Hubungan Darah

Vee yang memang seorang konten kreator memanfaatkan makan malamnya kali ini untuk sekalian membuat vlog dan membagikannya di laman pribadinya.

Menikmati makan malam bersama keluarganya dengan canda tawa. Bahkan nampak Lisa yang turut tersorot di kameranya dan mereka saling berinteraksi dengan baik. Yudha senang melihat Vee yang nampak akur dengan Lisa.

Sementara untuk Alin, makanan lezatnya sedikit tak mengundang selera makan karena memikirkan kejadian yang akan dialaminya setelah ini.

Sepanjang acara makan malamnya, Alin terlihat lebih banyak diam karena memilih untuk berdzikir di dalam hatinya agar setan tak semakin memasuki hatinya dan malah berpikir yang tidak-tidak.

Bergaul dengan orang yang tepat memang akan berdampak positif. Seperti Alin yang bertemankan Rifat.

Meski terlihat nakal, tapi apa yang keluar dari mulutnya adalah ilmu yang bisa dipraktekkan sambil menghabiskan hari.

"Apa kalian suka dengan makanannya?" tanya Yudha setelah makanannya kandas.

"Suka pa, lezat sekali" jawab Lisa.

"Suka pa. Ini punyaku habis" jawab Vee yang memang dimasa kehamilannya ini suka sekali makan. Berat badannya meningkat hebat, tapi tertutupi oleh tingginya yang ideal.

"Alina, kamu tidak suka ya?" tanya Yudha.

"Suka om. Enak. Terimakasih" jawab Alin yang membuat Yudha masih kecewa dengan panggilan Om dari Alin untuknya.

Waiters sudah merapikan meja mereka dan mengganti minuman dengan pesanan yang baru.

Suasana hening kembali melanda. Hati Jovan berdebar kencang. Yudha sudah tidak sabar. Sementara Alin dan Lisa masih belum bisa akur.

"Pak Jovan, saya mengundang bapak untuk datang kesini atas kepentingan yang pasti sudah Akbar jelaskan sebelumnya" ujar Yudha memecah keheningan.

"Tolong yakinkan kepada Alina jika dia memang adalah putri saya, pak. Karena bukti surat DNA masih belum bisa meyakinkannya" lanjut Yudha dengan nada memelas.

Alin masih tertunduk lesu, dia masih belum mau melepaskan Jovan yang pasti sangat dia sayangi. Alin takut jika Yudha akan membatasi interaksinya dengan Jovan nanti.

"Alina, putriku sayang. Maafkan ayah yang selama ini memendam rahasia ini darimu, nak" ucap Jovan dengan lembut, berharap Alin tidak sedih dengan perkataannya.

"Percayalah bahwa ayah selalu menyayangimu sejak kau masih bayi, sampai hari ini, sampai kelak saat ayah mati. Ayah akan selalu menyayangimu dan tak pernah ayah membedakan kalian bertiga didalam hati ayah" ucap Jovan dengan mata yang berkaca-kaca.

Mendengar permulaan dari perkataan Jovan saja sudah membuat Alin tak bisa menahan air matanya. Alin sudah menangis tersedu-sedu. Dengan ujung hijab yang dia gunakan untuk menghapus ingusnya.

"Jorok dek, nih pakai tisu" kata Vee sambil menjulurkan sebuah kotak tisu pada adiknya.

Alin menerimanya, dan memakai tisu itu untuk membuang sisa ingus yang terasa menumpuk di dalam lubang hidungnya.

"Iyuh, jijik. Huek" kata Lisa lirih sambil berpura-pura muntah di udara.

Yudha melotot pada Lisa dan mempersilahkan Jovan untuk meneruskan ucapannya.

"Nak. Maafkan ayah yang dulu gagal untuk menjaga keutuhan rumah tangga ayah dan bunda" cerita Jovan mengalir dengan sedikit bumbu agar tak menyakiti hati siapapun.

"Sebuah kesilapan dari kami semua membuat kalian terlahir dengan banyak sekali air mata. Permasalahan diantara kami berempat waktu itu, membuat kalian berdua lahir dengan Yudha sebagai ayah kandung kalian".

"Dulu sewaktu bayi, Lisa lahir dengan jantung yang bermasalah" kata Jovan.

Semua orang di dalam ruangan itu mendengarkan dengan seksama.

"Keterbatasan ekonomi membuat ayah harus rela melepaskan Lisa agar bisa ditangani di rumah sakit yang lebih lengkap. Dan dokter pun menyarankan untuk mengoperasi Lisa di ibu kota kala itu" ucap Jovan.

"Ayah dan bunda sangat bimbang. Tapi demi kelanjutan hidup Lisa kecil, kami mempercayakan agar papamu, Yudha, membawanya untuk berobat. Dan Alhamdulillah, Lisa bisa selamat dan hidup sehat hingga sekarang" kata Jovan.

"Dan satu hal yang harus kalian ketahui, bahkan bunda dan Varo (Kakak pertama Vee dan Alin) masih belum tahu jika ayah kandung kalian adalah Yudha" kata Jovan dengan wajah yang murung.

Alin dan Lisa tentu penasaran dengan ucapan Jovan kali ini.

"Jadi, bagaimana bisa papa menjadi papa kandung Lisa kalau bunda tidak tahu? Ini bagaimana sih?" tanya Lisa dengan heran yang memenuhi otaknya.

"Untuk hal itu, tanyakan saja pada papa kalian" jawaban Jovan seolah menjadi senjata makan tuan bagi Yudha.

Pikirannya yang sempit dan terlalu tidak sabar untuk meminta Alin tinggal bersamanya membuat Yudha tidak berpikir hingga sejauh itu.

"Jadi, bagaimana om?" tanya Alin.

"Ehm... Untuk itu. Tolong jelaskan, Bar!" tuh kan, lagi-lagi Akbar yang menjadi tumbal proyek bagi kepentingan Yudha.

"Kok jadi saya, pak?" tanya Akbar dengan wajah ambigunya.

Dilempar pertanyaan sesensitif itu tentu memerlukan pemikiran yang dalam agar tak salah jawab.

"Jawab saja Bar" kata Yudha.

Alin dan Lisa malah menatap Akbar dengan penuh harap. Huft, puppy eyes mereka seolah membuat Akbar ingin mencubit pipi merah keduanya.

"Cantik dan lucu sekali mereka ini. Sudah besar lagi" gumam Akbar.

"Jawab, Bar" kata Yudha.

"Ehm, itu karena. Ehm, mungkin dulu bunda kalian nikah siri sama papa kalian. Jadi kalian lahir dan bunda kembali pada ayah setelahnya" kata Akbar dengan karangan bebasnya.

Alin dan Lisa saling pandang, tak paham dengan ucapan Akbar.

"Sudahlah nak. Biarkan hal itu menjadi bagian masa lalu yang paling pahit dalam sejarah kehidupan kami sebagai orang tua kalian" Jovan menjawab dengan bijaknya, karena itulah Alin sangat sayang pada ayahnya yang penyabar itu.

"Terimalah kehadiran Yudha sebagai papamu, Lin. Di dunia ini, kau adalah putri yang paling beruntung karena memiliki dua ayah yang sangat menyayangimu" kata Jovan lagi.

"Biarkan Yudha menebus kesalahannya dengan memberimu nafkah sesuai yang dia mampu. Ayah yakin sebagai orang tua, Yudha akan sangat menyayangimu sebagai putrinya" Jovan meneruskan perkataannya.

Alin merenungi semua ucapan ayahnya. Dan lagi-lagi membandingkan dengan apa yang sudah Rifat katakan padanya.

"Banyak anak di luar sana yang berharap untuk memiliki kehidupan sepertimu".

Perkataan Rifat yang seperti ini yang selalu terngiang di telinga Alin. Tapi untuk bermanja-manja pada Yudha yang memang adalah papanya, Alin masih merasa sangat canggung.

"Apa kamu bisa menerima semua yang sudah ayah bicarakan padamu, Lin? Ayah tahu kamu adalah anak yang baik. Pasti kamu tidak akan pernah menyalahkan takdir tentang bagaimana cara kamu terlahir. Yang terpenting adalah orang tuamu sangat menyayangimu" Yudha sangat tersentuh dengan semua ucapan Jovan yang terdengar sangat dewasa dibandingkan dirinya yang lebih mementingkan diri sendiri.

"Terimalah dia sebagai papamu, dan ingatlah untuk tetap menyayangi ayahmu" kata Jovan yang tak hanya membuat Alin terkesan, bahkan Vee juga ikut menangis.

"Ayah. Kami sangat menyayangimu" ucap Vee yang tiba-tiba memeluk Ayahnya dari belakang karena terhalang meja.

Alin tak mau kalah, dipeluknya sang ayah erat bersama dengan Vee.

"Semoga kesabaran ayah menurun padaku. Semoga aku bisa menerima semua takdir Allah dengan lapang dada. Aku sangat menyayangi ayah" kaya Alin masih menangis.

"Apa kamu tidak ingin memeluk papamu ini juga, nak? Papa sangat merindukanmu. Sejak kalian masih bayi dan terpisah, hanya satu impian papa. Dan itu adalah memeluk kalian berdua di saat yang bersamaan" kata Yudha sambil berdiri.

Alin dan Lisa saling pandang seolah saling mengangguk. Setelah Alin menoleh pada Jovan yang tersenyum sambil mengangguk, Alin berjalan pelan pada Yudha dan Lisa mengikuti langkah Alin yang sudah dekat dengan kursinya untuk menghampiri Yudha yang hampir menangis.

Alina dan Alisa kompak kali ini. Tak ada perasaan saling benci di hati mereka.

Entahlah, seolah rasa dihati mereka diliputi oleh kasih sayang dan rindu yang tiada tara.

Lisa dan Alin kini sudah berada di pelukan Yudha. Getaran di hati Alin memang berbeda, terasa hangat dan penuh kasih. Seolah rasa rindu yang begitu lama dalam hatinya terobati. Entahlah, nyaman saja dal dekapan Yudha.

Begitupun Lisa, mendekap papa dan Alin seolah membuatnya merasa tenang. Memang bagaimanapun, hubungan darah tak bisa dibohongi.

Kentalnya darah memang berbeda dari air.

Terpopuler

Comments

Nofi Otafia

Nofi Otafia

mngandung bombay 😭

2023-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 Beragamnya Negriku
2 Kecelakaan
3 benang merah
4 Katanya Papua, tapi ini Jakarta
5 Dasar Monyet
6 Deklarasi Kebencian
7 Semakin Membenci
8 Benci tak berdasar
9 Masalah selanjutnya
10 Dipanggil Bu Kris
11 Terlihat Abu-abu
12 Tidak seperti yang Yudha bayangkan
13 Mengalihkan kekecewaan
14 Good Idea, Akbar!
15 Pengalaman Geng Lisa
16 Wejangan dari orang yang tepat
17 Rumit
18 Bimbang
19 Surprise
20 Hubungan Darah
21 Malam Perpisahan?
22 Di rumah Papa
23 Perumahan Tirta Agung
24 Syukuran Bersama
25 Cewek super udik
26 R.I.P Bejo
27 Mirip Mummy
28 Jalan-jalan Pagi
29 Dihukum Lagi
30 Amarah seorang Alina
31 Seperti Nano-nano
32 Bukan Perkara 'maaf'
33 Lisa dirawat
34 Pilih aku atau dia, pa?
35 Biarkan Takdir yang Berkata
36 Pandangan Masa Depan
37 Tanah Haram
38 Seperti Bangau
39 Tante Berlian
40 Tunggu Saja Dulu
41 Kesal
42 Jangan panggil aku anak kecil, om!
43 Kabur Lagi
44 Simbiosis Mutualisme
45 Seatap?
46 Om Songong
47 Segomi
48 Saudara?
49 Maaf
50 Hansen
51 Tugas Siaga
52 Bimbang
53 Papa
54 Makanan spesial?
55 Yasudah
56 Ternyata Hansen itu...
57 Fans Hansen
58 Niat baik Sam
59 Kepercayaan Sam
60 Menyebalkan
61 Usaha Berlian
62 Tergigit
63 Dasar anak kecil
64 Ikan Lele
65 Hasil olahan Lele
66 Majemuk
67 Partner Ghibah
68 Berkenalan
69 Akhirnya bertemu Hansen
70 Es Krim Red Velvet
71 Membuat emosi saja
72 Pilihan Alin
73 Sabar ya Akbar
74 Dinner
75 Kecemasan Lisa
76 Apakah aku salah
77 Tak jadi berdamai
78 Ikut om, boleh?
79 Tidak sengaja bertemu papa
80 Benarkah?
81 Dasar Alina!
82 pagi yang canggung
83 kotak merah maron
84 Sedikit khawatir
85 Terlalu bermasalah
86 sepulang sekolah
87 keputusan Yudha
88 Akankah berpisah
89 sebuah kejutan
90 Kehilangan jejak
91 Senapan Slime?
92 harus berbakti kepada siapa?
93 Sisi lain Lisa
94 Tidak jelas
95 Kenapa?
96 sudut pandang Lisa
97 gadis yang kesepian
98 dasar Sam!
99 Enam bulan
100 malam ini
101 Siapa sebenarnya?
102 papa mama baru
103 ancaman lagi
104 kado
105 kenapa ikat pinggang?
106 Clara yang aneh
107 pisau lipat dan botol parfum
108 bau ketek
109 saling mengejutkan
110 kalang kabut
111 rupanya diterima
112 kesempatan dalam kesempitan
113 bertahanlah Clara!
114 debat kusir
115 bertanya
116 bahaya
117 kejutan lagi
118 baik saja
119 rumah sakit lagi
120 hati
121 dijemput
122 tak sengaja bertemu
123 kucing garong
124 terjebak
125 tragedi Hansen
126 diantar pulang
127 kesedihan Berlian
128 ponsel baru
129 hanya iseng, Tante
130 kemesraan
131 Dadah Rifat
132 skak mat
133 gundah
134 anak manja
135 undangan
136 bersiap
137 menikah
138 keajaiban untuk Berlian
139 Merasa egois
140 Bangun lagi
141 terminal lucydity
142 hati yang canggung
143 merasa sendiri
144 om duda tapi perjaka
145 extra part
146 new novel, ARUNA
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Beragamnya Negriku
2
Kecelakaan
3
benang merah
4
Katanya Papua, tapi ini Jakarta
5
Dasar Monyet
6
Deklarasi Kebencian
7
Semakin Membenci
8
Benci tak berdasar
9
Masalah selanjutnya
10
Dipanggil Bu Kris
11
Terlihat Abu-abu
12
Tidak seperti yang Yudha bayangkan
13
Mengalihkan kekecewaan
14
Good Idea, Akbar!
15
Pengalaman Geng Lisa
16
Wejangan dari orang yang tepat
17
Rumit
18
Bimbang
19
Surprise
20
Hubungan Darah
21
Malam Perpisahan?
22
Di rumah Papa
23
Perumahan Tirta Agung
24
Syukuran Bersama
25
Cewek super udik
26
R.I.P Bejo
27
Mirip Mummy
28
Jalan-jalan Pagi
29
Dihukum Lagi
30
Amarah seorang Alina
31
Seperti Nano-nano
32
Bukan Perkara 'maaf'
33
Lisa dirawat
34
Pilih aku atau dia, pa?
35
Biarkan Takdir yang Berkata
36
Pandangan Masa Depan
37
Tanah Haram
38
Seperti Bangau
39
Tante Berlian
40
Tunggu Saja Dulu
41
Kesal
42
Jangan panggil aku anak kecil, om!
43
Kabur Lagi
44
Simbiosis Mutualisme
45
Seatap?
46
Om Songong
47
Segomi
48
Saudara?
49
Maaf
50
Hansen
51
Tugas Siaga
52
Bimbang
53
Papa
54
Makanan spesial?
55
Yasudah
56
Ternyata Hansen itu...
57
Fans Hansen
58
Niat baik Sam
59
Kepercayaan Sam
60
Menyebalkan
61
Usaha Berlian
62
Tergigit
63
Dasar anak kecil
64
Ikan Lele
65
Hasil olahan Lele
66
Majemuk
67
Partner Ghibah
68
Berkenalan
69
Akhirnya bertemu Hansen
70
Es Krim Red Velvet
71
Membuat emosi saja
72
Pilihan Alin
73
Sabar ya Akbar
74
Dinner
75
Kecemasan Lisa
76
Apakah aku salah
77
Tak jadi berdamai
78
Ikut om, boleh?
79
Tidak sengaja bertemu papa
80
Benarkah?
81
Dasar Alina!
82
pagi yang canggung
83
kotak merah maron
84
Sedikit khawatir
85
Terlalu bermasalah
86
sepulang sekolah
87
keputusan Yudha
88
Akankah berpisah
89
sebuah kejutan
90
Kehilangan jejak
91
Senapan Slime?
92
harus berbakti kepada siapa?
93
Sisi lain Lisa
94
Tidak jelas
95
Kenapa?
96
sudut pandang Lisa
97
gadis yang kesepian
98
dasar Sam!
99
Enam bulan
100
malam ini
101
Siapa sebenarnya?
102
papa mama baru
103
ancaman lagi
104
kado
105
kenapa ikat pinggang?
106
Clara yang aneh
107
pisau lipat dan botol parfum
108
bau ketek
109
saling mengejutkan
110
kalang kabut
111
rupanya diterima
112
kesempatan dalam kesempitan
113
bertahanlah Clara!
114
debat kusir
115
bertanya
116
bahaya
117
kejutan lagi
118
baik saja
119
rumah sakit lagi
120
hati
121
dijemput
122
tak sengaja bertemu
123
kucing garong
124
terjebak
125
tragedi Hansen
126
diantar pulang
127
kesedihan Berlian
128
ponsel baru
129
hanya iseng, Tante
130
kemesraan
131
Dadah Rifat
132
skak mat
133
gundah
134
anak manja
135
undangan
136
bersiap
137
menikah
138
keajaiban untuk Berlian
139
Merasa egois
140
Bangun lagi
141
terminal lucydity
142
hati yang canggung
143
merasa sendiri
144
om duda tapi perjaka
145
extra part
146
new novel, ARUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!