Terlarut dalam fikirannya Louise beranjak pergi ke kamarnya untuk beristirahat sejenak, namun ternyata ia tidak di pedulikan yang hanya sibuk dalam perayaan untuk dirinya. Setelah beberapa saat ketika ia sedang berbaring di kasurnya cermin itu tepat berada di sampingnya.
"Kenapa cermin sialan ini bisa ada di sini? Bahkan ketika aku telah membuangnya." dengan perlahan Louise melemparkan cermin itu ke tempat jauh. "apakah Haruki yang membawanya ke sini?"
Namun tanpa di sadari ternyata Louise telah melewati satu malam dan malah tidak tidur sama sekali, ia pun segera memejamkan matanya untuk melanjutkan tidur meski hanya beberapa saat sementara cermin itu tengah berada di lantai
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari luar pintu, namun karena masih tidur Louise pun tidak menjawabnya, hingga akhirnya ia tersadar bahwa akan ada acara untuk dirinya, ia pun mengusap mata dan berjalan ke arah pintu dengan wajah muram
"Selamat Pagi, tuan putri Louise. Sepertinya tidurmu nyenyak semalam." sapa Haruki dengan nada sopan. "jika kau berkenan maukah ikut denganku mengunjungi taman kerajaan?"
'Sebenanya aku baru saja tidur selama 30 menit loh.' batin Louise. 'jika saja bukan karena cermin bodoh tak berguna itu.'
Melihat bahwa tirai di kamar tuannya belum terbuka, Haruki pun membukakannya sehingga cahaya mentari mulai menyinari kamar Louise, dan membuat ia secara spontan menutup wajahnya karena silau.
"Kenapa aku harus ikut denganmu? Aku sekarang lagi malas gerak." ucap Louise tanpa semangat. "mungkin nanti siang saja atau mungkin besok atau besoknya lagi. Kamu bisa mencari orang lain untuk menemanimu."
"Maaf, tapi acara ini untuk memperingati keberhasilan anda menjadi seorang ratu." ucap Haruki dengan wajah berbinar binar. "tuan putri Louise maaf jika aku bertindak tidak sopan, tapi kau harus bangun segera atau ayahmu akan marah."
"Meski aku baru saja tidur selama beberapa menit?" ucap Louise seraya mengusap matanya. "aku yakin ayah akan mengerti dengan keadaanku."
"Kalau begitu aku akan memberikan hadiah jika putri mau bersiap pergi ke pesta." ucap Haruki.
"Aku bahkan bukan seorang putri, kenapa harus bertingkah seperti putri? Bukankah itu hanya buang waktu saja?" ucap Louise seraya berjalan kembali ke kasurnya dan menatap ke arah selimut. "aku mau melanjutkan kegiatan tidurku jadi sebaiknya kau pergi saja sebelum aku mengubahmu menjadi katak atau mungkin seekor kucing."
"Lucu sekali." Haruki tidak sengaja mengatakan apa yang ia pikirkan.
"Apa yang lucu? Maksudmu aku ini seperti seekor kucing atau anjing yang berjalan-jalan sambil mengibaskan ekornya?" Louise duduk di samping kasur dengan raut wajah sedikit kesal. "bilang saja sama ayahku kalau saat ini aku sedang sakit."
Namun ketika memejamkan matanya Louise mendapati dirinya berada di tempat berbeda, hal itu membuatnya panik tapi ia juga tidak bisa melakukan apa-apa karena bahkan suaranya tudak bisa keluar sama sekali.
"Tempat apa ini? Sepertinya terlihat tidak asing, tapi dimana?" Louise melihat sekeliling dengan seksama dengan panik. "kenapa bisa aku berada di sini, apakah ini ulah dari penyihir 'Shapeshifter' itu?"
Tiba-tiba seperti ada seseorang yang lewat serta hampir menabrak dirinya, ia pun memejamkan matanya dengan spontan karena entah kenapa refleks tubuhnya sulit di gerakkan, tapi tampaknya mereka hanya melewatinya begitu saja seperti ia hanya bayangan. Karena panik ia berlari dari kumpulan orang tersebut, dan secara tidak sengaja masuk ke dalam sebuah ruangan.
"Yang mulia Ratu, selamat karena memiliki anak kembar." ucap salah seorang tetua di sana.
Mendengar hal itu membuat sang Ratu hanya terdiam sambil terlihat memikirkan cara, entah kenapa ia tampak begitu sedih apalagi saat itu ia sedang memeluk dua anak kembar, dan sebelum mengetahui tentang apa yang tengah terjadi Louise terlempar ke tempat ia berada sebelumnya.
"Apa hubungannya denganku ya? Jika memang ini ingatan masa laluku kenapa tidak mirip denganku?" Louise mengernyitkan keningnya seraya menghela nafas panjang.
Karena bingung Louise melihat dirinya sedang memegang cermin usang itu, sementara ia melihat sekeliling semuanya telah kembali normal, tapi ia tidak merasa risih setelah mendapati cermin di tangannya tidak merefleksikan wajahnya.
"Tuan putri Louise apa kau sudah siap untuk pergi ke pesta?" tanya Haruki. "karena pegawalmu yang luar biasa hebat ini telah menyiapkan sebuah gaun terbaik di seluruh negeri."
'Seluruh negeri? Bukankah kau hanya membelinya di toko? Meski aku tidak tahu kapan kau mendapatkan gaun itu?' batin Louise. 'dan lagi apa kau tidak tahu jika aku lebih suka kegiatan menyendiri tanpa gangguan orang lain?'
Dengan perasaan bangga Haruki menyerahkan sebuah gaun kepada Louise lalu beranjak pergi dari sana, sementara di sisi lain ia yang mengambil gaun tersebut menjadi kebingungan karena selama ini ia jarang mengenakan pakaian perempuan, walaupun ia sendiri tidak tahu dari mana informasi itu berasal.
Setelah selesai mengenakan gaun tersebut akhirnya Louise keluar dari kamarnya."Haruki ayo pergi ke pesta apa pula itu, meski aku sangat membencinya."
"Apa yang membuat tuan putri Louise berubah pikiran?" tanya Haruki penasaran. "apakah ada kejadian tak terduga?"
Namun saat mereka keluar ternyata tidak ada siapapun di sana hanya seorang pelayan yang tampaknya baru saja bekerja di rumah Louise, meski begitu ia tampak begitu cekatan dengan pekerjaannya, bahkan membuat siapapun melihatnya menjadi terkesima.
"Siapa itu—" sebelum Louise melanjutkan perkataannya ia teringat akan sesorang yang ia temui di taman kemarin. "apakah mereka orang sama, tapi—"
"Putri apa kau baik saja? Karena wajahmu terlihat begitu pucat seperti kertas." ucap Haruki seraya memperhatikan keadaan dari Louise.
Tapi tampaknya Louise tidak mendengarkan perkataan dari Haruki, ia mendekat ke arah dari pelayan tersebut namun entah kenapa ia seperti tidak ingin membuat masalah, jadi ia pun berbaik dan mengurungkan niatnya.
"Acaranya akan di adakan malam nanti, karena sedang terdesak jadi aku di pekerjakan mulai hari ini." jelas dari pelayan tersebut. "salam kenal namaku Poppy."
'Aku akan menemukan identitas aslimu, dasar penipu.' batin Louise.
Namun Louise hanya membalas perkataannya dengan sebuah senyuman dan melanjutkan langkahnya menuju keluar dari kediaman keluarganya.
"Haruki, bisakah kau menemaniku ke taman?" pinta Louise.
"Tentu saja, karena itu adalah tugasku." jawab Haruki dengan wajah ramah
Mereka lalu berjalan hingga ke taman milik dari keluarga Louise, di sana banyak sekali bunga dan ikan sama seperti taman pada umumnya, hingga beberapa saat ia merasa bosan walau aslinya ia hanya ingin mencoba kekuatannya saja.
Dengan memfokuskan fikirannya Louise menggunakan sihir pemanggilan dan seketika muncul sebuah lingkaran sihir "Summoning : Phoenix" tentu saja ia merasa bangga akan pencapaian dirinya.
"Hmm.. siapa phoenix cantik kecil ini? Tentu saja kau, lucu sekali seperti bayi." ucap Louise dengan wajah berseri seri. "nama apa yang akan aku berikan padamu, bagaimana jika Leo atau mungkin—"
Sepertinya Phoenix kecilnya suka dengan nama itu, Louise ingin memeluk Leo tapi nanti malah tangannya terluka jadi ia mengurungkan niat tersebut.
Namun saat Louise ingin bersantai bersama Haruki, pandangannya tiba-tiba terhenti karena ia melihat ada orang lain sedang duduk di bangku yang berada di tengah kolam, ia pun segera menghampiri orang tersebut.
"Apa kau tahu sedang berada di mana?" tanya Louise
"Sebuah taman, kan? Tentu saja aku tahu." jawab orang itu
"Kalau itu aku juga tidak perlu mengatakannya." Louise menatap orang itu dengan wajah tidak senang. "ini adalah taman milik ayahku, dan kau siapa berani masuk ke sini? Apa sebenarnya kau itu penyusup?"
"Namaku adalah Altair Al-Rifai, senang bertemu denganmu, putri—" ucapnya. "dan aku yakin ayahmu sudah memberitahu alasanku ke sini."
"Namaku Louise Romanov, dan ini adalah pengawalku Haruki." ucap Louise. "tujuanku datang ke sini untuk bersantai bukan berbicara omong kosong denganmu."
"Ternyata kau adalah orang baik, dan tidak seperti apa yang tengah di rumorkan orang orang." ucap Altair tanpa mengubah posisi duduknya. "jika mau kau bisa duduk di sampingku."
"Duduk di sampingmu?" Louise tertawa mendengar perkataan dari Altair karena di anggap tidak masuk akal. "ini tamanku dan aku berhak untuk duduk di manapun yang aku inginkan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Cleopatra Karinda
bguus juga
2023-12-18
0