Pertemuan tak sengaja.

Tepat pukul dua belas tiga puluh Ansenio yang di temani oleh Jasen tiba di rumah sakit guna menjenguk kakak dari Mike yang baru saja melahirkan anak pertamanya.

Keberadaan Ansenio yang melintasi lobby rumah sakit menjadi pusat perhatian pengunjung rumah sakit yang lainnya, apalagi kalau bukan ketampanan wajah Ansenio yang menjadi pusat perhatian.

"Wah.... ketampanan pria itu sungguh menggetarkan R*him." celetukan dari salah seorang perawat yang tak sengaja berpapasan dengan Ansenio masih dapat didengar oleh pria itu, namun begitu Ansenio sama sekali tidak mau ambil pusing, bahkan ia menganggap ucapan wanita berseragam putih tersebut hanyalah serpihan debu yang sirna dihembus angin lalu.

Dengan kaki panjangnya Ansenio melangkah lebar menuju ke arah lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai enam, di mana kakak dari sahabatnya itu tengah di rawat pasca bersalin.

Di ruangan SP.OG, Anis yang tengah disibukkan dengan kegiatannya memberi pelayanan pada pasien nampak mengeryit heran ketika melihat wajah suster Mita yang nampak senyum senyum sendiri ketika baru saja tiba di ruangan usai mengambil reka medik pasien di ruangan staf.

"Ada apa suster Mita, kenapa anda senyum senyum sendiri seperti itu??." setelah pasien meninggalkan ruangan, Anis lantas melontarkan pertanyaan yang sejak tadi membuatnya penasaran.

"Sepertinya hari ini rumah sakit kita tengah kedatangan pangeran dari Yunani."

Jawaban dari suster Mita justru semakin menambah kebingungan di wajah Anis.

"Pangeran dari Yunani??." ulang Anis dengan wajah semakin terlihat bingung.

Suster Mita lantas menjatuhkan bokongnya di kursi yang berada di depan meja Anis. dengan gaya ala ala ibu tukang gosip Suster Mita mulai menceritakan kepada Anis tentang pertemuannya dengan seorang pria tampan di lobby tadi, dan itu sontak membuat Anis tersenyum mendengarnya.

"Anda ini bisa saja, paling tidak bisa bertemu dengan pria tampan pasti penyakit mata keranjangnya kambuh." tutur Anis yang diakhiri dengan senyuman canda.

"Namanya juga cuci mata, dok." kata suster Mita seolah membela diri dan hal itu membuat Anis menggelengkan kepalanya.

"Dari pada terus membahas pria tampan yang anda maksud itu, sebaiknya kita segera memeriksa kondisi pasien yang baru saja mendapat tindakan operasi beberapa jam yang lalu." ucap Anis sebelum kemudian beranjak kursinya, dan diikuti oleh suster Mita di belakang langkahnya.

**

"Terima kasih, di sela kesibukanmu kau masih meluangkan waktu untuk menjenguk kakakku." ucap Mike pada Ansenio.

"Tidak perlu berterima kasih, bukankah itulah gunanya sahabat." sahut Ansenio.

"Terima kasih atas kunjungan Anda, tuan Ansenio." kata Meri yang merupakan kakak kandung Mike.

"Tidak perlu berterima kasih kak. Satu lagi, panggil Ansenio saja tidak perlu memanggil saya dengan sebutan tuan, sama seperti Mike memanggil saya dengan sebutan nama saja!!." kata Ansenio pada Meri yang usianya tiga tahun lebih tua di banding dirinya dan juga Mike.

"Baik, Ansenio." sejujurnya Meri merasa sungkan memangil Ansenio dengan sebutan nama saja tanpa ada embel-embel tuan, mengingat Ansenio merupakan salah satu pengusaha ternama di tanah air.

Tok.

Tok.

Tok.

Suara ketukan dari balik pintu mengalihkan perhatian mereka ke arah pintu.

"Silahkan masuk!!." tutur Mike.

 Mike menatap kedatangan Anis dengan mata berbinar, begitu pun dengan Suster Mita ketika melihat keberadaan pria tampan yang ia lihat di lobby tadi.

Berbeda dengan Anis yang menatap heran ketika melihat keberadaan Ansenio di ruangan tersebut, Ansenio justru terlihat santai tidak terkejut sama sekali melihat keberadaan Anis.

"Selamat siang." Anis berusaha bersikap tenang dan juga profesional. Ia berjalan ke arah tempat tidur pasien.

"Permisi Nyonya, saya periksa dulu." kata Anis sebelum kemudian meletakkan stetoskop yang telah terhubung pada telinganya ke bagian dada pasien.

Ansenio yang kini memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya nampak menyaksikan Anis yang tengah melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter.

"Kondisi anda sudah berangsur membaik pasca operasi, saya akan meresepkan antibiotik serta anti nyeri untuk anda, yang akan di masukkan melalui injeksi. tutur Anis setelah memeriksa kondisi Meri.

"Apa masih ada yang ingin anda tanyakan, Nyonya??." ucap Anis, ketika melihat Meri seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Anda cantik sekali dokter." puji Meri apa adanya dan Anis merespon pujian Meri dengan seulas senyum di wajah cantiknya "Biasa saja , Nyonya." ucapnya biasa saja tanpa merasa besar kepala.

"Apa yang di katakan Kakak saya benar dokter, anda memang sangat cantik." Mike yang sejak tadi hanya diam akhirnya ikut menimpali obrolan Anis dan juga kakaknya. Kali ini Anis diam saja ia tidak berniat merespon ucapan Mike.

Sontak saja pujian dari Mike memancing tatapan tak biasa dari Ansenio.

"Jika tidak ada lagi yang ingin anda tanyakan, saya pamit Nyonya." tutur Anis sebelum kemudian beranjak meninggalkan kamar perawatan tersebut. Namun ketika hendak memutar handle pintu seruan Mike menghentikan pergerakan Anis.

"Dokter."

Anis menoleh. "Masih ada yang ingin anda tanyakan, tuan??." tutur Anis profesional.

Mike hanya mengusap tengkuknya berusaha menyembunyikan salah tingkahnya. "Sampai jumpa, dokter." ucap Mike dan Anis hanya mengangguk saja, meski kenyataannya ia merasa tak nyaman dengan sikap Mike apalagi tepat dihadapan Ansenio. Kini Anis dan suster Mita telah berlalu meninggalkan kamar perawatan Milik kakaknya Mike, hendak memeriksa kondisi pasien yang lainnya.

"Anda tahu dokter Anis, pria tampan yang mengenakan jas hitam di dalam tadi adalah pria tampan yang saya lihat di lobby tadi." beritahu suster Mita yang merasa bibirnya sudah gatal ingin menyampaikan hal itu sejak tadi.

Sejujurnya Anis tak terkejut jika suster Mita kagum pada pria itu karena kenyataannya wajah Ansenio memang sangat tampan.

*

"Dokter cantik itu adalah gadis yang pernah aku lihat keluar dari gedung perusahaan Wiratama Group, aku pikir dia adalah pegawai baru di perusahaan mu." beritahu Mike.

"Sepertinya takdir memang ingin menyatukan kami." ucap Mike dengan wajah berbinar penuh harap.

Melihat raut wajah tuannya berubah seketika setelah mendengar ucapan Mike, Jasen yang sejak tadi hanya diam saja akhirnya ikut bersuara.

"Sepertinya Dokter Danisha Putri Sudah menikah." komentar Jasen sebelum kemudian beralih menatap ke arah Mike. "Apa anda tidak melihat cincin pernikahan yang melingkar di jari manis Nona Danisha Putri tadi, tuan Mike." Jasen yang siap tanggap akan respon dari majikannya itu lantas melontarkan pernyataan demikian pada Mike.

"Cincin pernikahan??." ulang Mike. "Tapi aku tidak melihatnya tadi." lanjut ucap mike. tadi Mike cukup memperhatikan Anis dan seingat Mike tak ada cincin yang tersemat di jari manis Anis.

"Sepertinya mata anda sudah bermasalah, tuan Mike. jika memiliki waktu luang sebaiknya anda memeriksakan kondisi mata anda pada dokter spesialis Mata!!." saran Jasen, sementara Mike hanya nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Apa iya mataku bermasalah??." gumamnya.

Sementara Ansenio masih terlihat diam, meski dalam hatinya ia cukup kagum dengan apa yang di lakukan Jasen.

"Dia memang selalu bisa diandalkan dalam situasi apapun." dalam hati Ansenio saat menatap ke arah asisten pribadinya itu.

Terpopuler

Comments

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

ha ha ha antinion mulai posesif ya.....lanjut......hati2jangan sampai hatinya masuk di kaki.......lanjut......

2024-03-18

1

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

hhmmm... Ansenio mulai posesif ya

2024-02-24

1

martina melati

martina melati

kykny rasa benci menjadi BENar Cinta

2024-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Sesuatu yang tidak diinginkan.
2 Kebencian Ansenio Wiratama.
3 Rencana Ansenio Wiratama.
4 Jangan melampiaskan pada keluargaku!!
5 Menikahlah denganku!!!.
6 Meninggalkan kekasih tercinta.
7 Ungkapan hati Anis.
8 Seakan meninggalkan Fitrah kejam.
9 Mulai merasakan penindasan.
10 Membawanya ke hotel.
11 Harga diri.
12 Tak Sengaja bertemu.
13 Kembali melakukannya.
14 Tak kembali ke kediaman Wiratama.
15 Seenak jidatnya.
16 Diary milik mendiang Ananda.
17 Tak tega melihat baby Naya.
18 Tidur di kamar yang sama.
19 Danisha Putri.
20 Pertemuan tak sengaja.
21 Cincin, simbol pernikahan.
22 Memberi penanganan pada baby Naya.
23 Tidur bersama baby Naya.
24 Aneh tapi nyata.
25 Ternyata dia telah menikah.
26 Tak ingin di sentuh.
27 Panggilan Mama.
28 Kompensasi dari Ansenio.
29 Pria baik ????
30 Pengakuan di hadapan Armada.
31 Tak paham dengan perasaan sendiri (Ansenio).
32 Dokter juga manusia.
33 Keteguhan hati seorang Danisha Putri.
34 Penawaran dari mantan mertua.
35 Ingin melakukannya di hotel (Alibi Anis.)
36 Terjebak Sandiwara sendiri.
37 Ternyata ketahuan.
38 Permintaan maaf Anis.
39 Sosok misterius.
40 Permintaan mama Dahlia.
41 Ungkapan hati Anis.
42 Mengajaknya bersama.
43 Meminta izin cuti.
44 Perjalanan kerja.
45 Tidak mungkin sampai jatuh hati padanya.
46 Restoran Favorit Ananda.
47 Penindasan??
48 Merasakan pusing tanpa sebab.
49 Mengandung.
50 Di Landa dilema.
51 Tanpa sadar menunjukkan sikap aneh.
52 Pengakuan di hadapan ibu.
53 kepergian Anis dan kemarahan Ansenio.
54 Kepergian Anis.
55 Merubah rencana.
56 Kedatangan di kampung halaman.
57 Saling merindu.
58 Membantu persalinan.
59 Kenyataan yang menyesakkan dada.
60 Tawaran dari pak kades.
61 Perasaan yang sama.
62 Pengakuan Anis di hadapan kedua orang tua Anis.
63 Seakan memberi pertanda.
64 Yakin akan perasaan sendiri.
65 Peresmian pabrik.
66 Merasakan mual dan pusing.
67 Menemukan dirimu.
68 Akhirnya bertemu.
69 Tinggal bersama.
70 Sakit perut.
71 keterkejutan suster Nana.
72 Calon mantu???
73 Sandiwara seorang Ansenio Wiratama.
74 Kepergok warga.
75 Panggilan baru.
76 Ungkapan hati sepasang kekasih halal.
77 Bisa masuk angin.
78 Kejadian buruk menimpa Anis.
79 Kehilangan sebagian ingatan.
80 Perasaan yang tak lagi sama.
81 Praduga Anis.
82 Ungkapan kebenaran.
83 Keputusan Anis.
84 Mengenang awal pernikahan.
85 Jatuh pingsan.
86 Membuat perhitungan pada Syela.
87 Permintaan maaf Syela.
88 Kesibukan sebagai orang tua.
89 ketahuan berdusta.
90 Vira Natasya.
91 Episode terakhir.
92 Promo Novel Pelampiasan Seorang CEO.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Sesuatu yang tidak diinginkan.
2
Kebencian Ansenio Wiratama.
3
Rencana Ansenio Wiratama.
4
Jangan melampiaskan pada keluargaku!!
5
Menikahlah denganku!!!.
6
Meninggalkan kekasih tercinta.
7
Ungkapan hati Anis.
8
Seakan meninggalkan Fitrah kejam.
9
Mulai merasakan penindasan.
10
Membawanya ke hotel.
11
Harga diri.
12
Tak Sengaja bertemu.
13
Kembali melakukannya.
14
Tak kembali ke kediaman Wiratama.
15
Seenak jidatnya.
16
Diary milik mendiang Ananda.
17
Tak tega melihat baby Naya.
18
Tidur di kamar yang sama.
19
Danisha Putri.
20
Pertemuan tak sengaja.
21
Cincin, simbol pernikahan.
22
Memberi penanganan pada baby Naya.
23
Tidur bersama baby Naya.
24
Aneh tapi nyata.
25
Ternyata dia telah menikah.
26
Tak ingin di sentuh.
27
Panggilan Mama.
28
Kompensasi dari Ansenio.
29
Pria baik ????
30
Pengakuan di hadapan Armada.
31
Tak paham dengan perasaan sendiri (Ansenio).
32
Dokter juga manusia.
33
Keteguhan hati seorang Danisha Putri.
34
Penawaran dari mantan mertua.
35
Ingin melakukannya di hotel (Alibi Anis.)
36
Terjebak Sandiwara sendiri.
37
Ternyata ketahuan.
38
Permintaan maaf Anis.
39
Sosok misterius.
40
Permintaan mama Dahlia.
41
Ungkapan hati Anis.
42
Mengajaknya bersama.
43
Meminta izin cuti.
44
Perjalanan kerja.
45
Tidak mungkin sampai jatuh hati padanya.
46
Restoran Favorit Ananda.
47
Penindasan??
48
Merasakan pusing tanpa sebab.
49
Mengandung.
50
Di Landa dilema.
51
Tanpa sadar menunjukkan sikap aneh.
52
Pengakuan di hadapan ibu.
53
kepergian Anis dan kemarahan Ansenio.
54
Kepergian Anis.
55
Merubah rencana.
56
Kedatangan di kampung halaman.
57
Saling merindu.
58
Membantu persalinan.
59
Kenyataan yang menyesakkan dada.
60
Tawaran dari pak kades.
61
Perasaan yang sama.
62
Pengakuan Anis di hadapan kedua orang tua Anis.
63
Seakan memberi pertanda.
64
Yakin akan perasaan sendiri.
65
Peresmian pabrik.
66
Merasakan mual dan pusing.
67
Menemukan dirimu.
68
Akhirnya bertemu.
69
Tinggal bersama.
70
Sakit perut.
71
keterkejutan suster Nana.
72
Calon mantu???
73
Sandiwara seorang Ansenio Wiratama.
74
Kepergok warga.
75
Panggilan baru.
76
Ungkapan hati sepasang kekasih halal.
77
Bisa masuk angin.
78
Kejadian buruk menimpa Anis.
79
Kehilangan sebagian ingatan.
80
Perasaan yang tak lagi sama.
81
Praduga Anis.
82
Ungkapan kebenaran.
83
Keputusan Anis.
84
Mengenang awal pernikahan.
85
Jatuh pingsan.
86
Membuat perhitungan pada Syela.
87
Permintaan maaf Syela.
88
Kesibukan sebagai orang tua.
89
ketahuan berdusta.
90
Vira Natasya.
91
Episode terakhir.
92
Promo Novel Pelampiasan Seorang CEO.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!