Setelah Ana sampai dirumah, Petra menghubunginya. Namun berbeda dengan janji yang Ana ucapkan, Ia mengacuhkan telepon dari Petra. Ana merasa ingin menjauh dari Petra.
Hari berlalu, tiga hari telah berlalu. Tiga hari ini Ana dan Petra seperti main kucing-kucingan.
Begitu susahnya Petra ingin bertemu dengan Ana. Setiap melihat Petra, Ana langsung pergi dan mencari cara agar Petra tak mengejarnya.
Awalnya Petra tetap berusaha untuk bertemu dengan Ana, namun lama kelamaan Petra merasa lelah. Ia pun menjadi terbiasa dengan sikap Ana. Bahkan Petra cenderung cuek meskipun ada Ana. Ia tidak berusaha lagi untuk bertemu dan ngobrol dengannya.
Melihat sikap Petra yang berubah, Ana menjadi cukup tenang. Ia merasa lebih nyaman dengan kondisinya saat ini. Bahkan tiga hari ini Ana terlihat semakin dekat dengan Ali. Petra pun mengetahui hal ini.
Setelah cukup lama bersabar, Petra pun menemui Ana dikelasnya. Ia memasuki kelas Ana diwaktu jam istirahat, dan duduk di samping Ana.
“ Mau kamu apa Na?” tanya Petra.
“ Aku mau sendiri dulu Pet.” Jawab Ana. Disini Ana sebenarnya merasa ketakutan, terlebih Petra memang dikenal temperamental.
“ Maksudnya?” Tanya Petra.
“ Saat ini aku lagi banyak masalah Pet, jadi pengen sendiri dulu.” Jawab Ana.
“ Masalah? Masalah apa? Coba cerita.” Tegas Petra.
“ Aku belum bisa cerita masalah ini ke siapa-siapa Pet.” Jawab Ana.
“ Termasuk aku?” Tanya Petra lagi.
“ Iya.” Jawab Ana singkat. Dalam hati Ana tidak mungkin mengatakan bahwa Ia mencurigai Petra sebagai orang yang menerornya.
“ Masalah sama Ali maksudmu?” Sindir Petra.
“ Kok jadi ke Ali sih Pet. Ini kan ga ada hubungannya sama Ali.” Jawab Ana emosi.
“ Oh gitu. Terus apa?” Tanya Petra masih bersabar.
“ Maaf Pet, tapi sekali lagi aku belum bisa ceritain apa masalahku ke siapapun. Entah itu Novi, Asep, termasuk kamu.” Jawab Ana.
Petra menghembuskan nafas dalam-dalam. Dalam hatinya Ia ingin marah, tapi karena Petra tidak ingin merusak suasana kelas Ana, Petra cukup bersabar menahan amarahnya. Untuk waktu yang cukup lama, mereka berdua diam. Lalu perkataan Ana menghancurkan keheninganan tersebut.
“ Kita off dulu ya Pet.” Pinta Ana.
Setelah mendengar perkataan Ana, Petra tetap diam. Terlihat Petra sangat marah, wajahnya merah, dan tangannya mengepal di atas meja. Melihat hal itu, Ana berusaha untuk menenangkan emosi Petra.
“ Maaf Pet.” Kata Ana.
Tanpa sepatah katapun, Petra bangun dari tempat duduk. Kemudian dia berjalan, dan berhenti di meja dekat dengan pintu masuk ke kelas. Lalu dia dorong meja itu sampai terjatuh, kemudian Petra pergi begitu saja.
Ana merasa takut sekaligus lega. Memang hal ini yang Ana mau, yaitu putus dengan Petra. Ana masih berfikir bahwa Petra lah yang menerornya selama ini. Sehingga Ana yakin, jika putus dengan Petra adalah solusi dari terror tersebut.
Kelas pun jadi ramai, teman-teman Ana banyak yang menanyakan tentang hal yang telah dilakukan oleh Petra. Apa alasan Petra sampai mendorong meja kelas sampai terjatuh. Namun Ana tidak menjawab pertanyaan mereka. Ana hanya tersenyum karena Ia tidak ingin memperkeruh hal sepele tersebut.
Novi pun datang ke kelas setelah Ia selesai istirahat dari kantin. Saat perjalanan menuju kelas, Ia banyak mendengar yang menggosipkan Ana dan Petra.
“ Tadi Petra kesini?” tanya Novi sambil duduk disamping Ana.
“ Iya.” Jawab Ana singkat.
“ Katanya sampai dorong meja. Kenapa emang? Kamu berantem sama Petra?” Tanya Nov lagi.
“ Kamu tanya langsung aja sama dia aja Nov.” Jawab Ana ketus.
“ Loh kok kamu gitu sih?” tanya Novi heran.
“ Please jangan tanya apa-apa dulu, aku lagi pusing.” Jawab Ana.
Mendengar jawaban Ana, Novi pun terdiam. Ia tidak melanjutkan pertanyaannya. Novi takut, Ana akan marah jika Novi masih saja bertanya apa yang terjadi antara Petra dengannya.
…
Teet Teet Teet
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Ana bersiap untuk pulang. Namun berbeda dengan biasanya, Ia langsung pergi tanpa menunggu Novi.
“ Na, tunggu.” Panggil Novi.
Novi pun mengejar Ana. Mereka berjalan berdua menuju tempat mereka biasa naik angkot. Namun, Ana dan Novi tak mengucapkan sepatah kata pun. Mereka hanya diam sepanjang perjalanan menuju tempat angkot.
Barulah sampai di angkot dan duduk, tangis Ana pecah.
“ Kamu kenapa Na?” Tanya Novi.
“ Aku putus sama Petra Nov.” Jawab Ana terisak.
“ Kok bisa? Kamu sih ngehindar terus dari Petra.” Kata Novi menyalahkan.
“ Aku ada alasan kenapa ngelakuin itu Nov.” Jawab Ana menahan tangis.
“ Emang apa sih masalahnya Na?” Tanya Novi penasaran.
“ Aku kan pernah bilang sama kamu Nov kalau aku lagi ada masalah dirumah. Ya masalah nya itu sebenernya.” Jawab Ana.
“ Kamu udah bilang ke Petra?” Tanya Novi lagi.
“ Udah kok.” Jawab Ana singkat.
“ Terus Petra tetep putusin kamu?” Tanya Novi.
“ Sebenarnya aku yang minta kita berdua putus dulu Nov.” Jawab Ana ragu.
“ Loh gimana sih? Terus kenapa kamu nangis sekarang? Kan kamu yang minta putus.” Tanya Novi ragu.
Ana tak mampu membalas kata-kata dari Novi. Menurutnya benar apa yang dikatakan Novi. Namun entah mengapa hatinya merasa sedih seperti ada sesuatu yang hilang darinya. Namun Ia juga merasa sedikit lega mengingat kemungkinan bahwa terror yang Ia alami akan berhenti.
Setelah percakapan yang cukup singkat, mereka diam. Sampai waktunya Novi turun pun, Ana hanya tersenyum melambaikan tangannya. Tak lama setelah Novi turun, Ana pun bersiap untuk turun di depan rumahnya.
Baru turun Ana melihat mama nya sedang duduk di teras rumah. Ana heran, karena jam segini biasanya mamanya berada di dalam rumah, entah kenapa hari ini mamanya berada di teras rumah. Seperti sedang menunggu kedatangannya.
“ Assalamualaikum ma.” Salam Ana.
“ Waalaikumsalam.” Jawab Mama Ana.
“ Tumben di teras ma. Lagi nungguin apa?” Tanya Ana.
“ Lagi nunggu kamu pulang Na.” Jawab mama Ana.
“ Lah kok tumben.” Ledek Ana.
“ Ya udah yuk masuk rumah dulu. Ganti baju terus makan siang dulu ya. Mama mau ngobrol sama kamu.” Kata Mama Ana.
“ Ok.” Jawab Ana singkat.
Ana merasa ada sesuatu yang terjadi, entah mengapa firasatnya mengatakan demikian. Ia menjadi gugup dengan apa yang akan mamanya bicarakan. Ana berharap semoga bukan kabar buruk yang akan Ia dengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments