Bab 20. Saya Sudah Menikah

Saskia tidak dapat menahan diri untuk mengungkapkan keinginannya pada Dewa meskipun ia melihat betapa Dewa memperlakukannya dengan dingin. Menurutnya sikap Dewa ini sangatlah menarik. Di benaknya, pria seperti Dewa ini adalah tipe pria yang dingin di luar namun hangat di dalam. Mengenai sikap Dewa, ia yakin dengan penampilannya dia akan dengan mudah mendapatkan hati Dewa. Yang paling penting adalah membuat papanya memberinya kesempatan untuk mengejar Dewa. Selebihnya, dia akan menemukan caranya.

Namun Saskia sama sekali tidak menyangka saat ia mengutarakan ketertarikannya pada pria yang baru sekali dia lihat pada papanya, papanya sangat bahagia dan bahkan terlihat lebih bersemangat darinya. Bahkan mamanya juga sepertinya puas dengan pilihannya.

"Apa kamu serius?" Tanya Derry memegang bahu Saskia dengan mata berbinar.

"Ya papa. Aku sepertinya jatuh cinta pada pandangan pertama." Jawab Saskia dengan malu-malu dilihat dari betapa merahnya wajahnya.

Derry dan Rina, mama Saskia saling memandang sambil tersenyum melihat sikap malu-malu sang putri.

"Baiklah. Papa akan membicarakannya pada tuan Dewa lain kali." Ucap Derry. Lagipula saat acara seperti ini agaknya tidak terlalu pantas untuk mengungkapkan niatnya. Dia akan mencari waktu yang tepat untuk membicarakannya nanti.

"Tidak papa. Bagaimana jika ada gadis lain yang lebih dulu mendekatinya? Aku tidak mau papa. Aku hanya mau menikah dengannya." Saskia menggoyangkan tangan Derry dengan manja. Sejak lagi telah menjadi biji mata semua orang di keluarga membuatnya manja. Apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan tidak peduli apa.

Derry menatap putrinya dengan rumit. "Sayang, jangan tidak sabar. Di lingkaran ini siapa yang tidak kenal tuan Dewa ini? Dia biasanya sangat jarang menghadiri acara seperti ini. Hanya karena perusahaan kita akan berinvestasi pada salah satu proyeknya saja lah dia akhirnya hadir malam ini. Jadi jangan macam-macam untuk sekarang. Papa janji akan segera menemuinya nanti." Derry sangat masuk akal. Dia mengenal orang seperti apa Dewa itu.

"Tapi pa, aku..." Menghadapi penolakan Derry, Saskia hampir menangis. Air matanya sudah menggenang di sudut matanya dan siap meluncur kapan saja.

Melihat penampilan menyedihkan sang putri, Rina tidak tega. Dia segera membantu Saskia berbicara. "Sayang, Saskia adalah satu-satunya putri kita. Hanya laki-laki seperti tuan Dewa yang pantas dengan putri kita. Ada orang yang begitu baik seperti tuan Dewa, jangan sampai kita melewatkannya. Jangan sampai kita keduluan oleh yang lain. Tuan Dewa sangat mampu, aku yakin banyak orang yang juga mengincarnya di sini." Saskia mengangguk setuju. Dengan mata bulatnya yang berair, ia menatap Derry dengan penuh harap.

Menghadapi dua wanita yang paling dia hargai di dunia, Derry tidak berdaya. Dia segera menghela napas dan mengangguk. Menyetujui untuk menemui Dewa untuk membicarakan niatnya.

"Papa yang terbaik." Saskia segera menghilangkan wajah sedihnya. Ia menggamit lengan kokoh Derry dengan bahagia.

Tanpa daya, Derry membawa Saskia dan Rina menemui Dewa yang sedang duduk di kursi istirahat. Beberapa orang ingin mendekatinya namun segera mengurungkan niatnya saat melihat wajah suram Dewa yang menakutkan. Bagaimana pun, dia masih tidak senang dengan kejadian di kantor yang menyebabkan Sassy terluka.

"Tuan Dewa."

Dewa yang sedang menundukkan kepalanya memainkan minuman di gelasnya mendongak dan melihat Derry datang bersama dengan Saskia dan Rina. Ia tidak bisa tidak mengerutkan alisnya.

"Tuan Derry, ada apa?" Tanya Dewa sambil berdiri. Meletakkan gelas minumannya di atas meja.

"Begini Tuan, bagaimana menurut anda mengenai putri saya?" Tanya Derry menggosok tangannya. Saat dirinya disebutkan, Saskia yang berdiri di samping kedua orang tuanya menundukkan kepalanya malu-malu.

Dewa mengerutkan alisnya. Apa niat Derry menanyakan hal itu padanya? Laki-laki paruh baya benar-benar menebar jebakan untuknya. Jika dia menjawab buruk, dia akan menghinanya. Namun jika dia menjawab baik, dia khawatir akan disalahpahami. Tapi itu masih lebih baik. Setidaknya dia masih bisa melewati bagian ini. Jadi dia menjawab dengan datar.

"Nona Saskia cukup baik."

Meskipun nada ya g dia bicarakan cukup dingin bagaimanapun mereka mendengarnya. Namun siapa yang tidak akrab dengan nad bicara yang dingin itu? Mendengar pujian untuk putrinya keluar dari mulut Dewa saja sudah cukup. Derry langsung berbicara pada intinya, tidak berniat untuk menundanya sama sekali. "Tuan Dewa, bagaimana jika begini. Anda adalah seorang pria muda yang cakap, begitu juga dengan putri saya. Jika anda bersatu dengan putri saya, kalian adalah pasangan yang paling sempurna. Lupakan tentang penampilan fasad, dengan aliansi pernikahan antara kedua belah pihak, keuntungan yang akan diberikan akan berpimpah. Kita semua adalah pengusaha. Kita semua mengetahui aturan seperti ini. Pikirkan tentang itu." Ucap Derry dengan nada suam-suam kuku. Tidak sombong dan tidak rendah. Pada dasarnya dia hanya satu tingkat di bawah Derry. Bahkan jika dia tidak memiliki sedikit uang untuk diinvestasikan, dia tidak akan memiliki kualifikasi untuk berhubungan dengannya.

"Saya sudah menikah."

Bom dijatuhkan. Ekspresi Derry yang sejak tadi dipertahankan runtuh begitu saja. Rina yangmenahan senyumnya bahkan tidak lagi mampu menarik sudut bibirnya barang sedikit. Ekspresi bahagianya runtuh begitu saja. Yang lebih terkejut adalah Saskia. Dia jelas kecewa. Namun raut wajahnya seperti nya sangat rumit.

"Dewa, aku... Aku... Aku tidak masalah menjadi yang kedua. Bagaimana dengan ini?" Saskia yang sejak tadi menundukkan kepalanya seperti gadis muda pada umumnya. Saat ini wajahnya yang tampak baik terlihat rumit.

Tidak kurang pria muda yang memiliki kualifikasi yang tinggi datang untuk mendekatinya, namun tidak satupun dari mereka yang sesuai dengan kriterianya. Tapi saat ia melihat Dewa untuk pertama kalinya, dia tidak dapat menyangkal jika dia tertarik padanya lebih dari apapun. Dia benar-benar tidak berharap jika Dewa yang terlihat masih sangat muda. Kemungkinan hanya beberapa tahun lebih tua darinya ternyata telah menikah. Namun memikirkan jika dia harus melepaskannya, dia tidak rela.

Mendengar apa yang dikatakan putri mereka, Derry dan Rina tidak dapat menjaga ketenangan mereka. Saskia adalah putri satu-satunya yang mereka miliki setelah tiga puluh tahun pernikahan mereka. Tentu saja mereka menginginkan satu-satunya penerus mereka memiliki kehidupan yang baik dalam segala hal. Tidak terkecuali dengan pasangan untuk putri mereka. Mereka tidak akan pernah bahkan memimpikan putri mereka akan menjadi istri kedua yang akan memaksa putri mereka berbagi suami dengan wanita lainnya.

"Saskia, jangan bicara omong kosong." Rina menarik lengan Saskia. Sebelum meminta maaf pada Dewa untuk membawanya pergi. Dia harus segera menenangkan putri mereka agar tidak terlalu mempermalukan dirinya sendiri. Jika ada orang yang mendengar apa yang dikatakan putrinya, tidak ada lagi yang dapat dipertahankan dari harga diri mereka. Putri mereka tidak akan dapar berdiri tegak di depan umum di masa depan!

Mengabaikan perlawanan Saskia yang tidak mau mengalah, Rina menarik putrinya menjauh. Masuk ke dalam ruangan lain di dekatnya yang terisolasi.

Derry juga sependapat dengan istrinya meskipun mereka tidak saling berbicara. Sama seperti istrinya, dia masih memikirkan reputasi putrinya sendiri. "Hahaha.. maaf soal lelucon ini tuan Dewa. Anak itu dimanjakan sejak dia masih kecil. Tolong jangan dianggap serius."

"Tidak masalah jika tidak mengerti. Tuan Derry, putri anda setidaknya sudah berusia dua puluh tiga atau empat tahun ini bukan? Di usia yang seperti ini tidak dapat disebut dengan masih kecil lagi atau dia akan disebutkan sebagai orang yang bodoh. Tentu saja anda tidak akan mau sebutan seperti ini pada putri anda bukan?" Dewa berbicara dengan santai. Namun Derry jelas mengerti apa yang ingin dikatakan oleh pria yang usianya separuh dari usianya sendiri. Namun dia tidak dapat menyangkalnya sama sekali karena apa yang dikatakannya juga ada benarnya.

Menggertakkan giginya, Derry menjawab dengan formal. "Saya mengerti."

"Itu bagus. Sudah larut. Karena tidak ada apa-apa lagi, saya akan pamit terlebih dahulu." Tanpa menunggu jawaban Derry, Dewa berjalan pergi tanpa menoleh.

*

*

🍀Bos, Sekretaris Anda Melanggar Aturan_20🍀

...Terima kasih sudah mampir 😘...

...Jangan lupa Like, vote dan komen ya...👍...

...Follow juga akun Author nya....

...☘️Queen_OK☘️...

Terpopuler

Comments

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

seperti ga laku aja, menawarkan untuk jadi yang kedua, cih...

2023-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!