Ana masuk ke dalam rumah dan berganti baju, kemudian lanjut makan siang ditemani mamanya. Ana penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh mamanya. Sehingga Ana pun memulai percakapan terlebih dahulu.
“ Mama mau ngomongin apa sih ma?” Tanya Ana sambil mengunyah makanannya.
“ Selesein dulu makanmu, abis itu baru kita ngobrol.” Jawab Mama Ana.
Ana pun mengangguk atas jawaban mamanya. Cepat-cepat Ia menyelesaikan makan siangnya. Setelah selesai makan, Ana segera mencuci piring yang Ia gunakan. Lalu Ia menghampiri Mamanya.
“ Ma, Ana udah selese makan nih. Tadi mau ngobrol apa sih?” Tanya Ana penasaran.
“ Sini duduk deket mama.” Perintah Mama Ana.
“ Iya ma.” Jawab Ana.
Mama Ana menghela nafas panjang. Kemudian Ia diam beberapa waktu untuk memilih kata yang tepat untuk bicara dengan Ana.
“ Mama tadi pagi denger berita yang lagi heboh pas belanja sayur.” Kata Mama Ana.
“ Astaga malah mau gosip Ma?” Ledek Ana.
“ Ck! Denger dulu, Mama belum selese ngomong.” Kata Mama Ana kesal.
“ Iya maaf.” Jawab Ana.
“ Mama tadi pagi denger kalau ternyata ada orang yang kehilangan c*lana dalamnya di RT sebelah. Mama kaget pas denger beritanya. Terus mama cerita sama ibu-ibu yang lain tentang kejadian yang Ana alamin.” Terang Mama.
“ Apa hubungannya c*lana dalam ilang sama kejadian yang aku alamin ma?” Kata Ana kesal.
“ Soalnya yang punya c*lana dalam bilang, katanya dia udah sering kehilangan c*lana dalam.” Jelas Mama Ana.
“ Ana masih gak paham Ma.” Kata Ana.
“ Hmm jadi gini Na. Menurut mama sama ibu-ibu yang lain, jadi orang yang nyiram kamu pake air kencing dan ngambil c*lana dalem ibu itu tuh orangnya sama.” Kata Mama Ana dengan yakin.
“ Kok bisa mama sama ibu-ibu yang lain nyimpulin itu?” tanya Ana penasaran.
“ Jadi menurut kami ,orang itu nglakuin itu semua buat syarat Na. Kemungkinan paling besar ya buat pesugihan.” Terang Mama Ana.
Ana diam setelah mendengar penjelasan mamanya. Ia tidak tau harus berkata apa. Banyak hal dalam pikiran Ana. Tentang pesugihan, c*lana dalam, k**d*m, air kencing, dan terakhir Petra. Jika benar yang menerornya dan mengambil c*lana dalam adalah orang yang sama, berarti Ia telah salah paham dengan Petra.
“ Na, kok kamu diem?” Tanya Mama Ana sembari memegang tangan Ana.
Ana pun terbangun dari lamunannya. Ana melihat mamanya yang kebingungan dan takut dengan reaksi yang Ana berikan.
“ Ngga papa ma.” Jawab Ana tersenyum.
“ Terus sekarang gimana Ma? Berarti korbannya bukan cuma aku loh Ma.” Tambah Ana.
“ Ronda malamnya sih kayaknya bakalan ditambah lagi Na.” Jawab Mama Ana.
“ Emm gitu Ma. Tapi ibu itu tau orangnya siapa ga Ma?” tanya Ana lagi.
“ Ga tau katanya.” Jawab Mama Ana singkat.
“ Tapi mungkin ga sih ma kalau c*lana dalam ibu itu ilang karena ketiup angin pas lagi dijemur?” Tanya Ana.
“ Ilangnya pas ga dijemur Na. Ilangnya pas lagi direndem di ember.” Terang Mama Ana.
“ Hah di ember? Berarti c*lana dalamnya di hitung gitu ma?” Tanya Ana kritis.
“ Ya kan ibu-ibu tuh hafal Na c*lana dalamnya. Pas mau direndem kan udah diliat dulu ada berapa c*lana dalamnya dan yang mana aja.” Jawab Mama Ana.
“ Pas sebelum direndem sama pas selese nyuci tuh berkurang c*lana dalamnya, dan gak cuma sekali kejadiannya. Ini yang udah mau cerita, kalau di kulik lagi mungkin ada orang lain yang ngalamin hal sama Na.” Tambah Mama Ana.
Pikiran Ana semakin kalut mendengar penjelasan Mama Ana. Ia semakin yakin bahwa kemungkinan orang yang selama ini menerornya bukanlah Petra. Ana telah salah mengambil keputusan. Menurutnya Ia terlalu terburu-buru. Andai saja Ia menunggu besok, mungkin Ia tak akan putus dengan Petra.
“ Ya udah Ma, aku mau istirahat dulu.” Pamit Ana.
“ Ya dah kamu kalo mau istirahat.” Jawab Mama Ana.
Ana mengangguk dan berjalan menuju kamarnya. Ia berbaring di atas kasurnya, lalu mengambil HP nya. Ana ingin menghubungi Petra, namun Ia ragu setelah apa yang terjadi di kelas tadi siang. Kemudian Ia memutuskan untuk menghubungi Novi.
“ Lagi apa Nov. Aku mau cerita nih.” Isi pesan Ana ke Novi.
Setelah menunggu hampir sepuluh menit, akhirnya Novi membalas pesan Ana.
“ Baru main sama Mba ku Na. Cerita apa?” Balas Novi.
“ Aku nyesel putusin Petra. Kira-kira kalau aku ngajakin balik Petra, dia mau gak ya?” Balas Ana.
“ Kenapa kamu nyesel? Kan kamu yang mutusin Petra.” Novi balik bertanya.
“ Iya aku tau, tapi ternyata aku salah paham sama Petra. Makanya aku nyesel udah putusin dia.” Terang Ana.
“ Ya aku ga tau Na dia mau terima kamu lagi apa gak. Tapi ngeliat kelakuannya tadi dikelas kayaknya dia marah banget sama kamu.” Balas Novi.
“ Iya sih. Terus menurutmu aku mesti gimana Nov?” tanya Ana.
“ Ya terserah kamu sih Na, cuma baiknya kamu kasih dia waktu buat nenangin emosi dia dulu. Nanti kalau udah tenang, baru deh kamu jelasin ke dia.” Balas Novi.
“ Oh gitu ya Nov. Ok deh, thank you ya.” Balas Ana.
Setelah Ia sms Novi, hatinya mulai merasa sedikit tenang. Setidaknya Ana tau langkah apa yang akan dilakukannya nanti. Menurutnya benar apa yang dikatakan Novi, bahwa Ia harus memberikan Petra waktu terlebih dulu agar emosinya tenang. Mengingat sifat Petra yang temperamental. Ana takut saat Petra emosi bisa membahayakan dirinya.
Setelah sedikit lega dengan urusan Petra, tiba-tiba Ia teringat cerita mamanya tadi. Jika benar semua yang di alaminya adalah untuk pesugihan, maka bisa jadi dia dan mba nya dalam bahaya.
Mengingat foto-foto nya dan mba nya diambil dari dompet Ana. Seketika bulu kuduk Ana berdiri.
Ana pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya, dan bertemu dengan Mba Arin yang baru pulang sekolah.
“ Sore amat mba pulangnya.” Sindir Ana.
“ Cerewet. Mba lagi sibuk buat acara besok jumat, belum lagi persiapan persami( perkemahan sabtu minggu).” Terang Mba Arin.
“ Oh iya , berarti malam ini malam jumat ya.” Bisik Ana.
“ Nah lho ati-ati malam jumat, awas kena siram lagi.” Ledek Mba Arin.
“ Arin!” teriak Mama Ana.
“ Hehehe, becanda ma.” Jawab Mba Arin.
Mba Arin pun berlalu menuju kamarnya, kemudian Ana duduk disamping Mama Ana yang sedang menonton TV. Matanya tertuju ke TV, namun pikirannya berada di tempat lain.
Ia takut jika omongan Mba Arin benar-benar terjadi. Apalagi sekarang Ana tau bahwa yang dialaminya adalah untuk pesugihan. Ia ingat betapa gatal pipinya setelah terkena cipratan air itu. Bahkan rasa gatalnya baru hilang setelah beberapa hari berlalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments