Bab 12. Berbelanja

Sassy mengemasi barang-barangnya dengan semangat. Hari ini masih hari kelima perjalanan honeymoon mereka. Namun hari ini juga mereka akan kembali ke tanah air. Itu karena Sassy yang merengek untuk meminta kembali. Sassy berkata bahwa dia tidak kerasan tinggal di negara asing yang memiliki lingkungan dan suasana yang berbeda jauh dari tanah airnya.

Awalnya, karena Sassy meminta untuk pergi Dewa berniat mengajak Sassy untuk pergi ke negara lain sesuai dengan rencana awal mereka. Ia mengira jika Sassy pasti sudah bosan tinggal di Paris. Tapi ada akhirnya Sassy menolaknya dan masih berharap untuk dapat pulang saja.

Tidak banyak barang yang harus dikemas olehnya. Lingerie yang sudah pernah dia pakai akan langsung hancur di tangan Dewa setiap kali dia memakainya, bahkan dengan gaun-gaun indah yang dia kenakan juga hampir memiliki nasib yang sama. Dari empat gaun yang dia dapatkan, hana dua dari mereka yang dapat dia selamatnya dari ketidaksabaran Dewa saat mengeksekusi nya.

"Sayang, apakah kamu sudah siap?" Tanya Dewa yang baru saja masuk ke dalam kamar mereka.

Sassy yang berjongkok di depan koper segera berdiri. Menepuk celana jeans yang tidak kotor sebelum berjalan mendekati Dewa. "Sudah. Ayo berangkat mas." Jawab Sassy dengan suara bersemangat. Dengan sengaja menarik Dewa untuk segera keluar dari kamar.

Ada hari terakhir mereka berada di Paris, Sassy ingin membeli beberapa oleh-oleh yang akan dia berikan pada Luna dan juga Lidya. Mengingat hanyalah dua orang itulah yang sedang dekat dengannya dalam waktu ini.

Lidya tidak ada di tempat saat ibunya meninggal sehingga dia juga tidak mengetahui tentang pernikahan kilatnya dengan Dewa karena temannya itu sedang menemani atasannya untuk pergi dinas keluar kota selama beberapa hari.

Semalam Lidya menghubunginya lewat tengah malam. Karena perbedaan waktu, itu artinya sudah pagi di tempat Lidya berada di saat tempat Sassy saat ini masih tengah malam. Untung saja Dewa telah melepaskannya agak lama sehingga dia sudah menguasai dirinya, jika tidak, dia tidak tahu apa yang akan dipikirkan oleh Lidya saat mendengar suaranya yang aneh dan mencurigakan.

Di telepon, selain mengungkapkan bela sungkawanya, dia juga berkata bahwa dia telah membawakan oleh-oleh khas dari tempat dinasnya. Jadi hari ini dengan hati-hati ia meminta Dewa untuk mengantarkannya pergi ke pusat oleh-oleh untuk membelikan sahabatnya itu hadiah sebagai gantinya.

Pada dasarnya, meskipun Dewa sering bepergian ke berbagai negara di belahan dunia, seluruh perjalanannya adalah untuk tujuan bekerja. Dia tidak pernah berkeliling dengan tujuan yang tidak pasti. Dia hanya seperti berpindah dari satu gedung ke gedung yang lain. Jadi dia tidak memiliki pengalaman sedikitpun dengan ini. Sehingga saat Sassy tiba-tiba ingin pergi berbelanja, ia tidak tahu dimana dia bisa membawa Sassy pergi.

"Baiklah tuan. Saya akan membawa kalian ke sebuah surga belanja di Paris." Ucap Tour guide dengan semangat. Sejak dia disewa, selain menjelaskan beberapa hal, dia lebih banyak berperan sebagai fotografer. Dia merasa telah menyia-nyiakan kemampuannya yang paling mumpuni di antara teman-teman nya.

Pagi ini saat Dewa berkata bahwa dia ingin dia membawa mereka pergi ke pusat perbelanjaan, Tour guide itu merasa akhirnya dirinya berguna. Dia tidak sabar membawa Dewa dan Sassy pergi.

Dengan percaya diri, Tour guide itu membawa Dewa dan Sassy ke Champs Elysees. Yang dianggap sebagai salah satu jalan paling terkenal dan populer di dunia. Jalan sepanjang dua kilometer yang membentang dari Place de la Concorde ke Place Charles de Gaulle dan Arc de Triomphe ini berjajar kafe, toko-toko dan juga beberapa teater.

Paris adalah kota mode dimana banyak mode dunia berbasis di Paris. Dan di Champs Elysees ini terdapat beberapa toko merek terkenal dunia di sepanjang jalan. Selain pakaian, berbagai jenis aksesoris, perhiasan, kosmetik, souvernir dan masih banyak lagi jenis barang yang tersedia.

Selain menjual barang-barang. Di sekitar jalan juga terdapat kafe dan restoran yang menyajikan makanan dan minuman yang nikmat. Selain itu, kafe dan restoran itu akan tampil unik dan menarik sesuai dengan tema yang mereka usung.

Sama seperti gadis pada umumnya. Sassy sangat suka berbelanja.

Dihadapan dengan barang-barang kecil yang unik dan menarik di depannya, dia sangat tertarik. Tangannya dengan lincah mengikuti ekor matanya yang secara lincah menemukan barang-barang souvernir yang cantik. Namun meskipun dia tertarik pada hampir semua hal, dia tidak akan membeli semua yang menarik perhatiannya. Setelah hidup dengan serba pas-pasan selama bertahun-tahun, dia telah mengembangkan sifat hematnya. Setiap dia akan membeli sesuatu, dia akan menimbang harga dan juga kegunaan barang yang akan dia beli.

Pada akhirnya, Sassy menjatuhkan pilihannya ke sebuah syal rajut buatan tangan dengan motif bunga tulip yang indah berwarna ungu muda. Dia akan memberikannya pada Lidya.

"Mas, aku tidak mengetahui apa yang mama suka. Apa yang sebaiknya kita berikan pada mama?" Tanya Sassy sambil memegang syal di tangannya. Sepertinya memberikan syal pada mama mertuanya agak tidak pantas. Apalagi meskipun syal itu sangat indah, itu mudah dan tampak sederhana.

"Apa kamu mau membeli hadiah ini untuk mama?" Tanya Dewa kaget. Ia kira Sassy akan membeli barang untuk dirinya sendiri. Dia tidak menyangka jika Sassy akan membeli hadiah mamanya.

"Bukan. Sebenarnya ini untuk sahabatku. Lagipula syal ini terlalu sederhana untuk mama." Jawab Sassy. Merendahkan suaranya di akhir kalimat.

"Mama tidak kekurangan apapun. Jadi tidak perlu membeli apapun untuknya. Lagipula mama bukanlah orang berhati sempit yang akan memandang segala sesuatu dari harganya. Terlebih lagi hadiah. Mama lebih memandang ketulusan siapa pemberinya." Jelas Dewa.

"Apakah benar tidak apa-apa?" Tanya Sassy ragu.

"Tentu. Tapi jika kamu khawatir, aku akan membawamu ke tempat lain untuk membeli oleh-oleh untuk mama."

"Eh.. baik lah kalau begitu." Sassy mengangguk patuh.

Sassy baru akan pergi saat matanya tertuju pada benda kecil yang menarik perhatiannya. Itu adalah gantungan handphone pasangan yang mencolok dengan bentuk hati dari kristal berwarna biru muda yang tersambung di antara keduanya di salah satu sudut etalase. Tangan Sassy terulur menyentuhnya.

"Nona, matamu begitu jeli. Anda menemukan barang yang bagus." Puji pemilik toko itu dengan tulus. Ia menatap Dewa dengan ekor matanya.

Sassy mengambil gantungan handphone itu untuk menelitinya. Saat dia sedang menyentuh kristal bentuk hati itu, kristal itu tiba-tiba menyala dengan berbagai warna. Setelah diperhatikan, cahaya itu berasal dari lampu-lampu kecil yang dipasang di ujung kristal yang akan bekerja saat kristal itu disentuh.

Mata Sassy berbinar dengan gembira. Menurutnya gantungan handphone itu sangatlah cantik. Dia berencana untuk memasangnya di ponselnya nanti. Namun saat ia akan membelinya, dia dengan ragu-ragu menatap Dewa saat dia menyadari, Dia tidak memiliki uang sepeserpun! Dia sudah meminta Dewa untuk membayarkan syal yang akan dia berikan pada Lidya. Pun hadiah untuk Luna nanti. Jika dia meminta Dewa untuk membelikannya gantungan handphone yang sepertinya tidak berguna selain indah dipandang, dia tidak merasa nyaman. Namun dia menginginkannya. Tetapi ada akhirnya dia dengan enggan meletakkannya kembali.

Melihat wajah Sassy yang tampak menyedihkan itu, Dewa tidak bisa tidak tersenyum. Dia mengerti apa yang ada di pikiran istri kecilnya itu dan berkata. "Sayang, aku bisa membelikanmu gantungan handphone ini."

"Benarkah?" Tanya Sassy bersemangat.

"Tentu saja. Bukankah hanya beberapa Franch saja? Itu tidak masalah." Jawab Dewa serius. Lalu mengambil gantungan yang baru saja diletakkan oleh Sassy dan memberikannya pada paman penjual toko dan memintanya untuk membungkusnya.

Sassy sangat senang. Dia memegang paper bag berisi gantungan handphone di dadanya dengan senyum cerah di bibirnya. Matanya yang hitam tampak cerah seperti ribuan bintang sedang bersinar secara bersama-sama.

Dewa mengelus kepala Sassy sebelum mengatakan sesuatu yang membuat gadis yang sedang bahagia itu menurunkan lekukan bibirnya. "Sayang, gantungan handphone itu adalah barang Couple. Jadi apakah itu artinya jika yang satu adalah milikku?"

Ucapan Dewa membuat Sassy sangat terkejut. Dia membeli gantungan handphone itu murni karena itu sangat indah. Dia tidak memikirkan jika gantungan handphone itu sebenarnya adalah Couple!

Lagipula ponsel hitam Dewa sepertinya tidak akan cocok dengan gantungan yang mencolok itu. Jika kedua barang itu dipasangkan dengan paksa, sepertinya akan terlihat tidak pada tempatnya. Sedangkan ponselnya sendiri memiliki silikon berwarna peach dengan gambar bunga aster yang indah dan memiliki pinggiran berwarna biru yang cerah. Jika dipasangkan dengan gantungan itu akan serasi.

Sassy masih diam saat Dewa merebut paper bag di dadanya. Mengeluarkan gantungan handphone itu dan memasangkannya pada ponselnya sendiri dan mengayunkan satu yang tersisa di depan Sassy.

"Nah. Sekarang berikan ponselmu. Biarkan aku membantumu memasangkannya." Ucap Dewa semakin membuat Sassy terkejut. Tatapannya terpaku pada Ponsel hitam dengan gantungan mencolok yang anehnya terlihat sangat enak dipandang itu!

*

*

🍀Bos, Sekretaris Anda Melanggar Aturan_11🍀

...Terima kasih sudah mampir 😘...

...Jangan lupa Like, vote dan komen ya...👍...

...Follow juga akun Author nya....

...☘️Queen_OK☘️...

Terpopuler

Comments

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

suami yang baik, aku suka cara dewa memlerlakukan istrinya. 🥰🥰🥰

2023-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!