Ujian Saat Melahirkan

Hana merasakan kontraksi pada perutnya yang semakin intens. Hal ini membuatnya yakin jika sebentar lagi ia akan melahirkan anak keduanya. Saat ini David suaminya tengah berada di luar kota karena urusan kantornya. Oleh karena itu saat ini kedua mertuanya tinggal bersamanya karena HPL nya sudah dekat. Dengan sedikit meringis menahan sakit, ia segera berjalan keluar dari dalam kamarnya untuk meminta bantuan. Saat itu lah ia melihat mama Alin ibu mertuanya baru saja keluar dari kamar Vina.

"Kamu kenapa sayang?" tanya mama Alin saat melihat wajah Hana yang pucat dan meringis menahan sakit.

"Aku... sepertinya akan melahirkan ma..." jawab Hana sambil mengelus perutnya dan menahan rasa sakitnya.

Mama Alin langsung menghampiri Hana dan menuntunnya sambil memanggil suaminya yang berada di dalam kamar.

"Pa... cepat keluar... Hana mau melahirkan!" serunya saat ia dan Hana melewati kamarnya bersama sang suami yang berada dekat tangga.

"Apa?" terdengar seruan dari dalam kamar dan tak lama terlihat tuan Bima yang keluar dari dalam kamar dengan memakai piyama tidurnya.

Pria paruh baya itu pun langsung memanggil para asisten rumah tangganya untuk membawakan tas yang berisi peralatan yang dibutuhkan Hana disaat seperti ini. Sementara ia langsung mengeluarkan mobil untuk membawa Hana ke rumah sakit. Ia tak punya waktu untuk membangunkan sopir pribadinya untuk mengantar mereka.

"Bagaimana dengan Vina ma?" tanya Hana yang mengkhawatirkan putri sulungnya.

"Tenang saja... bi Darti yang akan menjaganya, lagi pula saat ini dia sudah tertidur..." kata mama Alin menenangkan menantunya.

Hana menghembuskan nafasnya lega dan kini berkonsentrasi pada kelahiran anak keduanya. Papa Bima dengan cepat mengemudikan mobilnya menuju ke rumah sakit. Sementara mama Alin menemani Hana di belakang. Di rumah, bi Darti menghubungi tuannya seperti perintah tuan besarnya.

"Halo bi... ada apa?" tanya David yang tiba-tiba merasa cemas.

"Nyonya tuan... nyonya akan melahirkan... sekarang sedang dibawa ke rumah sakit Harapan Bunda..." lapornya.

Mendengar laporan bi Darti, David pun langsung memutuskan untuk pulang. Biarlah segala urusan ia limpahkan pada asistennya Dewa.

Sedangkan di rumah sakit Hana sudah dibawa ke ruang bersalin. Tapi tampaknya sang jabang bayi belum juga mau keluar sehingga membuat panik kedua mertua Hana. Apa lagi melihat keadaan Hana yang sudah lemas dan juga pucat.

"Apa lebih baik dilakukan operasi Cesar saja dok?" tanya mama Alin cemas.

"Kita lihat perkembangannya dulu nyonya... jika dalam dua jam belum ada perubahan baru kita lakukan tindakan pembedahan..." ucap sang dokter.

Mama Alin dan papa Bima pun menurut. Apa lagi mungkin saja sang jabang bayi tengah menunggu papanya. Sebab saat dulu Hana melahirkan Vina, hal seperti ini juga terjadi. Di tempat lain nasib Nami kini sedikit berubah. Pasalnya setelah tadi terbukti jika dirinya tengah hamil 3 minggu membuat suaminya kini bersikap lebih lembut. Ya... dengan kehamilan Nami, Benny yakin wanita itu tidak akan pernah meninggalkannya. Kedua mertuanya pun gembira karena akan mendapatkan cucu pertamanya. Dan karena kehamilan Nami yang baru 3 minggu membuat mereka lega karena cucu mereka bukan hasil perkosaan Benny sebelumnya. Tanpa mereka ketahui jika sesungguhnya Nami merasa jika ia diperkosa suaminya saat mereka berhubungan.

Kabar kehamilan Nami pun sampai di telinga kedua orangtua Nami. Mereka pun sama seperti besan mereka yang bahagia dan lega karena cucu mereka bukan hasil perkosaan Benny. Tapi semua kebahagiaan itu tidak berlaku pada Nami. Ia tetap merasa tertekan sebab perlakuan kasar Benny padanya. Meski begitu ia berusaha untuk menutupi aib dari suaminya itu karena tak ingin membuat kedua orangtuanya menyesal dengan keputusan mereka yang menikahkannya dengan Benny. Oleh karena itu di saat-saat sendiri Nami masih merasa tidak terima jika saat ini sudah ada janin di dalam rahimnya.

Hingga suatu hari saat kedua mertuanya dan Benny sedang tidak berada di rumah, Nami seakan kerasukan dan mencoba untuk membunuh dirinya dan juga janin dalam kandungannya karena tidak ingin melahirkan anak Benny. Untung saja salah seorang tetangga rumah mertuanya memergokinya yang tengah berusaha untuk menggantung dirinya di pohon mangga belakang rumah mertuanya. Wanita paruh baya itu berhasil mencegah Nami saat wanita itu sudah berdiri diatas kursi dan hendak memasukkan kepalanya ke seutas tali yang diikatkan di dahan pohon mangga itu.

Dengan lembut wanita yang bernama bu Rahmi itu membujuk Nami yang sudah gelap mata untuk membatalkan niatnya. Setelah beberapa saat dibujuk akhirnya Nami luluh saat bu Rahmi mengingatkan jika anak yang dikandungnya tidak bersalah. Seolah tersadar Nami langsung menangis sejadi-jadinya dipelukan bu Rahmi dan mengeluarkan uneg-unegnya. Setelah beberapa saat akhirnya wanita muda itu pun tenang dan mulai bisa menerima takdirnya.

"Ikhlaskan semua yang sudah terjadi Nami... mungkin saja dengan kehadiran calon buah hati kalian akan merubah sikap Benny..." ucap bu Rahmi sambil mengelus punggung Nami lembut.

Ya... Nami pun kini tidak menampik jika perlakuan Benny sudah berubah lembut. Ia harap hal itu dapat berlangsung selamanya agar anaknya bisa mendapatkan keluarga yang lengkap. Tampaknya kehidupan Nami akan menjadi lebih baik ke depannya dengan kehadiran calon buah hatinya. Sedang keadaan Hana juga sangat baik karena seperti dugaan kedua mertuanya, bayinya lahir setelah kedatangan David yang nekat menyetir sendiri agar bisa secepatnya sampai di rumah sakit. Anak kedua mereka ternyata laki-laki yang diberi nama Ravendra. Lengkap sudah kebahagiaan keluarga kecil mereka.

Namun dibalik semua kebahagiaan yang dialami oleh keluarga Hana dan David ada orang-orang yang merasa dengki dan tidak suka dengan kebahagiaan keluarga kecil mereka. Tanpa disadari oleh keduanya jika saat ini ada rencana jahat yang tengah mengintai untuk menghancurkan keluarga kecil mereka. Dan itu datang bukan dari orang lain tapi orang terdekat mereka yang sama sekali tidak mereka duga.

Beberapa bulan kemudian...

Nami sudah berusaha ikhlas dan menerima janin yang ada di dalam kandungannya. ia juga merasakan kontak batin antara dirinya dan sang calon buah hati. Sikap Benny yang melembut juga membuat Nami sedikit demi sedikit mulai menerima Benny sebagai suaminya dan berusaha untuk memaafkan kesalahan pria itu sebelumnya. Meski sulit dan masih trauma namun Nami berusaha keras untuk melupakan kekajian perkosaan dan kekerasan Benny padanya. Kini Nami hanya ingin melahirkan buah hatinya dengan selamat dan membesarkan menjadi anak yang berbudi dan tidak menuruni sifat buruk dari ayah kandungnya.

Tapi harapan tinggal harapan, Benny yang semula mulai merubah sikapnya menjadi lebih baik kini seakan kembali ke sifat asalnya. Sejak kandungan Nami menginjak usia 5 bulan, Benny kembali berulah. Ia kembali suka minum minuman keras dan pergi ke tempat hiburan malam. Hal ini karena ia merasa jika Nami sudah mulai tidak menarik lagi. Karena akibat kehamilannya tubuh Nami berubah. Berat badannya naik dan wajahnya juga kini dipenuhi jerawat akibat hormon kehamilan. Tapi Benny tidak menyadari itu. Yang ia tahu jika Nami tidak bisa merawat diri dan itu membuatnya bosan.

Sementara kedua mertuanya malah terkesan membiarkan perbuatan putra mereka. Bahkan mereka juga tidak membelanya saat Benny melakukan kekerasan pada Nami setiap kali pria itu pulang dalam keadaan mabuk. Karena sejatinya mereka tidak menginginkan Nami menjadi menantu mereka. Hanya karena Benny yang memperkosa Nami dan diketahui oleh semua warga yang membuat kedua orangtua Benny tidak bisa mengelak agar putra mereka bertanggung jawab pada Nami jika tidak ingin putra mereka itu masuk penjara.

Kehidupan pernikahan yang penuh penderitaan dan air mata tidak membuat Nami goyah untuk mempertahankan anak dalam kandungannya. Sebab sejak mendapatkan nasehat dari bu Rahmi dan merasakan ikatan batinnya dengan calon buah hatinya membuat Nami merasa jika hidupnya kini hanya untuk sang calon buah hati. Jika toh pada akhirnya ia harus berpisah dengan Benny ia masih memiliki buah hatinya. Dan itu sudah cukup. Penderitaannya di rumah mertua tidak diketahui orangtua Nami, karena wanita itu memberitahukannya karena ia tidak ingin membebani fikiran mereka. Hanya bu Rahmi yang tahu dan menjadi tempat berkeluh kesah bagi Nami.

Bu Rahmi yang sebatang kara semenjak suami dan putrinya meninggal karena kecelakaan sudah menganggap Nami seperti putrinya sendiri. Sehingga wanita paruh baya itu selalu siap sedia untuk menolong Nami. Saat kandungan Nami memasuki usia 7 bulan cobaan kembali menimpa wanita muda itu. Bagaimana tidak, kedua orangtuanya tewas karena tertabrak truk saat keduanya berboncengan hendak menjenguk Nami di rumah mertuanya. Saat itu memang akan diadakan acara tujuh bulanan untuk kehamilan wanita itu. Hal ini tentu saja menimbulkan desas desus jika Nami membawa kesialan sehingga kedua orangtuanya bisa tewas tiba-tiba meski itu karena kecelakaan.

Sejak saat itu meski Nami tengah berkabung akibat kematian orangtuanya, ia harus diusir dari kediaman mertuanya karena takut kesialan juga akan menimpa keluarga mereka. Namun untuk menutupi kekejaman mereka, Nami hanya diusir dari rumah dan ditempatkan di gudang yang berada di belakang rumah mertuanya itu. Meski merasa sakit hati atas perlakuan suami dan kedua mertuanya tapi Nami bisa mengambil hikmahnya dan malah merasa bersyukur karena dengan begitu ia tidak akan lagi harus melayani suaminya dan menerima kekerasan dari suaminya itu. Meski sejak tinggal digudang ia tak lagi bisa mendapatkan makanan yang layak karena baik Benny maupun kedua orangtuanya hanya memberinya makan seadanya.

Hingga saatnya Nami harus melahirkan...

Malam itu Nami merasakan sakit pada perutnya dan ia tahu jika itu adalah tanda kontraksi. Sebab meski ia baru menjadi seorang calon ibu tapi karena ia sudah diberitahu oleh bu Rahmi yang sudah berpengalaman jadi Nami bisa mengetahui tanda-tanda akan melahirkan. Sebab sejak usia kandungannya 7 bulan dan diusir dari rumah mertuanya Nami sudah tidak pernah lagi memeriksakan kandungannya. Ia hanya bisa berdo'a dan berharap agar bayi dalam kandungannya sehat dan dapat lahir dengan selamat.

Sambil menahan sakit diperutnya, Nami berusaha untuk mencari pertolongan. Dengan membawa satu tas berisi peralatan yang ia butuhkan untuk melahirkan, Nami berjalan perlahan menuju rumah bu Rahmi yang terletak tepat di samping rumah mertuanya itu. Nami sengaja tidak minta tolong pada Benny dan orangtuanya karena ia tahu jika mereka akan ogah-ogahan untuk mengantarkan Nami ke klinik bidan desa. Berjalan dari gudang tempatnya tinggal selama ini ke rumah bi Rahmi terasa sangat lama karena Nami yang tidak bisa berjalan cepat akibat sering merasakan kontraksi.

Tok... tok... tok...

"Bu... bu Rahmi!" seru Nami dengan suara bergetar karena menahan sakit.

Untung saja tak lama pintu rumah bu Rahmi dibuka dari dalam. Dan tampak bu Rahmi yang tampak seperti baru bangun tidur.

"Kamu kenapa Nam?" tanya bu Rahmi cemas saat melihat wajah pucat Nami.

"Se... sepertinya... aku akan melahirkan bu..." ucap Nami lemah.

Tanpa banyak kata bu Rahmi langsung menuntun Nami untuk duduk di sepeda motor tua peninggalan suaminya dulu. Lalu bu Rahmi pun naik dan meletakkan tas milik Nami di bagian depan motor. Setelahnya wanita paruh baya itu pun menstarter motornya dan melajukannya ke rumah sekaligus klinik bidan desa. Selama perjalanan bu Rahmi selalu memberikan semangat dan menyuruh Nami untuk mengatur nafasnya. Ia juga merasakan cengkraman tangan Nami yang melingkar diperutnya tanda wanita muda tengah menyalurkan rasa sakit yang dirasakannya akibat kontraksi. Bu Rahmi melajukan motornya dengan cepat sambil merapalkan do'a agar ia bisa mengantarkan Nami dengan selamat dan tepat waktu. Ia tidak bisa membayangkan jika wanita muda itu harus melahirkan ditengah jalan.

Setelah perjalanan penuh perjuangan selama 20 menit akhirnya mereka tiba didepan rumah bidan desa. Bu Rahmi memarkirkan motornya sembarang dan segera menuntun Nami turun dari motor dan membawanya ke rumah bidan desa. Setelah mengetuk pintu beberapa kali akhirnya bidan desa itu pun keluar dari dalam dan terkejut saat melihat Nami yang tampak pucat dan dipapah oleh bu Rahmi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!