Gagal

Tiba-tiba Hana merasakan firasat yang tidak enak saat tengah memandangi Raven putranya. Perasaan ini bukan tentang Raven... tapi hal yang lain. Meski semalam Raven sempat demam dan membuat balita itu rewel semalaman namun tidak membuat perasaan Hana secemas saat ini.

"Sebenarnya ada apa ini? kenapa aku merasa sangat cemas secara tiba-tiba? apa akan terjadi hal buruk pada keluargaku?" batin Hana sambil mencengkeram dadanya.

"Vina..."

Tiba-tiba saja bayangan putri sulungnya terlintas dalan benak Hana. Seketika Hana menegang... apa putrinya saat ini dalam bahaya? batinnya cemas. Tapi Hana tidak tahu bagai mana caranya agar ia bisa menemui putrinya yang sedang berada di luar rumah. Sebab selama ini ia hanya menemui kedua buah hatinya di dalam rumah. Ia tidak tahu apakah ia bisa berpergian bebas keluar rumah seperti saat ia masih hidup atau tidak. Tapi firasat buruk yang dirasakannya tentang Vina membuatnya tidak tenang dan mencoba untuk mencari cara agar bisa menemui putrinya saat ini juga.

Sedangkan di tempat lain Vina dan pak sopir tengah terlibat kejar-kejaran dengan para penjahat yang mengincar gadis kecil itu. Dalam kekalutannya Vina sampai memejamkan matanya sambil memanggil mamanya...

"Mama... tolong... Vina takut..." gumam gadis kecil itu tetap memejamkan matanya.

Hana yang tengah kelimpungan mencari cara agar bisa menemui putrinya tiba-tiba saja seperti mendengar suara Vina yang meminta tolong padanya. Lalu kejadian aneh pun terjadi... tiba-tiba saja Hana merasakan tubuhnya seperti tersedot oleh sesuatu. Dan... wush! dalam sepersekian detik tiba-tiba saja Hana sudah berada di samping putrinya.

"Vina..." panggilnya sedikit terkejut saat menyadari jika wajah sang putri tengah pucat karena ketakutan dan lebih mengejutkannya lagi mereka kini masih berada di dalam mobil.

Saat Hana menoleh ke arah pak sopir ia baru sadar jika ada hal buruk yang sedang terjadi. Bagaimana tidak... wajah pak sopir tidak jauh beda dengan putrinya. Penuh ketakutan meski pria itu masih berusaha untuk bersikap tenang. Dan pria itu kini tengah mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh. Reflek Hana melihat ke arah belakang... benar saja, disana terlihat ada sebuah mobil yang berusaha mengejar mobil mereka.

"Mama..." rengek Vina masih dalam keadaan memejamkan kedua matanya.

"Non Vina jangan takut... bapak ga akan membiarkan mereka membawa non Vina..." ucap sang sopir mencoba menenangkan Vina sambil terus berusaha untuk tetap berkonsentrasi dalam mengemudikan mobilnya.

"Vina jangan takut... mama ada disini untuk melindungi Vina..." bisik Hana yang membuat Vina berani membuka kedua matanya.

Dan benar saja di depannya terlihat sang mama tengah tersenyum lembut untuk menenangkan dirinya.

"Jangan takut ok... mama akan mengurus mereka..." ucap Hana lalu menghilang dari hadapan putrinya.

Vina mengangguk perlahan menuruti perkataan Hana. Setelah wajah Hana menghilang ia pun menghela nafasnya lega karena baru saja melihat sang mama walau hanya sekejab. Ia tahu jika mamanya tidak akan membiarkan orang-orang jahat itu mencelakainya. Perlahan gadis itu pun mulai berusaha untuk menghilangkan rasa takutnya. Kini ia menjadi lebih tenang karena tahu sang mama akan menolongnya.

Setelah berpamitan pada Vina, Hana langsung melesat ke arah mobil yang mengejar putrinya itu. Di sana ia melihat jika ternyata ada empat orang berwajah sangar berada di dalam mobil yang ia perkirakan adalah para preman yang akan menculik putrinya.

"Kalian kurang ajar! berani sekali kalian berniat jahat pada putriku..." desis Hana marah.

Lalu tiba-tiba saja wiper kaca mobil yang ditumpangi para penjahat itu bergerak dengan sendirinya... membuat sang sopir terkejut karena pandangannya jadi terhalang karena gerakan wiper yang bergerak tak terkendali meski ia telah menekan tombol off namun tetap saja wiper kaca itu terus bergerak.

"Heh... apa yang kau lakukan?" tanya salah satu penjahat yang duduk disamping sang sopir.

"Aku tidak tahu..." sahut sang sopir ketus sambil terus berusaha untuk mematikan wiper mobil.

Namun hal aneh kembali terjadi... tiba-tiba saja stir mobil yang digunakannya bergerak tak terkendali yang membuat mobil itu bergerak oleng ke kiri dan ke kanan. Sehingga para penumpang ikut oleng. Bahkan mereka harus berpegangan baik pada kursi maupun dashboard agar tubuh mereka tidak terguncang dan terantuk.

"Hei... jangan main-main ya... kamu bisa nyetir tidak sih?" bentak penjahat yang duduk di belakang.

"Sumpah aku tidak melakukan apa-apa... mobil ini bergerak sendiri tanpa aku kendalikan..." sahut sang sopir dengan agak terbata.

Jujur... baru kali ini ia menghadapi hal aneh seperti ini. Belum sempat ia berfikir jauh, kembali hal aneh terjadi. Tiba-tiba saja mobil yang mereka tumpangi berhenti mendadak akibat mati mesin. Gerakan yang tiba-tiba membuat mobil berdecit akibat efek tadi mobil yang dalam kecepatan tinggi tiba-tiba berhenti.

"Apa lagi ini?" seru penjahat yang duduk disamping sopir.

"Ga tahu... tiba-tiba saja mesinnya mati..." lapor sang sopir dengan wajah pucat. Bagaimana tidak akibat mesin yang mati tiba-tiba hampir saja mobil yang dikendalikannya itu terpelanting ke depan.

"Cepat turun dan periksa!" titah penjahat yang disamping sopir yang merupakan pimpinan mereka.

Dengan tergesa sang sopir turun untuk memeriksa mesin mobil. Sang pimpinan dan dua anak buahnya yang lain juga ikut turun untuk mencari kendaraan lain untuk mengejar mobil buruan mereka yang kini telah menjauh. Ternyata hal aneh tidak berhenti menimpa mereka karena tak lama setelah sang sopir membuka kap mobil untuk memeriksa mesin tiba-tiba saja kap itu menutup dengan sendirinya membuat sang sopir yang tengah memeriksa mobil pun tertimpa.

"Arrggh!" seru sang sopir yang mengejutkan kawanannya yang lain.

Saat mengetahui temannya terjepit kap mobil ketiganya pun segera membantu rekan mereka itu. Namun bukannya tertolong, kap mobil itu malah semakin menekan sang sopir hingga wajahnya menyentuh mesin mobil yang masih panas. Sopir itu pun terus mengerang kesakitan. Setelah bersusah payah selama beberapa menit mereka pun berhasil mengeluarkan rekan mereka itu. Tapi nasib sial kembali menimpa mereka. Pasalnya saat mereka tengah memeriksa luka sang sopir, tiba-tiba saja mesin mobil yang tadi mati kembali menyala. Terkejut para penjahat itu saling pandang seolah bertanya apa yang baru saja terjadi. Belum selesai rasa terkejut mereka, mobil itu kini malah mulai berjalan maju tanpa terlihat ada yang mengendalikan didalamnya.

"Ha... hantu!" teriak salah seorang penjahat yang ternyata sangat percaya tahayul.

Sementara sang pimpinan masih berusaha tenang dan mencoba untuk mencari penjelasan logis. Tapi usahanya hancur saat mobil itu mulai maju dan sengaja menabrak keempat penjahat itu yang tengah berdiri di depan mobil. Tanpa aba-aba keempat penjahat itu pun mulai berlari meski agak tertatih karena salah satu rekan mereka yang terluka. Seolah memiliki nyawa mobil itu terus mengejar para penjahat dengan sesekali sengaja menabrak mereka dari belakang. Semua itu tentu saja ulah Hana. Ia ingin memberikan pelajaran pada para penjahat itu. Oleh karenanya ia tidak menabrak mereka dengan sangat keras karena ia ingin mereka tetap hidup. Meski tidak bisa dipungkiri jika para penjahat itu kini juga luka-luka.

"Siapa yang menyuruh kalian?" sentak Hana di telinga sang pimpinan penjahat saat ia dan ketiga anak buahnya telah dibuat terkapar oleh Hana karena harus berkali-kali ditabrak oleh mobil mereka sendiri.

"Si... siapa?" desisnya ketakutan saat menyadari jika ia mendengar suara tanpa rupa.

Sementara ketiga anak buahnya sama sekali tidak mendengar apa pun. Tapi mereka tidak menyadari kelakuan aneh pemimpin mereka saat ini.

"Siapa yang menyuruh kalian?" kembali suara sentakan terdengar oleh pimpinan penjahat itu.

Kali ini bukan hanya suara saja... tapi sang pimpinan penjahat juga merasakan tiba-tiba ada sesuatu yang tak terlihat mencekik lehernya.

"Katakan!" perintah suara itu saat sang penjahat hanya diam.

Penjahat itu pun merasakan jika cekikan dilehernya semakin kuat membuatnya terbatuk karena tidak dapat bernafas. Tangannya pun mencoba menggapai seolah berusaha meraih sesuatu yang tengah mencekiknya itu agar melepaskan cekikannya. Anak buahnya yang tadi tidak memperhatikan pun mulai terusik.

"Anda kenapa bos?" tanya salah seorang diantara mereka saat melihat tangan sang pimpinan memegangi lehernya sendiri seolah tercekik.

"Pa... Panji..." ucap pimpinan penjahat itu akhirnya saat merasakan cekikan itu semakin kuat yang membuatnya kehabisan nafas.

Hana lalu melepaskan cekikannya pada penjahat itu yang membuat penjahat itu terkulai lemas dan membuat anak buahnya langsung memeriksa keadaan pemimpin mereka itu.

"Pergi!"

Terdengar suara melengking yang kini didengar oleh para penjahat itu yang membuat seketika mereka kaget sekaligus merinding karena mendengar suara tanpa wujud. Meski pun keadaan masih siang hari tapi suasana di tempat itu seketika menjadi horor setelah terdengar suara misterius tadi. Apa lagi tempat itu juga relatif sepi karena saat pengejaran tadi tanpa sengaja sopir keluarga David malah melalui jalan yang berputar dan melewati pinggiran kota yang sepi. Meskipun preman dan berbadan kekar namun kejadian tadi membuat nyali keempat penjahat itu menjadi ciut. Pasalnya bukan manusia yang mereka hadapi sekarang tapi sesuatu yang ghaib. Jadi tanpa berfikir dan menunggu lama keempatnya pun langsung pergi dari tempat itu dengan berjalan kaki. Meninggalkan mobil mereka yang diyakini tengah dirasuki mahluk halus.

Di tempat lain, sopir keluarga David merasa lega saat menyadari jika kini sudah tidak lagi dikejar oleh para penjahat tadi. Ia pun segera memberitahu sang nona jika saat ini mereka telah aman.

"Non Vina... kita sudah aman non..." ucap pak sopir dengan gembira.

Vina pun langsung menoleh ke arah pak sopir dan menyunggingkan senyuman leganya.

"Terima kasih mama..." bisik Vina lirih tanpa didengar sang sopir.

Vina tahu jika itu pasti perbuatan mamanya sehingga para penjahat itu tidak lagi mengejarnya. Sementara Hana kini merasa marah karena tahu jika paman tiri David lah yang menyuruh para penjahat itu untuk mencelakai putrinya.

"Dasar tua bangka jurang ajar... berani sekali kau berusaha untuk mencelakai putriku..." umpatnya marah.

Tanpa sadar kini Hana telah berteleportasi ke tempat Panji berada. Sedikit linglung karena kembali merasakan tubuhnya tersedot ke tempat lain, Hana mencoba menenangkan dirinya dan mencari tahu dimana dirinya kini berada. Menyadari jika saat ini ia berada di sebuah ruangan yang kosong dan merupakan sebuah kantor membuat Hana menebak-nebak siapakah pemilik ruangan. Rasa penasaran Hana langsung terjawab saat tak lama pintu ruangan terbuka dari luar dan Panji masuk ke dalam.

"Jadi ini kantor kamu bajingan? Hah... ternyata tidak perlu susah payah... hanya dengan memikirkan saja aku bisa berpindah tempat dengan cepat..." ucap Hana senang.

"Lihat saja... apa yang akan aku lakukan karena kau sudah berani mencoba mencelakai putriku..." sambung Hana penuh dendam.

Sementara Panji yang tengah sibuk mengerjakan tugasnya tiba-tiba merasakan hawa dingin di tengkuknya yang membuat seluruh tubuhnya merinding.

"Huh... kenapa tiba-tiba saja aku merasa merinding ya? ga mungkin kan, ruanganku ini berhantu... apa lagi siang-siang seperti ini mana mungkin ada hantu" batinnya sambil mengelus tengkuknya yang terasa dingin.

Tapi Panji langsung meralat ucapannya saat tiba-tiba saja kertas-kertas tugasnya berhamburan tanpa ada angin. Tidak itu saja... barang-barang lain yang ada di dalam ruangannya pun ikut berhamburan seperti ada orang yang tengah mengamuk dan memporak porandakan ruangan Panji tapi tidak tampak wujud dari pelakunya. Hal ini tentu saja membuat Panji syok.

Terpopuler

Comments

Amalia Putri

Amalia Putri

lanjut thor seru semanggat .

2024-03-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!