Woshhhh!
Tidak lama setelah Sun Xiang menghentikan serangan, ular api yang masih mampu bertahan dari serangan Sun Xiang kemudian menyemburkan napas apinya.
Akan tetapi, serangan itu berhasil dihindari dengan mudah oleh Sun Xiang. Selain itu, Sun Xiang juga menggunakan teknik Bayangan Pembunuh untuk melancarkan serangan balasan.
Slash!
Bersama dengan ke-tujuh bayangannya, Sun Xiang melancarkan serangan beruntun tanpa henti, sehingga membuat tubuh ular api dihujani oleh puluhan bilah energi spiritual.
Pada saat yang bersamaan, ledakan besar juga terus terjadi, bahkan area seluas puluhan meter dari tempat pertarungan itu sampai dibuat bergetar karena ledakan tersebut.
"Kekuatannya benar-benar dahsyat."
"Tapi siapa dia sebenarnya? Kenapa orang hebat sepertinya malah bersembunyi di hutan ini?"
"Entahlah, yang pastinya ada suatu alasan yang membuatnya menyembunyikan diri di hutan ini."
Para kultivator itu tidak bisa tidak mengagumi kekuatan Sun Xiang, sebab di usianya yang terlihat masih sangat muda, dia sudah memiliki kekuatan yang begitu luar biasa.
Sementara itu.
Setelah beberapa menit lamanya, Sun Xiang akhirnya menghentikan serangannya. Selain itu hawa keberadaan ular api itupun sudah tidak mereka rasakan lagi.
"Apakah sudah selesai?"
Mereka semua tidak mengetahui apa yang terjadi, karena pandangan mereka terhalangi oleh debu yang sangat tebal, namun mereka yakin bahwa ular itu sudah tewas.
Benar saja, setelah debu-debu yang menghalangi pandangan diterbangkan oleh terpaan angin, mereka akhirnya bisa melihat ular api yang telah terkapar tak bernyawa di tanah.
"Hewan spiritual yang tidak bisa kita hadapi, mati tanpa perlawanan berarti di tangannya."
"Kita sudah melihat seperti apa kemampuannya, jadi jangan sampai menyinggungnya."
"Baik, kakak pertama!" ujar yang lainnya serempak.
Pria yang paling senior diantara mereka kemudian mendekati Sun Xiang, ia ingin meminta maaf atas sikap kasar yang ditunjukkan oleh saudaranya pada Sun Xiang sebelumnya.
Akan tetapi, langkah kakinya terhenti ketika merasakan hawa mengerikan yang terpancar dari tubuh Sun Xiang, dan tanpa ia sadari, tubuhnya tiba-tiba saja gemetar ketakutan.
"Hawa mengerikan apa ini? Apa dia masih manusia?"
"Ada apa?" tanya Sun Xiang.
Pria itu tersentak dan tanpa sadar melangkah mundur menjauhi Sun Xiang. Walaupun hawa mengerikan itu sudah menghilang, namun perasaan takut masih melekat di dirinya.
"Maafkan aku tuan, aku tidak bermaksud mengganggumu."
"Tidak perlu minta maaf" sahut Sun Xiang dengan wajah datar.
Raut wajah pria itu berubah ketika melihat ekspresi Sun Xiang, sebab ia tahu bahwa Sun Xiang sedang merasa tidak senang dengan keberadaan mereka semua di sana.
"Tuan, bolehkah aku mengetahui namamu?"
"Sun Xiang!"
"Tuan Sun, aku mewakili semua saudaraku mengucapkan terima kasih karena sudah melindungi kami."
Sun Xiang menggelengkan kepalanya pelan, lalu menjelaskan bahwa alasannya bertarung bukan untuk melindungi mereka, tapi melindungi rumah yang telah ia bangun.
Tidak hanya itu saja, Sun Xiang juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak suka dengan kehadiran mereka di sana dan meminta mereka untuk segera meninggalkan tempat itu.
"Baik tuan, kami akan segera meninggalkan tempat ini."
Sun Xiang tidak menanggapi perkataan pria itu, ia kemudian menghampiri mayat ular api dan langsung membedah tubuh ular merah raksasa itu untuk mengambil kristal jiwanya.
"Kita harus segera pergi dari sini."
"Baik, kak!" ujar yang lainnya serempak, kemudian membawa saudari mereka yang terluka meninggalkan kediaman sederhana Sun Xiang.
***
Sebulan kemudian, Sun Xiang menjalani kehidupannya di hutan bambu dengan tenang dan damai, sebab tidak ada lagi yang datang ke sana untuk mengganggunya.
Selama itu pula, Sun Xiang berusaha mempelajari jurus milik pemimpin ketua Serigala Hitam sebelumnya. Sayangnya, jurus itu sangat tidak cocok dengan energi miliknya.
Sama seperti namanya, jurus pedang empat musim sangat mengutamakan perubahan energi yang membentuk empat elemen berbeda dalam setiap gerakannya.
Ke-empat elemen itu antara lain, elemen api yang melambangkan musim panas, elemen es untuk musim dingin, elemen angin untuk musim gugur dan elemen air untuk musim semi.
Sedangkan untuk Sun Xiang, perubahan elemen yang terbentuk dari energi spiritualnya hanya ada satu, yaitu elemen kegelapan yang melambangkan kengerian dan rasa takut.
"Sayang sekali, padahal ini adalah jurus yang sangat hebat."
"Hahh..." Sun Xiang menghela napas panjang, kemudian menyimpan goloknya ke dalam cincin dimensi.
"Mungkin sudah waktunya meninggalkan hutan bambu ini" ucap Sun Xiang.
Sejak awal, Sun Xiang memang tidak ada keinginan untuk menetap di hutan bambu itu, karena tujuannya hanyalah untuk bersembunyi dari anggota asosiasi Bulan Darah.
Tapi sekarang, Sun Xiang merasa tidak perlu bersembunyi lagi, sebab ia sudah memiliki kekuatan untuk melawan anggota asosiasi Bulan Darah yang ada di kekaisaran Zhong.
Selama lawannya bukanlah seorang tetua atau pasukan elit dalam jumlah tertentu, Sun Xiang sangat yakin bahwa dirinya bisa menghadapi anggota asosiasi yang ingin membunuhnya.
"Baiklah, saatnya meninggalkan hutan ini" ucap Sun Xiang, lalu melesat pergi meninggalkan pondok sederhana miliknya.
***
Di suatu tempat nan jauh.
Dua orang pria yang memancarkan hawa yang terasa begitu mengerikan dari tubuh mereka, nampak sedang mengawasi seorang pemuda melalui sebuah bola kristal.
"Bagus! Akhirnya ujian ini bisa dimulai."
"Kau benar! Dan aku yakin dia adalah satu-satunya orang yang pantas untuk mewarisi kekuatanku."
"Maaf saja! Tapi dia akan menjadi penerus ku!"
"Yama! Kenapa kau selalu mengusik milikku?!"
"Apa maksudmu, Ashura?! Justru kaulah yang mengusik milikku!"
"Tidak tahu malu!" ujar pria bernama Ashura.
"Siapa yang kau maksud tidak tahu malu?!" sahut Yama. Seketika itu juga, tubuhnya diselimuti oleh aura hitam pekat.
"Memangnya siapa lagi kalau bukan dirimu!" Ashura menanggapi amarah rekannya itu, tubuhnya pun diselimuti oleh aura merah kehitaman.
Dalam sekejap, suasana di sekitar tempat itu langsung berubah mencekam. Jika ada orang lain di tempat itu, bisa dipastikan bahwa dia akan mati karena serangan mental yang begitu dahsyat.
Ashura, dia adalah sosok mengerikan yang dikenal dengan julukan Dewa Pembantaian. Sedangkan Yama, dia juga sosok mengerikan yang dikenal dengan julukan Dewa Kegelapan.
"Hahahaha!"
Suasana menakutkan dan mengerikan itu akhirnya pecah oleh suara tawa mereka berdua, tawa mereka berdua begitu lantang bagaikan petir yang menggelegar disiang bolong.
"Sudah dipastikan, dia adalah orang yang akan mewarisi kemampuan kita berdua!" ucap Ashura.
"Kau benar! Mari terus awasi dia dan pastikan semuanya berjalan dengan lancar!" sahut Yama.
Walaupun keduanya sering bertengkar dan bertarung, namun bukan berarti mereka bermusuhan. Justru kedua sosok yang memiliki hawa mengerikan ini adalah sahabat baik.
"Yama, bagaimana dengan ujian untuk menguji kelayakannya?"
"Tidak perlu khawatir, temanku. Aku sudah menyiapkan semuanya dengan baik dan akan ku pastikan, tidak ada yang bisa mengganggu rencana kita."
"Bagus! Kau memang selalu bisa diandalkan seperti biasanya."
"Lalu bagaimana dengan para bajingan itu?" tanya Yama.
"Aku jamin mereka tidak akan menyadari hal ini" jawab Ashura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
lanjut
2024-05-20
0
Senthot Haryantogawi
mantp
2023-11-09
0
Tambah up nya tor
2023-11-04
0