Bintang menenteng tas nya menuju parkiran sekolah hendak menemui ke tiga sahabat nya.
Ting.
Ada notifikasi masuk di ponsel nya membuat langkah Bintang terhenti.
"Bintang."
Bintang bodo amat dengan Langit yang memanggil nya. Fokus nya tetap ke ponsel nya.
"Bintang, aku bisa jelaskan semua nya, Kiki sakit dia lemas kalau harus ke kantin dan aku nggak mungkin gendong dia ke kantin kan." Langit berusaha menjelaskan pada Bintang dengan pelan pelan.
"Aku nggak enak sama om Kev." Sambung Langit terhenti.
"Langit, kita harus rapat osis sekarang, semua sudah berkumpul." Suara Kiki memotong penjelasan Langit, sedang Bintang yang sedang berbalas pesan pada seseorang enggan menengok ke kanan di mana ada Langit dan Kiki.
Brumm brumm.
"Bin aku bis."
"Woi Mar. Mau kemana lo.!" Teriak Bintang membuat Langit dan Kiki terjingkit kaget.
Bahkan seluruh siswa dan siswi yang berada di parkiran ikut melihat Bintang.
"Balik." Sahut Marvel berteriak di atas motor hendak melaju kan motor nya.
"Gue nebeng woi.!" Teriak Bintang sembari memasukan ponsel nya ke dalam tas.
"Ogah!" Teriak Marvel sebab ia bisa melihat mata Langit memicing melihat nya. Terlebih tangan yang terkepal membuat nyali Marvel ciut.
"Lo jalan keluar dari sini gue pastikan besok lo bakal lihat ke dua roda itu nangkring di atas pohon." Sontak Mendengar ancaman Bintang membuat Marvel mematikan mesin roda dua nya.
Di bandingkan dengan Langit, Bintang lebih menyeramkan jika sudah marah.
Marvel memberikan helm pada Bintang.
"Pakein sekalian nanggung amat." Decak Bintang membuat Marvel menelan ludah nya kasar.
"Lo buat gue berada di tepi jurang anying." Gerutu Marvel memakaikan helm pada Bintang.
Bulu bulu nya meremang saat ekor mata nya menangkap raut wajah marah Langit.
"Bodo amat." Marvel menaiki motor nya dan dengan senang hati Bintang menaiki motor Marvel tanpa menengok ke belakang di mana ada Langit dan Kiki.
Pluk
"Sepiiii gooo." Tata dan Faisar tertawa saat melihat wajah Marvel yang masam di anggap sebagai hewan berkaki empat.
Mereka berempat meninggalkan area sekolah yang sedang gempar melihat Bintang yang nampak tak peduli pada Langit.
"Kemana kita." Tanya Marvel.
"Hah." Marvel mendengus mendengar teriakan Bintang.
"KE MA NA." Teriak Marvel.
"Oooh ke rumah Fas." Teriak Bintang, Marvel yang paham pun menarik gas lebih dalam hingga
Plak plak plak
Cekiiitt.
"Apa sih Bin bahaya tahu nggak." Sentak Marvel saat mendapat geplakan di punggung nya.
"Hehehe mau beli buah buat buah tangan, ya kali jenguk bumil nggak bawa cangkingan." Marvel mendengus melihat Bintang yang cengengesan.
Bintang membeli berbagai macam buah dan di buat parsel agar cantik.
"Kalian ngapain?" Tanya Tata membuka kaca mobil nya.
"Noh biang kerok minta beli buah." Tunjuk Marvel.
"Gantian Fas lo yang bonceng biang kerok, turun lo Ta." Tata menurut turun dan naik ke motor Marvel sambil terkekeh ia tahu Bintang pasti berulah,
Memang di antara ke empat sekawan ini hanya Bintang yang ajaib.
Dan Marvel tipikal yang tak bisa sabar menghadapai Bintang.
"Dah sini gue aja yang bawa." Pinta Tata dia agak was was kalau Bintang yang bawa takut takut kejengkang ke belakang, apa lagi Fais pembalap kelas teri.
Bintang memberikan parsel buah nya lalu berbalik menuju motor gede milik Faisal.
Plak.
"Bantuin." Marvel tertawa melihat Faisal terjingkit kaget mendapat kepretan di tangan nya.
"Pelan pelan." Namun dengan sabar Fais mengulur kan tangan nya agar Bintang bisa naik ke atas motor nya.
"Noh Fas mah sabar, nggak kayak Mar kek emak gue emosian." Gerutu Bintang setelah bisa naik ke atas motor Faisal.
"Serah lo." Sahut Marvel.
"Fas caep, goooooo."
Bruuum bruuumm.
Marvel mendelik saat diri nya di teriaki sepi sedang Faisal malah caep ck.
"Hahahaha sabar aja." Tata mengelus pundak Marvel.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Faisal.
Cekiiit.
Mereka kompak menuruni motor dan berjalan beriringan menuju rumah Faisal.
Bintang mengambil parsel buah dari tangan Tata dan dengan paksa memberikan pada Marvel.
"Nih bawa."
"Apa apaan, lo yang beli kan." Bintang mengepal tangan nya di depan mata Marvel membuat kicep nyali Marvel yang sempat emosi.
"Selamat siang mommiiiii." Sahut Bintang dengan riang memasuki rumah Faisal.
"Ooohh sayang kamu ke sini, mom kangen loh." Bintang menyalami tangan mommy Faisal dan daddy nya Marvel.
"Maaf mom, Bintang sibuk, tapi mom tenang aja Bintang bakal sering sering ke sini." Ke tiga kawan nya hanya memutar kata malas melihat tingkah Bintang.
"Oh iya mom Bintang baru tahu mom hamil dari Marvel." Cletuk Bintang.
Asem. Batin Marvel saat mommy dan daddy melihat Marvel intens.
"Oh ya." Ucap mommy Faisal.
"Iya mom, kata Mar mom lagi hamil terus nanya Bintang orang hamil suka apa? ya Bintang jawab suka buah, dia ngajak Bintang ke sini mom, nemenin dia buat kasih buah ke mommy kata nya malu." Marvel mendelik mendengar ocehan Bintang. Jangan tanya Tata dan Faisal yang sedang memalingkan muka mengulum bibir nya agar tak terbahak.
"Benarkah?" Binar mata mommy memancar kan kebahagiaan membuat Marvel terpaku di tempat nya.
"Benar mom, bentar," Semua mengerutkan alis nya saat melihat Bintang mengeluarkan sesuatu dari tas gendong nya.
Apa lagi tingkah biang kerok satu ini.
"Nah ini dad, kopi tradisional tadi Fas beli tapi malu mau kasih ke daddy, dia malah kasih ke bintang suruh kasih ke daddy tapi jangan bilang dari Fas, kan Bintang anak nya baik kan? nggak bisa boong." Oceh nya sembari mengulur satu toples kopi tradisional khas dari pedesaan penghasil kopi terbesar.
"Hah." Faisal cengo, kapan ia beli, kapan ia berbicara seperti itu pada Bintang.
"Terimaksih nak." Faisal menelan salivanya saat mendapat kata terimakasih dari daddy Marvel.
Faisal menatap Marvel yang sedang menatap nya juga. Satu kata yang sama di dalam batin mereka dan di tunjukan pada biang kerok.
Aseeeem.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Riska Fatihica
🤣🤣🤣
2023-11-07
1