Seperti yang sudah disepakati bahwa Charles akan langsung membawa Jani ke kediaman pribadinya, maka setelah acara selesai Jani dan Charles benar-benar bergegas ke rumah pribadi Charles. Akan tetapi mereka tentu tidak pergi sendiri. Kedua pihak keluarga tetap mengantarkan mereka.
Berbagai barang dan juga makanan dibawa oleh Sekar untuk putrinya. Dengan dibantu Rosa, kulkas rumah Charles menjadi penuh bahan makanan dan juga makanan matang.
" Semoga Jani bisa jadi istri yang baik. Anaknya masih sesukanya sendiri Mbak Rosa."
" Pelan-pelan Mbak Sekar bukankah dulu kita juga belajar saat awal mula menikah? Semoga Charles bisa ngemong Jani."
Sekar dan Rosa mengamankan doa mereka bersama. Dua ibu besan itu rupanya cepat sekali akrab. Bahkan Rosa juga langsung akrab dengan menantu dan cucu sekar. Ia pun ingin sekali bisa segera menimang cucu.
Namun, Rosa sendiri tidak memaksa itu. Ia tahu Jani masih muda dan masih banyak aktifitas perkuliahan.
Melihat Charles melepas masa lajangnya saja Rosa sudah sangat bahagia. Ia sempat khawatir Charles akan lama membujang.
" Woaaah akhirnya semua udah pulang. Om, mau minum apa. Mumpung Jani juga mau bikin minuman."
" Teh panas saja, tadi bunda bawain kue kan, nah sekalian sama kue ya. Tolong."
Jani mengangkat jempol tangannya ke udara. Charles hanya terkekeh geli, rupanya gadis itu perhatian juga. Awalnya ia pikir bahwa Jani benar-benar akan cuek tapi ternyata tidak. Dalam pikiran Charles, mungkin Jani di rumah sering melakukan itu kepada ketiga kakak lelakinya.
" Nih, om. Aku nggak tahu selera om. Suka manis atau nggak."
" Sluuuurrp, pas. Thanks."
Kini keduanya diam, suasana canggung memenuhi ruangan besar dengan dua orang berbeda gender tersebut.
Drtzzzz
Ponsel keduanya sama-sama berbunyi. Sebuah panggilan masuk ke ponsel mereka. Baik Charles maupun Jani, bangkit dari duduk mereka dan saling pergi menjauh agar tidak terdengar satu sama lain saat berbicara di telepon.
" Eh Tar, ada apa?" tanya Jani. Rupanya yang menghubungi Jani adalah Tari sang sahabat.
" Sorry ya Jan, kemarin ada cowok namanya Paundra. Doi minta nomor lo. Gue kasih aja, gue lupa nggak minta ijin lo dulu. Gue pikir karena kita satu komunitas jadi ya gue kasih aja. Lo nggak marah kan sama gue."
" Ooh itu, it's oke. Tenang aja but next time don't do that ok! Lo tahu kan gue nggak suka nyebar nomor pribadi kalau nggak penting and kenal banget."
Tari di seberang sana mengangguk. Sungguh ia pun merasa tidak enak hati. Pasalnya Jani memang enggan membagi nomor ponselnya kecuali penting. Tari tahu hal itu tapi saat Paundra meminta dengan sedikit memaksa, Tari akhirnya memberikannya.
Bahkan Tari berpikir tidak masuknya Jani ke kampus karena marah dengannya. Hari ini komunitas yang Jani dan Tari ikutin memang tengah mengadakan perkumpulan dan Jani memang sudah izin untuk tidak hadir. Tapi Jani sengaja tidak mengabari Tari. Jani takut Tari banyak tanya, pernikahan ini pun Jani rahasiakan dari sahabat dekatnya itu.
Di sisi lain Charles memilih untuk diam saja saat seseorang berbicara begitu banyak di dalam panggilan telepon. Pria tersebut hanya menempelkan ponselnya ditelinga tanpa berniat menanggapi setiap kata yang terucap dari orang yang ada di seberang.
" Honey, please aku mohon. Aku bisa perbaiki semuanya. Aku sungguh mencintaimu Charles, apa kamu tidak tahu itu. Please sayang, aku akan baik pada mommy dan adikmu, jika perlu aku akan meminta maaf kepada mereka atas sikap dan tutur kataku yang kasar dan kurang baik. Sayang please bicaralah, jangan diam saja."
" Maaf Tia, semua sudah terlambat. Aku sudah menikah secara sah agama dan negara. Jangan lagi memanggilku sayang, karena kita tak lagi ada hubungan. Perbaikilah dirimu bukan untuk kembali padaku tapi untuk dirimu sendiri. Semoga kamu bisa mendapatkan pria yang sesuai dengan keinginanmu."
" Tapi Charl .... !"
Charles menutup panggilannya. Ia rasa tidak ada yang perlu di bicarakan lebih jauh. Ia menoleh ke belakang, terlihat Jani sudah kembali duduk dan menikmati teh panasnya.
" Maaf lama," ucap Charles canggung.
" Tidak masalah, kita sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing bukan. Oh iya om, aku tidur dimana?"
Charles mengerutkan alisnya, ia lupa meskipun sudah menikah tapi mereka sepakat untuk hidup masing-masing juga. Charles kemudian melihat beberapa kamar di rumahnya total kamar ada 3 kamar tidur, dan Charles menunjuk sebuah kamar tepat di kamar utama untuk Jani tempati.
" Oke, good aku akan ke kamar."
" Wait, ada beberapa hal yang harus kita bahas dan harus aku sampaikan. Kita memang sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing. Tapi kita juga punya aturan rumah yang harus kita buat bersama dan kita patuhi."
Rinjani awalnya hendak protes, tapi setelah dipikir-pikir ia setuju juga. Tidka mungkin dia sebebas-bebasnya di rumah suaminya tersebut.
Satu demi satu Charles memberikan peraturan, dan Jani mendengarkan dengan seksama. Sesekali Jani protes dan menambahkan hal lain nya juga.
" Jadi kamu memilih kita tidak pakai ART?" Charles bertanya dengan penuh keterkejutan.
" Iya om, kita akan sama-sama mengerjakan pekerjaan rumah kalau ada ART nanti ribet, takut mereka nanya-nanya. Mending kita nggak usah pake ART. Lagian kerjaan rumah kan sederhana om, nyapu, ngepel, masak. Gini, kita bagi tugas. Masak adalah tugasku, om bagian nyapu dan ngepel. Simple kan," jelas Jani yakin.
Charles mengangguk pelan, ternyata Rinjani yang seorang putri Dwilaga itu berpikiran dewasa juga. Mengingat bagaimana keluarga mereka, jujur Charles tidak menyangka Jani biasa mengerjakan pekerjaan rumah.
" Oke lah deal. Lumayan tuh olah raga pagi, nyapu ngepel."
Jani mengangkat tangannya mengajak Charles untuk Hi Five. Awalnya Charles terkejut, tapi ia kemudian tersenyum. Rupanya ia memang harus mengikuti jiwa muda sang istri. Ya istri, mereka sudah menikah dan status mereka adalah suami istri.
" Oh iya Jan, sebelum pembicaraan ini selesai aku mau menyampaikan. Aku punya mantan kekasih. Aku memberitahunya bahwa aku sudah menikah. Tapi sepertinya dia tidak terima. Aku hanya khawatir dia mengunjungi rumah saat aku tidak ada."
" Ooh itu, terus om maunya aku gimana?"
" Bersikaplah sebagai seorang istri ketika dia datang. Dalam artian kamu nyonya rumah ini maka kamu berhak melakukan apapun kepada tamu, jika menurutmu itu mengganggu maka kamu berhak mengusirnya."
" Okee, dengan senang hati."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lies Atikah
udah putus tapi masih dilayanin kok gak di blokir berarti x gatal masih dihati mu menyebalkan
2024-10-27
0
Erna Masliana
bagus.. keren lah Charlie
2024-09-18
0
Eli Elieboy Eboy
𝚜𝚒 𝚞𝚕𝚎𝚝 𝚋𝚞𝚔𝚞 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚋𝚒𝚜 𝚔𝚕𝚠 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚗𝚎𝚖𝚞𝚒𝚗 𝚓𝚊𝚗𝚒
2024-08-05
0