ABSTRAK

Setelah perdebatan hari itu,Kirana dan Nathan seolah saling mendiamkan sudah 3 hari berlalu bahkan Nathan sudah kembali ke Jakarta

Tapi hingga kini baik Nathan maupun Kirana tidak saling memberikan kabar dalam bentuk apapun,keduanya sama sama membisu

Kirana merebahkan punggungnya pada kursi yang ada diruang kerjanya,wanita itu memejamkan matanya erat seolah berjuta pikiran ada dalam otak cerdasnya

"Ki, halooo Kirana", ucap Syifa sambil melambaikan tangannya ke depan mata Kirana

"Apa Syif?", sahut Kirana datar

"Hey ayolah ini sudah jam pulang ayo kita pulang sekarang saja,atau kamu masih betah disini?", tanya Syifa

Kirana tidak langsung menjawab gadis itu masih diam,jujur saja Kirana sedang sangat malas berada di KOS tapi memutuskan untuk tetap berada dirumah sakit setelah seharian penuh disini juga terdengar membosankan baginya

"Syif bagaimana kalau kita mampir kemana dulu begitu? Ke mall atau cafe?", tanya Kirana

Syifa tersenyum mendengarnya dia tahu kalau sang sahabat sedang tidak baik baik saja,sebab sangat jarang Kirana mau diajak apalagi mengajak hangout begini,biasanya Kirana memilih untuk langsung pulang ke KOS saja setelah jadwal piketnya selesai yaa jadi kalau sudah begini sudah bisa dipastikan kalau Kirana sedang tidak baik baik saja

"Yaudah ayukk!!!", sahut Syifa antusias

Kirana dan Syifa segera bangkit dan mulai bersiap untuk meninggalkan rumah sakit

Keduanya meninggalkan rumah sakit dan mulai jalan menuju tempat tujuan mereka menggunakan mobil civic turbo milik Kirana

"Enaknya kita nongki dimana ya?", tanya Kirana

"Bentar bentar", sahut Syifa sambil matanya celingukan mencari tempat yang enak

Setelah bingung menentukan tempat,akhirnya pilihan dijatuhkan pada sebuah cafe yang tidak terlalu rame tapi juga tidak sepi terlihat nyaman untuk bersantai

Setelah memarkirkan mobil dengan aman Kirana dan Syifa segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam cafe

Keduanya memilih duduk di pojokan saja,seorang pelayan langsung menghampiri mereka untuk mencatat pesanan

"Hem saya pesan matcha latte sama tiramisu dessert aja ya mbak oh ya matcha latte nya tolong jangan manis manis", ucap Kirana yang langsung diangguki sopan oleh sang pelayan

"Kalau saya pesan avocado coffe sama dimsum mentai aja mbak", ucap Syifa yang juga langsung di catat oleh sang pelayan

"Baik kak pesanannya sudah saya catat,silahkan ditunggu", ucap si pelayan sopan lalu berlalu dari hadapan Syifa dan Kirana

Syifa menatap lekat wajah Kirana yang terlihat sangat lesu dan tidak bersemangat itu

"Ki,sebenarnya ada apa? Kamu terlihat lesu,kenapa Ki?", tanya Syifa

Kirana hanya diam lalu menghembuskan nafas kasar ia balik menatap wajah Syifa

"Nathan Syif", sahut Kirana

"Ada apa dengan Nathan? Apa kalian bertengkar?", tanya Syifa lagi

"Entahlah Syif aku tidak tahu ini disebut bertengkar atau apa tapi yang jelas sudah 3 hari ini kami saling diam,Nathan tidak menghubungiku begitupun aku juga tidak menghubungi Nathan", sahut Kirana lesu

Syifa sudah menebaknya sudah pasti pekara itu yang membuat Kirana terlihat lesu bahkan murung beberapa hari ini

"Apa karena perbedaan itu? Kalian mendebatkan itu?", tanya Syifa hati hati

Dan kirana hanya mengangguk pelan sebagai jawaban

"Ki kalau menurutku akan jauh lebih baik kalau kamu lebih dulu menghubungi Nathan,mungkin saja dia ingin menghubungimu lebih dulu tapi dia takut kalau mungkin nanti kamu cuekin dia,mengalahlah Kirana", ujar Syifa lembut

"Bukannya aku tidak ingin mengalah Syif tapi entahlah semua terasa sangat absurd dalam kisah kami tapi aku masih sangat mencintai Nathan jadi aku harus bagaimana?", tanya Kirana senduh

Syifa menggenggam erat tangan Kirana untuk memberinya kekuatan, "Ki kalau kamu bertanya padaku maka aku cuma bisa kasih 1 jawaban buat kamu"

"Apa itu Syif?", tanya Kirana

"Ajak Nathan mengalah dan mengikuti caramu Ki hanya itu solusi untuk kalian", ujar Syifa

Mendengar penuturan Syifa membuat Mata Kirana memerah ada rasa sesak dalam dadanya namun buru buru ia menggelengkan kepalanya

"Tidak segampang itu Syif andai bisa aku dan Nathan kami tidak akan sebingung ini,kamu tahu kan bagaimana berpengaruhnya keluarga Nathan? Papi dan Mami nya aku yakin mereka tidak akan mengijinkan itu dan Nathan juga tidak mungkin menentang kedua orang tuanya dan Tuhannya", ujar Kirana senduh

"Kirana lalu apa kamu tidak akan melepaskan Nathan? Hubungan kalian akan terus seperti ini?", tanya Syifa lagi

Kirana hanya menggeleng pelan,"Aku juga tidak tahu Syif tapi untuk saat ini biarlah begini terlebih dahulu"

Syifa mengangguk ia tersenyum dan memberikan pelukan hangat pada kirana sebagai bentuk dukungan dan semangat untuk sahabat tercinta

Setelah kurang lebih 2 jam berada di cafe ini,akhirnya Kirana dan Syifa memutuskan untuk pulang ke KOS

Keduanya berjalan beriringan menuju tempat mobil Kirana diparkirkan,wajah Kirana masih terlihat senduh meski bibirnya tersenyum

Tidak jauh dari tempat mereka terlihat seorang wanita cantik baru saja turun dari mobil HRV keluaran terbaru,ia tengah menelpon seseorang untuk mengabarkan bahwa ia baru saja tiba di tempat mereka janjian saat kedua matanya secara tidak sengaja menangkap seseorang yang juga dia kenal ada di tempat ini

"Kirana? Itu Kirana?", ujar wanita itu

Dia ingin mengejar Kirana namun sayangnya Kirana sudah keburu masuk kedalam mobil bahkan telah melajukan mobilnya secara perlahan

"Kirana!! Ya tidak salah lagi itu Kirana! Tapi apa yang dia lakukan di tempat ini?", ucap wanita itu dengan kedua matanya yang terus memandang kepergian kirana

Seketika sebuah senyuman simpul terbit diatas bibir tipisnya

*********

Keesokan harinya di Jakarta,Nathan tengah menghadiri meeting bersama beberapa orang lainnya

Namun fokus Nathan sama sekali tidak tertuju pada layar proyekter maupun pada orang yang tengah melakukan presentasi

Fokus Nathan justru tertuju pada sang belahan jiwa yaitu Kirana,sudah beberapa hari ini Nathan terus memikirkan Kirana setiap saat,entah bagaimana kabar gadis cantiknya itu

"Haruskah aku hubungi dia? Tapi bagaimana kalau ternyata dia masih marah padaku?", gumam Nathan yang masih bisa di dengar oleh Asisten Pribadinya

Setelah 1 jam berlalu akhirnya meeting pun selesai dilakukan,Nathan menjabat tangan dua orang yang baru saja menyelesaikan presentasinya sebelum kedua orang itu meninggalkan ruang meeting

Tepat setelah itu,Nathan kembali merubuhkan punggungnya pada kursi ia berusaha melonggarkan dasinya

"What's wrong bro? Lu gak keliatan fine selama beberapa hari ini? Ceritain ke gua apa yang salah?", tanya Andrew asisten Pribadi sekaligus sahabat Nathan

"Kirana", sahut Nathan datar

"Why? Dia marah sama lu?", tanya Andrew dan hanya diangguki saja oleh Nathan

"Dah ketebak sih gua,soalnya cuma Kirana yang bisa bikin lu hilang fokus Nathaniel", ujar Andrew

"Andrew? Apa menurut lu,gua sama Kirana bisa jadi satu?", tanya Nathan tiba tiba

Andrew mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari sang sahabat

"Tiba tiba? Kenapa? Lu ga yakin ama Kirana?", tanya Andrew

"Gua selalu yakin ama Kirana Ndrew,disini gua ga yakin ama diri gua sendiri,gua gak yakin kalau bisa ninggalin keyakinan gua demi bersatu ama Kirana", ucap Nathan sambil menatap hampa langit langit

Andrew menghela nafas kasar lalu memberikan sapuan pada pundak Nathan

"Do you love her?", tanya Andrew

"You know that i love her so much, i can't live without her", sahut Nathan

"Kalau gitu perjuangain cinta lu ke Kirana,don't let her go", ujar Andrew

Nathan tersenyum dia seolah baru saja mendapatkan dukungan dari sang sahabat,ya Andrew memang benar karena Nathan tidak akan pernah melepaskan Kirana sampai kapanpun itu

"Mending sekarang gua pesenin lu tiket ke Joga,flight siang ini juga? Gimana bro?", tanya Andrew sambil menaik turunkan kedua matanya

Nathan tersenyum merkah ia memberikan tangannya pada Andrew,"Tod dos dulu Kita,lu emang paling ngerti gua"

Andrew memutar bola matanya malas,dia sadar kalau setelah ini dia akan sangat sibuk karena sudah bisa dipastikan dia akan menghandel pekerjaan Nathan selama beberapa hari ke depan

Sementara itu di tempat lain,seorang pria paru baya terlihat tengah fokus dengan stick golf di depannya,pria itu baru saja berhasil menggulirkan bola putih menggunakan stick itu saat Asistennya mendekat dan mengantarkan ponsel miliknya yang sudah berdering sejak tadi

"Permisi Tuan,ada telpon untuk Anda",ujar Sang asisten

Pria itu tidak menjawab,kedua matanya tetap fokus melihat ke arah bola yang masih bergulur menuju tempatnya baru setelah memastikan bola itu masuk ke dalam tempat yang semestinya ia mengambil ponsel itu dan menjawab panggilan yang terus berdering

"Katakan ada apa Pak Jenderal?", tanyanya to the point

Keduanya mengobrol selama beberapa menit sebelum ia mengakhiri panggilan itu

"Hubungi Nathan dan suruh dia menemuiku di rumah malam ini", ujar pria paru baya yang ternyata adalah Baswara Adhiwiguna Papi kandungnya Nathan

Pemilik sekaligus CEO dari Adhiwiguna Grup dan juga Papi dari Nathan,siapa yang tidak mengenalnya? Satu Jakarta bahkan seluruh Indonesia mengetahui siapa Baswara dan bagaimana sepak terjangnya dalam dunia bisnis

"Maaf Tuan tapi Tuan Muda tidak di Jakarta,saya baru saja mendapat kabar bahwa Tuan Muda baru saja melakukan penerbangan ke Jogjakarta siang ini", sahut si asisten sambil menundukkan kepalanya

Baswara melirik si asisten,entah mengapa suasana hatinya mendadak jadi buruk mendengar fakta bahwa sang putra sekarang berada di Jogja

Ya tentu saja Baswara juga tahu apa tujuan Nathan hingga meninggalkan pekerjaan demi datang ke Jogja

"Anak itu,dia terus saja bersikap seenaknya sendiri", gumam Baswara kesal

"Gadis itu,kenapa Nathan tidak bisa lepas darinya? Padahal jelas jelas mereka tidak akan pernah bisa bersatu", gumam Baswara

Sang Asisten hanya diam dan terus menunduk,dia tahu kalau Baswara sedang berada pada mood yang buruk dan kalau dia menjawab dia takut jawabannya hanya akan memperburuk suasa hati Baswara

Akhirnya dengan perasaan kesal Baswara melangkah,dia memutuskan untuk meninggalkan tempat golf karena sudah tidak mungkin melanjutkan permainan dengan mood yang sangat buruk

************

Di Jogjakarta,

Kirana baru saja menyelesaikan pekerjaanya,yaa ini masih sore dan piketnya berakhir dengan cepat sore ini

Jadi bisa dibilang ini adalah sebuah jackpot tersendiri untuk Kirana,setidaknya dia bisa pulang cepat dan bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk istirahat di KOS

"Syifa sudah pulang duluan jadi aku harus pesan gojek sepertinya? Atau gocar?", gumam Kirana sebelum menjatuhkan pilihannya pada gocar

Setelah beberapa saat akhirnya Kirana memutuskan untuk turun kebawah karena sepertinya gocar yang dia pesan akan segera tiba

Lift yang digunakan Kirana baru saja sampai di lobby saat ia secara tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang sangat dia kenal

"Kamu?", ucap Kirana

"Kirana!! Ini beneran kamu? Hoo sudah lama kita ga ketemu Ki", sahut seorang wanita yang sangat antusias

"Ah iya ini aku Kirana! Aku senang bertemu denganmu Erina!! Sudah sangat lama sejak aku melihatmu", ujar Kirana

Keduanya saling berpelukan untuk melepaskan kerinduan satu sama lain

"Bagaimana kabarmu Er?", tanya Kirana

"Aku sangat baik Ki", sahut Erina

Ya gadis itu adalah Erina,Erina Gunawan yang merupakan teman SMP hingga SMA Kirana,keduanya berteman dekat

Mungkin karena mereka sama sama anak Jenderal maka dari itu mereka cocok saling berteman

Ayah Erina yaitu Handri Gunawan adalah seorang jenderal bintang 1 di Kepolisian

"Oh iya Er kayaknya gocar yang aku pesan udah sampai deh,kita ngobrol lain kali aja yA?", tawar Kirana setelah ia mendapatkan pesan masuk di ponselnya

Raut wajah Erina berubah senduh,gadis itu sedih karena baru saja bertemu tapi harus berpisah lagi

"Ki bagaimana kalau aku saja yang mengantarmu pulang? Gocar itu kamu cancel saja? Gimana? Aku masih kangen Ki", rengek Erina

Kirana jadi tidak tega,sebetulnya dia juga masih kangen dan ingin ngobrol dengan Erina

"Tunggu sebentar", kirana mengeluarkan ponselnya dia mengubungi gocar dan ingin membatalkan pesanan namun ia tetap memberikan kompensasi untuk itu

"Aku sudah membatalkannya Er,sekarang ayo ikut denganku,kita ke cafetaria rumah sakit aja", ujar Kirana menggandeng tangan Erina yang merasa kegirangan karena bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Kirana

Keduanya sudah berada di cafeteria,seperti biasa Kirana akan duduk di pojokan

"Kamu kemana saja Er? Aku tidak pernah mendengar kabarmu bahkan sosial mediamu pun sulit kutemukan", tanya Kirana

"Aku tinggal di Canada selama beberapa tahun ini Ki,bersama dengan Bibiku,kamu ingat kan kalau aku sangat nyaman bersama dengan bibiku? Aku kuliah disana tapi sudah selesai jadi aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia saja", sahut Erina

"Ah pantas saja,lalu kenapa kamu di Jogja? Bukankah harusnya kamu di Jakarta?", tanya Kirana

"Aku ada pekerjaan Ki,aku sedang berusaha mengembangkan kosmetik,kamu tahu kan aku tertarik dengan kosmetik sejak dulu? Ah ya bagaimana denganmu?", tanya Erina

"Seperti yang kamu lihat Er,aku baik sangat baik,aku sedang koas sekarang aku akan menyelesaikannya 5 bulan lagi", sahut Kirana tenang sambil menghisap gelas matcha latte di depannya

"Wah kamu hebat Ki,kamu mewujudkan mimpimu jadi Dokter ya", ujar Erina bangga dan Kirana hanya mengangguk

Erina terlihat tenga memikirkan sesuatu sebelum ia kembali membuka bibir tipisnya dan mengajukan pertanyaan lain pada Kirana

"Lalu bagaimana dengan Nathan? Apa kalian masih bersama?", tanya Erina penasaran

Kirana langsung menghentikkan gerakannya yang tengah berusaha menyuapkan sesendok roti ke mulutnya

"Ya kami masih bersama Er", sahut Kirana dengan senyum canggung yang entah mengapa ada sedikit perasaan lain dihatinya

Raut wajah Erina berubah begitu mendengar jawaban dari Kirana,namun segera ia berusaha menutupinya agar Kirana tidak curiga padanya

"Kalian awet juga ya padahal dah 10 tahun tapi masih langgeng aja", sahut Erina dengan wajah sumringah

"Ya begitulah Er,kami tidak bisa saling melepaskan,cinta kami masih sama sama kuat", jawab kirana dengan kedua matanya yang memancarkan binar cinta

Tanpa Kirana sadari sebenarnya Erina sudah mengepalkan erat kedua tangannya,dia meletakkan tangannya di atas paha maka dari itu Kirana tidak bisa melihatnya

Erina masih akan bertanya sebelum ponsel milik Kirana berbunyi

"Bentar ya Er", ucap Kirana lalu menekan tombol hijau di layar ponselnya

"Halo dengan Kirana Daneswari disini,iya Pak ada yang bisa saya bantu?", tanya Kirana pada orang di seberang sana

"Apa Pak? Baik saya akan segera kesana", sahut Kirana

Kirana segera memasukkan ponselnya ke dalam tas sebelum ia kembali fokus pada Erina

"Maaf Er tapi kayaknya aku harus pergi", ucap Kirana terdengar mendesak

"Mau kemana Ki? Kan kita belum selesai ngobrolnya", ujar Erina berusaha mencegah

Kirana sudah lebih dulu berdiri,ia menoleh pada Erina, "Nathan Er"

"Ada apa dengan Nathan? Apa terjadi sesuatu padanya?", tanya Erina terdengar khawatir

"Tidak Er,hanya saja dia sudah menungguku di lobby barusan security menelpon untuk memberitahukan itu padaku,aku pergi dulu ya Er nanti aku hubungi lagi", ucap Kirana mengulas sebuah senyuman sebelum melangkah meninggalkan Erina

Erina masih mematung ekspresinya menunjukkan bahwa dia tidak bahagia dengan apa yang baru saja dia dengar bahkan tatapan matanya berubah drastis setelah Kirana menghilang dari hadapannya

Sementara itu,Kirana mengedarkan pandangannya ke penjuru lobby untuk mencari sosok Nathan,entah mengapa namun hatinya yang berhari hari ini merasa sangat hampa mendadak menyala begitu mengetahui bahwa Nathan sekarang ada disini untuk menjemputnya

Kedua netra indah kirana berhasil menangkap sosok Nathan yang berdiri di depan pintu,Kirana langsung jalan menghampiri Nathan

"Nath", ujar Kirana yang masih mencoba jual mahal

Merasa dirinya dipanggil oleh sosok gadis yang amat dia rindukan membuat Nathan langsung menoleh,ia tersenyum dan langsung berlari ke arah Kirana

Tanpa basa basi tanpa aba aba Nathan langsung memeluk erat tubuh Kirana,hingga membuat gadis itu terkejut sekaligus malu dengan aksi Nathan

"Nath apa yang kamu lakukan?", tanya Kirana sambil berusaha melepaskan pelukan Nathan

Nathan tidak menjawab apapun,lelaki itu hanya diam sambil terus memeluk erat Kirana rasanya dia sangat tenang saat memeluk tubuh Kirana

"Lepaskan aku Nath! Lihatlah semua orang melihat kita,bagaimana kalau Dokter pembimbingku melihatnya?", ucap Kirana sambil terus berusaha melepaskan pelukan Nathan darinya

"Aku merindukanmu Ana", ujar Nathan lirih

Kirana akhirnya melepaskan pelukan Nathan,walaupun sebenarnya dia juga rindu tapi Kirana juga kesal pada kekasihnya itu,bagaimana bisa dia betah tidak berkomunikasi selama berhari hari dengannya

"Pembohong", ucap Kirana dingin lalu segera berjalan meninggalkan Nathan

"Ana tunggu", teriak Nathan sambil mengejar Kirana

Namun gadis itu seolah tuli,ia tidak mempedulikan Nathan

"Ana kumohon tunggu aku! Dengarkan penjelaskanku dulu Ana", ujar Nathan sambil berusaha meraih tangan Kirana

Nathan akhirnya berhasil meraih tangan kirana namun gadis itu melepaskannya dengan cukup kasar

Nathan tidak punya pilihan lain,ia langsung memeluk Kirana dari belakang untuk menghentikan langkah Kirana,Nathan tidak peduli jika kini mata semua orang tertuju pada keduanya

"Jangan pernah melangkah meninggalkan aku Ana,tidak walau hanya 1cm", ucap Nathan lembut

Kirana masih diam,gadis itu masih kesal dan marah pada Nathan dan tentu saja Nathan sadar akan itu

"Jangan marah sayang,aku disini sekarang bersamamu,maafkan aku", ucap Nathan lembut

Kirana sudah tidak tahan lagi,rasa rindu pada Nathan jauh lebih dalam daripada kesalnya

"Aku memaafkanmu Nath", sahut Kirana

Nathan tersenyum,dia tahu gadisnya itu berhati lembut

"Jangan seperti kemarin lagi,aku tidak suka saat kita berhenti berkomunikasi", ucap Kirana yang kini sudah membalik tubuhnya ke arah Nathan

"Iya sayangku,maaf ya kemarin aku terlalu takut kalau kamu mengabaikanku makanya aku diam tapi lihatlah sekarang aku disini kan? Bersamamu", kata Nathan dengan senyum lembutnya

"Aku merindukanmu Ana", ucap Nathan lembut

"Aku juga merindukanmu Nath", sahut Kirana

Nathan tersenyum mendengarnya,ia langsung membawa Kirana dalam pelukannya dan Kirana tidak menolak

Keduanya berpelukan dengan erat,seolah tidak peduli bahwa saat ini mereka belum meninggalkan halaman rumah sakit

Tanpa disadari oleh Nathan dan Kirana bahwa sebenarnya sejak tadi Erina mengamati keduanya dari kejauhan

Wajah Erina marah padam darahnya mendidih menyaksikan ini semua kedua tangannya mengepal erat hingga memutih

"Aku tidak akan membiarkan kalian bersatu!! Tidak akan!!", gumam Erina murka

TBC

*KRITIK DAN SARAN SANGAT AKU NANTIKAN DARI KALIAN GUYS,JANGAN LUPA COMMENT YA😀😀*

Terpopuler

Comments

Itha Fitra

Itha Fitra

kawan jd lawan

2024-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Ana dan Nath
2 Tanpa Kepastian
3 ABSTRAK
4 Tidak akan mendapat restu
5 Aku Milikmu [ 21+ ]
6 Rencana Perjodohan
7 Rencana Jahat
8 Awal sebuah Perpisahan
9 Runtuh
10 Runtuh [ part 2 ]
11 Harus Melangkah
12 Syarat dari Papi
13 Kepergian Kirana
14 Kirana sudah pergi, Nathaniel
15 Keputusan Nathan
16 Perubahan Nathaniel
17 Nathan ingin menghancurkan Baswara
18 3 Tahun Berselang
19 Setelah 5 Tahun
20 Keenan, semangatku
21 Mama Keenan
22 Kamu baik-baik saja,kan?
23 Amarah dari Mami Felicya
24 Kondisi Nathan
25 Janji dari Mami
26 Liburan sederhana
27 Bertemu orang dari masa lalu
28 Luka di hati Kirana
29 Perjuangan Kirana tanpa Nathan
30 Kedatangan Dokter baru
31 Bayi Besar
32 Yang Nathan butuhkan
33 Nevan jadi pengganti
34 Taman Bermain
35 Alergi Udang
36 Mengurus Nathan
37 Hanya Kirana yang dia mau
38 Parfum Papa
39 Benci tapi Rindu
40 Ulang Tahun Papa
41 Kue Ulang Tahun
42 Segera bawa Kirana
43 Mengandung dan Melahirkan bukanlah sebuah Dosa
44 Keenan salinan Nathan
45 Sebuah Tawaran
46 Aku Harus apa sekarang?
47 Hilangnya sebuah kebanggaan
48 Halangan
49 Darah lebih Kental daripada Air
50 Keputusan Kirana
51 Keenan mau diajak ke Jakarta
52 Selamat Tinggal Kirana dan Keenan
53 Smoothies
54 Tiba di Jakarta
55 Makan Malam Keluarga
56 Menggantikan Richard
57 Terguncang
58 Maafkan Papi
59 Amarah Kirana
60 Aku yang berdosa
61 Perjalanan ke Bogor
62 Drop
63 Semangat Hidup Nathan
64 Sebuah Kebenaran
65 Perjuangan
66 Segala Kesalahpahaman itu lenyap
67 Aku Disini
68 Lepasnya Rindu itu
69 Terimakasih, Dokter Aidan
70 Bucin
71 Kamu Harus sembuh
72 Berhak Bahagia
73 LDR
74 Memohon
75 Sebagai Dokter dan Pasien
76 Doakan Papa
77 Sebuah Tatto
78 Pemiliknya
79 Kabur
80 Ada aku disini
81 Mandi
82 Ketahuan?
83 Mengingatmu
84 Bukan Keinginan Nathan
85 Masih Sulit untuk Menerima
86 Sesuap
87 Janji
88 Sudah Pernah Merasakan
89 Nathan Berhak Tahu
90 Sosok Papa dalam pikiran Keenan
91 Sebuah Kunci
92 Harus Rajin Terapi
93 Terapi yang menyebalkan
94 Harus Pulang
95 Keenan marah sama Mama
96 Keenan Siap bertemu Papa
97 Tidak Tenang
98 Pertemuan Pertama Ayah dan Anak
99 Keenan takut sama Paman
100 Nathan Harus Tahu
101 Papa
102 Bermimpi
103 Nathan ingin pergi
104 Jangan Menangis, Papa
105 Perbedaan
106 Menempel dengan Papa
107 Keenan anak yang kritis
108 Berjuang bersama
109 Nanti Kirana ku ambil
110 Penentangan dari Herlangga
111 Rewel
112 Kesempurnaan
113 Pilihan ada di tanganmu
114 Nathan dan Keenan
115 Karena Terlalu mencintai ciptaannya
116 Ulang Tahun Keenan yang ke 5
117 Yang akan mengalah?
118 Mulai membaik
119 Berdamainya Ayah dan Anak
120 Pulang
121 Cara untuk merobohkan benteng
122 Biar Aku Yang Mengalah, ikuti caramu
123 Insecure nya Nathan
124 Melamarmu
125 Setelah belasan Tahun lamanya
126 Hari Baru Bersamamu
127 Keenan bucinnya Papa
128 Rumah Impian Kirana
129 Masih tidak terasa nyata
130 Pengasuh baru untuk Keenan
131 Anugerah
132 Harta Terindah
133 Biarkan Hama itu Menghilang
134 Ingin Berguna
135 Ngidam ala Kirana
136 5 Bulan berselang
137 Cepatlah besar, Matahariku
138 Malaikat
139 Amarah Nathan
140 Rasa sakit Kirana
141 Hukuman untuk Keenan
142 Ceroboh
143 Palsu
144 Kirana Menghilang
145 Pencarian terhadap Kirana
146 Dendam
147 Mama Erina
148 Upaya Penyelamatan
149 Berakhirnya Dendam
150 Pesan Terakhir
151 Pilihan yang sulit
152 Menyalahkan diri sendiri
153 Cintanya Papa
154 Cinta yang sempurna
155 Waktu
156 Terimakasih karena kembali
157 Pulang
158 Aku mohon bantu aku
159 Taman Bermain
160 Apapun akan diusahakan
161 Berobat
162 Keegoisan Kirana
163 Ulang Tahun Keenan dan Kayla
164 Tidak akan ada cinta setulus Nathan
165 Dari Nathan, untuk Kirana
166 Gelato
167 Dewasa karena keadaan
168 Hanya Rindu
169 Mama Sibuk Terus
170 Kangen Kamu
171 Aroma Tubuhnya
172 Final Chapter
173 I LOVE YOU IN EVERY UNIVERSE
174 Bonus Chapter 1
175 Bonus Chapter 2
176 Bonus Chapter 3
177 Bonus Chapter 4
178 Bonus Chapter 5
179 Bonus Chapter ( Keajaiban? )
180 Bonus Chapter ( Kejutan di Bali )
181 Bonus Chapter ( Pantai )
182 Bonus Chapter ( Ulang Tahun Perusahaan )
183 Bonus Chapter ( Pernikahan )
184 EPILOG
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Ana dan Nath
2
Tanpa Kepastian
3
ABSTRAK
4
Tidak akan mendapat restu
5
Aku Milikmu [ 21+ ]
6
Rencana Perjodohan
7
Rencana Jahat
8
Awal sebuah Perpisahan
9
Runtuh
10
Runtuh [ part 2 ]
11
Harus Melangkah
12
Syarat dari Papi
13
Kepergian Kirana
14
Kirana sudah pergi, Nathaniel
15
Keputusan Nathan
16
Perubahan Nathaniel
17
Nathan ingin menghancurkan Baswara
18
3 Tahun Berselang
19
Setelah 5 Tahun
20
Keenan, semangatku
21
Mama Keenan
22
Kamu baik-baik saja,kan?
23
Amarah dari Mami Felicya
24
Kondisi Nathan
25
Janji dari Mami
26
Liburan sederhana
27
Bertemu orang dari masa lalu
28
Luka di hati Kirana
29
Perjuangan Kirana tanpa Nathan
30
Kedatangan Dokter baru
31
Bayi Besar
32
Yang Nathan butuhkan
33
Nevan jadi pengganti
34
Taman Bermain
35
Alergi Udang
36
Mengurus Nathan
37
Hanya Kirana yang dia mau
38
Parfum Papa
39
Benci tapi Rindu
40
Ulang Tahun Papa
41
Kue Ulang Tahun
42
Segera bawa Kirana
43
Mengandung dan Melahirkan bukanlah sebuah Dosa
44
Keenan salinan Nathan
45
Sebuah Tawaran
46
Aku Harus apa sekarang?
47
Hilangnya sebuah kebanggaan
48
Halangan
49
Darah lebih Kental daripada Air
50
Keputusan Kirana
51
Keenan mau diajak ke Jakarta
52
Selamat Tinggal Kirana dan Keenan
53
Smoothies
54
Tiba di Jakarta
55
Makan Malam Keluarga
56
Menggantikan Richard
57
Terguncang
58
Maafkan Papi
59
Amarah Kirana
60
Aku yang berdosa
61
Perjalanan ke Bogor
62
Drop
63
Semangat Hidup Nathan
64
Sebuah Kebenaran
65
Perjuangan
66
Segala Kesalahpahaman itu lenyap
67
Aku Disini
68
Lepasnya Rindu itu
69
Terimakasih, Dokter Aidan
70
Bucin
71
Kamu Harus sembuh
72
Berhak Bahagia
73
LDR
74
Memohon
75
Sebagai Dokter dan Pasien
76
Doakan Papa
77
Sebuah Tatto
78
Pemiliknya
79
Kabur
80
Ada aku disini
81
Mandi
82
Ketahuan?
83
Mengingatmu
84
Bukan Keinginan Nathan
85
Masih Sulit untuk Menerima
86
Sesuap
87
Janji
88
Sudah Pernah Merasakan
89
Nathan Berhak Tahu
90
Sosok Papa dalam pikiran Keenan
91
Sebuah Kunci
92
Harus Rajin Terapi
93
Terapi yang menyebalkan
94
Harus Pulang
95
Keenan marah sama Mama
96
Keenan Siap bertemu Papa
97
Tidak Tenang
98
Pertemuan Pertama Ayah dan Anak
99
Keenan takut sama Paman
100
Nathan Harus Tahu
101
Papa
102
Bermimpi
103
Nathan ingin pergi
104
Jangan Menangis, Papa
105
Perbedaan
106
Menempel dengan Papa
107
Keenan anak yang kritis
108
Berjuang bersama
109
Nanti Kirana ku ambil
110
Penentangan dari Herlangga
111
Rewel
112
Kesempurnaan
113
Pilihan ada di tanganmu
114
Nathan dan Keenan
115
Karena Terlalu mencintai ciptaannya
116
Ulang Tahun Keenan yang ke 5
117
Yang akan mengalah?
118
Mulai membaik
119
Berdamainya Ayah dan Anak
120
Pulang
121
Cara untuk merobohkan benteng
122
Biar Aku Yang Mengalah, ikuti caramu
123
Insecure nya Nathan
124
Melamarmu
125
Setelah belasan Tahun lamanya
126
Hari Baru Bersamamu
127
Keenan bucinnya Papa
128
Rumah Impian Kirana
129
Masih tidak terasa nyata
130
Pengasuh baru untuk Keenan
131
Anugerah
132
Harta Terindah
133
Biarkan Hama itu Menghilang
134
Ingin Berguna
135
Ngidam ala Kirana
136
5 Bulan berselang
137
Cepatlah besar, Matahariku
138
Malaikat
139
Amarah Nathan
140
Rasa sakit Kirana
141
Hukuman untuk Keenan
142
Ceroboh
143
Palsu
144
Kirana Menghilang
145
Pencarian terhadap Kirana
146
Dendam
147
Mama Erina
148
Upaya Penyelamatan
149
Berakhirnya Dendam
150
Pesan Terakhir
151
Pilihan yang sulit
152
Menyalahkan diri sendiri
153
Cintanya Papa
154
Cinta yang sempurna
155
Waktu
156
Terimakasih karena kembali
157
Pulang
158
Aku mohon bantu aku
159
Taman Bermain
160
Apapun akan diusahakan
161
Berobat
162
Keegoisan Kirana
163
Ulang Tahun Keenan dan Kayla
164
Tidak akan ada cinta setulus Nathan
165
Dari Nathan, untuk Kirana
166
Gelato
167
Dewasa karena keadaan
168
Hanya Rindu
169
Mama Sibuk Terus
170
Kangen Kamu
171
Aroma Tubuhnya
172
Final Chapter
173
I LOVE YOU IN EVERY UNIVERSE
174
Bonus Chapter 1
175
Bonus Chapter 2
176
Bonus Chapter 3
177
Bonus Chapter 4
178
Bonus Chapter 5
179
Bonus Chapter ( Keajaiban? )
180
Bonus Chapter ( Kejutan di Bali )
181
Bonus Chapter ( Pantai )
182
Bonus Chapter ( Ulang Tahun Perusahaan )
183
Bonus Chapter ( Pernikahan )
184
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!