Daniel memberi tahu pada petugas rumah sakit bagian pemeriksaan calon pendonor. Dan Miranda pun segera masuk ke dalam ruang itu. Daniel menunggu dengan tidak sabar.
Beberapa menit kemudian perawat menyampaikan hasil pemeriksaan darah Miranda, hasilnya darah Miranda sehat dan cocok sebagai donor buat Bebby. Tidak terindikasi adanya penyakit menular dan kadar hemoglobin tinggi. Golongan darah Miranda pun sama dengan golingan darah Bebby. Miranda memang tidak mengatakan jika dirinya sedang hamil pada petugas. Dan test darah yang dilakukan tidak ada uji untuk kandungan hcg di dalam sample darah Miranda.
Miranda yang mendengar tersenyum licik sedangkan Daniel tersenyum senang.
“Mir langsung saja diambil darah kamu ya, biar proses transfusi darah buat Bebby bisa segera dilakukan. “ Ucap Daniel penuh harap agar semua proses cepat berjalan dengan baik.
“Kak aku meminta suatu syarat.” Ucap Miranda dengan suara pelan.
“Berapa kamu minta?” tanya Daniel dengan suara pelan pula agar petugas rumah sakit yang berada di dekat mereka tidak mendengar.
Miranda tidak menjawab akan tetapi dia menggandeng lengan kekar Daniel dan diajak melangkah agar menjauh, mencari suatu tempat yang sepi.
“Kak aku mau mendonorkan darahku, jika pernikahan kita tetap terlaksana. Dan Kak Daniel merahasiakan bayi yang ada di perutku ini, dan jika perutku sudah besar dan bayi ini sudah lahir, Kak Daniel harus mengakui kalau bayi itu adalah darah daging Kak Daniel. Karena dia juga berkorban untuk anak angkat Kak Daniel itu.” Ucap Miranda dengan suara pelan akan tetapi bagai petir menggelegar di telinga Daniel.
Daniel terlihat berpikir keras dan tampak sedikit bingung.
“Apa tidak ada syarat lain Mir?” tanya Daniel lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
“Tidak ada, ingat Kak aku dan janinku mau berkorban menanggung resiko demi anak angkat mu itu. Jika Kak Dan keberatan aku akan segera pergi dan kembali bekerja.” Ucap Miranda lalu mulai melangkah.
“Mir jangan pergi dulu, please tolong kamu tunggu sebentar. Aku ke dalam dulu menemui Dokter dan perawat Bebby.” Ucap Daniel dengan nada dan ekspresi wajah yang penuh permohonan.
“Aku tunggu sepuluh menit. Aku tidak punya banyak waktu.” Ucap Miranda dengan nada ketus.
Daniel lalu segera membalikkan tubuhnya dan berlari menuju ke ruang gawat darurat tempat Bebby berada dia akan melihat kondisi Bebby dan menanyakan perkembangannya pada perawat dan Dokter yang menangani.
Sesampai di dalam ruang gawat darurat tampak tubuh Bebby masih lemah dan mata masih terpejam.
“Ners bagaimana? Apa masih perlu transfusi darah? Apa sudah ada stok darah buat Bebby di rumah sakit ini?” tanya Daniel sambil memegang tangan Bebby yang tidak memberi respon.
“Iya Dokter Dan, Kami masih menunggu pendonor yang tadi diperiksa Dokter sudah mendapat info katanya jika pendonor okey, tinggal menunggu pendonor masuk ke ruang untuk diambil darahnya saja. Setelah itu bisa langsung dilakukan transfusi untuk pasien. Darah AB negatif masih kosong Dok, susah mendapat golongan darah itu.” Ucap Sang perawat dengan nada serius.
Daniel menatap wajah cantik Bebby yang pucat pasi, bibir Bebby pun sudah tidak lagi berwarna merah jambu alami akan tetapi tampak pucat. Daniel mencium kening Bebby.
“Sayang Papa lakukan semua ini demi kamu, demi nyawa kamu. Papa tidak ingin kehilangan kamu Sayang.. I love you Beb..” ucap lirih Daniel lalu dia segera menegakkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan ruang gawat darurat itu untuk menemui Miranda.
Sesaat Daniel kaget saat tempat di mana Miranda tadi berada kosong tidak ada siapa siapa.
“Sial orang itu sudah pergi.” Gumam Daniel dengan kesal. Daniel lalu mengambil hand phone miliknya. Dia lalu menghubungi nomor hand phone milik Miranda.
“Mir di mana kamu?” tanya Daniel saat Miranda sudah menerima panggilan suara nya.
“Di tempat parkir, karena aku memberi waktu sepuluh menit. Dan sudah lebih dari sepuluh menit. Aku kira Kak Daniel tidak menerima syarat dari aku, maka aku akan kembali bekerja.” Suara Miranda di balik hand phone milik Daniel.
“Mir tolong kembali ke tempat tadi, aku menerima syarat dari kamu itu.” Ucap Daniel.
“Ya.” Ucap Miranda dengan singkat lalu dia memutus sambungan teleponnya. Miranda tersenyum senang. Dia yang sebenarnya belum berada di tempat parkir itu segera melangkah menuju ke lift yang akan membawa diri nya ke lantai tempat di mana dia tadi diperiksa.
Beberapa saat kemudian proses pengambilan darah Miranda pun berjalan dengan lancar. Setelah diambil darahnya Miranda diberi vitamin tambah darah dan juga langsung diberi nutrisi penuh gizi oleh pihak rumah sakit.
“Terima kasih Mir.” Ucap Daniel saat Miranda pamit akan pulang.
“Awas kalau ingkar janji. Ingat aku dan janin ku sudah berkorban demi anak angkat kamu Kak. “ ancam Miranda lalu dia berlalu pergi.
Daniel melangkah masuk ke ruang gawat darurat, dia diizinkan untuk mendampingi Bebby yang sedang menjalani proses transfusi darah.
Daniel mengamati aliran darah dari selang tranparans yang mengalir menuju ke tubuh Bebby.
“Semoga berhasil Beb.” Gumam Daniel dalam hati sambil terus mengamati proses transfusi itu hingga selesai dan mengamati wajah Bebby.
Daniel terus mendampingi Bebby dan mengamati perkembangan Bebby.
“Dok, jika kondisi sudah baik nanti langsung dipindah ke ruang rawat. Dokter bisa menemani lebih nyaman.” Ucap Dokter Senior yang menangani Bebby. Dokter yang berusia hampir sama dengan Tuan Frederick.
“Baik Dok, terima kasih. Saya masih ambil cuti sampai Bebby sembuh.“ ucap Daniel yang duduk di kursi di dekat tempat tidur Bebby. Dokter Senior itu pun menganggukkan kepalanya.
Waktu terus berlalu, beberapa saat kemudian....
Daniel terus memegang telapak tangan Bebby, sesekali dia mencium kening Bebby.
“Bangun Sayang, lihat Papa kamu ini.. Papa sangat sedih jika kamu sakit begini..” ucap Daniel sambil terus mengusap usap puncak kepala Bebby.
Sesaat Daniel menoleh ke arah telapak tangan Bebby sebab jari jemari Bebby bergerak gerak dan tidak lama kemudian...
“Pa... haus...” suara lirih Bebby dan mata Bebby pun terbuka pelan pelan lalu menatap wajah Daniel sang Papa.
“Sayang kamu sudah bangun.” Ucap Daniel sambil menatap wajah Bebby. Bebby pun tersenyum tipis pada Sang Papa. . Daniel segera menekan tombol untuk memanggil perawat dan Dokter yang menangani Bebby.
Sementara itu di tempat lain tempat di sebuah ruas jalan raya ibu kota, sebuah mobil meluncur dengan kencang. Mobil yang dikemudikan oleh Miranda, mobil terus melaju menuju Mansion Frederick.
“Hmmm aku akan beri tahu pada Tante jika pernikahan terus dilanjutkan bahkan harus dipercepat ha... ha... ha... tidak perlu harus menunggu satu bulan dan lebih gila lagi tiga bulan.. bisa bisa perutku sudah membuncit..” ucap Miranda sambil terus melajukan mobilnya.
“Hmmm andai janin ini menjadi lemah dan akhirnya meninggal gara gara aku menjadi pendonor buat anak sialan itu. Itu juga akan lebih baik buat aku, aku bisa semakin menindas Daniel dan anak sialan itu karena pasti Daniel akan merasa sangat bersalah. “ gumam Miranda sambil tersenyum licik dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
gak setuju bgt kalo sampai daniel beneran nikah sama miranda 🙄
2025-01-12
2
Bundanya Pandu Pharamadina
walah Daniel dokter tp karakternya kurang tegas
2025-02-12
1
Nit_Nit
licik sekali perempuan siluman itu 😡
2023-11-22
0