Setelah perdebatan hari itu,Kirana dan Nathan seolah saling mendiamkan sudah 3 hari berlalu bahkan Nathan sudah kembali ke Jakarta
Tapi hingga kini baik Nathan maupun Kirana tidak saling memberikan kabar dalam bentuk apapun,keduanya sama sama membisu
Kirana merebahkan punggungnya pada kursi yang ada diruang kerjanya,wanita itu memejamkan matanya erat seolah berjuta pikiran ada dalam otak cerdasnya
"Ki, halooo Kirana", ucap Syifa sambil melambaikan tangannya ke depan mata Kirana
"Apa Syif?", sahut Kirana datar
"Hey ayolah ini sudah jam pulang ayo kita pulang sekarang saja,atau kamu masih betah disini?", tanya Syifa
Kirana tidak langsung menjawab gadis itu masih diam,jujur saja Kirana sedang sangat malas berada di KOS tapi memutuskan untuk tetap berada dirumah sakit setelah seharian penuh disini juga terdengar membosankan baginya
"Syif bagaimana kalau kita mampir kemana dulu begitu? Ke mall atau cafe?", tanya Kirana
Syifa tersenyum mendengarnya dia tahu kalau sang sahabat sedang tidak baik baik saja,sebab sangat jarang Kirana mau diajak apalagi mengajak hangout begini,biasanya Kirana memilih untuk langsung pulang ke KOS saja setelah jadwal piketnya selesai yaa jadi kalau sudah begini sudah bisa dipastikan kalau Kirana sedang tidak baik baik saja
"Yaudah ayukk!!!", sahut Syifa antusias
Kirana dan Syifa segera bangkit dan mulai bersiap untuk meninggalkan rumah sakit
Keduanya meninggalkan rumah sakit dan mulai jalan menuju tempat tujuan mereka menggunakan mobil civic turbo milik Kirana
"Enaknya kita nongki dimana ya?", tanya Kirana
"Bentar bentar", sahut Syifa sambil matanya celingukan mencari tempat yang enak
Setelah bingung menentukan tempat,akhirnya pilihan dijatuhkan pada sebuah cafe yang tidak terlalu rame tapi juga tidak sepi terlihat nyaman untuk bersantai
Setelah memarkirkan mobil dengan aman Kirana dan Syifa segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam cafe
Keduanya memilih duduk di pojokan saja,seorang pelayan langsung menghampiri mereka untuk mencatat pesanan
"Hem saya pesan matcha latte sama tiramisu dessert aja ya mbak oh ya matcha latte nya tolong jangan manis manis", ucap Kirana yang langsung diangguki sopan oleh sang pelayan
"Kalau saya pesan avocado coffe sama dimsum mentai aja mbak", ucap Syifa yang juga langsung di catat oleh sang pelayan
"Baik kak pesanannya sudah saya catat,silahkan ditunggu", ucap si pelayan sopan lalu berlalu dari hadapan Syifa dan Kirana
Syifa menatap lekat wajah Kirana yang terlihat sangat lesu dan tidak bersemangat itu
"Ki,sebenarnya ada apa? Kamu terlihat lesu,kenapa Ki?", tanya Syifa
Kirana hanya diam lalu menghembuskan nafas kasar ia balik menatap wajah Syifa
"Nathan Syif", sahut Kirana
"Ada apa dengan Nathan? Apa kalian bertengkar?", tanya Syifa lagi
"Entahlah Syif aku tidak tahu ini disebut bertengkar atau apa tapi yang jelas sudah 3 hari ini kami saling diam,Nathan tidak menghubungiku begitupun aku juga tidak menghubungi Nathan", sahut Kirana lesu
Syifa sudah menebaknya sudah pasti pekara itu yang membuat Kirana terlihat lesu bahkan murung beberapa hari ini
"Apa karena perbedaan itu? Kalian mendebatkan itu?", tanya Syifa hati hati
Dan kirana hanya mengangguk pelan sebagai jawaban
"Ki kalau menurutku akan jauh lebih baik kalau kamu lebih dulu menghubungi Nathan,mungkin saja dia ingin menghubungimu lebih dulu tapi dia takut kalau mungkin nanti kamu cuekin dia,mengalahlah Kirana", ujar Syifa lembut
"Bukannya aku tidak ingin mengalah Syif tapi entahlah semua terasa sangat absurd dalam kisah kami tapi aku masih sangat mencintai Nathan jadi aku harus bagaimana?", tanya Kirana senduh
Syifa menggenggam erat tangan Kirana untuk memberinya kekuatan, "Ki kalau kamu bertanya padaku maka aku cuma bisa kasih 1 jawaban buat kamu"
"Apa itu Syif?", tanya Kirana
"Ajak Nathan mengalah dan mengikuti caramu Ki hanya itu solusi untuk kalian", ujar Syifa
Mendengar penuturan Syifa membuat Mata Kirana memerah ada rasa sesak dalam dadanya namun buru buru ia menggelengkan kepalanya
"Tidak segampang itu Syif andai bisa aku dan Nathan kami tidak akan sebingung ini,kamu tahu kan bagaimana berpengaruhnya keluarga Nathan? Papi dan Mami nya aku yakin mereka tidak akan mengijinkan itu dan Nathan juga tidak mungkin menentang kedua orang tuanya dan Tuhannya", ujar Kirana senduh
"Kirana lalu apa kamu tidak akan melepaskan Nathan? Hubungan kalian akan terus seperti ini?", tanya Syifa lagi
Kirana hanya menggeleng pelan,"Aku juga tidak tahu Syif tapi untuk saat ini biarlah begini terlebih dahulu"
Syifa mengangguk ia tersenyum dan memberikan pelukan hangat pada kirana sebagai bentuk dukungan dan semangat untuk sahabat tercinta
Setelah kurang lebih 2 jam berada di cafe ini,akhirnya Kirana dan Syifa memutuskan untuk pulang ke KOS
Keduanya berjalan beriringan menuju tempat mobil Kirana diparkirkan,wajah Kirana masih terlihat senduh meski bibirnya tersenyum
Tidak jauh dari tempat mereka terlihat seorang wanita cantik baru saja turun dari mobil HRV keluaran terbaru,ia tengah menelpon seseorang untuk mengabarkan bahwa ia baru saja tiba di tempat mereka janjian saat kedua matanya secara tidak sengaja menangkap seseorang yang juga dia kenal ada di tempat ini
"Kirana? Itu Kirana?", ujar wanita itu
Dia ingin mengejar Kirana namun sayangnya Kirana sudah keburu masuk kedalam mobil bahkan telah melajukan mobilnya secara perlahan
"Kirana!! Ya tidak salah lagi itu Kirana! Tapi apa yang dia lakukan di tempat ini?", ucap wanita itu dengan kedua matanya yang terus memandang kepergian kirana
Seketika sebuah senyuman simpul terbit diatas bibir tipisnya
*********
Keesokan harinya di Jakarta,Nathan tengah menghadiri meeting bersama beberapa orang lainnya
Namun fokus Nathan sama sekali tidak tertuju pada layar proyekter maupun pada orang yang tengah melakukan presentasi
Fokus Nathan justru tertuju pada sang belahan jiwa yaitu Kirana,sudah beberapa hari ini Nathan terus memikirkan Kirana setiap saat,entah bagaimana kabar gadis cantiknya itu
"Haruskah aku hubungi dia? Tapi bagaimana kalau ternyata dia masih marah padaku?", gumam Nathan yang masih bisa di dengar oleh Asisten Pribadinya
Setelah 1 jam berlalu akhirnya meeting pun selesai dilakukan,Nathan menjabat tangan dua orang yang baru saja menyelesaikan presentasinya sebelum kedua orang itu meninggalkan ruang meeting
Tepat setelah itu,Nathan kembali merubuhkan punggungnya pada kursi ia berusaha melonggarkan dasinya
"What's wrong bro? Lu gak keliatan fine selama beberapa hari ini? Ceritain ke gua apa yang salah?", tanya Andrew asisten Pribadi sekaligus sahabat Nathan
"Kirana", sahut Nathan datar
"Why? Dia marah sama lu?", tanya Andrew dan hanya diangguki saja oleh Nathan
"Dah ketebak sih gua,soalnya cuma Kirana yang bisa bikin lu hilang fokus Nathaniel", ujar Andrew
"Andrew? Apa menurut lu,gua sama Kirana bisa jadi satu?", tanya Nathan tiba tiba
Andrew mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari sang sahabat
"Tiba tiba? Kenapa? Lu ga yakin ama Kirana?", tanya Andrew
"Gua selalu yakin ama Kirana Ndrew,disini gua ga yakin ama diri gua sendiri,gua gak yakin kalau bisa ninggalin keyakinan gua demi bersatu ama Kirana", ucap Nathan sambil menatap hampa langit langit
Andrew menghela nafas kasar lalu memberikan sapuan pada pundak Nathan
"Do you love her?", tanya Andrew
"You know that i love her so much, i can't live without her", sahut Nathan
"Kalau gitu perjuangain cinta lu ke Kirana,don't let her go", ujar Andrew
Nathan tersenyum dia seolah baru saja mendapatkan dukungan dari sang sahabat,ya Andrew memang benar karena Nathan tidak akan pernah melepaskan Kirana sampai kapanpun itu
"Mending sekarang gua pesenin lu tiket ke Joga,flight siang ini juga? Gimana bro?", tanya Andrew sambil menaik turunkan kedua matanya
Nathan tersenyum merkah ia memberikan tangannya pada Andrew,"Tod dos dulu Kita,lu emang paling ngerti gua"
Andrew memutar bola matanya malas,dia sadar kalau setelah ini dia akan sangat sibuk karena sudah bisa dipastikan dia akan menghandel pekerjaan Nathan selama beberapa hari ke depan
Sementara itu di tempat lain,seorang pria paru baya terlihat tengah fokus dengan stick golf di depannya,pria itu baru saja berhasil menggulirkan bola putih menggunakan stick itu saat Asistennya mendekat dan mengantarkan ponsel miliknya yang sudah berdering sejak tadi
"Permisi Tuan,ada telpon untuk Anda",ujar Sang asisten
Pria itu tidak menjawab,kedua matanya tetap fokus melihat ke arah bola yang masih bergulur menuju tempatnya baru setelah memastikan bola itu masuk ke dalam tempat yang semestinya ia mengambil ponsel itu dan menjawab panggilan yang terus berdering
"Katakan ada apa Pak Jenderal?", tanyanya to the point
Keduanya mengobrol selama beberapa menit sebelum ia mengakhiri panggilan itu
"Hubungi Nathan dan suruh dia menemuiku di rumah malam ini", ujar pria paru baya yang ternyata adalah Baswara Adhiwiguna Papi kandungnya Nathan
Pemilik sekaligus CEO dari Adhiwiguna Grup dan juga Papi dari Nathan,siapa yang tidak mengenalnya? Satu Jakarta bahkan seluruh Indonesia mengetahui siapa Baswara dan bagaimana sepak terjangnya dalam dunia bisnis
"Maaf Tuan tapi Tuan Muda tidak di Jakarta,saya baru saja mendapat kabar bahwa Tuan Muda baru saja melakukan penerbangan ke Jogjakarta siang ini", sahut si asisten sambil menundukkan kepalanya
Baswara melirik si asisten,entah mengapa suasana hatinya mendadak jadi buruk mendengar fakta bahwa sang putra sekarang berada di Jogja
Ya tentu saja Baswara juga tahu apa tujuan Nathan hingga meninggalkan pekerjaan demi datang ke Jogja
"Anak itu,dia terus saja bersikap seenaknya sendiri", gumam Baswara kesal
"Gadis itu,kenapa Nathan tidak bisa lepas darinya? Padahal jelas jelas mereka tidak akan pernah bisa bersatu", gumam Baswara
Sang Asisten hanya diam dan terus menunduk,dia tahu kalau Baswara sedang berada pada mood yang buruk dan kalau dia menjawab dia takut jawabannya hanya akan memperburuk suasa hati Baswara
Akhirnya dengan perasaan kesal Baswara melangkah,dia memutuskan untuk meninggalkan tempat golf karena sudah tidak mungkin melanjutkan permainan dengan mood yang sangat buruk
************
Di Jogjakarta,
Kirana baru saja menyelesaikan pekerjaanya,yaa ini masih sore dan piketnya berakhir dengan cepat sore ini
Jadi bisa dibilang ini adalah sebuah jackpot tersendiri untuk Kirana,setidaknya dia bisa pulang cepat dan bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk istirahat di KOS
"Syifa sudah pulang duluan jadi aku harus pesan gojek sepertinya? Atau gocar?", gumam Kirana sebelum menjatuhkan pilihannya pada gocar
Setelah beberapa saat akhirnya Kirana memutuskan untuk turun kebawah karena sepertinya gocar yang dia pesan akan segera tiba
Lift yang digunakan Kirana baru saja sampai di lobby saat ia secara tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang sangat dia kenal
"Kamu?", ucap Kirana
"Kirana!! Ini beneran kamu? Hoo sudah lama kita ga ketemu Ki", sahut seorang wanita yang sangat antusias
"Ah iya ini aku Kirana! Aku senang bertemu denganmu Erina!! Sudah sangat lama sejak aku melihatmu", ujar Kirana
Keduanya saling berpelukan untuk melepaskan kerinduan satu sama lain
"Bagaimana kabarmu Er?", tanya Kirana
"Aku sangat baik Ki", sahut Erina
Ya gadis itu adalah Erina,Erina Gunawan yang merupakan teman SMP hingga SMA Kirana,keduanya berteman dekat
Mungkin karena mereka sama sama anak Jenderal maka dari itu mereka cocok saling berteman
Ayah Erina yaitu Handri Gunawan adalah seorang jenderal bintang 1 di Kepolisian
"Oh iya Er kayaknya gocar yang aku pesan udah sampai deh,kita ngobrol lain kali aja yA?", tawar Kirana setelah ia mendapatkan pesan masuk di ponselnya
Raut wajah Erina berubah senduh,gadis itu sedih karena baru saja bertemu tapi harus berpisah lagi
"Ki bagaimana kalau aku saja yang mengantarmu pulang? Gocar itu kamu cancel saja? Gimana? Aku masih kangen Ki", rengek Erina
Kirana jadi tidak tega,sebetulnya dia juga masih kangen dan ingin ngobrol dengan Erina
"Tunggu sebentar", kirana mengeluarkan ponselnya dia mengubungi gocar dan ingin membatalkan pesanan namun ia tetap memberikan kompensasi untuk itu
"Aku sudah membatalkannya Er,sekarang ayo ikut denganku,kita ke cafetaria rumah sakit aja", ujar Kirana menggandeng tangan Erina yang merasa kegirangan karena bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Kirana
Keduanya sudah berada di cafeteria,seperti biasa Kirana akan duduk di pojokan
"Kamu kemana saja Er? Aku tidak pernah mendengar kabarmu bahkan sosial mediamu pun sulit kutemukan", tanya Kirana
"Aku tinggal di Canada selama beberapa tahun ini Ki,bersama dengan Bibiku,kamu ingat kan kalau aku sangat nyaman bersama dengan bibiku? Aku kuliah disana tapi sudah selesai jadi aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia saja", sahut Erina
"Ah pantas saja,lalu kenapa kamu di Jogja? Bukankah harusnya kamu di Jakarta?", tanya Kirana
"Aku ada pekerjaan Ki,aku sedang berusaha mengembangkan kosmetik,kamu tahu kan aku tertarik dengan kosmetik sejak dulu? Ah ya bagaimana denganmu?", tanya Erina
"Seperti yang kamu lihat Er,aku baik sangat baik,aku sedang koas sekarang aku akan menyelesaikannya 5 bulan lagi", sahut Kirana tenang sambil menghisap gelas matcha latte di depannya
"Wah kamu hebat Ki,kamu mewujudkan mimpimu jadi Dokter ya", ujar Erina bangga dan Kirana hanya mengangguk
Erina terlihat tenga memikirkan sesuatu sebelum ia kembali membuka bibir tipisnya dan mengajukan pertanyaan lain pada Kirana
"Lalu bagaimana dengan Nathan? Apa kalian masih bersama?", tanya Erina penasaran
Kirana langsung menghentikkan gerakannya yang tengah berusaha menyuapkan sesendok roti ke mulutnya
"Ya kami masih bersama Er", sahut Kirana dengan senyum canggung yang entah mengapa ada sedikit perasaan lain dihatinya
Raut wajah Erina berubah begitu mendengar jawaban dari Kirana,namun segera ia berusaha menutupinya agar Kirana tidak curiga padanya
"Kalian awet juga ya padahal dah 10 tahun tapi masih langgeng aja", sahut Erina dengan wajah sumringah
"Ya begitulah Er,kami tidak bisa saling melepaskan,cinta kami masih sama sama kuat", jawab kirana dengan kedua matanya yang memancarkan binar cinta
Tanpa Kirana sadari sebenarnya Erina sudah mengepalkan erat kedua tangannya,dia meletakkan tangannya di atas paha maka dari itu Kirana tidak bisa melihatnya
Erina masih akan bertanya sebelum ponsel milik Kirana berbunyi
"Bentar ya Er", ucap Kirana lalu menekan tombol hijau di layar ponselnya
"Halo dengan Kirana Daneswari disini,iya Pak ada yang bisa saya bantu?", tanya Kirana pada orang di seberang sana
"Apa Pak? Baik saya akan segera kesana", sahut Kirana
Kirana segera memasukkan ponselnya ke dalam tas sebelum ia kembali fokus pada Erina
"Maaf Er tapi kayaknya aku harus pergi", ucap Kirana terdengar mendesak
"Mau kemana Ki? Kan kita belum selesai ngobrolnya", ujar Erina berusaha mencegah
Kirana sudah lebih dulu berdiri,ia menoleh pada Erina, "Nathan Er"
"Ada apa dengan Nathan? Apa terjadi sesuatu padanya?", tanya Erina terdengar khawatir
"Tidak Er,hanya saja dia sudah menungguku di lobby barusan security menelpon untuk memberitahukan itu padaku,aku pergi dulu ya Er nanti aku hubungi lagi", ucap Kirana mengulas sebuah senyuman sebelum melangkah meninggalkan Erina
Erina masih mematung ekspresinya menunjukkan bahwa dia tidak bahagia dengan apa yang baru saja dia dengar bahkan tatapan matanya berubah drastis setelah Kirana menghilang dari hadapannya
Sementara itu,Kirana mengedarkan pandangannya ke penjuru lobby untuk mencari sosok Nathan,entah mengapa namun hatinya yang berhari hari ini merasa sangat hampa mendadak menyala begitu mengetahui bahwa Nathan sekarang ada disini untuk menjemputnya
Kedua netra indah kirana berhasil menangkap sosok Nathan yang berdiri di depan pintu,Kirana langsung jalan menghampiri Nathan
"Nath", ujar Kirana yang masih mencoba jual mahal
Merasa dirinya dipanggil oleh sosok gadis yang amat dia rindukan membuat Nathan langsung menoleh,ia tersenyum dan langsung berlari ke arah Kirana
Tanpa basa basi tanpa aba aba Nathan langsung memeluk erat tubuh Kirana,hingga membuat gadis itu terkejut sekaligus malu dengan aksi Nathan
"Nath apa yang kamu lakukan?", tanya Kirana sambil berusaha melepaskan pelukan Nathan
Nathan tidak menjawab apapun,lelaki itu hanya diam sambil terus memeluk erat Kirana rasanya dia sangat tenang saat memeluk tubuh Kirana
"Lepaskan aku Nath! Lihatlah semua orang melihat kita,bagaimana kalau Dokter pembimbingku melihatnya?", ucap Kirana sambil terus berusaha melepaskan pelukan Nathan darinya
"Aku merindukanmu Ana", ujar Nathan lirih
Kirana akhirnya melepaskan pelukan Nathan,walaupun sebenarnya dia juga rindu tapi Kirana juga kesal pada kekasihnya itu,bagaimana bisa dia betah tidak berkomunikasi selama berhari hari dengannya
"Pembohong", ucap Kirana dingin lalu segera berjalan meninggalkan Nathan
"Ana tunggu", teriak Nathan sambil mengejar Kirana
Namun gadis itu seolah tuli,ia tidak mempedulikan Nathan
"Ana kumohon tunggu aku! Dengarkan penjelaskanku dulu Ana", ujar Nathan sambil berusaha meraih tangan Kirana
Nathan akhirnya berhasil meraih tangan kirana namun gadis itu melepaskannya dengan cukup kasar
Nathan tidak punya pilihan lain,ia langsung memeluk Kirana dari belakang untuk menghentikan langkah Kirana,Nathan tidak peduli jika kini mata semua orang tertuju pada keduanya
"Jangan pernah melangkah meninggalkan aku Ana,tidak walau hanya 1cm", ucap Nathan lembut
Kirana masih diam,gadis itu masih kesal dan marah pada Nathan dan tentu saja Nathan sadar akan itu
"Jangan marah sayang,aku disini sekarang bersamamu,maafkan aku", ucap Nathan lembut
Kirana sudah tidak tahan lagi,rasa rindu pada Nathan jauh lebih dalam daripada kesalnya
"Aku memaafkanmu Nath", sahut Kirana
Nathan tersenyum,dia tahu gadisnya itu berhati lembut
"Jangan seperti kemarin lagi,aku tidak suka saat kita berhenti berkomunikasi", ucap Kirana yang kini sudah membalik tubuhnya ke arah Nathan
"Iya sayangku,maaf ya kemarin aku terlalu takut kalau kamu mengabaikanku makanya aku diam tapi lihatlah sekarang aku disini kan? Bersamamu", kata Nathan dengan senyum lembutnya
"Aku merindukanmu Ana", ucap Nathan lembut
"Aku juga merindukanmu Nath", sahut Kirana
Nathan tersenyum mendengarnya,ia langsung membawa Kirana dalam pelukannya dan Kirana tidak menolak
Keduanya berpelukan dengan erat,seolah tidak peduli bahwa saat ini mereka belum meninggalkan halaman rumah sakit
Tanpa disadari oleh Nathan dan Kirana bahwa sebenarnya sejak tadi Erina mengamati keduanya dari kejauhan
Wajah Erina marah padam darahnya mendidih menyaksikan ini semua kedua tangannya mengepal erat hingga memutih
"Aku tidak akan membiarkan kalian bersatu!! Tidak akan!!", gumam Erina murka
TBC
*KRITIK DAN SARAN SANGAT AKU NANTIKAN DARI KALIAN GUYS,JANGAN LUPA COMMENT YA😀😀*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Itha Fitra
kawan jd lawan
2024-02-15
0