal tak penting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments