Namun mendengar hal itu tidak membuat Louise mempercayai hal itu, karena bisa saja itu adalah ulah dari salah satu pengguna sihir 'Telepati' meski ia juga tidak tahu siapa, karena secara teknis kekuatan miliknya hanyalah serangan. Saat sedang ingin bersantai ia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk makan.
Tapi ketika Louise sampai di dapur ia melihat salah satu dari pelayannya sedang berdiri sambil meletakkan sesuatu di makanannya, awalnya ia berfikir untuk tetap diam hingga secara tidak sengaja kakinya menginjak salah satu ranting dan membuat pelayan itu mengetahui keberadaannya.
"Siapa kau, dan apa yang—"
Sebelum orang itu melanjutkan perkataannya Louise berdiri di depannya. "bukankah akulah orang yang harus mengatakan hal itu? Aku ingin tahu alasanmu meletakkan racun ke dalam makananku."
"Ternyata Putri Jenius Louise, juga orang yang menemukan sihir 'Shapeshifter', sungguh senang bertemu denganmu." ucap orang itu.
"Apa yang kau ketahui tentang diriku?" tanya Louise seraya bersiap untuk menyerang.
"Jika saja bukan karena kedua orang tuamu yang memilih bekerja sama dengan kerajaan Celestia." jawab orang itu. "dan sebagai pengikut setiamu maka izinkan aku melenyapkan semua penghalang."
Tapi ketika mendengar pernyataan tersebut membuat Louise tersenyum. "apa kau fikir aku akan mengikuti rencana kalian ya?"
Dengan menggunkan sihir teleportasi miliknya Louise memindahkan orang tersebut entah kemana, dan karena di semua makanan sudah terdapat racun ia pun memanggil salah satu sihir andalannya yaitu 'puriffication' yang memungkinkan penggunanya menghilangkan semua jenis 'debuff'.
Namun karena telah menggunakan terlalu banyak energi sihir Louise merasa sedikit pusing ia pun berusaha untuk berjalan ke arah kamarnya untuk beristirahat sejenak hingga lupa tujuan awalnya pergi ke dapur adalah untuk makan.
Beberapa saat kemudian akhirnya Louise sampai di depan kamarnya, meski sangat kesulitan dan karena di sana hampir tidak ada siapapun, ia pun bisa langsung beristirahat tanpa gangguan, tapi ketika ia sampai ke atas kasur fikirannya terus memikirkan tentang perkataan orang tersebut.
"Jika aku menunggu waktu hingga memulihkan energi maka akan memakan waktu cukup lama, jadi aku akan mencari cara lain." tiba-tiba Louise teringat untuk meminum ramuan energi ia pun mengambilnya menggunakan salah satu kekuatan miliknya.
Tak lama kemudian energi kekuatan Louise pun kembali seperti semula, ia pun mengambil sebuah buku namun setelah membacanya tiba-tiba tulisan yang ada di dalam buku tersebut hilang secara misterius, dan membuatnya sampai kebingungan.
"Boo." Altair muncul tiba-tiba di belakang Louise
"Bangsat." secara spontan Louise langsung memukul wajah Altair. "beraninya kau datang kayak setan."
"Aduh, sakit tahu." dengan perlahan Altair mengusap wajahnya yang dipukul. "apa itu perlakuan kepada calon tunanganmu?"
"Apa maumu?" ucap Louise seraya mengepakkan tangannya kesal.
"Jangan marah marah lah, cepat tua nanti." ucap Altair.
"Katakan keinginanmu." Louise kembali duduk di bangkunya lalu menghentakkan kakinya dengan kesal.
"Sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk pergi latihan." ucap Altair dengan wajah bangga seperti baru saja mendapat informasi luar biasa. "puji aku dong."
"Dan untuk apa aku pergi latihan denganmu? Bukankah itu hanya buang waktu saja?" tanya Louise dengan menghentakkan jarinya di meja. "ajaklah siapa saja, selain diriku."
"Aku ingatkan ya, aku mengajakmu bukan karena aku menyukaimu, tapi karena aku berjanji pada ayahku." tanpa mendengar perkataan Louise, Altair langsung menarik lengannya.
"Sudah aku bilang tidak mau pergi kan." namun meski berusaha tapi tampaknya Louise tidak bisa menarik tangannya. "dasar brengsek, awas saja kau."
Tak lama kemudian akhirnya mereka berhenti di perpustakaan milik dari keluarga Louise, namun karena telah mengetahui seluk beluk dari kediamannya ia pun hanya berdiri membelakangi pintu seraya menyilangkan tangan di dadanya.
"Sebenarnya di sini terdapat sebuah tempat untuk berlatih." Altair berkata dengan nada bangga seraya mengusap hidungnya. "dan kita juga bisa latihan sparring, serta bagian menariknya ternyata tempat ini terhubung langsung dengan tempat latihan di kerajaan Aldiora."
"Terus aku harus bilang waw gitu? Gak banget ya." ucap Louise dengan raut wajah tidak peduli serta kebosanan. "aku hanya butuh waktu bersantai sendiri karena membaca lebih baik sunyi."
"Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan, jika aku menang maka kau harus meminta untuk membatalkan pertunangan kita." Altair mengulurkan tangannya menunggu persetujuan dari Louise. "dan jika aku kalah maka sebaliknya."
"Hmm, cukup menarik, kalau begitu aku ikut dan akan ku buktikan seberapa kuat diriku ini." Louise menjabat tangan Altair dan menerima kesepakatan tersebut. "tapi jika kau berkhianat maka bersiap menerima hukuman."
"Sepakat." ucap Altair seraya memasang senyuman di wajahnya.
Setelah itu mereka pun segera memasuki tempat latihan secara bersamaan, di satu sisi Louise merasa terpukau dengan bagaimana tempat itu sangat luar biasa juga keren, tapi di sisi lain ia tampak begitu kebingungan tentang rumahnya yang ternyata adalah salah satu jalan masuk.
"Apakah kita bisa langsung gelut?" Louise mengepalkan tangannya dan bersiap menggunakan kekuatan sihir miliknya, meski sebelumnya ia hampir saja kehabisan energi.
"Aku siap kapanpun." Altair mengeluarkan salah satu pedang miliknya yang berwarna merah crimson. "jangan harap aku akan mengalah hanya karena kau adalah seorang gadis."
"Aku juga tidak akan mengalah kepadamu." jawab Louise.
Dengan kemampuan milik Louise ia memanggil phoenix-nya tapi entah kenapa tidak bisa, jadi ia pun harus mencari cara lain, ia pun fokus pada kemampuannya tapi sebelum ia selesai merapalkan mantra, Altair menyerangnya menggunakan pedang di tangannya.
"Kau curang, dasar brengsek." ujar Louise seraya menghindari serangan. "padahal aku hampir selesai—"
"Sepertinya kau belum pernah berada di dalam pertarungan sebenarnya ya?" Altair mundur beberapa langkah ke belakang dan bersiap untuk menyerang. "jika kita berada di medan perang maka kau sudah lama menjadi mayat, apa gunanya punya sihir hebat tapi harus menunggu lama sampai selesai merapal mantra."
"Ternyata orang bodoh sepertimu bisa berkata mutiara juga ya." Louise berfikir jika ia bisa memanggil sihir tanpa menggunakan lingkaran ataupun mantra, hingga ia mengingat bahwa di dunia itu ada seorang yang bisa.
Kali ini Louise tidak memanggil lingkaran sihir, namun tampaknya dengan tingkatnya saat ini hal itu masih mustahil karena ia harus melewati beberapa kali latihan terlebih dahulu meski gelarnya sebagai penyihir jenius.
Karena tidak berhasil Louise berfikir untuk menggunakan cara lain hingga ia menemukan berbagai macam senjata dan menggambil busur serta panah di belakangnya, meski begitu ia juga masih tetap harus menjaga jarak dengan lawannya, di sisi lain Altair tampak seperti seorang ksatria terlatih dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa.
Namun karena tidak ingin kalah Louise tetap mencoba untuk menggunakan sihirnya bersamaan dengan serangannya menggunakan dalam panah, tapi hal itu tidak terlalu efektif karena Altair bisa dengan mudah menghempaskan serangannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments