Pemakaman

Hana berusaha untuk memanggil David suaminya namun suaminya itu seperti tidak mendengar suaranya. Bukan hanya itu David juga seolah tidak melihat kehadirannya. Dan bukan David saja... papa Bima pun sama. Hana sampai kelelahan berusaha untuk menyadarkan keduanya akan kehadirannya. Tak menyerah, ia mencoba untuk mencari mama Alin. Setelah beberapa saat mencari ia akhirnya menemukan mama mertuanya itu di ruang perawatan bersama kedua buah hatinya yang tengah tertidur. Hana merasa bersyukur saat melihat kedua buah hatinya sama sekali tidak mengalami luka. Sedang mama Alin tampak mendapatkan luka gores di bahunya.

"Ma..." panggil Hana.

Namun mama Alin sama sekali tidak meresponnya. Wanita paruh baya itu malah terlihat melamun sambil sesekali mengusap kepala Vina dan Raven secara bergantian.

"Mama... ini Hana ma..." panggil Hana sambil mencoba untuk meraih tangan mertuanya itu.

Namun hal yang mengejutkannya terjadi. Tangannya tak bisa meraih tangan mama Alin dan malah menembus tangan mertuanya itu. Kaget, Hana kembali mencoba untuk kembali meraih tangan mama Alin. Lagi... tangannya malah menembus tangan mama Alin. Tak ingin menyerah Hana mencoba untuk memeluk mertuanya itu. Dan lagi... tubuhnya menembus tubuh mama Alin hingga menyebabkan Hana terjengkang ke depan dan hampir tersungkur jatuh. Sadar jika semua tindakannya sia-sia, Hana hanya bisa menangis meratapi nasibnya.

Tak lama papa Bima mendatangi istrinya dan mengajak untuk pulang ke rumah untuk mengurus pemakaman Hana. Papa Bima dan mama Alin pun berbagi menggendong Vina dan Raven. Hana mau tidak mau hanya bisa mengikuti kedua mertuanya itu kembali ke rumah. Di dalam mobil Hana duduk disamping sopir sambil sesekali menoleh ke belakang melihat kedua mertuanya yang terlihat sedih sambil memangku kedua buah hatinya. Sesampainya di rumah suasana sudah terlihat ramai. Di ruang tamu ia juga melihat tubuhnya yang sudah dibaringkan di tengah ruangan. David terlihat duduk disamping tubuhnya sambil sesekali menghapus air matanya yang terus mengalir dengan tangan kirinya yang tidak terluka.

Karena hari sudah terlalu larut, pemakaman Hana akan dilakukan esok harinya. Semalaman Hana hanya bisa berdiri disudut ruangan menyaksikan orang-orang yang mendo'akan dirinya. David sama sekali tidak beranjak dari tempatnya seolah menikmati waktu terakhirnya bersama Hana. Pagi hari saat jenazah Hana akan dimakamkan kedua anaknya terbangun dan segera mencari mama mereka. Kedua bocah itu tampak syok saat melihat tubuh mama mereka yang kaku saat mama Alin membawa keduanya untuk melihat jasad Hana yang untuk terakhir kalinya. Vina yang mulai mengerti pun langsung menangis saat diberitahu tentang kematian mamanya oleh mama Alin. Sedangkan Raven yang belum mengerti, tidak menyerah untuk terus mencoba membangunkan Hana. Bocah itu terus saja menggoncangkan tubuh Hana sambil memanggil-manggil mamanya itu. Dan meski masih tidak begitu mengerti ia juga akhirnya sadar bahwa perbuatannya itu sia-sia. Bocah yang belum genap satu tahun itu pun menangis keras karena Hana yang sama sekali tidak meresponnya.

Tangisan kedua buah hati Hana membuat suasana duka begitu menyayat. David bahkan hampir tidak sadarkan diri saat tubuh istrinya akan dibawa ke pemakaman. Dengan dipapah sang papa, David mencoba menguatkan diri untuk mengantarkan istrinya ke peristirahatan terakhirnya. Hana yang sedari tadi hanya berdiri dipojok ruangan hanya bisa menangis tergugu tanpa ada yang menyadari keberadaannya. Hatinya hancur melihat kesedihan seluruh keluarganya. Terutama David dan juga kedua buah hati mereka.

Saat jenazah Hana akan dibawa keluar dari dalam rumah, Hana pun mengikuti dan saat ia sampai di depan pintu. Tiba-tiba Revan melihat Hana dan langsung memanggilnya.

"Mammmaaa!" serunya sambil berusaha untuk berjalan ke arah Hana.

Mama Alin dan yang lainnya pun terkejut saat melihat Raven yang berusaha berjalan tertatih ke arah pintu. Bocah itu kembali memanggil Hana namun dicegah oleh mama Alin.

"Sayang kamu mau kemana?" tanya mama Alin sambil menangkap Revan yang ia duga hendak mengikuti jenazah Hana.

"Mammmaaa!" serunya lagi sambil menunjuk ke arah pintu.

Mama Alin mengikuti petunjuk Revan namun ia tidak melihat siapa-siapa hanya para pelayat yang tengah mengikuti pemakaman Hana.

"Iya... mama harus pergi sekarang sayang..." ucap mama Alin yang merasa sang cucu tengah merasakan jika mamanya hendak dimakamkan.

Tidak berbeda dengan Revan, Vina yang menyadari jika jenazah mamanya akan dibawa ke tempat pemakaman pun menjadi histeris. Gadis kecil itu tiba-tiba saja berlari kencang menyusul keluar dan berusaha untuk menggapai keranda yang membawa jenazah mamanya. Vina menangis sambil menarik kain keranda sambil berusaha mencegah orang-orang membawa tubuh mamanya.

"Mama Vina mau dibawa kemana? jangan bawa mama Vina pergi!" teriaknya histeris.

David dan papa Bima langsung berusaha untuk menenangkan Vina, namun gadis kecil itu tidak mau menyerah. Ia tetap berusaha menahan agar mamanya tidak dibawa pergi.

"Mama... jangan bawa mama Vina!" serunya sambil berontak saat papa Bima memeluk tubuhnya.

"Tenang sayang... jangan begini... mama kamu harus segera dimakamkan..." ucap papa Bima berusaha untuk memberi pengertian pada Vina.

"Ga... mamanya Vina masih hidup Opa..." sangkalnya.

"Sayang... jangan begini... kasihan mama..." ucap David ikut menasehati putri sulungnya.

"Hiks... hiks... mama..."

"Vina mau ikut ke makam?" tanya David mencoba untuk membujuk putrinya itu.

"I... iya pa..."

"Ok... tapi Vina jangan gaduh ya..."

Vina pun mengangguk setuju. Dari arah belakang tampak mama Alin sudah menggendong Revan yang sedari tadi bergerak-gerak tak karuan seolah tengah mencari sesuatu.

"Revan juga biar ikut Vid... sepertinya dia juga tahu jika ini terakhir kalinya ia bisa melihat Hana" kata mama Alin.

Akhirnya mereka pun membawa kedua bocah itu ke pemakaman. Walau agak riskan tapi mau bagai mana lagi. Keduanya juga berhak untuk melihat pemakaman mama mereka. Sesampainya di pemakaman, Revan tampak terkejut saat melihat prosesi pemakaman. Bocah itu kembali menangis saat melihat tubuh Hana dimasukkan ke liang lahat. Vina pun sama namun gadis kecil itu tidak histeris. Hanya tangisannya yang memilukan saja yang terdengar. Selesai prosesi pemakaman, David dan yang lainnya tidak langsung meninggalkan pemakaman. Mereka sedang menguatkan hati untuk mengikhlaskan kepergian Hana. Baru setengah jam kemudian mereka beringsut dari tempat itu dengan hati yang berat.

Malam harinya diadakan pengajian untuk mengenang Hana. Suasana duka terlihat sangat kental. Saat itu hal yang tidak terduga terjadi. Saudara tiri papa Bima yang selama dua puluh tahun tidak pernah lagi berhubungan tiba-tiba datang.

"Kami ikut berbela sungkawa Bim... maaf kami baru datang saat ada kabar duka..." ucap Panji adik tiri papa Bima mewakili keluarganya.

"Tidak apa-apa..." sahut papa Bima datar.

Jika bukan karena suasana berkabung dan masih banyak pelayat yang datang, sudah tentu ia akan mengusir adik tirinya itu dari sana. Ia memang tidak menyukai kedatangan adik tirinya itu. Bukan tanpa sebab... dulu... dua puluh tahun yang lalu papa Bima terusir dari rumahnya akibat fitnah dari Panji. Hingga ayah kandungnya sendiri tidak mempercayainya sampai pria itu meninggal. Saat itu David masih berusia 8 tahun dan mama Alin tengah mengandung anak kedua mereka. Papa Bima yang semula diberi kepercayaan memimpin perusahaan ayah kandungnya difitnah melakukan penggelapan dana perusahaan. Semua bukti memojokkan papa Bima saat itu yang membuat ayah papa Bima tidak mempercayai putra pertamanya itu. Ia malah lebih mempercayai anak keduanya yang merupakan anak dari istri keduanya.

Ayah papa Bima memang menikah lagi setelah ibu papa Bima meninggal karena kecelakaan saat papa Bima baru berusia 5 tahun. Dan satu tahun kemudian ia menikah lagi dan memiliki Panji. Sejak awal sudah terlihat jika pernikahan keduanya tidak membuat putra pertamanya senang. Tapi ayah papa Bima seolah tidak perduli hingga papa Bima lebih memilih tinggal di rumah orangtua ibunya. Hingga saat dibangku SMU, papa Bima kembali tinggal bersama sang ayah. Itu pun karena kedua orangtua ibunya meninggal sehingga mau tidak mau ia harus tinggal bersama sang ayah. Karena keeceran otaknya membuat papa Bima menjadi kebanggan sang ayah meski hubungan mereka sehari-hari tetap tidak bisa menjadi dekat. Sehingga setelah lulus dari universitas, ia langsung memilih putra sulungnya itu untuk memimpin perusahaan.

Hal ini tentu saja membuat iri ibu tiri dan juga adik tirinya itu. Berbagai cara mereka lakukan untuk menjatuhkan papa Bima hingga akhirnya mereka berhasil membuat papa Bima terusir. Untung saja karena masih menganggap papa Bima putranya, ayah papa Bima tidak melanjutkan kasus penggelapan itu ke ranah hukum dan hanya mengusir putranya itu dan keluarga kecilnya dari kediamannya. Luka karena pengusiran bukan hal terberat bagi papa Bima. Tapi akibat pengusiran yang menyebabkan keluarga kecilnya harus hidup dalam kemiskinan selama beberapa waktu membuat mama Alin sampai keguguran dan rahimnya diangkat akibat kelelahan membantu sang suami mencari nafkah.

Memang saat itu papa Bima tidak dilaporkan ke polisi oleh ayahnya, tapi segala aksesnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sudah ditutup oleh ayah kandungnya itu. Membuat papa Bima harus bekerja kasar hingga jadi kuli bangunan dengan penghasilan yang tak seberapa. Mama Alin yang tidak tega berusaha membantu sang suami dengan menjadi buruh cuci dan setrika. Hal ini membuat kandungan mama Alin lemah dan akhirnya keguguran. Sepuluh tahun berusaha dan sering jatuh bangun akhirnya papa Bima berhasil mendirikan perusahaannya sendiri meski kecil. Namun seiring waktu perusahaan kecil itu bisa berkembang pesat apa lagi saat David mulai membantu di perusahaannya. Hingga akhirnya kini perusahaan yang telah diambil alih oleh David sukses dan berkembang menjadi perusahaan besar. Kebahagiaan seolah terus menghujani keluarga papa Bima dengan kedatangan Hana menjadi menantu. Dan ditambah dengan kehadiran Vina dan Revan yang membuat papa Bima sedikit melupakan kenangan pahit di masa lalu.

Meski sudah berusaha untuk melupakan dan tidak menyimpan dendam, namun tetap saja luka itu kembali terbuka saat melihat lagi wajah Panji. Apa lagi pria itu datang seolah tak bersalah bersama keluarganya. Tak ingin berlama-lama bersama Panji, papa Bima pun pamit dengan alasan masih harus mengurus cucunya. Panji mendengus kesal. Usahanya untuk berbuat baik pada papa Bima gagal.

"Huh... jika bukan karena aku butuh bantuanmu saat ini tidak sudi aku datang kemari..." batinnya.

"Tapi setidaknya aku bisa mendapat hiburan yang menyenangkan saat melihat keluargamu berkabung..." sambungnya sambil tersenyum sinis.

"Bagaimana pa? apa kamu bisa mendekatinya?" tanya Meli istri Pandu.

"Ck... kau tidak sabar saja! tunggu saja nanti dia juga akan luluh seperti ayahnya dulu..." ucap Panji jengkel.

Meli pun terdiam. Dia tidak ingin mengganggu suaminya karena Panji akan sangat marah jika ia terus berbicara. Dalam hatinya ia berdo'a agar apa yang dikatakan oleh suaminya itu bisa terjadi. Sebab ia tidak mau jatuh miskin karena kini perusahaan suaminya mengalami kebangkrutan.

"Semoga saja mas Panji bisa merayu Bima agar aku bisa mendekatkan keponakanku dengan David..." batinnya.

Sementara di dalam kamarnya, David tengah mendampingi kedua buah hatinya yang tengah tertidur karena kelelahan karena hampir seharian keduanya menangis.

"Sekarang bagaimana kami bisa melanjutkan hidup setelah kepergianmu Han..." gumam David sambil menatap kedua buah hatinya dengan sendu.

Wajah kedua anaknya itu perpaduan wajahnya dengan Hana. Sehingga ia bisa melihat wajah wanita kecintaannya itu pada mereka. Sedangkan tanpa diketahui oleh David, saat ini roh Hana juga tengah berdiri di sampingnya. Ia bisa mendengar gumaman suaminya dengan jelas. Membuat hatinya terasa sangat sakit.

"Mas... walau pun kamu tidak bisa melihatku tapi yakinlah mas, aku selalu berada di sampingmu dan anak-anak..." ucapnya sendu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!