Keluarga Anita adalah pemilik perusahaan besar yang cukup terkenal dan selalu menjadi pusat perhatian publik. Kekayaan dan pengaruh mereka menjadikan mereka sering kali menjadi sasaran gosip dan spekulasi. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam memilih pasangan hidup bagi anggota keluarga mereka.
Setelah aku membantunya dan diantar pulang sampai depan rumahku, Anita tiba-tiba memelukku dengan erat. Rasanya aneh, tapi aku membalas pelukannya dengan penuh kehati-hatian. Ini hanya pura-pura, tapi tetap saja aku merasakan adanya kehangatan dalam pelukan ini.
"Terima kasih, Prince. Aku benar-benar beruntung memiliki teman seperti kamu," bisiknya dengan suara yang bergetar.
Aku tersenyum, mencoba menenangkan hatiku yang sedikit berdegup kencang. "Sama-sama, Anita. Kita akan melewati ini bersama."
Setelah pelukan itu berlangsung cukup lama, akhirnya Anita melepaskan diri. Wajahnya kemerahan, entah karena emosi yang memenuhinya atau karena udara malam yang semakin dingin.
"Kau harus masuk sekarang. Besok kita akan kembali bermain peran, ya?" tanyanya sembari tersenyum.
"Aku hanya akan mengikutimu," jawabku singkat.
Anita mengangguk. "Baiklah, kita lanjutkan tepat seperti yang sudah kita rencanakan. Terima kasih sekali lagi, Prince."
"Apa yang harus kumiliki dalam peran ini?" pikirku dalam hati ketika melihat Anita berjalan menuju pintu mobilnya.
Aku takut nanti peran menjadi kekasih palsu ini akan membuat perasaanku terlalu terlibat. Tapi setelah melihat lega dan senangnya Anita saat ini, aku berharap aku bisa menganggapnya hanya sebagai teman. Tapi bagaimana kalau anak laki-laki lain tertarik padanya? Akankah hatiku bisa bertahan?
Aku harus siap menghadapi semua kemungkinan dalam peran pura-pura ini. Meski hatiku terombang-ambing antara keinginan untuk melindungi dan menjaga hati sendiri. Aku masih tidak bisa melupakan tentang obrolan kami malam itu, tentang kemungkinan perasaan yang tumbuh diantara kami berdua.
Ketika Anita sudah melepas pelukannya dan berjalan menuju mobilnya, entah mengapa tanganku malah menarik tangannya dan bibir kami pun langsung bersatu dalam sebuah ciuman yang penuh gairah. Anita terkejut sejenak tapi kemudian merespons ciuman itu dengan sama intensnya. Kami berdua terlibat dalam ciuman yang semakin dalam dan tak terkendali.
Tangan kami bergerak dengan penuh hasrat, menjelajahi tubuh satu sama lain. Rasanya begitu indah saat kulit kami bersentuhan dan gairah kami semakin membara. Kami terus berciuman dengan penuh nafsu, lupa akan segalanya di sekitar kami.
Tetapi kemudian, dengan tiba-tiba, Anita menghentikan ciuman itu dan melepaskan diri dari pelukanku. Tatapannya penuh kebingungan dan penolakan. Dia menggenggam tangannya dan berbicara dengan suara yang gemetar, "Maafkan aku, tapi ini tidak bisa terjadi. Kita harus menghentikan ini sekarang."
Aku mengerti keputusannya dan mengangguk dengan berat hati. Meski hatiku hancur, aku tahu bahwa dia benar. Kita tidak bisa membiarkan gairah ini mengambil alih segalanya. Aku juga tidak mengerti apa yang telah aku lakukan barusan.
Kami berdua menghela napas panjang, menyadari betapa berbahayanya situasi ini. Anita membuka pintu mobilnya dan masuk, meninggalkanku begitu saja yang berdiri di depan pintu keluar gerbang rumahku. Aku hanya bisa memandangnya pergi dengan hati yang sedih.
Setelah ini, mungkin aku tidak akan pernah menyinggung tentang momen ini. Kami berdua sedang mencoba untuk mempertahankan hubungan kami sebagai teman, tapi sepertinya ketegangan dan kerinduan selalu ada di antara kami.
Mungkin suatu saat, jika takdir mengizinkan, kami akan menemukan jalan kembali satu sama lain. Tapi sampai saat itu, aku dan Anita harus mampu mengendalikan hasrat ini dan menjaga batas yang telah kami tentukan.
Ketika mobil Anita sudah tidak terlihat lagi, Night tiba-tiba sudah berada di belakangku. “Bukankah aku sudah bilang jika kau perlu hati-hati agar tidak jatuh cinta sebelum misimu selesai?" ucapnya setelah melihatku baru saja berciuman dengan Anita.
Kemudian, Night melenguh lembut, membuatku terdiam sejenak. Inikah makna sebenarnya dari kehadirannya? Aku merenung dalam-dalam, mengingat kembali semua petualangan yang telah aku alami sejak bertemu dengan Night.
Dia adalah kucing hitam yang aneh dan misterius. Awalnya, aku hanya mengira dia adalah kucing biasa. Tapi kemudian, dia memberikanku kesempatan untukku merubah kehidupanku dengan syarat tidak boleh jatuh cinta sebelum misiku berhasil.
Namun, selama perjalanan ini, aku juga menyadari betapa mudahnya terjerat dalam perasaan dan ketertarikan. Ada banyak godaan yang muncul dalam perjalanan ini. Dan saat ini, Anita adalah salah satunya.
Kembali kepada kucing hitam di belakangku, aku menyadari bahwa dia telah menjadi penasihat tak terduga dalam perjalanan hidupku. Mungkin dia telah melihat sesuatu yang aku sendiri belum bisa memahami.
Kemudian, Night mengerlingkan matanya, memancarkan aura kebijaksanaan yang terasa begitu magis. "Kau memiliki tujuan yang belum tercapai, Prince. Ada misi besar dalam hidupmu yang harus kau selesaikan. Cinta akan membutakanmu dan menghalangimu mencapai tujuan itu."
Kata-kata Night terasa menusuk hatiku seperti pisau. Aku mengerti apa yang dia maksudkan. Aku sudah terjebak dalam perasaan ini dan melupakan tujuan sejati dalam hidupku. Ini adalah saatnya untuk bangkit dan fokus pada apa yang benar-benar penting.
"Terima kasih, Night," ucapku, mengungkapkan rasa hormatku pada makhluk kecil yang bijaksana itu. "Aku akan mengikuti nasihatmu. Aku akan mengendalikan perasaanku dan menyelesaikan misiku."
Night mengangguk puas dengan keputusan yang aku putuskan. Dalam sekejap, dia kembali menghilang tanpa jejak.
Dalam hati, aku berjanji untuk tidak lagi terjebak dalam perasaan yang tak pasti. Aku akan mengikuti tujuan hidupku dengan sungguh-sungguh, tanpa terganggu oleh godaan cinta yang mungkin muncul di sepanjang jalan.
Esok harinya, aku mendapat panggilan dan diajak bertemu oleh managerku, Martin. Dia mengatakan tentang tawaran proyek film terbaru yang mana aku dan Anita akan menjadi pemeran utamanya.
“Apakah tidak ada pilihan lain selain aku? tanyaku pada Martin.
Martin tersenyum dan menggelengkan kepala. "Maaf, Prince. Kamu sempurna untuk peran ini. Siapakah lagi yang bisa memerankan karakter ini dengan begitu baik seperti dirimu?"
Aku tidak bisa menolak tawaran ini. Film ini bisa menjadi titik balik dalam karirku dan membantu mencapai tujuan hidupku. Namun, di balik semua keberhasilan yang mungkin terjadi, ada rasa takut akan perasaan yang muncul lagi antara aku dan Anita. Aku tidak ingin hal seperti kemarin terulang lagi.
Namun, aku memutuskan untuk menerima tawaran itu, tapi dengan sebuah syarat. Aku akan berfokus sepenuhnya pada proyek tersebut dan mengutamakan karir dan tujuan hidupku. Aku tidak akan membiarkan perasaan pribadi mengganggu profesionalisme dan kesuksesanku. Lagipula, aku masih menjadi kekasih pura-pura Anita dan masih akan terus terlibat dengannya.
Ini adalah pilihan yang sulit untukku, tetapi aku menganggapnya sebagai kompromi yang wajar. Aku akan berusaha keras untuk menjaga perasaanku terkendali dan tetap bersikap profesional selama proses pembuatan film.
Saat ini, yang terpenting bagiku adalah mencapai tujuan hidupku dan mengembangkan karir di dunia perfilman. Aku tidak boleh membiarkan masalah pribadi menghambat kesempatan besar ini.
Selain itu, akting sebagai kekasih pura-pura Anita di depan keluarganya seharusnya tidak terlalu sulit. Aku akan memperlakukan ini sebagai sebuah peran dalam hidup nyata dan berusaha menjalankannya dengan baik.
Namun, sedikit pun tidak berarti bahwa perasaanku telah hilang begitu saja. Aku harus tetap waspada dan menjaga jarak emosional dengan Anita. Akan ada momen-momen sulit ketika kita berinteraksi sebagai kekasih, tapi aku akan berusaha keras untuk tidak menimbulkan kebingungan atau harapan palsu pada diriku sendiri atau pada Anita.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Richie
ini harusnya, "Kau harus masuk sekarang" nanti aku revisi. hehe
2023-08-05
0