"Tak akan ada cinta yang lainnn, ku pastikan cintaku hanya untukmu huoooo", Nathan bernyanyi dengan suara merdunya jangan lupakan dengan senyuman yang terus tersungging di wajah tampannya, ia terus menolehkan wajahnya ke samping wanita cantik yang saat ini duduk manis di sampingnya, ia tak henti mengecup lembut punggung tangan sang pujaan hati.
Mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang kekasih hati membuat Kirana tersipu malu, sama halnya dengan Nathan gadis itu juga tidak bisa berhenti memancarkan senyuman bahagia dari wajahnya, sungguh dia merasa sebagai wanita yang paling bahagia saat ini
Akhirnya mobil yang dikendarai Nathan telah sampai di depan gerbang kos Kirana, lelaki itu keluar duluan dan membukakan pintu untuk Kirana, Kirana turun dari mobil dan langsung memeluk erat tubuh Nathan
"Terimakasih untuk malam ini Nathan, sungguh aku sangat bahagia karena kamu mau menyempatkan waktumu datang kemari menemuiku", ujar Nathan bahagia karena di tengah kesibukannya Nathan masih menjadikan dia prioritas utama
Nathan tersipu dengan ucapan sang kekasih, ia lalu mengusap lembut pucuk kepala sang kekasih tidak lupa juga memberikan kecupan di kening Kirana
"Sama sama sayang, kebahagiaanmu adalah segalanya bagiku, jika itu untuk senyummu maka aku bersedia mengorbankan seisi dunia ini Ana", ujar Nathan sambil menatap Kirana dengan penuh cinta
Kirana lalu memutuskan untuk pamit masuk ke dalam karena hari sudah semakin larut,Nathan tidak langsung masuk ke dalam mobil ia tetap menunggui hingga Kirana masuk ke dalam, sebelum Kirana melangkahkan kedua kakinya kedalam Nathan lalu lebih dulu berpesan
"Ana, jangan lupa besok pagi aku akan menjemputmu, berangkatlah lebih awal besok aku ingin mengajakmu sarapan dulu", pesan Nathan
"Siap Pak Bos!", jawab Kirana sambil memberikan kedua jempolnya pada Nathan
Ia lalu segera berlari masuk ke dalam kost an, begitu Kirana sudah tidak terlihat lagi Nathan segera masuk ke dalam mobil ia dengan segera menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang
*************
Keesokan harinya Nathan sudah bangun lebih awal,pemuda itu langsung mengecek ponselnya lalu dengan cepat ia mencari kontak Kirana dan menelponnya,cukup lama hingga akhirnya Kirana menjawab panggilan dari Nathan
"Halo,Dengan Kirana Daneswari disini", sahut Kirana di seberang dengan suara khas orang yang baru bangun tidur
"Ana! Ini aku Nathan,bangunlah ini sudah jam 5 pagi lekaslah bangun dan bergegas untuk sholat shubuh dulu", ujar Nathan
"Oh kamu Nath? Hem baiklah aku akan bangun sekarang,aku matikan dulu yaa", sahut Kirana
Nathan lalu mematikan telponnya ia tersenyum gemas menatap layar ponselnya
"Dasar Ana kalau tidak aku telpon dia pasti akan terlambat sholat shubuh", ucap Nathan masih dengan menatap lekat wallpaper ponselnya yang merupakan foto dirinya bersama Kirana
Yaa begitulah seorang Nathan,meskipun ia dan Kirana berbeda,namun Nathan tidak pernah lupa mengingatkan Kirana untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Setelah melakukan sholat shubuh Kirana langsung bersiap di depan meja rias,menyapukan make up tipis pada wajahnya yang memang sudah cantik natural,ia menggunakan lipstik berwarna coral pada bibir indahnya,warna favorit Nathan.
Rencananya pagi ini Kirana dan Nathan akan berjalan jalan pagi,lalu menyantap bubur ayam yang merupakan sarapan favorit keduanya.
"Halo Nath aku sudah siap,kamu dimana?", tanya Kirana pada Nathan diseberang sana
"Keluarlah sayang,aku sudah berada di depan kos kosanmu", sahut Nathan
Kirabaa seketika menyambar tas yang berada diatas ranjangnya ia berlari keluar dan benar saja mobil Nathan sudah terparkir manis didepan gerbang
Setelah mengunci kamar kosan,Kirana langsung berjalan keluar menghampiri Nathan yang kini sudah berdiri di depan mobilnya
"Selamat Pagi Ana ku,kamu cantik sekali pagi ini sayang", ujar Nathan lalu mencium pucuk tangan Kirana
"Hem kamu ini,ayo kita berangkat sekarang Nath,kamu tahu kan bagaimana galaknya Dokter Danu", sahut Kirana sambil mempergakan ekspresi wajah marah ala Dokter Danu.
Nathan lalu membukakan pintu mobil untuk Kirana dan mempersilahkan gadis itu masuk lebih dulu,baru ia berlari masuk kedalam mobil.
"Kita berangkat sekarang ya Nona", ujar Nathan dengan tersenyum lebur ke arah Kirana
Mobil berjalan perlahan dengan suasana sekitar yang masih belum terlalu padat,maklum baru jam 6 pagi.
"Kita mau kemana Nath?', tanya Kirana
"Hem,sebentar sepertinya aku ingin makan gudeg saja,bagaimana kamu mau?", tanya Nathan yang di angguki oleh Kirana
Nathan mengemudikan mobilnya menuju penjual gudeg langganannya,letaknya tidak jauh dari malioboro.
Seperti biasa Nathan akan turun duluan lalu membukakan pintu untuk Kirana,ritual yang tidak pernah dilewatkan setiap kali mereka jalan bersama.
Nathan jalan bergandengan dengan Kirana,mereka langsung memesan makanan di tempat yang kebetulan agak rame karena memang ini jam sarapan.
Setelah menunggu beberapa menit,akhirnya Nathan dan Kirana mendapatkan makanan mereka,keduanya duduk di pojokan yang agak sepi,sengaja agar bisa lebih tenang katanya.
Mata Nathan berbinar melihat makanan yang ada di depannya,namun lebih berbinar kala melihat wajah ayu Kirana yang kini berada tepat di depan matanya.
Kirana tentu saja sadar akan hal itu,ia tetep memilih menyantap makanannya cuek
"Nath,kamu itu mau makan aku apa mau makan gudeg?", tanya Kirana tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang kini tengah ia santap.
"Hehe ,aku pengennya makan kamu juga Ana!! Habis kamu cantik sekali", ujar Nathan sambil mencubit gemas pipi Kirana
"Dasar Kamu ya,nikahi aku dulu baru kamu bisa memakanku", ujar Kirana santai kayak di pantai
GLEG rasanya hati Nathan mendengar ucapan Kirana,menikah? Tentu saja ia sangat ingin menikahi gadis yang ada di depannya ini,tapi tembok yang terbentang diantara mereka sangat tinggi dan Nathan belum menemukan solusi untuk merobohkan tembok itu.
Nathan langsung diam seribu bahasa,ia memilih fokus untuk menyantap makanannya,tidak ada kata yang keluar dari bibirnya
Kirana juga sama,gadis itu sebetulnya paham dengan apa yang dirasakan Nathan,jadi dia juga memilih diam,menghabiskan makanan yang sebenarnya sudah tidak berselera lagi untuk dia santap sekarang.
Setelah beberapa menit,akhinrya keduanya menghabiskan makanan itu Kirana langsung berdiri diikuti Nathan yang mengikut dibelakangnya
Setelah membayar makanan yang mereka santap,kedua sejoli itu lalu berjalan bersama menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka makan
Nathan masih membukakan pintu untuk Kirana,meski tidak ada kata apapun yang lolos dari bibirnya,begitupun Kirana ia juga sudah membisu sejak tadi
Mobil telah melaju dengan keheningan di dalamnya,sesekali Nathan melirik ke arah Kirana yang kini tampak sibuk memandang keluar kaca.
"Ana?", panggil Nathan pelan
"Iya", sahut Kirana tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan
"Hem,kamu jadi langsung mengambil program spesialis setelah magangmu selesai?", tanya Nathan
"Sepertinya begitu", jawab Kirana datar
"Dimana kamu berencana melanjutkan pendidikan spesialismu? Bukankah lebih baik jika kamu bekerja jadi Dokter umum hingga 2 tahun dulu baru ambil spesialis?", ujar Nathan
"Aku ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat Nathan,aku tidak ingin membuang buang waktu hanya untuk sesuatu yang aku sudah tahu akan seperti apa ujungnya", sahut Kirana datar namun sukses menusuk ke dalam hati Nathan
Lelaki itu langsung menepikan mobilnya,membuat Kirana agak terganggu
"Ana,apa kamu marah denganku? Katakanlah jika memang kamu marah", ujar Nathan menatap serius Kirana
"Untuk apa aku marah? Untuk hal apa aku marah? Kamu itu ada ada saja'', sahut Kirana kesal
"Tapi kenyataannya begitu Ana,sejak tadi kamu diam,setelah kamu mengatakan kata kata menikah kamu langsung diam", sahut Nathan
"Yang diam kamu apa aku? Bukankah kamu yang memilih diam membisu tidak menjawab apa apa,saat aku mengatakan begitu tadi? Lalu kenapa sekarang menyalahkanku? Lagipula kamu memang selalu seperti itu kan? Kamu selalu diam saat aku berbicara mengenai masa depan hubungan kita,aku sudah paham itu,sudahlah akhiri saja percakapan yang tidak berguna ini", ujar Kirana kesal namun masih ia tutupi
Nathan hanya bisa terdiam,ia tidak bisa membantah apa apa lagi,lagipula benar apa yang di katakan Kirana,memang dia selalu membisu tiap kali Tamara membahas mengenai masa depan mereka.
Nathan melanjutkan perjalanannya,sepanjang jalan ia dan Kirana hanya saling diam,hingga tidak terasa mereka sudah sampai di parkiran rumah sakit tempat Kirana magang
Nathan akan keluar untuk membukakan pintu untuk Kirana,namun gadis itu sudah turun lebih dulu.
Kirana melangkah keluar tanpa mempedulikan Nathan,gadis itu seolah menganggap Nathan tidak ada bersamanya
"Ana! Tunggu!", teriak Nathan sambil berjalan menyusul Kirana,ia meraih pergelangan tangan kanan Kirana
"Tunggu Ana,kamu jangan ngambek begini,baiklah aku salah sayang aku salah,maafkan aku ya", ujar Nathan memelas
"Kamu tidak salah,aku juga tidak salah tidak ada yang salah", ujar Kirana datar lalu melepaskan tangan Nathan dan berlalu begitu saja
Nathan hanya bisa menghela nafas kasar memandang langkah Kirana yang makin menjauh darinya,pria itu lalu berjalan kembali ke dalam mobilnya
Nathan mengemudikan mobilnya dengan kencang meninggalkan parkiran rumah sakit,tanpa ia sadari Kirana sebenarnya masih mengamati dia sejak tadi,gadis itu sembunyi agar tidak ketahuan kalau ia mengawasi Nathan.
"Maafkan Aku Nath", ujar Kirana senduh
Kirana lalu melanjutkan langkahnya naik ke ruangan tempat ia bekerja,ia meletakkan barangnya dengan lesu,tentu saja semua itu tak lepas dari pandangan Syifa
"Kenapa kamu Ki? Semalam habis kencan,tadi juga habis kencan kok kusut gitu mukanya", ujar Syifa
"Entahlah Syif,aku bingung semakin hari aku merasa segalanya berantakan buatku dan Nathan,tidak ada kejelasan dalam hubungan kami Syif", jawab Kirana senduh
Syifa memandang iba pada sang sahabat,Ya Syifa mengerti bagaimana beratnya hubungan Kirana dan Nathan
Sedangkan ia saja yang hanya berbeda pendapat dengan sang pacar bisa menjadi satu masalah besar,apalagi Nathan dan Kirana yang jelas jelas perbedaannya sangat besar.
"Ki? Bagaimana pendapat orang tuamu? Apa Pak Mayor menyetujui hubunganmu dengan Nathan?", tanya Syifa pelan
Kirana melirik malas ke arah Syifa,sialan pertanyaan macam apa itu,Dasar Syifa
"Ayah akan setuju kalau Athan mengikutiku menjadi seorang muslim Syif,tapi itulah masalahnya,Nathan tidak bisa meninggalkan Tuhannya dan akupun tidak ingin merebutnya dari Tuhannya", jawab Kirana
"Lalu kalau sudah tahu begitu,kenapa kamu masih pertahankan? Kirana,sainganmu itu Tuhan,Tuhan ingat itu", ujar Syifa berusaha memberi solusi
"Aku tahu Syif,tapi aku tidak bisa mengakhiri semuanya begitu saa,aku dan NAthan kami sudah lama bersama,sudah lebih dari 10 tahun Syif,aku sangat mencintai dia Syif", ujar kirana senduh
Syifa menghela nafas panjang mendengar jawaban Kirana,gadis itu bingung harus menjawab apa
"Kirana,kamu itu cantik ,seorang Dokter,ayahmu seorang Jenderal,bundamu juga seorang Dokter dan punya rumah sakit lagi,diluaran sana aku yakin banyak pemuda muslim yang mengantri mendapatkanmu Ki", ujar Syifa
"Tapi mereka bukan Nath syif! NAthan adalah satu satunya lelaki yang kucintai setelah ayahku!!", ucap Kirana agak kesal
"Hem yasudahlah Ki,terserah kamu saja", sahut Syifa pasrah
*********************
Sementara itu Nathan yang sekarang sudah sampai di dalam kamar hotel tempat ia menginap kini tengah duduk termangu di atas ranjang.
Lelaki itu menatap layar ponselnya yang menunjukkan beberapa foto foto dirinya dan Kirana sejak mereka masih sekolah SMP,SMA,KULIAH hingga sekarang
Nathan menggeser geser foto foto tersebut ia tersenyum,pikirannya kini menerawang ke beberapa waktu yang lalu saat pertemuan pertamanya dengan Kirana
*FLASHBACK ON*
Nathan yang tengah menjalani MOS itu berjalan marah menghampiri seorang kakak kelas yang sepertinya tengah merundung seorang gadis yang juga seorang siswa yang tengah menjalani MOS sama seperti dirinya.
"Lepaskan Dia!!", ujar Nathan sambil menghempas kasar tubuh seorang siswa lelaki yang tengah merundung gadis itu
"Hey! Apa apan kau anak baru! Menyingkirlh!! Kau menggangguku!", ujar siswa itu kesal
"Kau yang apa apaan?! Hanya karena kau senior lalu berusaha merundung gadis ini?!", ujar Nathan kesal sambil menatap ke arah gadis yang hanya bisa terdiam menahan air matanya itu.
"Kau tidak tahu siapa akua ya?! Aku Nathaniel Adhiwiguna! Papa ku donatur terbesar di sekolah ini tahu?! Dan kamu?! Berani beraninya kamu tidak sopan padaku,pergilah!!", ujar Nathan congkak
Kedua bocah lelaki itu pun akhirnya menyingkir,mereka tidak ingi cari gara gara dengan Nathan
"Hey,kemarilah jangan menangis,kamu sudah aman sekarang", ucap Nathan hangat
Gadis itu akhirnya mengangkat kepalanyA,ia menatap sekeliling dan beralih menatap Nathan
"Terimaksih,kamu sudah menolongku", ucap gadis itu
DEGG rasanya jantung Nathan bergetar hebat saat melihat wajah ayu gadis yang dia bela itu,bagaimana bisa gadis remaja bisa secantik ini,Nathan diam membisu ia terpana dengan kecantikan gadis di depannya
"Siapa namamu? Apa kamu juga siswa baru sepertiku?", tanya Gadis itu pelan
"Ah aku? Aku hemm namaku adalah Nathaniel Baswara Adhiwiguna,aku juga siswa baru sepertimu, kalau kamu siapa namamu?", tanya Nathan gugup
"Kirana Maharani Daneswari, namamu panjang sekali aku harus memanggilmu apa?", tanya Kirana
"Nama yang indah ,seindah orangnya", ujar Nathan keceplosan,ia lalu dengan cepat memukul bibirnya,hingga membuat Kirana terkekeh
"Hehe kamu bisa memanggilku Nath", ucap Nathan
"Nath? Seperti itukah orang orang memanggilmu?", tanya Kirana
"Bukan orang orang,tapi hanya kamu seorang,hanya kamu yang boleh memanggilku dengan panggilan itu", ujar Nathan dalam hati
"Ah baiklah,Nath senang berkenalan denganmu", ucap Kirana dengan senyuman manisnya yang membuat remaja puber seperti Nathan makin menggila
"Aku juga senang berkenalan denganmu Ana", sahut Nathan
"Ana? Siapa itu?", tanya Kirana heran
"Itu adalah nama panggilan yang aku berikan padamu,Ana kamu setuju kan?", tanya Nathan antusias
Kirana hanya menggeleng geleng saja dengan tingkah bocah lelaki di depannya ini,namun sejujurnya ia juga senang tapi dia tutupi karena malu.
"Nath dan Ana begitulah kita saling mengenal sekarang,setuju kan?", ucap Nathan memastikan
"Hem iya aku setuju,Nath", ucap Kirana malu malu
"Hehe baiklah Ana", sahut Nathan tak kalah malu malu
"Oh ya Ana,kedepannya jangan diam saja saat ada orang yang mengaganggumu,atau kalau kamu tidak berani kamu bisa mengadukannya padaku,biar aku atasi saja mereka", ucap Nathan jumawa.
Kirana hanya tersipu saja dengan penuturan Nathan,pipi gadis remaja itu bahkan kini memerah seperti kepiting rebus yang baru saja matang.
Alih alih menjawab,gadis remaja itu malah berlari dari hadapan Nathan,sungguh ia tidak ingin Nathan melihat wajahnya yang memerah begini
"Ana! Tunggu aku! Mau kemana kamu? Kok aku kamu tinggal sih?", ujar Nathan sambil berlari mengejar Kirana
Namun gadis itu cuek saja,ia terus berlari sambil memegangi pipinya dengan menggunakan kedua tangannya
*FLASHBACK OFF*
Nathan tersenyum senyum sendiri saat teringat dengan masa itu,masa masa terindah dimana ia bertemu pertama kali dan langsung jatuh cinta pada saat itu juga dengan Kirana
"Tak terasa sudah 10 tahun berlalu Ana,dan sejak saat itu hingga kini aku masih mencintaimu Ara,aku masih sangat mencintaimu,bahkan tiap hari rasa cintaku makin dalam padamu Ana,tidak sedikitpun rasa cintaku padamu berkurang Ana,tidak walau hanya setitik dan seterusnya akan seperti itu Ana", ucap Nathan tulus tanpa sedikitpun dusta dimatanya
Lelaki itu lalu mengusap usap laayar ponsel dan mengecupnya penuh kasih,seolah Kirana benar benar berada dihadapannya sekarang.
Namun ekspresi wajah Nathan tiba tiba berubah senduh,tanpa ia sadari setetes aid mata lolos dari netra indahnya tanpa disuruh.
"Tapi bagaimana kedepannya Ana? Bagaimana dengan hubungan kita? Sedangkan diantara kita tidak ada yang mau mengalah,sungguh menikah denganmu,lalu hidup menua bersamamu adalah impian terindah dalam hidupku Ana"
"Aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana hidupku jika tanpa dirimu,aku tidak akan sanggup Ana,bagiku namamu itu sudah terukir abadi dalam hatiku,aku lebih baik mati daripada hidup tanpamu,tapi bagaimana caRanya kita bisa bersama? Tembok itu terlalu tinggi untuk kita panjat, haruskah aku mengalah? Meninggalkan keyakinanku untuk bersamamu? ", ujar Nathan panjang lebar,ia sedih memikirkan nasib hubungannya dengan Kirana
Lelaki itu lalu merobohkan tubuhnya diatas ranjang hotel,matanya menatap lirih ke arah langit langit kamar
"Ana oh Kirana kekasihku,belahan jiwaku,satu satunya cinta dalam hidupku", ujar Nathan senduhh
**********************
Di rumah sakit,Kirana baru saja menyelesaikan pekerjaannya ia kini merasa sangat lelah
Gadis itu menyandarkan kepalanya pada kursi didalam ruangannya,lalu memejamkan matanya perlahan
Tidak lama Dokter Danu terlihat memasuki ruangan itu,ia tersenyum melihat anak didiknya itu yang kini wajahnya terlihat sangat damai.
"Ekhem ekheem", ujar Dokter Danu yang sukses mengagetkan Kirana
Seketika gadis itu pun terbangun gelagapan dari posisinya tadi,ia lalu berdiri tegak.
"Eh Dokter,sudah malam begini kok Dokter belum pulang sih? Betah banget dirumah sakit", ucap Kirana ngasal
"Yaa lagipula dirumah juga saya tidak ada siapa siapa yang menunggu,jadi ya sudah lebih baik kan saya dirumah sakit dulu,siapa tahu ada pasien yang tiba tiba membutuhkan penanganan saya", ujar Dokter Danu santai
"Ih Dokter jahat ya? Sama aja Dokter ngarep ada pasien yang kritis dong? Hayo loh ngaku Dokter", ucap Kirana menggoda sang Dokter
Dokter Danu gelagapan duh harus menjawab apa dia
"Enggak,bukan begitu maksud saya Kirana,auh sudahlah jangan dibahas lagi kan saya jadi lupa tujuan saya kemari itu apa", ujar Dokter danu berusaha tetap cool di depan Kirana
"Oh,ada tujuannya to,saya pikir Dokter mau marahin saya lagi", ujar Kirana ngasal
Dokter Danu hanya menggeleng geleng saja,ia sejujurnya gemas dengan tingkah Kirana
"Kirana,magangmu kurang 5 bulan lagi kan?", tanya Dokter Danu yang mendapat anggukan dari Kirana
"Jadi bagaimana? Kamu sudah mendaftar sekolah spesialis yang saya rekomendasikan?", tanya Dokter Danu
"Hem sebenarnya saya sudah mendaftar diam diam beberapa hari yang lalu Dok,karena proses pendaftarannya panjang jadi saya memutuskan mulai lebih awal,tapi sejujurnya saya masih bingung", ucap Kirana
"Bingung kenapa lagi?", tanya Dokter Danu heran
"Kejauhan ga sih Dok? Itu kan sekolah nya di LA itu artinya nanti saya jauhan sama ayah dan bunda dan Nathan", ucap Tamara pelan di akhir
"KIRANA,bisa bersekolah disana adalah impian semua orang dan kamu adalah salah satu yang beruntung kalau kamu diterima disana,kalau kamu lulus pendidikan spesialis disana kamu akan mudah mendapatkan pekerjaan di berbagai rumah sakit bahkan di luar indonesia pun kamu masih akan sangat mudah bekerja di rumah sakit besar jika kamu menyelesaikan pendidikanmu disana,jadi pikirkan baik.baik, saya menyarankan kamu karena kamu itu cerdas kamu Dokter yang hebat di masa depan'', ucap Dokter Danu coba membujuk Kirana
"Hem baiklah dok, akan saya pikirkan baik baik saya juga akan mendengarkan nasehat anda dengan baik", jawab Kirana lalu tersenyum hangat pada Dokter Danu
Dokter Danu balas tersenyum pada Tamara,Dokter muda yang kini berusia 34 tahun itu berlalu dari hadapan Kirana
Selepas kepergian Dokter Danu,wajah Kirana terlihat senduh tatapannya Nanar
"NATH,apa yang harus aku lakukan? Apakah aku bisa berjauhan denganmu? Bagaimana dengan masa depan hubungan kita?", ujar Kirana senduh
TBC
*mohon kritik dan saran ya untuk karya yang lebih baik lagi kedepannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Itha Fitra
smoga kirana gk jd murtad krn cinta
2024-02-15
0
Mukmini Salasiyanti
☺👍
2023-11-12
0
Luke fon Fabre
Aku suka karakter tokohnya! Semoga ceritanya semakin berkembang ☺️
2023-10-28
1