sampainya di rumah Lulu tak mengatakan sepatah kata pun, Lulu langsung masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Brian begitu saja, bahkan ketika Kenzo menyapanya, iya juga tak menghiraukannya.
"bunda kenapa bang?,"tanya Kenzo pada Brian.
"Abang juga tidak tahu, mungkin bunda kelelahan, Kamu tidur saja ya ini sudah malam, kan besok kamu harus sekolah,"jawab Brian.
Kenzo mengganggukan kepalanya dengan patuh dan ia pun pergi ke kamarnya, saat Brian berada di dalam ruang kerjanya, tiba-tiba sang ayah datang dan masuk .
"papah?,"tanya Brian dengan heran atas kedatangan sang ayah.
"apakah papah mengganggumu?,"tanya Agam.
"tidak pah ,silakan duduk,"jawabnya sambil mempersilahkan sang ayah untuk duduk di sofa, lalu ia menghampiri sang ayah untuk duduk di sofa juga.
"Ada apa pah?".
"tidak ada apa-apa, papa hanya ingin bertanya berapa umurmu saja?".
"jika ini berhubungan dengan perjodohan, aku tetap tidak ingin memberitahunya dan sudah aku putuskan kalau aku tidak ingin menerima perjodohan ini".
"tidak..., tidak ada hubungan apapun dengan perjodohan, papa hanya bertanya umurmu saja karena papa tidak tahu berapa umurmu".
"aku berusia 28 tahun, untuk bulan yang akan datang".
"terus kamu ditinggal oleh mamamu dari usia berapa?".
"kenapa papa bertanya ini kepadaku?".
"sudah jawab saja dari kapan kamu ditinggal oleh Mama?".
"aku ditinggal oleh Mama dari aku masih berusia 5 tahun".
"papa menikahi bunda saat kamu berusia berapa?".
"saat usia 7 tahun".
"berarti kurang lebih bunda kamu sudah merawatmu 20 tahun lamanya, apakah pernah bunda membentakmu, atau pernahkah dia mengucapkan kalau kamu anak yang menyusahkan dan bukanlah anaknya, atau setidaknya pernahkah bunda mengatakan kalau dia sangat kecewa dan tidak ingin menjadi ibumu?".
Brian seketika diam dan ia tak menjawab sama sekali pertanyaan-pertanyaan dari sang ayah, dia juga berpikir memang benar yang dikatakan oleh ayahnya kalau tidak pernah satu kali pun bundanya mengatakan hal yang buruk kepadanya.
Agam meninggalkan Brian sendirian, dan Agam hanya berkata"tolong pikirkan lagi ketika kamu ingin mengucapkan sesuatu, karena meskipun orang itu sangat baik, dia tetap memiliki hati dan juga perasaan,"ucapnya lalu pergi.
Brian pergi ke jendela besar di ruangannya, dan ia melihat ke arah luar yang kini tampak rintik-rintik hujan yang mulai turun.
"kenapa gue jadi kayak begini, padahal bunda gak pernah bersikap kasar ke gue, tapi kenapa gue malah memperlakukan bunda kayak gini, gue anak yang gagal,"gumamnya sendiri, dan Brian pun pergi ke gazebo belakang karena sang ibu sedang berada di sana.
"hai bunda,"siapa Brian dengan Pelan.
Lulu melihat ke arah brain dan ia menganggukan kepala sambil tersenyum manis.
"Ya sudah kalau kamu mau di sini, saya masuk dulu ya,"Jawab dulu yang hendak pergi.
"tunggu dulu bunda, ada yang mau aku bicarakan,"ucap Brian dengan tiba-tiba .
lulu ketiga berhenti dan ia melirik ke arah Brian yang menyuruhnya untuk duduk kembali, dan Lulu pun duduk.
"apakah bunda masih marah padaku?,"tanya brain.
"kenapa bunda harus marah padamu, bukankah kamu memang mengatakan hal yang benar, bunda memang bukan ibu kamu kan?".
"tidak bunda tidak seperti itu maksudku, bunda adalah ibuku, ibu yang telah membesarkanku, dan maaf atas apa yang aku katakan waktu itu".
"sudah Brian tidak apa-apa, karena inilah kenyataannya kalau bunda memang bukanlah orang tua kamu".
"bunda memang bukanlah ibu kandungku, Tapi bunda yang merawatku sedari kecil, jadi bunda tetaplah ibuku walau kita tidak ada hubungan darah sama sekali.
maafkan aku karena telah mengatakan hal yang buruk tadi malam, aku benar-benar kacau dan aku benar-benar kesal dengan yang bunda katakan, aku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi,maka dari itu aku langsung mengatakan hal yang tidak aku pikirkan terlebih dahulu sampai membuat bunda sakit hati .
mungkin memang bunda terlihat tidak apa-apa, tapi aku tahu kalau bunda sebenarnya juga merasa sakit hati atas perkataanku, bunda aku akan menuruti perkataan bunda, aku akan menuruti permintaan bunda".
"tidak apa Brian, di sini memang bunda yang salah,karena bunda terlalu memaksakan kamu untuk menerima perjodohan ini, bunda tidak akan pernah memaksa kamu lagi, dan jika memang kamu mau ya sudah Alhamdulillah,tapi jika kamu menolak bunda tidak akan pernah komplain".
"aku akan menerimanya bunda, karena mungkin ini yang terbaik untukku, aku selalu percaya kepada bunda, karena bunda selalu memberikan yang terbaik".
Lulu menatap ke arah anak sambungnya itu dan ia mulai menangis.
"bunda kenapa?,"tanya Brian sambil menggenggam kedua tangan Lulu.
"bunda tidak apa-apa, bunda hanya terharu dengan perkataanmu, padahal kamu bukanlah anak bunda, tapi kamu begitu percaya kepada bunda bahkan untuk urusan jodoh sekalipun,"jawabnya dengan air mata yang mulai menetes.
"memang aku seharusnya percaya kepada bunda dari awal, karena yang selalu bunda rencanakan untukku,atau yang selalu bunda katakan untukku adalah yang terbaik, maafkan aku bunda karena aku menentang bunda kemarin".
"iya tidak apa-apa, terima kasih".
Brian menganggukan kepalanya dan mereka berdua pun berpelukan, setelah itu Bryan masuk ke dalam kamarnya dan ia mengirimkan pesan kepada Tasya.
-*-
"Tasya besok jangan lupa ke ruangan saya terlebih dahulu,"(Brian).
"memangnya ada apa Tuan?,"(Tasya).
"ini ada hubungannya dengan perjodohan kita, Jangan sampai ada yang tahu tentang perjodohan ini, intinya kamu langsung ke ruangan saya saja besok,"(Brian).
"baik Tuan,"(Tasya).
"oh ya satu lagi jangan lupa besok bawa materai, karena di kantor materainya sedang kosong dan tidak ada yang jual,"(Brian).
"baiklah Tuan,"(Tasya).
"oh ya sama satu lagi, Jangan katakan apapun kepada orang tuamu,Jangan mengatakan Kamu setuju atau tidak karena hal ini akan saya bicarakan besok ketika di ruangan, saya akan memberikan surat perjanjian pra nikah,"(Brian).
"apakah Tuan setuju dengan perjodohan ini?,"(Tasya).
"Ya tentu saya setuju,tapi saya tidak tahu apakah kamu yang akan menolak perjodohan ini ketika tahu apa yang berada di dalam surat perjanjian pranikah, karena hal ini sangat jauh dari kata pernikahan sempurna,"(Brian).
"apakah anda memberikan tantangan kepada saya?,"(Tasya).
"saya tidak pernah menantang orang sebelumnya, saya tidak akan pernah mengatakan tidak kepada kedua orang tua saya ataupun orang tuamu, tapi lihat saja pada akhirnya apakah kamu yang akan menolak, atau kamu memang siap menerima semua konsekuensinya, bahkan untuk hal yang paling buruk sekalipun,"(Brian).
"oke lihat saja besok,"(Tasya).
-*-
percakapan pun berakhir dan merekasama-sama istirahat untuk mengumpulkan energi esok hari.
🌺💫🌺
Oke Guys terima kasih buat yang sudah baca, dan selamat membaca:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments