Ungkapan hati Anis.

"Bi...bibi...." seruan Ansenio membuat beberapa orang asisten rumah tangga di rumah berlari gelagapan menemui Ansenio.

"Iya tuan."

"Antarkan wanita ini ke kamar tamu!!." titah Ansenio.

"Baik tuan."

Mendengar Ansenio meminta ART mengantarkannya ke kamar tamu, Anis bisa sedikit bernapas lega, setidaknya ia tidak tidur di kamar yang sama dengan pria itu.

"Mari Nona, kami antarkan ke kamar tamu." Anis lantas mengangguk lalu kemudian mengikuti arah langkah ART tersebut.

Sementara mama Dahlia segera menyusul langkah Ansenio ke ruang kerjanya.

Mama Dahlia masuk begitu saja ke ruang kerja putranya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Apa apaan ini Ansenio?? tidak jauh berbeda dengan kamu, mama juga merasa kecewa pada wanita itu tapi bukan berarti mama setuju dengan tindakan kamu saat ini. bagaimana pun mama juga seorang wanita, dan mama tidak ingin anak mama menyakiti seorang wanita!" Mama Dahlia mencoba memberi pengertian pada putranya.

"Lalu, apa maksud kamu dengan mengatakan dia menantu baru mama??." desak mama Dahlia.

"Itu Karena Ansen baru saja menikahinya, mah." kata ansen dengan santainya.

"Sekarang mama paham Ansen, kamu menikahinya karena kamu ingin membuat hidup wanita itu menderita, begitu bukan???. Tebak mama Dahlia, dan dengan cepat Ansenio mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan mama Dahlia.

"Kamu sangat keras kepala Ansenio, mama harap suatu hari nanti kamu tidak akan menyesali tindakan kamu ini." ucap mama Dahlia yang merasa kecewa pada putranya. Wanita itu berlalu begitu saja meninggalkan ruang kerja putranya.

Lelah mendengar ocehan ibunya, Ansenio memilih meninggalkan rumah, hendak bertemu dengan Fajri.

**

Sementara Anis yang telah berada di kamar tamu sontak berdiri dari duduknya pada tepi ranjang ketika mendengar suara pintu kamar terbuka.

"Kenapa kamu bersedia dinikahi oleh putraku???." tanpa basa-basi mama Dahlia melontarkan pertanyaan yang membuat Anis sempat terdiam cukup lama.

"Kamu tahu sendiri jika putraku sangat membencimu lalu kenapa kamu malah bersedia dinikahinya?? Katakan saja jangan takut!!." cecar mama Dahlia dengan tatapan menuntut.

Anis yang merasa terdesak akhirnya mengatakan semuanya pada mama Dahlia, bahkan kebakaran toko milik keluarganya serta ancaman Ansenio pada anggota keluarganya turut diungkapkan Anis dihadapan mama Dahlia.

"Jujur nyonya, saya pun sebenarnya tidak ingin menikah dengan anak anda, namun demi keselamatan kedua orang tua serta adik saya, saya terpaksa bersedia menikah dengan anak anda."

Anis nampak menyatukan kedua tangannya di hadapan mama Dahlia.

"Demi tuhan nyonya, saya tidak pernah membunuh siapapun termasuk menantu anda. Saya melakukan tindakan operasi pada menantu anda karena nyonya Ananda sendiri yang telah memohon pada saya, mengingat mendiang menantu anda telah menandatangani persetujuan tindakan operasi maka saya pun melakukan tugas saya sebagai seorang dokter."

"Namun jika tuan Ansenio tetap kekeuh menganggap saya sebagai penyebab kematian istrinya, maka saya ikhlas jika tuan Ansenio melampiaskan dendamnya pada saya asalkan jangan pada keluarga saya karena mereka tidak tahu apa apa."

Mama Dahlia mencoba menatap kedua bola mata Anis kala berucap untuk mencari kebohongan, namun ia tak menemukan kebohongan dari sorot mata wanita itu.

Sebagai sesama wanita, ada rasa iba di hati mama Dahlia pada Anis, namun begitu ia tak dapat melakukan apa apa untuk menolong Anis dari Cengkraman kebencian putranya.

"Setelah kamu mengambil keputusan dengan menikah dengan anak saya, itu artinya kamu sudah menerima semua kemungkinan yang akan terjadi ke depannya. Tidak menutup kemungkinan Ansenio akan membuat hidupmu menderita selama menjadi istrinya." tutur mama Dahlia mengingatkan.

"Saya sudah siap dengan itu semua nyonya, asalkan tuan Ansenio menepati janjinya dengan tidak melakukan hal buruk pada keluarga saya." jawaban Anis membuat mama Dahlia tertegun mendengarnya. Seorang wanita yang begitu sayang pada keluarganya, tidak mungkin sanggup menghilangkan nyawa seseorang. Mungkin kematian sudah menjadi takdir Ananda, mama Dahlia kembali berpikir positif.

"Jika kau lelah, istirahatlah !!! saya akan menemui cucu saya dulu." kata mama Dahlia hendak beranjak meninggalkan kamar tamu.

"Nyonya, apa saya boleh bertemu dengan cucu anda??."

Mama Dahlia terdiam sejenak seperti sedang berpikir. Setelah beberapa saat menimbang nimbang akhirnya mama Dahlia mengizinkan Anis untuk melihat cucu kesayangannya, yang diberi nama Naya.

***

Ansenio tengah berada di perjalanan menuju apartemen Fajri. Ia mencoba mencari keberadaan ponselnya, namun tak kunjung menemukannya.

"Oh astaga... sepertinya ponselku ketinggalan di rumah." Ansenio lantas memutar balik mobilnya hendak kembali ke rumah untuk mengambil ponselnya yang di yakini ketinggalan di rumah.

Setibanya di rumah, Ansenio segera beranjak menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya, namun saat hendak memutar handle pintu kamarnya sayup-sayup ia mendengar suara seseorang dari kamar bayinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?? Siapa yang mengizinkan kau masuk ke kamar putriku?? Apa kau juga berniat ingin membunuhnya hah???."Suara keras yang di sertai sentakan tangan Ansenio membuat Anis terkejut dan hampir saja tubuh wanita itu terhuyung ke lantai jika saja Anis tidak cepat mengimbangi bobot tubuhnya.

"Maaf atas kelancangan saya, tuan." hanya itu yang terlontar dari bibir Anis yang sudah tampak bergetar menahan tangis Akibat tindakan kasar Ansenio.

Sebenarnya Ansenio sama sekali tidak berniat kasar pada Anis namun karena kekhawatirannya pada buah hatinya, tanpa sengaja tangannya terulur begitu saja menepis tubuh Anis menjauh dari boks putrinya.

Tidak ingin semakin memancing amarah Ansenio, Anis pun memilih meninggalkan kamar itu.

"Mau kemana, kamu??." tanya mama Dahlia yang baru saja membuatkan susu formula untuk Naya di dapur, Ketika ia bertemu dengan Anis di depan pintu kamar cucunya.

"Saya mau ke kamar mandi, nyonya." Anis terpaksa berdusta karena tidak ingin Ansenio berpikir dirinya tukang ngadu.

Melihat keberadaan Ansenio di kamar Naya membuat mama Dahlia jadi tahu alasan Anis tiba tiba meninggalkan kamar cucunya.

"Kenapa mama membiarkan wanita itu masuk ke kamar ini?? Apa mama tidak takut kalau dia sampai melakukan sesuatu yang membahayakan cucu mama??." Dari sorot matanya, mama Dahlia bisa menebak jika saat ini putranya itu sangat marah ketika mendapati Anis berada di kamar putrinya.

"Kenapa mama harus takut, bukannya kamu sendiri yang sudah membawanya ke rumah ini??." jawab mama Dahlia tak mau kalah.

Tidak ingin di cap anak durhaka karena terus berdebat dengan ibunya, Ansenio pun berlalu meninggalkan kamar putrinya hendak menuju kamar tamu untuk memberi peringatan pada Anis.

Di luar dugaan, ketika Ansenio tengah membuka pintu kamar tamu tenyata saat itu Anis yang hendak membersihkan tubuhnya tengah menanggalkan pakaiannya hingga tersisa pakaian dalam saja yang melekat pada tubuhnya. Sebagai pria dewasa yang normal tentunya pemandangan itu membuat jiwa lelaki Ansenio mampu bangkit dengan seketika.

"Apa yang anda lakukan di sini?? Kenapa anda masuk tanpa mengetuk pintu Lebih dulu." cecar Anis dengan wajah kesalnya, seraya meraih sebuah handuk untuk menutupi tubuhnya.

"Tidak perlu sok polos seperti itu, di usiamu saat ini sangat mustahil kau belum merasakan belaian dari seorang pria." tudingan Ansenio benar benar menghancurkan harga diri Anis, namun begitu ia memilih diam tak menepis tudingan Ansenio.

Terpopuler

Comments

Erny Kurniawati

Erny Kurniawati

lama lama bucin deh

2024-05-10

0

Meria helenaria Sihombing

Meria helenaria Sihombing

lantam sekali mulut laki2 ini

2024-03-09

1

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

ish ish.. mulut Ansen... pedes banget kayak bon cabe level cepek dech

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Sesuatu yang tidak diinginkan.
2 Kebencian Ansenio Wiratama.
3 Rencana Ansenio Wiratama.
4 Jangan melampiaskan pada keluargaku!!
5 Menikahlah denganku!!!.
6 Meninggalkan kekasih tercinta.
7 Ungkapan hati Anis.
8 Seakan meninggalkan Fitrah kejam.
9 Mulai merasakan penindasan.
10 Membawanya ke hotel.
11 Harga diri.
12 Tak Sengaja bertemu.
13 Kembali melakukannya.
14 Tak kembali ke kediaman Wiratama.
15 Seenak jidatnya.
16 Diary milik mendiang Ananda.
17 Tak tega melihat baby Naya.
18 Tidur di kamar yang sama.
19 Danisha Putri.
20 Pertemuan tak sengaja.
21 Cincin, simbol pernikahan.
22 Memberi penanganan pada baby Naya.
23 Tidur bersama baby Naya.
24 Aneh tapi nyata.
25 Ternyata dia telah menikah.
26 Tak ingin di sentuh.
27 Panggilan Mama.
28 Kompensasi dari Ansenio.
29 Pria baik ????
30 Pengakuan di hadapan Armada.
31 Tak paham dengan perasaan sendiri (Ansenio).
32 Dokter juga manusia.
33 Keteguhan hati seorang Danisha Putri.
34 Penawaran dari mantan mertua.
35 Ingin melakukannya di hotel (Alibi Anis.)
36 Terjebak Sandiwara sendiri.
37 Ternyata ketahuan.
38 Permintaan maaf Anis.
39 Sosok misterius.
40 Permintaan mama Dahlia.
41 Ungkapan hati Anis.
42 Mengajaknya bersama.
43 Meminta izin cuti.
44 Perjalanan kerja.
45 Tidak mungkin sampai jatuh hati padanya.
46 Restoran Favorit Ananda.
47 Penindasan??
48 Merasakan pusing tanpa sebab.
49 Mengandung.
50 Di Landa dilema.
51 Tanpa sadar menunjukkan sikap aneh.
52 Pengakuan di hadapan ibu.
53 kepergian Anis dan kemarahan Ansenio.
54 Kepergian Anis.
55 Merubah rencana.
56 Kedatangan di kampung halaman.
57 Saling merindu.
58 Membantu persalinan.
59 Kenyataan yang menyesakkan dada.
60 Tawaran dari pak kades.
61 Perasaan yang sama.
62 Pengakuan Anis di hadapan kedua orang tua Anis.
63 Seakan memberi pertanda.
64 Yakin akan perasaan sendiri.
65 Peresmian pabrik.
66 Merasakan mual dan pusing.
67 Menemukan dirimu.
68 Akhirnya bertemu.
69 Tinggal bersama.
70 Sakit perut.
71 keterkejutan suster Nana.
72 Calon mantu???
73 Sandiwara seorang Ansenio Wiratama.
74 Kepergok warga.
75 Panggilan baru.
76 Ungkapan hati sepasang kekasih halal.
77 Bisa masuk angin.
78 Kejadian buruk menimpa Anis.
79 Kehilangan sebagian ingatan.
80 Perasaan yang tak lagi sama.
81 Praduga Anis.
82 Ungkapan kebenaran.
83 Keputusan Anis.
84 Mengenang awal pernikahan.
85 Jatuh pingsan.
86 Membuat perhitungan pada Syela.
87 Permintaan maaf Syela.
88 Kesibukan sebagai orang tua.
89 ketahuan berdusta.
90 Vira Natasya.
91 Episode terakhir.
92 Promo Novel Pelampiasan Seorang CEO.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Sesuatu yang tidak diinginkan.
2
Kebencian Ansenio Wiratama.
3
Rencana Ansenio Wiratama.
4
Jangan melampiaskan pada keluargaku!!
5
Menikahlah denganku!!!.
6
Meninggalkan kekasih tercinta.
7
Ungkapan hati Anis.
8
Seakan meninggalkan Fitrah kejam.
9
Mulai merasakan penindasan.
10
Membawanya ke hotel.
11
Harga diri.
12
Tak Sengaja bertemu.
13
Kembali melakukannya.
14
Tak kembali ke kediaman Wiratama.
15
Seenak jidatnya.
16
Diary milik mendiang Ananda.
17
Tak tega melihat baby Naya.
18
Tidur di kamar yang sama.
19
Danisha Putri.
20
Pertemuan tak sengaja.
21
Cincin, simbol pernikahan.
22
Memberi penanganan pada baby Naya.
23
Tidur bersama baby Naya.
24
Aneh tapi nyata.
25
Ternyata dia telah menikah.
26
Tak ingin di sentuh.
27
Panggilan Mama.
28
Kompensasi dari Ansenio.
29
Pria baik ????
30
Pengakuan di hadapan Armada.
31
Tak paham dengan perasaan sendiri (Ansenio).
32
Dokter juga manusia.
33
Keteguhan hati seorang Danisha Putri.
34
Penawaran dari mantan mertua.
35
Ingin melakukannya di hotel (Alibi Anis.)
36
Terjebak Sandiwara sendiri.
37
Ternyata ketahuan.
38
Permintaan maaf Anis.
39
Sosok misterius.
40
Permintaan mama Dahlia.
41
Ungkapan hati Anis.
42
Mengajaknya bersama.
43
Meminta izin cuti.
44
Perjalanan kerja.
45
Tidak mungkin sampai jatuh hati padanya.
46
Restoran Favorit Ananda.
47
Penindasan??
48
Merasakan pusing tanpa sebab.
49
Mengandung.
50
Di Landa dilema.
51
Tanpa sadar menunjukkan sikap aneh.
52
Pengakuan di hadapan ibu.
53
kepergian Anis dan kemarahan Ansenio.
54
Kepergian Anis.
55
Merubah rencana.
56
Kedatangan di kampung halaman.
57
Saling merindu.
58
Membantu persalinan.
59
Kenyataan yang menyesakkan dada.
60
Tawaran dari pak kades.
61
Perasaan yang sama.
62
Pengakuan Anis di hadapan kedua orang tua Anis.
63
Seakan memberi pertanda.
64
Yakin akan perasaan sendiri.
65
Peresmian pabrik.
66
Merasakan mual dan pusing.
67
Menemukan dirimu.
68
Akhirnya bertemu.
69
Tinggal bersama.
70
Sakit perut.
71
keterkejutan suster Nana.
72
Calon mantu???
73
Sandiwara seorang Ansenio Wiratama.
74
Kepergok warga.
75
Panggilan baru.
76
Ungkapan hati sepasang kekasih halal.
77
Bisa masuk angin.
78
Kejadian buruk menimpa Anis.
79
Kehilangan sebagian ingatan.
80
Perasaan yang tak lagi sama.
81
Praduga Anis.
82
Ungkapan kebenaran.
83
Keputusan Anis.
84
Mengenang awal pernikahan.
85
Jatuh pingsan.
86
Membuat perhitungan pada Syela.
87
Permintaan maaf Syela.
88
Kesibukan sebagai orang tua.
89
ketahuan berdusta.
90
Vira Natasya.
91
Episode terakhir.
92
Promo Novel Pelampiasan Seorang CEO.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!