Di Bandara,
Kirana bersama Dokter Danu dan keluarganya sudah berada di bandara
Sebentar lagi Kirana dan Dokter Danu akan masuk ke ruang tunggu
"Jaga diri kamu baik baik ya Nak,kami akan sangat merindukanmu" ucap Maharani sesegukan
"Raih impianmu setinggi mungkin putriku,doa restu ayah akan selalu mengiringi langkahmu" ujar Herlangga memeluk erat sang putri
Kirana juga sama terisaknya,gadis itu berat harus meninggalkan kedua orang tuanya
"Makasih ayah dan bunda. Kalian udah mau dukung Kirana sejauh ini,kirana ga bakal ngecewain kalian", ujar Kirana
Herlangga menatap Dokter danu yang berdiri di samping Kirana
"Dokter Danu, saya titip putri saya pada anda tolong bimbing dia dan terimakasih karena sudah mau membantu dan menemani anak saya", ucap Herlangga
"Anda tidak perlu berterimakasih, Pak Mayjen ini sudah tanggung jawab saya sebagai pembimbing Kirana" sahut Danu
Herlangga dan Maharani mengangguk bersamaan
Kirana mendekat ke arah kedua orang tuanya
"Ayah dan Bunda,Kirana mohon tolong banget apapun yang terjadi jangan pernah katakan pada Nathan tentang keberadaan Kirana"
"Kirana pengen mengubur dalam dalam semua tentang Nathan" ujar Kirana lirih
Maharani mendekat ia mengusap pundak sang anak
"Iya sayang,kami yakin kamu tahu mana yang terbaik buat kamu pergi dan sembuhkanlah luka dihatimu nak,jangan biarkan luka itu menghalangi masa depanmu", sahut Maharani lalu kembali memeluk erat sang putri
"Makasih Bun,Kirana ga bakal kembali ke Indonesia lagi,negeri ini terlalu menyakitkan karena setiap penjuru negeri ini penuh dengan kenangan bersama Nathan", ujar Kirana
Maharani hanya bisa mengangguk pasrah dengan apapun keinginan sang buah hati
Akhirnya Kirana dan Dokter Danu masuk ke dalam ruang tunggu meninggalkan Herlangga dan Maharani yang masih terisak pilu
Kirana menoleh sekali lagi,dia tersenyum
Sementara itu Nathan,
Nathan baru saja tiba di bandara,dia buru buru turun dari atas mobil dan langsung berlari ke dalam
Nathan mengedarkan pandangannya pada seisi bandara berusaha menemukan Kirana
Namun nihil,dia tidak menemukan Kirana
Hingga kedua netra Nathan menangkap keberdaan Herlangga dan Maharani yang berjalan saling bergandengan saling menguatkan
Tanpa pikir panjang lagi,Nathan langsung menghampiri kedua parah baya itu
"Om dan Tante"
Kedua paruh baya itu sangat terkejut saat melihat Nathan muncul di hadapan keduanya dengan napas yang ngos ngosan
"Kirana dimana tante?'' tanya Nathan
Maharani tidak menjawab apapun,wanita itu melirik sang suami seolah memintanya untuk menjawab pertanyaan Nathan
"Kirana putri kami sudah pergi, Nathaniel. Dan dia tidak akan pernah kembali lagi", sahut Herlangga
Jawaban Herlangga membuat Nathan menggila frustasi
"Kemana Om? Kemana Ana pergi? Kenapa dia pergi?" tanya Nathan memburu
"Kamu tidak perlu mengetahui itu Nathaniel,antara kamu dan putriku sudah tidak ada apapun itu besok adalah hari pernikahanmu jadi pulanglah", ujar Herlangga
Nathan menggeleng dengan cepat,tidak dia tidak bisa menerima ini,lelaki itu bersimpun dihadapan kedua orang tua Kirana
"Nathan mohon Om dan Tante kasih tahu kemana Kirana pergi? Nathan harus menjelaskan semuanya pada Kirana", lirih Nathan
"Mau menjelaskan apa lagi? Semua sudah jelas,Kirana sudah menceritakan semuanya pada kami"
"Hari itu Kirana mendapatkan pesan dari nomor tidak di kenal yang mengirimkan video dan foto yang tidak senonoh tentang kamu dan setelah saya selidiki ternyata pengirim video itu adalah calon istrimu", ujar Herlangga
Nathan memejamkan kedua matanya,menahan amarah dan rasa sakit secara bersamaan
"Tapi itu semua tidak benar", sahut Nathan
Herlangga menghela nafasnya kasar
"Mau benar atau tidak itu sudah tidak penting lagi Nathaniel,hati putriku sudah hancur jiwanya hancur dan itu karenamu,sudahlah lupakan semua tentang kalian dan lanjutkanlah hidupmu", sahut Herlangga
Herlangga dan Maharani berjalan meninggalkan Nathan yang masih duduk diam mematung diatas dinginnya lantai bandara
"Hahaha buawhahaha", Nathan tertawa dengan sangat mengerikan
"Kalian sangat ingin memisahkan aku dengan Kirana?" lirih Nathan
Lelaki itu memukul mukul dadanya dengan keras
Diatas Pesawat,
Kirana duduk di bangku first class,menutupi kedua matanya dengan kacamata hitam
Dia hanya diam coba meredam berbagai rasa yang berkecamuk dalam hatinya
Bohong kalau Kirana tidak peduli dengan pernikahan Nathan,gadis itu buru buru pergi karena tidak ingin menyaksikan pernikahan dari lelaki yang masih sangat dia cintai
"Selamat tinggal Nathaniel,mulai sekarang dan seterusnya kita tidak akan pernah bertemu lagi karena aku tidak akan membiarkan itu,takdir kita berakhir disini", ucap Kirana
Setetes air mata kembali mengaliri pipi mulusnya
Kirana melihat keluar jendela memandangi langit dan awan yang memberi sedikit ketenangan
Dengan sangat lembut Kirana mengelus perutnya,dia lalu memejamkan kedua matanya
"Semua akan baik baik saja" gumam Kirana
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments