Tidak akan mendapat restu

Setelah 2 hari penuh berada di Jogja,pada hari ini Nathan memutuskan untuk kembali ke Jakarta

Sebenarnya Nathan masih ingin berada di Jogja tapi Kirana melarang,gadis itu hanya tidak ingin kalau nantinya Nathan mendapat masalah atau terkesan bersikap seenaknya sendiri pada perusahaan

"Semua sudah siap Nath? Apa ada yang ketinggalan?", tanya Kirana

"Kamu yang ketinggalan", sahut Nathan gemas

Kirana hanya memutar bola matanya malas mendengar gombalan absurd dari Nathan

Keduanya tengah berada di bandara,Kirana mengantarkan Nathan

"Nath cepatlah ini sudah waktunya boarding", ujar Kirana sambil melihat jam di pergelangan tangannya

"Tapi aku masih ingin bersamamu Ana" ,sahut Nathan manja

"Iya iya tapi sekarang kamu harus kembali Nath,ayo cepatlah jangan membuang waktu", ucap Kirana sambil berusaha mendorong tubuh Nathan

Nathan akhirnya mengalah,dia lebih dulu memeluk erat Kirana sebelum ia benar benar pergi

"Jaga dirimu baik baik Ana,aku akan sangat merindukanmu", ucap Nathan lembut

"Aku juga akan sangat merindukanmu Nath ,kabari aku begitu kamu landing dengan selamat", ujar Kirana dengan senyum sempurna diwajahnya

Akhirnya Nathan benar benar menghilang ditengah keramaian sementara Kirana? Gadis itu hanya mampu menatap nanar punggung sang kekasih tercinta

-""""""""""""""""-

Di Jakarta,

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam akhirnya Nathan landing dengan selamat di Jakarta,lelaki itu langsung berusaha menelpon Kirana tapi sang gadis tidak menjawab alhasil Nathan mengirimkan sebuah pesan padanya yang mengabarkan kalau Nathan sudah sampai di Jakarta

Nathan langsung di jemput dengan sopir kantor,ya lelaki itu akan langsung berangkat ke Kantor

Setibanya di kantor,Nathan langsung di sambut oleh Andrew sahabat sekaligus asisten pribadinya

"You look so happy bro tapi gua yang ga happy disini", ujar Andrew kesal

"Hahahaha ,thankyou bro",sahut Nathan asal

"Nathaniel sepertinya lu harus menghadap ke kantor CEO sekarang juga", ucap Andrew yang membuat Nathan mengerutkan keningnya

"Why? Ada masalah?",tanya Nathan

"Gua juga gatau tapi yang jelas Tuan Baswara udah nyariin lu sejak lu pertama berangkat ke Jogja 2 hari lalu", sahut Andrew

Nathan menghela nafas kasar dan itu tidak luput dari pandangan Andrew

"Nathaniel awas lu ya,jangan sampai gua di pecat gara gara lu", ucap Andrew mengingatkan

"Lu tenang aja Ndrew disini gada yang bisa pecat lu kecuali gua,oke friend?", sahut Nathan santai yang hanya diangguki oleh Andrew

Nathaniel langsung melangkahkan kakinya berjalanan menuju ruangan CEO tempat Papi nya berada

Setibanya disana Nathan berpapasan dengan Asisten Baswara yang langsung mempersilahkan Nathan untuk masuk karena Baswara sudah menunggunya jadi Nathan langsung saja melangkah masuk ke dalam ruangan sang Papi

Nathan masuk dengan tenang sambil terus menduga ada apa gerangan

"Papi", ujar Nathan menyapa sang Papi yang berdiri membelakangi kursi kebesarannya

Mendengar suara sang Putra membuat Baswara langsung membalik tubuhnya dan melihat Nathan

"Kamu sudah kembali Nathaniel? Papi kira kamu tidak akan kembali ke Jakarta karena kamu sudah sangat betah berada di Jogja", ucap Baswara sarkas

Nathan menjadi tidak enak mendengarnya, "Iya Pi,tidak enak meninggalkan pekerjaan lama lama"

"Jangan terlalu sering meninggalkan pekerjaan meski itu pada orang yang kamu percayai Nathan",ucap Baswara datar

Nathan hanya mengangguk sopan sebagai jawabannya

Baswara mempersilahkan Nathan untuk duduk karena dia ingin berbicara pada sang putra

"Kamu masih bersama dengan gadis itu Nathan?",tanya Baswara dengan tatapan yang sulit diartikan

"Gadis itu?siapa maksud Papi?",tanya Nathan dengan tatapan yang sama

"Kamu tahu siapa yang Papi maksud",jawab Baswara datar

Nathan membingkai senyuman smirk diwajahnya lalu menggeleng kecil

"Pi,gadis itu adalah Kirana dia bukan hanya gadis tapi dia adalah kekasih Nathan dan gadis yang amat Nathan cintai Pi,Nathan rasa Papi juga tahu itu", jawab Nathan sarkas

"Kau sangat mencintainya? Kau yakin bisa hidup bersamanya?", tanya Baswara dengan tatapan dalam pada sang putra

"I Love Her and i don't want to live without her Pi and you know that", sahut Nathan tegas

Mendengar penuturan sang putra membuat Baswara tersenyum simpul,pria paru baya itu lalu bangkit dan menghampiri sang putra memberi sapuan pada pundaknya

"Kau adalah pewarisku Nathan,ruangan ini kelak akan menjadi milikmu bukan hanya ruangan ini tapi seluruh ADHIWIGUNA GROUP akan menjadi milikmu", ucap Baswara dan Nathan hanya melirik sang Papi

"Kau bisa memiliki semua itu hanya jika kau tidak berulah Nathan,jangan membuat Direksi kesal padamu untuk alasan apapun itu",ucap Baswara terdengar seperti sebuah ancaman di telinga Nathan

"Aku akan mengingatnya Pi", sahut Nathan lemah

Baswara kembali tersenyum dengan smirk mendengarnya

"Kembalilah Nathaniel lanjutkan pekerjaanmu", ucap Baswara

Nathan segera bangkit dia menunduk sopan sebelum berjalan meninggalkan ruangan Baswara

"Sesekali mampir dan menginaplah dirumah,Mami mu merindukanmu dan dia sangat kesepian,kau dan adikmu kalian tidak mempedulikan Mami kalian", ucap Baswara yang membuat langkah Nathan terhenti

Nathan kembali berbalik menatap Baswara yang sudah duduk di kursi kebesarannya dan Nathan hanya bisa mengangguk pelan melanjutkan langkahnya

Nathan keluar dari ruangan Baswara dengan raut wajah yang semrawut tidak bisa ditebak

Lelaki itu tidak kembali ke ruangannya,dia berjalan menuju ararh rooftop di kantor ini

Nathaniel sudah berada di rooftop lelaki itu berdiri dengan tegap menatap hirup pirup keramaian ibukota Jakarta

Dia memejamkan kedua matanya erat,dalam lubuk hatinya Nathan sangat yakin bahwa pembicaraan barusan dengan sang papi tidak akan berdampak baik terhadap kelanjutan hubungannya dengan Kirana

Satu hal besar yang berhasil Nathan tangkap dari pembicaraan sarkas Baswara adalah PRIA PARU BAYA itu tidak merestui hubungannya dengan Kirana

Nathan menghembuskan nafas dengan berat ada rasa sesak yang dalam di dadanya namun tidak bisa dia keluarkan

"Ana apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpamu Ana", gumam Nathan dengan lirih

Kini Nathan hanya mampu terdiam dengan pandangannya yang menatap jauh ke atas langit

"Semoga kau berikan keajaiban untuk aku dan Ana Tuhan,kumohon ijinkan kami bersama" , ucap Nathan berdoa tulus pada Tuhan

-"""""""""""""""""""""-

3 Bulan Kemudian

Tak terasa sudah tinggal 2 bulan lagi dan Kirana akan menyelesaikan masa KOAS nya gadis itu sangat bahagia karena setelah KOAS selesai rencananya dia akan langsung mengambil pendidikan untuk dokter spesialis

Siang ini saat jam makan siang berlangsung ,di cafetaria Kirana tengah mengobrol dengan Syifa

Kedua sahabat itu tengah membicarakan rencana mereka untuk kedepannya

"Kamu jadi mau ambil spesialis ke LA Ki?", tanya syifa

"Kayaknya iya Syif tapi aku mau bicarain ini sama Ayah dan Bunda dulu", sahut Kirana

"Iya Ki aku sih setuju kalau kamu ambil spesialis ke LA", kata Syifa

"Oh ya Syif rencananya aku mau balik ke Jakarta", kata Kirana

"Tiba tiba? Kamu dah bilang ke Dokter Danu?",tanya Syifa

"Udah dong,aku ambil ijin seminggu ke Jakarta,hari ini ulang tahun Nathan Syif dan aku pengen kasih surprise ke dia", ucap Kirana berbinar

Syifa memutar bola matanya malas dengan kebucinan Kirana

"Ya ya terserah kamu saja Kirana", sahut  Syifa

Tidak lama ponsel Kirana berdering,gadis itu tersenyum saat menatap ponselnya

"Lihat Syif,orangnya baru saja aku omongin dah telpon aja emang panjang umur", ucap Kirana terkekeh

"Halo Nath", jawab Kirana

"Ana kamu dimana?", sahut Nathan

"Tentu aku dirumah sakit Nath,aku masih harus piket sampai nanti malam", sahut Kirana terkekeh

"Kamu lupa ini hari apa?", tanya Nathan lagi

"Ehm tentu saja ini hari Kamis kan?", sahut Kirana

"Kamu benar benar lupa?", tanya Nathan memastikan

"Aku tidak melupakannya Nath,ini memang hari kamis kok", sahut Kirana

"Baiklah lupakan saja", sahut Nathan kesal

Kirana makin terkekeh dibuatnya,dia tahu kalau Nathan sedang sangat kesal karena berpikir kalau Kirana melupakan hari ulang tahunnya

"Oke Nath,oh ya udah dulu Nath ini Dokter Danu nyariin aku", ucap Kirana langsung mematikan telponnya dia sudah tidak tahan lagi Nathan benar benar membuatnya terkekeh geli

"Nathaniel pasti sedang menggurutu disana Ki", ucap Syifa gemas pada sang sahabat

"Biarlah syif biar sekali kali aku kerjain dia", sahut Kirana

Gadis itu segera berdiri dari kursi tempat dia duduk

"Syifa sepertinya aku harus ke bandara sekarang,aku flight satu jam lagi", ucap Kirana

Gadis itu meninggalkan Syifa yang hanya bisa geleng geleng melihat tingkah sang sahabat

Di Jakarta

Setelah Kirana mematikan telponnya begitu saja benar benar membuat Nathan menjadi sangat tidak mood

Lelaki itu kesal sendiri pada sang kekasih

"Bagaimana bisa dia melupakan hari ulang tahunku?", gerutu Nathan kesal

Ponsel Nathan kembali berdering dan dia sangat berharap kalau itu adalah Kirana tapi sayangnya panggilan itu dari sang mami

Nathan langsung menekan tombol hijau pada ponselnya

"Halo Mami", ucap Nathan

"Nathaniel anak Mami,Mami tidak akan basa basi Nak,datanglah ke mansion sekarang juga", sahut sang mami

Nathan mengerutkan keningnya, "Ke mansion? Sekarang? Tapi buat apa Mi?".

"Datanglah saja sayang,ada yang ingin Papi dan Mami bicarakan padamu", sahut sang mami lalu memutuskan telponnya begitu saja

Nathan mengusap usap dagunya,entah mengapa tapi perasaannya tidak enak mengenai hal ini

Tapi tetap saja dia tidak ingin membuat sang mami menunggu,Nathan langsung menyambar jas di kursinya

Di depan Nathan berpapasan dengan Andrew

"Ndrew gua harus ke mansion sekarang juga,Papi dan Mami dah nungguin gua", ucap Nathan berlalu begitu saja dari hadapan Andrew

Setelah menempuh perjalanan 30 menit akhirnya mobil yang di kendarai Nathan tiba di mansion mewah mililik keluarga Adhiwiguna,kedua orang tua Nathan

Seorang pelayan menunduk hormat saat Nathan turun dari mobilnya

"Silahkan masuk Tuan Muda,Tuan dan Nyonya Besar sudah menunggu kedatangan anda", ucap si pelayan sopan

Nathan hanya melirik sekilas lalu berjalan masuk ke dalam mansion

Begitu masuk ke dalam,Nathan langsung melihat kedua orang tuanya sudah duduk manis diatas kursi di ruang makan

"Nathan sayang,selamat datang", ucap Felicya berdiri untuk menyambut sang putra

Nathan hanya tersenyum kala sang mami menciumi wajahnya dan merangkulnya berjalan menuju kursi

"Duduklah disini sayang", ucap Felicya

"Karena Nathan sudah disini jadi kita mulai saja makan siang ini", ucap Baswara datar

Makan siang yang agak terlambat pun dimulai,tidak ada yang bersuara hanya sendok dan garpu yang saling beradu hingga beberapa menit acara makan siangpun selesai

Baswara menatap ke arah Nathan yang terlihat tidak nyaman berada disini

"Bangunlah Nathan ikutlah dengan Papi ke ruang kerja", ucap Baswara

Pria paru baya itu langsung bangkit dari duduknya berjalan meninggalkan ruang makan

Sementara Nathan masih diam membisu,ia melihat ke arah sang mami yang ekspresi wajahnya berubah pias

Namun tetap saja Nathan berdiri mengikuti langkah Baswara

Baswara berdiri membelakangi kursi kebesarannya dan itu membuat perasaan Nathan makin tidak enak

"Papi,ada yang ingin dibicarakan denganku?", tanya Nathan hati hati

Baswara melirik Nathan dengan ekor matanya,wajahnya masih datar

"Menikahlah Nathan", ucap Baswara

Nathan tentu terkejut dengan ucapan sang papi

"Menikah Pi? Dengan Kirana?", tanya Nathan

"Tidak! Bukan dengan gadis itu tapi dengan gadis pilihan Papi,anak dari sahabat terbaik Papi dan kalian sangat cocok karena kalian satu jalan", ucap Baswara datar

Seperti disambar petir begitulah yang Nathan rasakan sekarang,tidak! Nathan tidak mau menikah selain dengan Kirana

"Apa maksud Papi? Perjodohan? Pi ini sudah jaman modern dan Papi masih membicarakan perjodohan? Jangan lucu Pi", ucap Nathan sudah mulai emosi

Baswara tentu tidak senang dengan jawaban Nathan,pria itu berjalan mendekati Nathan

"Kamu membantah ucapan Papi?", tanya Baswara tajam

Nathan tidak takut,dia balik.menatap tajam Baswara

"Bukan hanya membantah tapi menolak,aku menolak perjodohan bodoh ini", sahut Nathan tajam

Seketika emosi dalam diri Baswara berkobar dengan besar,dia menatap Nathan dengan mata merah bahkan kedua tangannya sudah mengepal erat

Sementara itu di tempat lain,

Lebih tepatnya di mansion kedua orang tua Kirana

Kirana baru saja tiba di mansion setelah perjalanan yang lumayan panjang,gadis itu sangat ceria karena ia akan bertemu dengan Ayah dan Bunda

"Kirana", ucap Maharani yang berjalan menghampiri sang gadis

"Yah Bunda kok udah keluar duluan sih? Kan Kiran pengen kasih suprise buat Bunda", ucap Kirana

Maharani tersenyum mendengarnya,ia lalu memeluk erat tubuh Kirana yaa dia sangat rindu pada anak gadisnya

"Anak Bunda,ayo sayang kita masuk dulu", ajak Maharani pada Kirana

Keduanya berjalan masuk ke dalam mansion dengan saling bergandengan

"Ayah belum pulang Bun?", tanya Kirana

"Belum sayang bentar lagi juga pulang kok", sahut Maharani

Tidak lama setelah itu terdengar suara mobil yang baru saja terparkir,Maharani tersenyum

"Itu pasti mobil yang di kendari sama Bang Ashraf", ucap Maharani

Kirana antusias mendengarnya,dia sangat rindu pada cinta pertamanya

Tidak lama kemudian,Herlangga masuk ke dalam dengan gagah masih menggunakan pakaian dinasnya

"Ayah", teriak Kirana antusias lalu segera berjalan memeluk sang ayah dengan erat

"Kirana", ujar Herlangga terkejut

"Kiran rindu sama Ayah", ucap Kirana manja

Herlangga mengembangkan senyumnya,namun dengan segera raut wajahnya berubah tegas

"Karena kamu disini baiklah ada yang ingin Ayah bicarakan padamu", ucap Herlangga sambil mengurai pelukan sang putri

Herlangga sudah duduk di sofa menatap tajam ke arah Kirana yang hanya bisa diam menunduk,dia tahu sang ayah sedang berada pada mode serius

"Ayah tidak ingin basa basi jadi langsung saja,Ayah ingin kamu tinggalkan dan lupakan Nathaniel", ucap Herlangga yang sukses membuat Maharani dan Kirana terkejut

"Apa maksud Ayah?", tanya kirana mengangkat wajahnya

"Tinggalkan Nathaniel dan lupakan semua tentang dia", ucap Herlangga

"Tapi kenapa Ayah? Enggak,Kirana ngga bisa ninggalin Nathan", ucap Kirana

"Kamu masih tanya? Kamu tahu jawabannya Kirana,kamu dan nathan tidak akan pernah bisa bersatu,benteng diantara kalian terlalu tinggi", kata Herlangga keras

"Ayah tapi masih ada cara untuk merobohkan benteng itu kan? Kirana mohon ayah jangan minta Kirana buat tinggalan Nathan", ucap Kirana terisak

"Tidak ada cara apapun itu Kirana! Jangan membuat seorang umat meninggalkan Tuhannya karena cinta kalian yang dipenuhi hasrat duniawi! Diluaran sana masih banyak lelaki muslim yang mengantri untukmu", ucap Herlangga tegas

"Tapi mereka bukanlah Nathan Ayah! Dan Kirana hanya cinta pada Nathan! Ayah tahu itu", ucap Kirana tegas dalam isakannya

"Terserah padamu,Ayah akan menjodohkan kamu dengan Lettu Irfan dia anak buah ayah yang usia nya setahun diatasmu,dia lelaki muslim dan akan sangat cocok bersanding denganmu", ucap Herlangga

Isakan Kirana makin menjadi mendengar ucapan sang ayah,dijodohkan?

Tidak! Kirana tidak akan mau dijodohkan dengan siapapun itu,Kirana langsung bangkit

"Tidak akan pernah! Kirana tidak akan mau di jodohkan dengan siapapun itu! Kirana hanya mencintai Nathan dan akan selalu begitu", ucap Kirana,gadis itu langsung berjalan meninggalkan Herlangga dan Maharani

"Kirana sayang", ucap Maharani ingin mengejar namun di cegah oleh Herlangga

"Biarkan saja Bun,biarkan dia berpikir", ucap Herlangga datar

"Ayah ini apa apaan? Kenapa tiba tiba merencakan perjodohan Kirana dengan anak buah ayah? Coba jelaskan ke Bunda", kata Maharani

Herlangga menarik nafas panjang,dia melirik ke arah sang istri yang tengah menunggu jawaban darinya

"Ayah mendengar bahwa Tuan Baswara ingin menjodohkan Nathaniel dengan putri dari sahabatnya Bun", ucap Herlangga

"Apa? Dijodohkan? Yang benar saja lalu bagaimana dengan Nathan dan Kirana?", tanya Maharani

"Ayah tidak tahu tapi yang jelas mereka tidak akan mungkin bersama Bun,Tuan Baswara tidak merestui dan ayah pun sama Ayah tidak akan merestui mereka,Ayah merasa tersinggung dengan sikap Baswara yang main menjodohkan Nathan dengan orang lain begitu saja", ucap Herlangga

"Kirana tahu soal ini?", tanya Maharani

"Tentu belum dan lebih baik tidak mengatakan soal ini pada Kirana lebih dulu,Ayah takut dia akan shock nantinya", ucap Herlangga

Maharani hanya bisa mengangguk lemah,ia sedih memikirkan nasib sang putri yang mungkin tidak akan pernah bersatu dengan lelaki yang dia cintai

Sementara didalam kamarnya,Kirana hanya bisa menangis dan meraung dia tidak terima dengan ucapan sang ayah yang memintanya berpisah dengan Nathaniel

"Ayah jahat,Kirana cuman cinta sama Nathan dan ayah tahu itu", ucap Kirana terisak lirih

TBC

*MOHON DUKUNGANNYA YA UNTUK KARYA INI,INSYAALLAH ALURNYA TIDAK AKAN MEMBOSANKAN,INI JUGA AUTHOR SEDANG KEBUT NULIS SUPAYA CERITANYA GAK LAMBAT,JANGAN LUPA TINGGALKAN COMMENT YA,KRITIK DAN SARAN SANGAT AUTHOR HARAPKAN

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

🤕

2023-11-20

0

thalexy

thalexy

Pesan cerita ini mengena dan membuat saya merenung.

2023-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Ana dan Nath
2 Tanpa Kepastian
3 ABSTRAK
4 Tidak akan mendapat restu
5 Aku Milikmu [ 21+ ]
6 Rencana Perjodohan
7 Rencana Jahat
8 Awal sebuah Perpisahan
9 Runtuh
10 Runtuh [ part 2 ]
11 Harus Melangkah
12 Syarat dari Papi
13 Kepergian Kirana
14 Kirana sudah pergi, Nathaniel
15 Keputusan Nathan
16 Perubahan Nathaniel
17 Nathan ingin menghancurkan Baswara
18 3 Tahun Berselang
19 Setelah 5 Tahun
20 Keenan, semangatku
21 Mama Keenan
22 Kamu baik-baik saja,kan?
23 Amarah dari Mami Felicya
24 Kondisi Nathan
25 Janji dari Mami
26 Liburan sederhana
27 Bertemu orang dari masa lalu
28 Luka di hati Kirana
29 Perjuangan Kirana tanpa Nathan
30 Kedatangan Dokter baru
31 Bayi Besar
32 Yang Nathan butuhkan
33 Nevan jadi pengganti
34 Taman Bermain
35 Alergi Udang
36 Mengurus Nathan
37 Hanya Kirana yang dia mau
38 Parfum Papa
39 Benci tapi Rindu
40 Ulang Tahun Papa
41 Kue Ulang Tahun
42 Segera bawa Kirana
43 Mengandung dan Melahirkan bukanlah sebuah Dosa
44 Keenan salinan Nathan
45 Sebuah Tawaran
46 Aku Harus apa sekarang?
47 Hilangnya sebuah kebanggaan
48 Halangan
49 Darah lebih Kental daripada Air
50 Keputusan Kirana
51 Keenan mau diajak ke Jakarta
52 Selamat Tinggal Kirana dan Keenan
53 Smoothies
54 Tiba di Jakarta
55 Makan Malam Keluarga
56 Menggantikan Richard
57 Terguncang
58 Maafkan Papi
59 Amarah Kirana
60 Aku yang berdosa
61 Perjalanan ke Bogor
62 Drop
63 Semangat Hidup Nathan
64 Sebuah Kebenaran
65 Perjuangan
66 Segala Kesalahpahaman itu lenyap
67 Aku Disini
68 Lepasnya Rindu itu
69 Terimakasih, Dokter Aidan
70 Bucin
71 Kamu Harus sembuh
72 Berhak Bahagia
73 LDR
74 Memohon
75 Sebagai Dokter dan Pasien
76 Doakan Papa
77 Sebuah Tatto
78 Pemiliknya
79 Kabur
80 Ada aku disini
81 Mandi
82 Ketahuan?
83 Mengingatmu
84 Bukan Keinginan Nathan
85 Masih Sulit untuk Menerima
86 Sesuap
87 Janji
88 Sudah Pernah Merasakan
89 Nathan Berhak Tahu
90 Sosok Papa dalam pikiran Keenan
91 Sebuah Kunci
92 Harus Rajin Terapi
93 Terapi yang menyebalkan
94 Harus Pulang
95 Keenan marah sama Mama
96 Keenan Siap bertemu Papa
97 Tidak Tenang
98 Pertemuan Pertama Ayah dan Anak
99 Keenan takut sama Paman
100 Nathan Harus Tahu
101 Papa
102 Bermimpi
103 Nathan ingin pergi
104 Jangan Menangis, Papa
105 Perbedaan
106 Menempel dengan Papa
107 Keenan anak yang kritis
108 Berjuang bersama
109 Nanti Kirana ku ambil
110 Penentangan dari Herlangga
111 Rewel
112 Kesempurnaan
113 Pilihan ada di tanganmu
114 Nathan dan Keenan
115 Karena Terlalu mencintai ciptaannya
116 Ulang Tahun Keenan yang ke 5
117 Yang akan mengalah?
118 Mulai membaik
119 Berdamainya Ayah dan Anak
120 Pulang
121 Cara untuk merobohkan benteng
122 Biar Aku Yang Mengalah, ikuti caramu
123 Insecure nya Nathan
124 Melamarmu
125 Setelah belasan Tahun lamanya
126 Hari Baru Bersamamu
127 Keenan bucinnya Papa
128 Rumah Impian Kirana
129 Masih tidak terasa nyata
130 Pengasuh baru untuk Keenan
131 Anugerah
132 Harta Terindah
133 Biarkan Hama itu Menghilang
134 Ingin Berguna
135 Ngidam ala Kirana
136 5 Bulan berselang
137 Cepatlah besar, Matahariku
138 Malaikat
139 Amarah Nathan
140 Rasa sakit Kirana
141 Hukuman untuk Keenan
142 Ceroboh
143 Palsu
144 Kirana Menghilang
145 Pencarian terhadap Kirana
146 Dendam
147 Mama Erina
148 Upaya Penyelamatan
149 Berakhirnya Dendam
150 Pesan Terakhir
151 Pilihan yang sulit
152 Menyalahkan diri sendiri
153 Cintanya Papa
154 Cinta yang sempurna
155 Waktu
156 Terimakasih karena kembali
157 Pulang
158 Aku mohon bantu aku
159 Taman Bermain
160 Apapun akan diusahakan
161 Berobat
162 Keegoisan Kirana
163 Ulang Tahun Keenan dan Kayla
164 Tidak akan ada cinta setulus Nathan
165 Dari Nathan, untuk Kirana
166 Gelato
167 Dewasa karena keadaan
168 Hanya Rindu
169 Mama Sibuk Terus
170 Kangen Kamu
171 Aroma Tubuhnya
172 Final Chapter
173 I LOVE YOU IN EVERY UNIVERSE
174 Bonus Chapter 1
175 Bonus Chapter 2
176 Bonus Chapter 3
177 Bonus Chapter 4
178 Bonus Chapter 5
179 Bonus Chapter ( Keajaiban? )
180 Bonus Chapter ( Kejutan di Bali )
181 Bonus Chapter ( Pantai )
182 Bonus Chapter ( Ulang Tahun Perusahaan )
183 Bonus Chapter ( Pernikahan )
184 EPILOG
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Ana dan Nath
2
Tanpa Kepastian
3
ABSTRAK
4
Tidak akan mendapat restu
5
Aku Milikmu [ 21+ ]
6
Rencana Perjodohan
7
Rencana Jahat
8
Awal sebuah Perpisahan
9
Runtuh
10
Runtuh [ part 2 ]
11
Harus Melangkah
12
Syarat dari Papi
13
Kepergian Kirana
14
Kirana sudah pergi, Nathaniel
15
Keputusan Nathan
16
Perubahan Nathaniel
17
Nathan ingin menghancurkan Baswara
18
3 Tahun Berselang
19
Setelah 5 Tahun
20
Keenan, semangatku
21
Mama Keenan
22
Kamu baik-baik saja,kan?
23
Amarah dari Mami Felicya
24
Kondisi Nathan
25
Janji dari Mami
26
Liburan sederhana
27
Bertemu orang dari masa lalu
28
Luka di hati Kirana
29
Perjuangan Kirana tanpa Nathan
30
Kedatangan Dokter baru
31
Bayi Besar
32
Yang Nathan butuhkan
33
Nevan jadi pengganti
34
Taman Bermain
35
Alergi Udang
36
Mengurus Nathan
37
Hanya Kirana yang dia mau
38
Parfum Papa
39
Benci tapi Rindu
40
Ulang Tahun Papa
41
Kue Ulang Tahun
42
Segera bawa Kirana
43
Mengandung dan Melahirkan bukanlah sebuah Dosa
44
Keenan salinan Nathan
45
Sebuah Tawaran
46
Aku Harus apa sekarang?
47
Hilangnya sebuah kebanggaan
48
Halangan
49
Darah lebih Kental daripada Air
50
Keputusan Kirana
51
Keenan mau diajak ke Jakarta
52
Selamat Tinggal Kirana dan Keenan
53
Smoothies
54
Tiba di Jakarta
55
Makan Malam Keluarga
56
Menggantikan Richard
57
Terguncang
58
Maafkan Papi
59
Amarah Kirana
60
Aku yang berdosa
61
Perjalanan ke Bogor
62
Drop
63
Semangat Hidup Nathan
64
Sebuah Kebenaran
65
Perjuangan
66
Segala Kesalahpahaman itu lenyap
67
Aku Disini
68
Lepasnya Rindu itu
69
Terimakasih, Dokter Aidan
70
Bucin
71
Kamu Harus sembuh
72
Berhak Bahagia
73
LDR
74
Memohon
75
Sebagai Dokter dan Pasien
76
Doakan Papa
77
Sebuah Tatto
78
Pemiliknya
79
Kabur
80
Ada aku disini
81
Mandi
82
Ketahuan?
83
Mengingatmu
84
Bukan Keinginan Nathan
85
Masih Sulit untuk Menerima
86
Sesuap
87
Janji
88
Sudah Pernah Merasakan
89
Nathan Berhak Tahu
90
Sosok Papa dalam pikiran Keenan
91
Sebuah Kunci
92
Harus Rajin Terapi
93
Terapi yang menyebalkan
94
Harus Pulang
95
Keenan marah sama Mama
96
Keenan Siap bertemu Papa
97
Tidak Tenang
98
Pertemuan Pertama Ayah dan Anak
99
Keenan takut sama Paman
100
Nathan Harus Tahu
101
Papa
102
Bermimpi
103
Nathan ingin pergi
104
Jangan Menangis, Papa
105
Perbedaan
106
Menempel dengan Papa
107
Keenan anak yang kritis
108
Berjuang bersama
109
Nanti Kirana ku ambil
110
Penentangan dari Herlangga
111
Rewel
112
Kesempurnaan
113
Pilihan ada di tanganmu
114
Nathan dan Keenan
115
Karena Terlalu mencintai ciptaannya
116
Ulang Tahun Keenan yang ke 5
117
Yang akan mengalah?
118
Mulai membaik
119
Berdamainya Ayah dan Anak
120
Pulang
121
Cara untuk merobohkan benteng
122
Biar Aku Yang Mengalah, ikuti caramu
123
Insecure nya Nathan
124
Melamarmu
125
Setelah belasan Tahun lamanya
126
Hari Baru Bersamamu
127
Keenan bucinnya Papa
128
Rumah Impian Kirana
129
Masih tidak terasa nyata
130
Pengasuh baru untuk Keenan
131
Anugerah
132
Harta Terindah
133
Biarkan Hama itu Menghilang
134
Ingin Berguna
135
Ngidam ala Kirana
136
5 Bulan berselang
137
Cepatlah besar, Matahariku
138
Malaikat
139
Amarah Nathan
140
Rasa sakit Kirana
141
Hukuman untuk Keenan
142
Ceroboh
143
Palsu
144
Kirana Menghilang
145
Pencarian terhadap Kirana
146
Dendam
147
Mama Erina
148
Upaya Penyelamatan
149
Berakhirnya Dendam
150
Pesan Terakhir
151
Pilihan yang sulit
152
Menyalahkan diri sendiri
153
Cintanya Papa
154
Cinta yang sempurna
155
Waktu
156
Terimakasih karena kembali
157
Pulang
158
Aku mohon bantu aku
159
Taman Bermain
160
Apapun akan diusahakan
161
Berobat
162
Keegoisan Kirana
163
Ulang Tahun Keenan dan Kayla
164
Tidak akan ada cinta setulus Nathan
165
Dari Nathan, untuk Kirana
166
Gelato
167
Dewasa karena keadaan
168
Hanya Rindu
169
Mama Sibuk Terus
170
Kangen Kamu
171
Aroma Tubuhnya
172
Final Chapter
173
I LOVE YOU IN EVERY UNIVERSE
174
Bonus Chapter 1
175
Bonus Chapter 2
176
Bonus Chapter 3
177
Bonus Chapter 4
178
Bonus Chapter 5
179
Bonus Chapter ( Keajaiban? )
180
Bonus Chapter ( Kejutan di Bali )
181
Bonus Chapter ( Pantai )
182
Bonus Chapter ( Ulang Tahun Perusahaan )
183
Bonus Chapter ( Pernikahan )
184
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!